Pangeran Rong yang mendapat kunjungan dadakan pejabat pemerintahan kerajaan MingQi seakan merasa diatas awan. Pemuda berusia 24 tahun itu tersenyum menang saat menyaksikan para mentri dan pejabat mulai berebut mencari perhatian dan perlindungan darinya.
Saat ini kondisi kaisar Wei menurun drastis. Para mentri dan pejabat pemerintahan dengan yakin dan percaya berpikir jika kematian sebentar lagi kan menyapa kaisar Wei, maka dari itu, sebelum kehancuran terjadi di depan mata, mereka berlomba - lomba menarik perhatian sang calon pewaris tahta yang masih bertahan dengan ambisinya yang besar. Terlebih lagi nampaknya pangeran Rong akan dengan mudah menaiki singgasana terlebih saat ini ia tak memiliki saingan.
Keberadaan putra mahkota Rui yang masih belum jelas, juga tidak minatnya pangeran Yan ikut dalam perebutan tahta membuat para mentri dan pejabat hanya memperioritaskan pangeran Rong.
Mereka dengan tak kenal lelah datang memberi sanjungan, kata - kata manis dan pujian yang kadang mampu membuat orang mual saking manisnya kata - kata yang mereka lontarkan. Mereka rela bersujud, merendahkan harga diri mereka hingga pada titik terendah sekalipun hanya untuk sebuah posisi dan jabatan yang lebih tinggi. Bagi mereka itu semua tidak masalah, asal apa yang mereka usahakan dan kerjakan sepadan dengan apa yang akan mereka peroleh kedepan. Pemikiran mereka jelas sama sempitnya dengan pemikiran Tong tangan kanan pangeran Yan.
Pangeran Rong bukanlah orang yang sebodoh itu, ia tumbuh besar dalam istana dalam. Ia sudah tahu banyak kejahatan dan kebusukan apa saja yang tersembunyi dibalik bangunan mewah nan megah yang nampak dari luar tersebut. Sedikit banyak kelicikan yang ia peroleh merupakan pelajaran yang ia dapatkan di istana dalam yang sangat kejam. Pangeran Rong tahu, dukungan yang mereka berikan bukan berarti tak memiliki maksud tertentu. Tentu saja para pejabat pemerintahan yang datang padanya suatu saat nanti akan menuntu balas budi atas berhasilnya ia kelak menduduki tahta kekaisaran.
Hidup itu kerasa dan kejam, tidak ada bantuan ataupun dalam dunia politik dan pemerintahan yang akan di peroleh dengan percuma. Semua pasti memiliki alasan dan maksud tertentu, seperti halnya yang dilakukan para mentri dan pejabat pemerintahan saat ini. Mereka berusaha membangun hubungan baik dengannya demi karir masa depan mereka yang mulai bersinar terang dengan kabar menurunnya kondisi kesehatan kaisar Wei.
Pangeran Rong tidak perlu terkejut akan hal itu, para pejabat pemerintahan yang mulai bergerak cepat seperti ini bukan lagi hal yang patut dikejutkan. Semua ini sudah lama dan sering terjadi, bahkan pergerakan mereka mulai transparan dikhalayak ramai dan mulai menjadi komsumsi penduduk kerajaan MingQi. Namun pangeran Rong tidak peduli. Ia akan menerima semua dukungan mereka dengan senang hati, tapi tidak pernah benar - benar berniat memberi imbalan apapun atas pencapaiannya nanti.
Katakan saja pangeran Rong begitu kejam memanfaatkan dukungan mereka, tapi sekali lagi pangeran berusia 24 tahun itu tekankan, kehidupan dibalik sangkar emas itu sangat kejam dan mengerikan. Mereka yang berkuasa selamanya akan berlaku seenaknya, tidak ada yang mampu membantah karena begitulah hukum alam dimana yang lemah akan selalu kalah dan ditindas oleh mereka yang memiliki kekuasaan, harta dan tahta.
******
Disisi lain, Lie mengendap - ngendap keluar dari istana setelah memerintahkan beberapa prajurit khusus bahawannya untuk terus mengawasi dan menjaga keselamatan kaisar Wei yang kini terbaring sakit di atas peraduannya.
Saat ini tangan kanan kaisar Wei itu tengah melakukan tugas khusus dimana ia akan mengunjungi tempat persembunyian putra mahkota Rui untuk pertama kalinya semenjak kabar mengilangnya ia tiga bulan yang lalu.
Lie dengan kemampuan diatas rata - rata mampu keluar dari istana dengan mudah tanpa meninggalkan kecurigaan apapun.
Terlebih lagi, tangan kanan kaisar Wei itu tidak perlu takut dengan para bawahan yang berkerja dibawa asuhan pangeran Rong yang kemampuannya jauh dibahwanya tersebut, sebab saat ini para bahawan pangeran Rong melaksanakan tugas mereka sama santainya dengan junjungan mereka yang saat ini seakan sudah berada diatas puncak kemenangan dengan banyaknya dukungan yang datang.
Lie melangkah secepat angin yang berhembus, ia melewati kerumunan penduduk yang memenuhi ibukota MingQi dengan segala aktivitas mereka dengan mudah. Pergerakannya sangat lihai dan ringan, bahkan orang - orang disekitarnya sama sekali tidak menyadari bahwa Lie melewati mereka.
Ia bagaikan hembusan angin yang lalu, kemampuannya jelas luar biasa dan hal itu jelas merupakan sesuatu yang mengerikan. Bagi para penduduk, mereka yang memiliki kemampuan luar biasa adalah sebuah petaka. Tidak masalah jika mereka beragapan demikian, Lie ataupun orang - orang yang memiliki bakat sepertinya sama sekali tidak peduli dengan apa yang mereka katakan.
Langkah Lie perlahan melambat, ia telah memasuki pedalaman hutan lebat yang berada dibawah kaki pengunungan. Hutan tersebut merupakan hutan yang selama ini ditakuti oleh para penduduk MingQi karena sebuah rumor menyeramkan yang beredar dari mulut ke mulut para penduduk MingQi.
Menurut kabar burung yang beredar seperti wabah penyakit, hutan lebat yang berada dibawah kaki bukit barat memiliki penunggu yang menyeramkan. Rumor itu mengatakan ada silumunan berwujud harimau atau serigala putih besar yang menjadi penjaga hutan tersebut.
Wujud penunggu hutan tersebut belum terlalu pasti, namun ada beberapa penduduk yang pernah tak sengaja melihatnya. Dari situlah semua bermula. Hutan yang dulu menjadi sarana untuk berburu dan mencari tanaman herbal mulai berubah menjadi tempat menyeramkan dan terlarang bagi para penduduk MingQi.
Lie tetap melangkahkan kakinya memasuki hutan lebat tersebut, angin bahkan berhembus kencang ketika ia pertama kali melangkahkan kakinya memasuki hutan tersebut. Lie terus melangkah dengan berani mengikuti jalan setapak. Tidak ada yang menakutkan dari tempat tersebut, hutan tersebut bahkan terlalu indah untuk digambarkan sebagai tempat yang mengerikan.
Ada banyak keindahan dalam hutan yang begitu alami dan tak terjamah oleh tangan manusia, hal itu jelas membawa rasa nyaman dan damai bagi Lie. Semua yang ia lalui nampak indah, tak ada satupun hal yang menyeramkan seperti rumor yang tak berdasar yang beredar di khalayak ramai.
Lie patut bersyukur, dengan rumor tersebut, tak ada satu orang pun yang berani memasuki ditempat persembunyian putra mahkota Rui selama tiga bulan terakhir. Namun pemikiran Lie nampaknya salah, tidak jauh dihadapannya kini, ia tengah melihat seorang nona muda dengan keadaan sadar sepenuhnya tengah bermain dengan seekor harimau atau mungkin serigala berbulu putih dengan ukuran tubuh yang besar.
"Siapa nona muda itu, mengapa ia bisa berada disini? Jika ia berada disini, mungkinkah ia mengetahui jika putra mahkota Rui bersembunyi disini? Jika memang ia, nona muda itu harus dilenyapkan!"
.
.
.
Setelah melakukan perdebatan yang cukup panjang dengan ibunya, akhirnya Fan Hua memberi putrinya izin keluar mencari udara segar.
Awalnya Fan Hua melarang Ai berkeliaran karena khawatir putrinya akan kembali dengan kondisi penuh luka, sayang Fan Hua dikalahkan oleh argumen keras kepala putrinya yang membuat Fan Hua harus menghela nafas pasrah membiarkan Ai keluar kediaman dengan syarat, ia keluar harus membawa JieBobo kemanapun ia pergi.
Ai tentu saja tidak masalah membawa JieBobo atau biasa mereka sebut Bobo, tapi Ai tak menyangka, jika Bobo yang harus ia bawa serta mencari udara segara adalah seekor serigala jantan berbulu putih lebat dan tubuh yang besar.
Awalnya Ai berpikir Bobo adalah wujud dari seorang manusia yang akan menjadi pengawal pribadinya hari ini, sayang pikiran dan peraduga Ai melenceng jauh dari kenyataan yang ada di hadapannya.
Bobo merupakan binatang langka peliharaan keluarga Feng, spesies serigala berbulu putih seperti Bobo jelas sangat sulit di temukan didaerah seperti kerajaan MingQi karena habitat asli serigala berbulu seputih salju dihadapannya kini berada jauh dikerajaan NinFeng yang berada dibawa bukit salju abadi dinasti Ming yang merupakan rumah para leluhur keluarga besar Feng berasal.
"Ibu, tidak bisakah aku pergi dengan Guang saja? Dia terlihat mengerikan dan menakutkan? Bagaimana jika ia lapar dan tiba-tiba menerkam dan memakanku?" Kata Ai ketakutan melihat serigala berbulu putih yang baru saja dibawa oleh ayahnya.
"Guang akan ikut bersama gege, jadi hari ini jika mei mei ingin keluar, mei mei harus pergi bersama Bobo"
Itu jelas bukan jawaban dari ibu ataupun ayahnya, tapi sahutan dari Qiang yang baru saja bergabung dengan mereka di halaman barat pavilium Lan milik Ai.
"Tks, kalau begitu. Aku tidak ingin keluar saja" kata Ai merajuk.
"Mengapa putri ayah cepat sekali berubah pikiran? Bukankah Ai sejak tadi bersikukuh ingin pergi keluar mencari udara segar, lalu kenapa sekarang membatalkan? Apa karena Ai tak ingin pergi dengan Bobo?" Tanya jendral Holing yang salah satu tangannya tidak pernah lepas mengelus binatang peliharaannya dengan sayang.
"Aku ingin pergi, tapi tidak dengan Bobo. Dia nampak sangat mengerikan dan aku takut!" Keluh Ai menyuarakan kekhawatiran dan ketakutannya.
"Tenanglah mei mei, Bobo adalah serigala jantan yang jinak. Cobalah bermain bersama terlebih dahulu, lagian apa yang kau takutkan dengannya? Sejak mei mei masih merangkak, mei mei adalah bayi kecil perempuan pertama yang berani bermain dengan Bobo tanpa takut saat mengunjungi keluarga besar Feng dikerajaan NinFeng" jelas Qiang tak lupa membahas kenangan masa kecil Adiknya saat bermain dengan Bobo beberapa tahun terakhir. Saat itu Qiang yang berusia 8 tahun sangat ingat dengan jelas, adiknya yang baru berusia beberapa bulan sudah berani bermain dengan binatang buas.
"Benarkah?" Tanya Ai tidak percaya pasalnya ia adalah jiwa rengkarnasi dari masa depan. Ia tidak mendapat banyak ingatan dari masalalunya, ingatan - ingatan yang ia miliki hanyalah ingatan - ingatan dasar yang baru saja ia alami.
"Apa yang gegemu katakan benar Ai" jawab jendral Holing membenarkan. "Diantara kami, Bobo hanya lebih jinak dan akrab denganmu karena kalian sudah bersama sejak Ai masih bayi" tambah jendral Holing yang tak mampu untuk tidak membuat Ai menganga terkejut.
'Yang benar saja, jiwanya dimasa lalu bermain dengan binatang buas yang bisa saja membunuhnya kapan saja. Ini sungguh gila!' Jerit Ai dalam hati
******
Karena merasa bosan, akhirnya Ai memilih keluar kediaman Feng. Tentu saja ia keluar tidak sendiri, ia keluar bersama Bobo yang senang tiasa menjaganya di sampingnya.
Saat ini karena tak tahu ingin kemana, akhirnya Ai menjatuhkan pilihan mencari udara segar dibelakang kediaman Feng saja. Hutan yang berada dibelakang kediaman Feng sangat indah untuk disia-siakan, terlebih lagi tempatnya yang sepi dan juga tenang tentu saja menjadi poin utama mengapa Ai lebih memilih mencari suasana baru disana.
Kepergian Ai dari kediaman Feng tidak ada yang tahu, para pelayan ataupun pengawal bahkan tak ada yang menyadari kepergian nona mudanya. Tentu saja mereka tidak tahu. Saat ini jam makan siang, para pengawal dan pelayan tengah menurunkan kewaspadaan dan pengawasan mereka di kediaman Feng untuk beristirahat sejenak. Terlebih lagi mereka berpikir nona muda mereka tengah merajuk dan tak ingin pergi keluar karena bukan Guang yang menemaninya, alhasi mereka sama sekali tidak tahu jika nonanya kembali berubah pikiran dan keluar kediaman tanpa sepengetahuan mereka.
"Aku tidak tahu, ternyata dibalik wajah mengerikan dan membawa gertakan ketakutan yang mengetarkan hati, kau juga dapat bersikap semanis ini" kata Ai mengelus bulu lebat Bobo dengan begitu gemas.
Saat ini mereka berdua menikmati suasan hutan yang tidak jauh dari halaman belakang kediaman Feng. Saat keduanya asik menikmati semilir angin yang berhebus, Bobo yang sedari tadi berbaring di samping Ai yang duduk bawa sebuah pohon pinus sambil meluruskan kakinya kedepan seketika bangun saat pendengarannya yang tajam menangkap suara langkah kaki dari kejauhan mendekat kearah mereka.
Bobo yang merupakan serigala militer yang terlatih dengan sigap memasang posisi waspada. Wajahnya yang tenang nampak memancarkan kilatan membunuh, suara geraman dan raungan yang mengertakan siapa saja menggema di segala penjuru hutan.
Suara Bobo yang begitu keras dan nyaring membuat Ai yang sempat memejamkan mata lantas terjaga dan menatap Bobo dengan tatapan bertanya namun memasang gestur tubuh waspada.
"Bobo ada apa?" Tanya Ai pada Bobo yang terus menggeram menatap sosok pemuda dari kejauhan dengan tatapan nyalang dan waspada.
Ai yang menyadari tatapan binatang peliharaan keluarganya lantas mengikuti arah pandang Bobo yang kini tertuju pada pemuda asing yang tidak jauh dari tempat mereka.
Seketika ingatan dimana sekumpulan orang berpakaian hitam yang berusaha mencelakai dan ingin membunuh Ai berulang kali terlintas , seketika tubuh Ai menjadi lemas dan seketika ia merasakan tubuhnya menggigil ketakutan.
"Apakah ia adalah salah satu dari mereka yang ingin melenyapkanku?" Gumam Ai lirih.
Ai yang merasa yang dirinya terancam dalam bahaya menguatkan dirinya untuk segera beranjak bangun walaupun tubuhnya kini tengah gemetar ketakutan. Kilasan - kilasan banyangan pria - pria berpakaian serba hitam dengan sebuah pedang mengkilap yang siap menebas lehernya kapan saja mulai berselewaran dalam pikirannya.Instingnya memintanya untuk segera beranjak pergi melarikan diri dari tatapan pemuda yang menatapnya tajam penuh aura membunuh yang pengintimidasi. Walaupun jarak mereka lumayan jauh, Ai mampu merasakan aura membunuh menguar dari tubuh pemuda itu dengan begitu pekat sehingga mampu mengoyahkan setiap tulang dan persendian Ai.Ai tak tahu, sejak kapan ia berlari dan berteriak memanggil Bobo untuk segera mengikutinya pergi dari suasana yang tiba - tiba mencekam hanya karena keberadaan sosok pemuda yang tidak jauh dari tempatnya. Naluri dan instingnya yang bergerak lebih cepat terus memaksanya pergi jauh dari tempat itu, dan satu - sat
Lie dan Yong baru saja memasuki halaman manor putra mahkota Rui yang berada di tengah hutan terlarang yang berada dibawah kaki bukit barat kerajaan MingQi.Lie menatap manor putra mahkota Rui dengan takjub, ia tak habis pikir, bagaimana bisa junjungannya membangun bangunan sebesar ini di tengah hutan dengan begitu megah dan mewah padahal hutan tersebut sudah sangat lama tak terjamah oleh manusia.Bukankah akan sangat disayangkan jika keindahan dan kemegahan yang manor tersebut miliki disembunyikan tanpa dinikmati banyak orang? Keindahan dan kecantikan manor putra mahkota Rui sangat sayang jika dilewatkan.Sayang Lie baru saja sadar, jika putra mahkota Rui bukanlah pemuda yang ingin berbagi miliknya begitu saja. Buktinya, saat posisi pewaris kerajaan goyah, ia tidak tinggal diam walaupun saat ini ia tengah melakukan rencana persembunyian untuk memuluskan rencana yang selama ini telah ia susun."Pantas
Disebuah bangunan yang ada ditengah hutan, nampak tiga orang pemuda saling berhadapan dengan tatapan yang serius. Ketiga pemuda itu ialah putra mahkota Rui, Yong dan juga Lie. Ketiganya saat ini tengah serius membahas masalah yang terjadi di dalam istana dalam.Lie terus menceritakan semua masalah yang terjadi tiga bulan belakangan di istana kepada putra mahkota Rui dan Yong, Lie bahkan tak melewatkan masalah apapun yang terjadi pada keduanya termasuk kejadian baru - baru ini dimana para pejabat pemerintahan mulai bergerak cepak mencari perhatian pangeran Rong yang kini menjadi satu - satunya kandidat yang akan maju mengambil alih takhta kekaisaran karena mereka berpikir putra mahkota Rui tidaklah lagi selamat mengingat waktu terus berlalu dan keberadaannya masih menjadi misteri."Sampai kapan, anda akan terus bersembunyi dan menutup kebenaran yang terjadi? Saat ini istana dalam semakin kacau, yang mulia kaisar Wei bahkan mulai mengabaikan t
"Hal apa yang membuatmu berteriak dan menimbulkan keributan malam - malam begini Yong?" Tanya putra mahkota Rui dengan wajah ditekuk tidak suka dengan suara teriakan Yong yang menganggu waktu istirahatnya. Karena teriakan Yong, putra mahkota Rui yang sudah terlelap dalam tidurnya lantas harus terbangun. Suara teriakan Yong sungguh keras dan nyaring, putra mahkota Rui bahkan merasakan telinganya berdengung. Dengan kesal putra mahkota Rui beranjak bangun dari tidurnya dan keluar dari peraduannya untuk memarahi siapa saja yang menganggu jam istirahatnya.Yong yang masih terkejut dengan perkataan Gui lantas menoleh menatap kearah pintu kamar putra mahkota Rui dimana sahabatnya itu kini bersidekap dengan mata yang menghunus menatapnya tajam.Jika ada tatapan yang mampu membunuh seseorang, Yong saat ini mungkin telah bertemu dengan orang tuanya yang telah meninggal saking tajamnya tatapan yang putra mahkota Rui berikan."Beri
Seorang pemuda melompat dari atap keatap bangunan istana MingQi, ia melompat tanpa kendala seakan - akan atap miring setiap bangunan yang ada di istana adalah jalan setapak. Pemuda itu mengenakan pakaian hitam dari ujung kepala hingga ujung kaki, wajahnya di tutupi cadar dan hanya menyisahkan kedua mata yang memancarkan tatapan tajam.Pemuda itu adalah tangan kanan pangeran Rong, Ju Muan. Saat ini ia akan keluar istana menjalankan perintah pangeran Rong untuk mencari informasi mengenai nona muda yang membuat pangeran Rong terusik dan terus kepikiran.Tujuan Muan saat ini jelas menuju rumah pelacuran Qujin. Alasan ia kesana bukan untuk bersenang - senang, tapi karena dirumah pelacuran Qujin, ia bisa mendapat apa saja. Walaupun rumah pelacuran Qujin nampak seperti rumah pelacuran lainnya yang ada di ibukota MingQi, tapi sebenarnya, rumah pelacuran Qujin bukan hanya sekedar rumah pelacuran.Tidak banyak yang tahu jika rumah
Ai menatap langit - langit kamarnya. Pikiran Ai saat ini tengah berkelana jauh memikirkan mengenai sosok pemuda yang tinggal di hutan dibelakang kediaman Feng. Entah mengapa sosok pemuda itu tiba - tiba terlintas di benaknya saat ia termenung memikirkan alasan yang masih sulit untuk pikiran dan logikanya terima mengenai keinginan terbesar dirinya kembali ke masa lalu.Sosok pemuda itu terus memenuhi pikiran Ai, bahkan Ai tidak tahu mengapa hatinya berdebar dan mengapa ia merasakan ada kerinduan mendalam terhadap sosok pemuda itu."Mungkinkah dulu sang pemilik raga sebelumnya memiliki hubungan dengan pemuda itu?" Tanya Ai pada diri sendiri"Tapi jika dipikirkan lagi, ini adalah tubuhku sendiri! Aku sama sekali tidak mengisi raga siapapun. Pada kenyataannya tubuhku yang asli dari masa depan memang tertarik di masa lalu" gumamnya"Lalu bagaimana bisa akau berhubungan dengan keluarga Feng disini?" Tanyan
Ai menghela nafas lelah untuk kesekian kalinya. Siang ini ia berencana mengunjungi hutan yang berada di belakang kediaman Feng. Awalnya ia bertujuan untuk menemui pemuda yang selalu membuatnya kepikiran dan juga bingung secara bersamaan dengan perasaannya sendiri. Pemuda itu saat ini tinggal atau lebih tepatnya tengah bersembunyi di dalam hutan. Sayangnya, nampaknya hari ini Ai harus menunda keinginannya. Pasalnya ibundanya terus saja memaksa ia pergi bersama untuk mengunjungi sebuah toko kain dan jahit yang ada di ibukota MingQi untuk membuat baju baru menyambut musim dingin yang akan datang.Alhasil disinilah Ai berada sekarang. Ia berada di pusat ibukota MingQi dengan pengawalan ketat yang tentu saja menarik perhatian banyak orang karena para pengawal yang ikut bersamanya dengan Fan Hua mengenakan pakaian resmi prajurit militer. Seharusnya Ai sudah biasa menjadi pusat perhatian banyak orang. Pasalnya dimasa depan pun ia juga selalu menjadi pusat perhatian ban
Di manor pangeran Rong, permaisuri Lien mengadakan pertemuan dengan para pendukung pangeran Rong sore ini. Walaupun pertemuan mereka tanpa kehadiran pangeran Rong, permaisuri Lien dapat mengatasi mereka dengan baik.Tujuan pertemuan mereka sore ini adalah karena keinginan permaisuri Lien yang meminta, menghasut bahkan merayu para pendukung pangeran Rong untuk mendesak kaisar Wei segera turun takhta dan mewariskan kekuasaan, takhta dan pemerintahan kerajaan MingQi kepada kandidat calon penerus yang akan mengantikan kaisar Wei dan tentu saja saat ini hanya satu orang yang merupakan kandidat calon penurus yang menempati posisi kuat dan layak. Terlebih lagi saat ini tak adanya saingan jelas akan memudahkan pangeran Rong yang merupakan kandidat calon penerus satu - satunya yang akan menaiki takhta.Baik permaisuri Lien maupun para pejabat yang menjadi pendukung pangeran Rong sangat yakin jika pangeran Rong dapat menduduki singgasana dan menjadi k
Disaat semua orang masih dilanda keterkejutan akan sosok putra mahkota Rui, hanya Ai yang menatap pemuda itu dengan tatapan dalam. Ada perasaan lega yang ia rasakan saat pemuda itu akhirnya kembali ketempatnya semula.Saat Ai sibuk menatap putra mahkota Rui, tiba - tiba pemuda itu menoleh dan tatapan mereka bertemu. Seakan terhipnotis, Ai merasakan tatapan mereka seakan terkunci. Entah hanya perasaannya saja, ia melihat ada sebuah kerinduan mendalam dari pancaran mata putra mahkota Rui saat menatapnya.Ai segera saja mengerjap dan membuang muka. Jantungnya berdebar sangat kencang. Bahkan ia dengan jelas dapat mendengar jantungnya berdetak tidak normal dan tidak berirama seperti biasanya. Ai memegang kedua pipinya yang terasa panas dengan kedua tangannya. Perilaku kecilnya itu nampak sangat menggemaskan terlebih lagi saat ini kedua pipinya nampak merona merah dimata para pemuda yang terus saja menperhatikan gerak gerik Ai sejak pertama kali m
Satu jam telah berlalu. Namun keluarga kerajaan belum juga menghadiri upacara penobatan. Entah apa yang sedang terjadi. Yang jelas saat ini Ai mulai merutuki keluarga kerajaan dalam hatinya karena mereka, ia harus terperangkap dalam suasana membosankan dan menyebalkan seperti ini.Beberapa kali Ai menguap, beberapa kali pula ia mengucek matanya dan berusaha untuk tetap terjaga. Jika saja tempat duduk Ayahnya bukan di barisan paling depan, mungkin saja Ai sudah tertidur. Namun, setelah ia terperangkap dan kembali ke masa lalu. Ai diam - diam mempelajari sopan santun dan segala hal yang berkaitan dengan nona muda bangsawa termasuk belajar 4 seni tanpa sepengetahuan siapapun. Walaupun Ai cukup pandai dalam seni kaligrafi, tapi di MingQi nona muda bangsawan harus pintar setidaknya 2 dari 4 seni. Selain nona muda bagsawan harus pandai 2 seni, mereka juga harus pandai mengurus keuangan sehingga kelak ketika mereka menikah dengan seorang tuan muda dari golongan bangsaw
Hari berlalu dengan begitu cepat. Hari penobatan pun akhirnya datang. Selama beberapa hari terakhir, pangeran Rong merasakan jantungnya hampir meledak saking gugupnya menyambut hari dimana ia akan menaiki kedudukan tertinggi di MingQi.Tak ada lagi yang akan memandangnya dengan tatapan remeh dan merendah, tak ada lagi yang berani menghujat dan memakinya karena posisinya. Bahkan sekarang ia yakin, akan semakin banyak nona muda yang berambisi memiliki harta dan kekuasaan yang gencar mendekati dan menggodanya. Namun saat ini hanya ada satu nona muda yang berhasil masuk dalam pandangan pangeran Rong. Nona muda yang selalu mengusik pikiran dan ketenangannya hingga sisi liar dan kejamnya mulai nampak dipermukaan."Feng Ru Ai"Pangeran Rong mengumamkan nama nona muda yang selama ini mengganggu dan mengusik ketenangannya. Mengingat bagaimana pertemuan mereka dan bagaimana putri jendral Holing itu mengacuhkan bahkan menolaknya me
Para mentri dan pejabat pemerintah jelas terkejut dengan perkataan kaisar Wei. Bagaimana kaisar Wei yang di kenal sebagai kaisar keras kepala, dingin dan kejam secara bersamaan itu menerima permohonan mereka. Padahal mereka tau jelas jika kaisar Wei bukanlah orang bodoh yang tak menangkap maksud dari desakan dan permohonan mereka setiap waktu."Yang mulia, apakah anda sedang lelah, atau anda sedang sakit. Mengapa anda kini menyetujui permintaan kami?" Tanya seorang perdana mentri yang nampak curiga dengan persetujuan kaisar Wei."Mengapa kau bertanya seperti itu? Bukankah kalian yang mendesak Zhen untuk turun dari takhta? Lalu apa lagi sekarang? Mengapa kalian selalu saja curiga, mengeluh bahkan protes pada Zhen. Padahal Zhen bahkan sudah mengikuti permintaan kalian!""Apakah tidak cukup jika Zhen akhirnya memilih mundur? Mengapa kalian tetap saja curiga pada kaisar tua ini? Apakah tidak cukup dengan pengunduran diri Zhe
Pintu utama pavilium Lan terbuka, perlahan sosok Ai berbalut hanfu berwarna pastel dengan mantel bulu rubah coklat melangkah keluar.Walaupun langit siang ini nampak cerah, namun hawa dingin musim salju mulai menyapa dan menyapu permukaan kulit sehingga menghantarkan rasa dingin yang menusuk hingga tulang. Bersyukur Ai terdampar dan terperangkap dalam masa lalu di dalam keluarga yang berkecukupan, hidupnya jelas tidaklah jauh beda dengan kehidupannya di masa depan dimana semua keperluan dan kebutuhannya dapat di penuhi dengan mudah.Ai tak mampu membayangkan jika ia kembali ke masa lalu dalam keadaan tak bercukupan. Walaupun ia selalu dituntut untuk mandiri di masa depan, melihat kondisi di masa lalu yang jelas sangat jauh berbeda. Angka kemiskinan di ibukota MingQi yang masih terbilang sangat besar sangat banding terbalik dengan angka kemiskinan dan pengangguran di masa depan.Jika ia terlahir dari keluarga tak bercukup
Langit dan matahari cerah menyapa ibukota MingQi dan seluruh wilayah kekuasaan kerjaan MingQi. Para penduduk ibukota MingQi maupun para penghuni kerajaan MingQi dari berbagai golongan dan kasta mulai melakukan aktivitas mereka masing - masing.Suasana ibukota maupun dalam kerajaan MingQi kini nampak hidup dengan segala aktivitas. Terlepas dari suasana yang nampak hidup ditemani langit dan matahari yang bersinar cerah. Di aula utama kerajaan MingQi, suasana malah sebaliknya dari apa yang nampak diluar.Dingin yang menusuk hingga tulang belulang, tatapan tajam dari mata elang yang mampu mengoyahkan pertahanan, aura membunuh dan kekejaman yang sangat mengintimidasi hingga para mentri dan pejabat yang berada diruangan tak mampu bernafas dengan kasar dan leluasa.Setelah mengemukakan permohonan mereka mengenai kekuasaan tertinggi kerajaan yang menjurus pada 'penggulingan' dan rencana kudeta yang sejak beberapa bulan lalu perm
"Aku tidak bertanya padamu. Aku bertanya pada diriku sendiri!" Kata Guang ketus saking kesalnya dengan Di Yu.Sejak awal Guang berpikir jika Di Yu sangat mengesalkan. Mulai hari dimana Guang menunggu Di Yu hingga malam dan berjam - jam di depan gerbang masuk istana MingQi yang membuat Guang kesal setengah mati karena keterlambatan Di Yu yang membuat Guang kesemutan karena kelamaan berdiri ataupun duduk, serta dimana Guang harus digigit oleh nyamuk - nyamuk nakal yang semakin membuat kekesalan Guang bertambah kala itu.Sejak saat itu, Guang tidak terlalu menaruh hormat ataupun ramah tama pada Di Yu yang sejak hari pertama ia memasuki keluarga Feng atau hari pertama ia bertemu dengan Guang di depan gerbang masuk istana. Jika Guang bersama Di Yu, tidak ada hari tanpa kata atau jawaban Di Yu yang mengesalkan. Jika Guang terus bekerja dengan Di Yu, Guang yakin umurnya akan cepat menua 10 tahun karena kesal ataupun karena menahan amarah.
Di lantai dua kedai mie yang ada di ibukota MingQi, pangeran Rong masih saja menampilkan raut wajah kesal. Yu Su yang melihat hal itu hanya mampu menghela nafas berat. Yu Su tidak tahu mengapa sahabatnya itu begitu terobsesi dengan nona muda dari keluarga Feng. Padahal jika sahabatnya itu ingin, ada banyak nona muda dari keluarga bangsawan lainnya yang akan melempar diri mereka dengan suka rela tanpa harus membuat sahabatnya itu membuang - buang tenaganya.Entah apa yang pangeran Rong lihat sehingga ia begitu tertarik dengan nona muda Feng, sejauh ini Yu Su belum melihat hal menarik apapun dari nona muda Feng kecuali sikap lancang dan beraninya."Rong, sampai kapan kau akan seperti itu?" Tegur Yu SuPangeran Rong seakan tak peduli dengan teguran sahabatnya. Egonya sebagai seorang laki - laki terluka dengan sikap putri jendral besar Holing. Mengapa? Mengapa Ai sama sekali tidak tertarik ataupun terpesona dengan wajah tamp
Di manor pangeran Rong, permaisuri Lien mengadakan pertemuan dengan para pendukung pangeran Rong sore ini. Walaupun pertemuan mereka tanpa kehadiran pangeran Rong, permaisuri Lien dapat mengatasi mereka dengan baik.Tujuan pertemuan mereka sore ini adalah karena keinginan permaisuri Lien yang meminta, menghasut bahkan merayu para pendukung pangeran Rong untuk mendesak kaisar Wei segera turun takhta dan mewariskan kekuasaan, takhta dan pemerintahan kerajaan MingQi kepada kandidat calon penerus yang akan mengantikan kaisar Wei dan tentu saja saat ini hanya satu orang yang merupakan kandidat calon penurus yang menempati posisi kuat dan layak. Terlebih lagi saat ini tak adanya saingan jelas akan memudahkan pangeran Rong yang merupakan kandidat calon penerus satu - satunya yang akan menaiki takhta.Baik permaisuri Lien maupun para pejabat yang menjadi pendukung pangeran Rong sangat yakin jika pangeran Rong dapat menduduki singgasana dan menjadi k