Jika memang Feng Ru Ai saat ini terlempar di masa lalu, ia tak tahu harus berkata apa. Seharusnya ia merasa cemas, seharusnya ia merasa takut dan gelisah, seharusnya ia merasa was-was dan menduga-duga segala kemungkinan buruk yang akan terjadi padanya. Tapi, bukan itu yang Feng Ru Ai rasakan. Ia tidak merasa cemas , ia tidak merasa takut dan gelisah sama sekali, ia juga tidak merasa was-was akan segala peraduga buruk yang akan menimpanya.
Anehnya hati Feng Ru Ai merasa senang, ia senang seakan dirinya memang sudah seharusnya berada disini. Ini aneh. Sangat aneh. Namun entah mengapa hatinya seakan mengatakan bahwa ia memang sudah di takdirkan berada disini.
Feng Ru Ai menjambak rambutnya yang basah, ia bingung dan pusing secara bersamaan. Ia tak tahu apa yang terjadi pada dirinya, ia tak tahu mengapa ia bisa berada disini, karena seingat Feng Ru Ai ia tengah berada di museum nasional membaca buku sejarah Ming yang membuatnya menangis tersedu - sedu tanpa sebab.
"Mei mei kau tak apa-apa?" Tanya pemuda berpakaian zirah prajurit yang selalu memanggilnya 'mei mei' dengan nada suara yang terdengar sangat cemas dan khawatir.
Feng Ru Ai mendongak menatap pemuda yang berpakaian seorang perajurit lengkap. Feng Ru Ai sampai lupa dengan keberadaan kedua pemuda yang sejak tadi bersamanya karena sibuk memikirkan bagaimana ia bisa berada disini.
"Aku tidak apa-apa" jawab Feng Ru Ai
"Hanya saja aku merasa sedikit pusing" tambahnya.
Mendengar keluhan Feng Ru Ai, pemuda yang mengenakan hanfu lantas mendekat. Ia lalu memberi saran kepada pemuda yang selalu memanggilnya dengan panggilan 'mei mei' agar membawa dirinya pulang.
"Tuan muda, hamba rasa sebaiknya kita segera membawa nona muda pulang. Kita harus memeriksa kondisinya terlebih dahulu" saran pemuda yang mengenakan hanfu.
"Kau benar Guang, kita harus membawa mei mei pulang lebih dulu. Aku rasa ayah dan ibuku juga pasti sangat mengkhawatirkan keadaan mei mei saat ini" balas pemuda berpakaian prajurit tentara lengkap.
Feng Ru Ai hanya mendengar percakapan mereka, ia bahkan tidak memberi protes ataupun komentar. Feng Ru Ai sangat bingung dan pusing menghadapi situasi yang ia alami saat ini. Disaat seperti ini, ia hanya butuh istirahat sejenak sebelum kembali memaksa otaknya untuk berpikir.
Sepanjang perjalanan Feng Ru Ai terus saja diam di dalam keretanya, ia sama sekali tidak memiliki tenaga untuk bergerak. Rasanya seluruh badannya terasa remuk dan sakit. Entah apa yang sebenarnya yang terjadi padanya, tiba-tiba saja ketika ia bangun ia terbatuk hebat dengan nafas memburu dan pakaian yang ia kenakan basah kuyup.
Mungkinkah ia tenggelam? Jika memang benar ia tenggelam, lalu bagaimana bisa itu terjadi?
Awalnya ia berada dimasa depan, disebuah Museum Nasional ibukota China sambil membaca buku sejarah Ming. Tiba-tiba saja cahaya terang datang dan sangat menyilaukan. Saat ia terbangun, ia sudah berada di pinggir danau dengan keadaan basah kuyup.
Ini sangat membingungkan. Mungkinkah saat ia tertarik ataupun terlempar kemasa lalu, portal waktu pintu menuju masa lalu muncul tepat di atas danau? Ataukah portal waktu pintu menuju masa lalu itu muncul di tengah danau seperti drama korea 'Moon Lover's Scerlet Ryeo' yang didasarkan pada novel Tiongkok 'Bu Bu Jing Xin' karya Tong Hua yang sempat buming di tahun 2016 yang pernah ia nonton?
Karena penasaran Feng Ru Ai sempat bertanya mengapa ia bisa berada disana pada pemuda yang selalu memanggilnya 'mei mei' itu sebelum mereka pergi dari danau tersebut, pemuda yang mungkin kerabat jauh atau keluarganya itu malah berkilah seakan menghindari pertanyaan Feng Ru Ai. Pemuda itu tidak menjawab dan malah menyuruhnya untuk tidur di kereta selama perjalanan pulang.
Feng Ru Ai tidak tahu kata 'pulang' yang pemuda itu maksud. Entah pulang ke masanya, atau pulang ketempat di mana pemuda itu tinggal. Yang ada di pikiran Feng Ru Ai saat ini hanyalah mungkin para bodygurdnya mulai mencarinya diseluruh ibukota China saat ini, karena berpikir Feng Ru Ai kembali melakukan aksi nekat kabur dari sangkar emasnya seperti yang sudah-sudah.
.
.
.
Sepanjang perjalanan Feng Ru Ai atau biasa dipanggil Ai lebih banyak diam di dalam kereta yang ia tumpangi. Ai tidak tahu, mengapa ia bisa terdampar di tempat yang penuh dengan orang - orang yang mengenakan pakaian Hanfu.
Sepanjang perjalanan, dibalik jendela yang sengaja ia buka, Ai terus mengamati sekitarnya. Matanya tidak pernah lepas memandang kesibukan orang - orang yang tengah hilir mudik dengan segala aktifitas mereka sore ini.
Ai terus merekam segala kegiatan mereka dan menyimpannya dalam memori ingatannya agar ia bisa menghubungkan dengan ingatan - ingatan yang ia miliki agar menemukan titik terang dari keberadaannya disini.
Ai berpendapat keberadaannya disini pasti memiliki sebuah alasan, tidak mungkin Sang pencipta membawanya kemari tanpa sebuah alasan yang jelas dan masuk akal. Walaupun hati Ai terus berkata tak ada alasan special yang membuatnya berada disini, ia tidak akan percaya begitu saja jika takdirlah yang membawanya kemari tanpa sebab dan alasan yang mampu Ai terima dengan nalar dan akal sehatnya.
Ai mendesah nafas lelah tak lupa memijit keningnya yang berdenyut. Ia sudah beristirahat di sepertiga perjalanan, namun karena terlalu banyak berpikir akhirnya tidurnya tak pulas karena semua pikirannya terbawa kedalam alam bawa sadarnya.
Ini sangat menjengkelkan. Untuk mengistirahatkan tubuh dan pikirannya yang lelah saja ia tak bisa. Masalah yang Ai hadapi jelas bukanlah sesuatu yang patut di sepelekan apa lagi diremehkan. Ini menyangkut hidupnya. Keberadaanya yang tak pasti dan tak menentu dimana ia sekarang adalah musibah yang akan menjadi tanda tanya besar.
Tidak ada yang tahu keberadaannya saat ini, bahkan Ai pun tak tahu ia dimana? Entah ia terlempar di dinasti Zhao, dinasti Xia, dinasti Han atau dinasti Ming? Tetap saja Ai tidak tahu ia dimana dan bagaimana caranya untuk ia kembali pulang kemasanya.
Alat teknologi yang semakin berkembang dan canggih sekalipun tak akan mampu menemukannya ataupun membawanya kembali kemasanya, tak peduli Feng Ru Ai dari masa depan adalah anak seorang konglomerat yang kaya raya hingga 7 turunan, yang dapat membawa Ai kembali hanyalah keajaiban dari sang pencipta sebagaimana ia telah membawanya kemari.
Ai menyandarkan punggungnya pada bantalan sandran yang ada dalam kereta, jika ia menunggu keajaiban dari sang pencipta datang, akan butuh waktu berapa lama ia akan terjebak di tempat asing ini?
Pada akhirnya Ai tertidur kembali di sepertengahan perjalanan, setelah berpikir cukup keras, tubuh dan pikirannya lebih memilih mengalah, pasrah dan tak berdaya karena terlalu kelelahan.
Semua orang yang mengawal putri jendral besar Feng Holing sama sekali tidak berani mengusik, mengganggu ataupun membangungkan putri kesayangan jendral besar yang terhormat dan disegani di kerajaan MingQi dinasti Ming. Walaupun kereta yang membawa putri Feng Ru Ai telah berhenti beberapa waktu yang lalu, bahkan pintu kereta dan tirai penutup telah dibuka, diantara para pengawal dan pelayan tidak ada sedikit pun yang berani menganggu tidur lelap sang nona muda.
Mereka tak berani karena lantaran takut mendapat kemarahan dari nona muda mereka yang dikenal sangat angkuh, sombong, dan suka berlaku seenaknya. Apalagi hari ini mereka kembali melakukan kesalahan fatal yang nyaris membuat nona mereka merenggan nyawa. Mereka memang tidak menyukai nona muda mereka, tapi hari ini mereka patut bersyukur sang pencipta masih menyayangi nona muda mereka yang dingin dan kejam, jika tidak, nyawa mereka pasti akan musnah dalam gengaman jendral Holing yang baru saja pulang dari peperangan. Jika jendral Holing mengetahui mereka kembali lalai dalam tugas dan membuat putri kesayangan tuan besar mereka nyaris celaka untuk kesekian kalinya, mereka tak tahu akan bernasib bagaimana kedepannya.
Diantara mereka, tidak ada yang tahu mengapa setiap kali nona mereka keluar kediaman akan selalu mendapat celaka atau bahaya. Padahal mereka selalu mengawasi setiap pergerakan nona mereka tanpa berkedip sekalipun. Sayang mereka selalu kecolongan, dan pada akhirnya kejadian serupa akan selalu menimpa nona mereka.
Beruntungnya nona mereka tidak sampai mengalami luka parah, ia hanya akan mengalami luka - luka ringan seperti yang sudah - sudah. Tapi hari ini nampak sangat berbeda dari biasanya, nona muda mereka nampaknya ingin di lenyapkan oleh seseorang tanpa mereka tahu alasan apa yang membuat orang tersebut begitu ingin melihat nona mereka mati karena tenggelam.
Setahu mereka, nona Ai tidak pernah bersikap buruk di hadapan orang lain. Ia hanya akan berlaku kejam dan dingin kepada bawahannya yang tidak becus melakukan tugas dan tanggung jawabnya. Walaupun kadang kala nona mereka menunjukan keangkuhan dan kesombongannya di hadapan banyak orang, nona mereka selama ini tidak pernah menyinggung hati atau melukai hati orang lain sehingga membuat mereka begitu mendendam hingga ingin melenyapkan nona muda mereka.
Para pengawal dan pelayan memang bukan dari kalang yang berpendidikan tinggi, namun melihat situasi yang terus menimpa nona muda mereka secara berulang jelas patut membuat mereka curiga dengan ketidak beresan yang mereka rasakan.
"Apa yang kalian lakukan, mengapa kalian hanya tinggal diam disitu?" Tanya Ong Rong Guang yang merupakan pengawal pribadi Feng Ru Ai yang menyentak para pengawal dan pelayan dari lamunan mereka.
Para pengawal dan pelayan lantas membungkuk dalam, tak peduli usia mereka bahkan lebih tua dari pemuda berusia 25 tahun di hadapan mereka, mereka tetap menunduk dalam karena posisi dan kedudukan mereka yang terlampau jauh di bawah pemuda yang baru saja menegur mereka.
"Guang, kami tak berani membangunkan nona muda. Maka dari itu kami hanya diam dan menunggu hingga nona muda bangun" jelas salah satu pengawal paling senior.
"Mengapa kalian tidak bilang dari tadi, seharusnya kalian melapor jika nona Ai tertidur. Maka dengan begitu, aku bisa langsung meminta tuan muda mengangkat nona muda masuk kedalam" kata Guang mulai mengomeli kelakuan para pengawal dan pelayan yang tidak mengambil tindakan cepat. Padahal hari ini telah memasuki musim akhir gugur, udara semakin dingin saat menyambut musim dingin. Nona muda mereka bahkan belum menganti pakaiannya yang basah, bagaimana bisa mereka membiarkan nona muda mereka kedinginan begitu saja terlebih pintu kereta pun mereka telah buka.
Guang hanya menggeleng dramatis, ia lalu menutup pintu kereta dan berkata " Kuharap kalian tidak mengulang kesalahan yang sama lagi, jaga nona Ai baik - baik selama aku memanggil tuan muda. Kalian harus ingat sudah seberapa banyak kalian bertindak ceroboh dan lalai dalam melakukan tugas. Jika tuan besar mengetahui kalian membiarkan putri kesayangannya kedinginan seperti ini, apakah kalian bisa menjamin mendapat keringanan?" Tanya Guang mulai jengah dengan tingkat kepayahan para pengawal dan pelayan yang mungkin sudah sepatutnya diganti oleh orang - orang yang lebih cekatan.
"Maafkan kami, kami tidak akan mengulangi kesalahan yang sama" pinta mereka serempak.
"Ini yang terakhir kali, aku tidak akan segan melapor pada paman Wu Huizhong untuk menganti kalian semua" ancam Guang meninggalkan mereka yang kini mematung dengan kulit wajah berubah pucat saat mendengar nama kepala pelayan rumah kediaman Feng diseret masuk dalam kelalaian dan kecerobohan mereka.
"Apa yang terjadi, mengapa Ai pulang dengan tubuh yang basah kuyup?" Tanya Jendral besar Hongli khawatir ketika melihat putra sulungnya membopong putri bungsunya masuk tergesa - gesa menuju pavilium Lan bagian barat dari pavilium utama."Nanti ku jelaskan ayah, sekarang tolong pinta pelayan memanggilkan dokter kerajaan sekarang" jawab Feng Qi Qiang.Jendral Holing mengangguk, ia lantas berhenti melangkah dan menatap kepala pelayan Zhong yang kini mengangguk mengerti setelah di perintahkan memanggil dokter kerajaan kepercayaan keluarga Feng."Panggil dokter kerajaan BoQing kemari, pastikan kejadian ini tidak menyebar keseluruh penduduk. Akan sangat merepotkan apabila muncul rumor yang tidak - tidak mengenai Ai, terlebih lagi kita belum tahu pasti apa yang selalu membuat putri kecilku itu selalu diintai dalam bahaya" kata Jendral Holing memperingati kepala pelayan Zhong."Baik tuan besar" jawab pria pa
"Yang mulia, mengapa anda diam saja? Gadis itu menyusup masuk dalam manor anda, apakah kita akan membiarkannya saja?" Tegur Kong Li Yong yang merupakan sahabat sekaligus tangan kanan putra mahkota Rui.Putra mahkota Rui yang selama ini di kabarkan menghilang beberapa bulan yang lalu tak bergemi, ia terus menatap tajam nona muda yang sama sekali tak gentar ataupun takut dengan tatapan tajam dan mengintimidasi darinya.Melihat hal itu tentu saja putra mahkota Rui merasa risih dan terganggu, selama hidupnya tidak ada seorang pun yang tak tunduk dari tatapan mengintimidasinya yang mampu membuat setiap sendi dan tulang semua orang gemetar. Tapi, nona muda yang nampak tak asing dihadapannya kini sama sekali tidak merasakan rasa takut seperti kebanyakan orang yang akan langsung gemetar ketika membalas tatapannya, nona muda yang kini berada dalam halaman manornya malah memberinya tatapan yang sangat sulit untuk putra mahkota Rui artikan dan jabarkan
Sepeninggalan pemuda yang mengantarnya pulang ke kediaman keluarga Feng, Ai hanya terus menunduk dan memperhatikan jalanan setapak yang ia lalui.Pikirannya saat ini berkecamuk dan berkelana entah kemana. Apa yang ia alami begitu rumit dan memusingkan. Ia butuh sebuah pegangan, ia butuh sebuah sandaran. Bebannya kali ini begitu berat, Ai tak mampu menanggungnya sendiri. Ia butuh teman yang mampu membantunya dan memberinya solusi keluar dari kebuntuan yang ia hadapi, ia butuh seseorang yang mampu menemaninya keluar dari tempat yang asing dan tidak ia ketahui kini.Tapi siapa yang akan membantunya, menolongnya, membimbing ataupun menemaninya? Selamanya Ai hanya sendiri. Sendiri melawan sakit, sendiri melawan lelah, sendiri melawan keputus asaan, sendiri bangkit dari keterpurukan dan penderitaan yang berkepanjangan.Hidupnya selalu suram, hanya ada kegelapan yang selalu menemani langkahnya. Tidak ada seorang pun yang memban
Qiang begitu terkejut saat menemukan adiknya terkapar diatas tanah yang kasar dan dingin dihalaman belakang kediaman mereka. Ia lantas segera mengangkat adik bungsunya dan membawanya menuju pavilium barat dan menidurkan kembali adiknya di atas peraduannya yang hangat.Qiang tidak habis pikir, mengapa adiknya bisa berada disana. Seingat Qiang, ia sudah mengecek halaman belakang berulang kali, namun keberadaan adiknya tak ia temukan. Qiang tak tahu berapa lama ia meninggalkan kediaman keluarga Feng sampai tak jika mungkin saja ada persembunyian baru dihalaman belakang kediaman mereka.Awalnya Qiang tadinya hanya hendak mengambil kudanya yang berada dihalaman belakang kediaman guna memperluas pencarian adiknya di ibukota MingQi, tapi siapa yang menyangka, ia menemukan adiknya dalam keadaan tak sadarkan diri diatas jalan setapak halaman bekalang kediaman mereka.Sepanjang perjalanan menuju pavilium Lan yang berada di bagian
Seorang wanita awal usia 40an yang masih nampak cantik dengan balutan baju kebesaran seorang permaisuri terus saja hilir mudik di depan seorang pemuda berusia 24 tahun yang mulai nampak jengah menyaksikan wanita yang melahirkannya terus mondar mandir dihadapannya."Ibu, tidak bisakah ibunda tenang?" Tanya pemuda itu"Bagaimana ibunda bisa tenang? Pembunuh bayaran itu sama sekali tidak becus menjalankan tugas dan perintah Ben gong!" Geram permaisuri kedua Mu Li LienPemuda yang duduk dihadapannya menampilkan raut wajah tenang, ia tahu apa yang membuat ibundanya begitu sangat marah dan ketakutan disaat yang bersamaan. Semua itu tidak jauh dari masalah adiknya, putra mahkota Rui yang sampai saat ini identitasnya masih di pertanyakan.Tiga bulan telah berlalu semenjak insiden penculikan dan pembunuhan yang direncanakan oleh ibundanya, selama tiga bulan itu pula adiknya itu dinyatakan hilang tepat saat ma
Seharusnya Ai tidak perlu terkejut ketika ia terbangun dari tidurnya, ia langsung disambut oleh sapaan para pelayan yang akan membantunya membersihkan diri. Hal ini jelas tidaklah jauh berbeda dengan kehidupannya dimasa depan. Setiap pagi Ai juga akan mendapat perlakuan yang sama dari para pelayan yang bekerja dirumahnya, hanya saja saat ini Ai belum terbiasa. Suasana dimasa lalu dan dimasa depan jelas sangat berbeda.Ai tetap saja terkejut dengan keberadaan pelayan yang mengenakan pakaian hanfu yang membalut tubuh mereka dari sengatan matahari ataupun dinginnya hembusan angin yang menyapu permukaan kulit.Ai memperbaiki posisi duduknya, ia sesekali menguap dan mengucek matanya yang terasa gatal. Sejujurnya Ai masih ingin memejamkan matanya, semalam ia kesulitan tidur karena terlalu banyak pikiran. Akhirnya ia baru bisa terlelap ketika hari telah memasuki dini hari.Tidur Ai pun rasanya tidak cukup lama, Ai merasa ia han
Pangeran Rong yang mendapat kunjungan dadakan pejabat pemerintahan kerajaan MingQi seakan merasa diatas awan. Pemuda berusia 24 tahun itu tersenyum menang saat menyaksikan para mentri dan pejabat mulai berebut mencari perhatian dan perlindungan darinya.Saat ini kondisi kaisar Wei menurun drastis. Para mentri dan pejabat pemerintahan dengan yakin dan percaya berpikir jika kematian sebentar lagi kan menyapa kaisar Wei, maka dari itu, sebelum kehancuran terjadi di depan mata, mereka berlomba - lomba menarik perhatian sang calon pewaris tahta yang masih bertahan dengan ambisinya yang besar. Terlebih lagi nampaknya pangeran Rong akan dengan mudah menaiki singgasana terlebih saat ini ia tak memiliki saingan.Keberadaan putra mahkota Rui yang masih belum jelas, juga tidak minatnya pangeran Yan ikut dalam perebutan tahta membuat para mentri dan pejabat hanya memperioritaskan pangeran Rong.Mereka dengan tak kenal lelah da
Ai yang merasa yang dirinya terancam dalam bahaya menguatkan dirinya untuk segera beranjak bangun walaupun tubuhnya kini tengah gemetar ketakutan. Kilasan - kilasan banyangan pria - pria berpakaian serba hitam dengan sebuah pedang mengkilap yang siap menebas lehernya kapan saja mulai berselewaran dalam pikirannya.Instingnya memintanya untuk segera beranjak pergi melarikan diri dari tatapan pemuda yang menatapnya tajam penuh aura membunuh yang pengintimidasi. Walaupun jarak mereka lumayan jauh, Ai mampu merasakan aura membunuh menguar dari tubuh pemuda itu dengan begitu pekat sehingga mampu mengoyahkan setiap tulang dan persendian Ai.Ai tak tahu, sejak kapan ia berlari dan berteriak memanggil Bobo untuk segera mengikutinya pergi dari suasana yang tiba - tiba mencekam hanya karena keberadaan sosok pemuda yang tidak jauh dari tempatnya. Naluri dan instingnya yang bergerak lebih cepat terus memaksanya pergi jauh dari tempat itu, dan satu - sat
Disaat semua orang masih dilanda keterkejutan akan sosok putra mahkota Rui, hanya Ai yang menatap pemuda itu dengan tatapan dalam. Ada perasaan lega yang ia rasakan saat pemuda itu akhirnya kembali ketempatnya semula.Saat Ai sibuk menatap putra mahkota Rui, tiba - tiba pemuda itu menoleh dan tatapan mereka bertemu. Seakan terhipnotis, Ai merasakan tatapan mereka seakan terkunci. Entah hanya perasaannya saja, ia melihat ada sebuah kerinduan mendalam dari pancaran mata putra mahkota Rui saat menatapnya.Ai segera saja mengerjap dan membuang muka. Jantungnya berdebar sangat kencang. Bahkan ia dengan jelas dapat mendengar jantungnya berdetak tidak normal dan tidak berirama seperti biasanya. Ai memegang kedua pipinya yang terasa panas dengan kedua tangannya. Perilaku kecilnya itu nampak sangat menggemaskan terlebih lagi saat ini kedua pipinya nampak merona merah dimata para pemuda yang terus saja menperhatikan gerak gerik Ai sejak pertama kali m
Satu jam telah berlalu. Namun keluarga kerajaan belum juga menghadiri upacara penobatan. Entah apa yang sedang terjadi. Yang jelas saat ini Ai mulai merutuki keluarga kerajaan dalam hatinya karena mereka, ia harus terperangkap dalam suasana membosankan dan menyebalkan seperti ini.Beberapa kali Ai menguap, beberapa kali pula ia mengucek matanya dan berusaha untuk tetap terjaga. Jika saja tempat duduk Ayahnya bukan di barisan paling depan, mungkin saja Ai sudah tertidur. Namun, setelah ia terperangkap dan kembali ke masa lalu. Ai diam - diam mempelajari sopan santun dan segala hal yang berkaitan dengan nona muda bangsawa termasuk belajar 4 seni tanpa sepengetahuan siapapun. Walaupun Ai cukup pandai dalam seni kaligrafi, tapi di MingQi nona muda bangsawan harus pintar setidaknya 2 dari 4 seni. Selain nona muda bagsawan harus pandai 2 seni, mereka juga harus pandai mengurus keuangan sehingga kelak ketika mereka menikah dengan seorang tuan muda dari golongan bangsaw
Hari berlalu dengan begitu cepat. Hari penobatan pun akhirnya datang. Selama beberapa hari terakhir, pangeran Rong merasakan jantungnya hampir meledak saking gugupnya menyambut hari dimana ia akan menaiki kedudukan tertinggi di MingQi.Tak ada lagi yang akan memandangnya dengan tatapan remeh dan merendah, tak ada lagi yang berani menghujat dan memakinya karena posisinya. Bahkan sekarang ia yakin, akan semakin banyak nona muda yang berambisi memiliki harta dan kekuasaan yang gencar mendekati dan menggodanya. Namun saat ini hanya ada satu nona muda yang berhasil masuk dalam pandangan pangeran Rong. Nona muda yang selalu mengusik pikiran dan ketenangannya hingga sisi liar dan kejamnya mulai nampak dipermukaan."Feng Ru Ai"Pangeran Rong mengumamkan nama nona muda yang selama ini mengganggu dan mengusik ketenangannya. Mengingat bagaimana pertemuan mereka dan bagaimana putri jendral Holing itu mengacuhkan bahkan menolaknya me
Para mentri dan pejabat pemerintah jelas terkejut dengan perkataan kaisar Wei. Bagaimana kaisar Wei yang di kenal sebagai kaisar keras kepala, dingin dan kejam secara bersamaan itu menerima permohonan mereka. Padahal mereka tau jelas jika kaisar Wei bukanlah orang bodoh yang tak menangkap maksud dari desakan dan permohonan mereka setiap waktu."Yang mulia, apakah anda sedang lelah, atau anda sedang sakit. Mengapa anda kini menyetujui permintaan kami?" Tanya seorang perdana mentri yang nampak curiga dengan persetujuan kaisar Wei."Mengapa kau bertanya seperti itu? Bukankah kalian yang mendesak Zhen untuk turun dari takhta? Lalu apa lagi sekarang? Mengapa kalian selalu saja curiga, mengeluh bahkan protes pada Zhen. Padahal Zhen bahkan sudah mengikuti permintaan kalian!""Apakah tidak cukup jika Zhen akhirnya memilih mundur? Mengapa kalian tetap saja curiga pada kaisar tua ini? Apakah tidak cukup dengan pengunduran diri Zhe
Pintu utama pavilium Lan terbuka, perlahan sosok Ai berbalut hanfu berwarna pastel dengan mantel bulu rubah coklat melangkah keluar.Walaupun langit siang ini nampak cerah, namun hawa dingin musim salju mulai menyapa dan menyapu permukaan kulit sehingga menghantarkan rasa dingin yang menusuk hingga tulang. Bersyukur Ai terdampar dan terperangkap dalam masa lalu di dalam keluarga yang berkecukupan, hidupnya jelas tidaklah jauh beda dengan kehidupannya di masa depan dimana semua keperluan dan kebutuhannya dapat di penuhi dengan mudah.Ai tak mampu membayangkan jika ia kembali ke masa lalu dalam keadaan tak bercukupan. Walaupun ia selalu dituntut untuk mandiri di masa depan, melihat kondisi di masa lalu yang jelas sangat jauh berbeda. Angka kemiskinan di ibukota MingQi yang masih terbilang sangat besar sangat banding terbalik dengan angka kemiskinan dan pengangguran di masa depan.Jika ia terlahir dari keluarga tak bercukup
Langit dan matahari cerah menyapa ibukota MingQi dan seluruh wilayah kekuasaan kerjaan MingQi. Para penduduk ibukota MingQi maupun para penghuni kerajaan MingQi dari berbagai golongan dan kasta mulai melakukan aktivitas mereka masing - masing.Suasana ibukota maupun dalam kerajaan MingQi kini nampak hidup dengan segala aktivitas. Terlepas dari suasana yang nampak hidup ditemani langit dan matahari yang bersinar cerah. Di aula utama kerajaan MingQi, suasana malah sebaliknya dari apa yang nampak diluar.Dingin yang menusuk hingga tulang belulang, tatapan tajam dari mata elang yang mampu mengoyahkan pertahanan, aura membunuh dan kekejaman yang sangat mengintimidasi hingga para mentri dan pejabat yang berada diruangan tak mampu bernafas dengan kasar dan leluasa.Setelah mengemukakan permohonan mereka mengenai kekuasaan tertinggi kerajaan yang menjurus pada 'penggulingan' dan rencana kudeta yang sejak beberapa bulan lalu perm
"Aku tidak bertanya padamu. Aku bertanya pada diriku sendiri!" Kata Guang ketus saking kesalnya dengan Di Yu.Sejak awal Guang berpikir jika Di Yu sangat mengesalkan. Mulai hari dimana Guang menunggu Di Yu hingga malam dan berjam - jam di depan gerbang masuk istana MingQi yang membuat Guang kesal setengah mati karena keterlambatan Di Yu yang membuat Guang kesemutan karena kelamaan berdiri ataupun duduk, serta dimana Guang harus digigit oleh nyamuk - nyamuk nakal yang semakin membuat kekesalan Guang bertambah kala itu.Sejak saat itu, Guang tidak terlalu menaruh hormat ataupun ramah tama pada Di Yu yang sejak hari pertama ia memasuki keluarga Feng atau hari pertama ia bertemu dengan Guang di depan gerbang masuk istana. Jika Guang bersama Di Yu, tidak ada hari tanpa kata atau jawaban Di Yu yang mengesalkan. Jika Guang terus bekerja dengan Di Yu, Guang yakin umurnya akan cepat menua 10 tahun karena kesal ataupun karena menahan amarah.
Di lantai dua kedai mie yang ada di ibukota MingQi, pangeran Rong masih saja menampilkan raut wajah kesal. Yu Su yang melihat hal itu hanya mampu menghela nafas berat. Yu Su tidak tahu mengapa sahabatnya itu begitu terobsesi dengan nona muda dari keluarga Feng. Padahal jika sahabatnya itu ingin, ada banyak nona muda dari keluarga bangsawan lainnya yang akan melempar diri mereka dengan suka rela tanpa harus membuat sahabatnya itu membuang - buang tenaganya.Entah apa yang pangeran Rong lihat sehingga ia begitu tertarik dengan nona muda Feng, sejauh ini Yu Su belum melihat hal menarik apapun dari nona muda Feng kecuali sikap lancang dan beraninya."Rong, sampai kapan kau akan seperti itu?" Tegur Yu SuPangeran Rong seakan tak peduli dengan teguran sahabatnya. Egonya sebagai seorang laki - laki terluka dengan sikap putri jendral besar Holing. Mengapa? Mengapa Ai sama sekali tidak tertarik ataupun terpesona dengan wajah tamp
Di manor pangeran Rong, permaisuri Lien mengadakan pertemuan dengan para pendukung pangeran Rong sore ini. Walaupun pertemuan mereka tanpa kehadiran pangeran Rong, permaisuri Lien dapat mengatasi mereka dengan baik.Tujuan pertemuan mereka sore ini adalah karena keinginan permaisuri Lien yang meminta, menghasut bahkan merayu para pendukung pangeran Rong untuk mendesak kaisar Wei segera turun takhta dan mewariskan kekuasaan, takhta dan pemerintahan kerajaan MingQi kepada kandidat calon penerus yang akan mengantikan kaisar Wei dan tentu saja saat ini hanya satu orang yang merupakan kandidat calon penurus yang menempati posisi kuat dan layak. Terlebih lagi saat ini tak adanya saingan jelas akan memudahkan pangeran Rong yang merupakan kandidat calon penerus satu - satunya yang akan menaiki takhta.Baik permaisuri Lien maupun para pejabat yang menjadi pendukung pangeran Rong sangat yakin jika pangeran Rong dapat menduduki singgasana dan menjadi k