Share

Bab 11

Penulis: Baekhyun_G
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Lie dan Yong baru saja memasuki halaman manor putra mahkota Rui yang berada di tengah hutan terlarang yang berada dibawah kaki bukit barat kerajaan MingQi.

Lie menatap manor putra mahkota Rui dengan takjub, ia tak habis pikir, bagaimana bisa junjungannya membangun bangunan sebesar ini di tengah hutan dengan begitu megah dan mewah padahal hutan tersebut sudah sangat lama tak terjamah oleh manusia.

Bukankah akan sangat disayangkan jika keindahan dan kemegahan yang manor tersebut miliki disembunyikan tanpa dinikmati banyak orang? Keindahan dan kecantikan manor putra mahkota Rui sangat sayang jika dilewatkan.

Sayang Lie baru saja sadar, jika putra mahkota Rui bukanlah pemuda yang ingin berbagi miliknya begitu saja. Buktinya, saat posisi pewaris kerajaan goyah, ia tidak tinggal diam walaupun saat ini ia tengah melakukan rencana persembunyian untuk memuluskan rencana yang selama ini telah ia susun.

"Pantas saja kau betah disini, manor putra mahkota Rui begitu tenang dan asri" puji Lie pada adiknya Yong.

"Hehehe, syukurlah jika gege Lie menyadari hal itu" kekeh Yong.

"Gege iri padamu, disaat kau menikmati menghirup udara segara tanpa kepalsuan dan tipu muslihat, gege malah harus menghirup bau busuk kebohongan yang tidak pernah ada habisnya diistana dalam" keluh Lie disela - sela perjalanan mereka menuju ruang kerja putra mahkota Rui

"Jika kakak Lie lelah, tidak ada salahnya untuk sering berkunjung kesini mencari udara segar dan menjernihkan pikiran. Ben gong sama sekali tidak akan keberatan" sahut putra mahkota Rui yang  entah sejak kapan telah berada di terasa pavilium utama.

Lie langsung saja membungkuk hormat saat menyadari putra mahkota Rui baru saja nimbrung dalam obrolan mereka "hormat hamba pada yang mulia putra mahkota, semoga anda selalu diberi lindungan keselamatan, lindungan kesehatan serta berumur panjang" kata Lie sopan

"Bangunlah kakak Lie, Ben gong memintamu kemari bukan untuk mendapat penghormatanmu, Ben gong meminta kakak Lie kemari karena Ben gong butuh bantuanmu" kata putra mahkota Rui yang menurut pendengaran Lie seperti sebuah perintah.

Lie menegakan tubuhnya dengan patuh, Yong yang berada disisinya lantas menertawakan kekakuan saudaranya "kurasa gege Lie belum mampu beradaptasi dengan sikap anda yang terlalu ramah. Gege Lie mungkin terkejut dengan sikap anda di pertemuan pertama semenjak kejadian itu yang begitu mengejutkan, yang mulia" kata Yong yang membuat putra mahkota Rui mengangguk geli.

"Kurasa apa yang kau katakan benar Yong, melihat ekspresi kakak Lie yang kaku dan tegang membuat Ben gong merasa bersalah bersikap terlalu ramah di pertemuan pertama sejak kejadian itu. Mungkin kakak Lie berpikir, Ben gong adalah orang yang begitu terburu - buru" balas putra mahkota Rui menertawakan kebodohannya.

Lie yang merasa dirinya tengah menjadi topik pembicaraan yang menarik oleh dua pemuda dihadapannya lantas menekuk wajahnya masam. Ia dengan kesal berkata "Jika kalian berdua hanya ingin mengejek dan menertawakanku, lebih baik aku pulang saja!" Kata Lie merajuk

******

Disisi lain, Ai baru saja tiba di kediaman Feng yang kini nampak gaduh karena kepergiannya. Ai menatap para pelayan dan pengawal yang hilir mudik dengan langkah tergesa - gesa dan juga terburu - buru hingga mereka bahkan tak menoleh ataupun menatap Ai yang baru saja menapakan kakinya di halaman kediaman keluarga Feng.

"Paman Zhong!" Teriak Ai ketika pria paruh baya itu hendak melewatinya tanpa menoleh menatap Ai.

Kepala pelayan Zhong yang merasa terpanggil lantas menghentikan langkahnya dan mendongak menatap sosok yang baru saja memanggilnya. Saat wajahnya terangkat, seketika kepala pelayan Zhong menampilkan raut wajah cerah. Wajah yang sedari tadi khawatir dan cemas kini telah digantikan oleh raut wajah lega saat menatap nona muda yang sejak beberapa jam yang lalu sibuk mereka cari diseluruh kediaman Feng.

"Nona Ai, dari mana saja anda?" Tanya kepala pelayan Zhong dengan nada khawatir

"Kami sudah mencari anda sedari tadi, syukurlah anda pulang dengan keadaan selamat" tambahnya

Ai meringis merasa bersalah karena telah membuat keributan dan membuat semua orang karena kepergiannya tanpa memberitahukan siapapun. Ai lantas meminta maaf kepada kepala pelayan Zhong dengan rasa penuh penyesalan

"Maafkan Ai paman Zhong, Ai keluar tanpa memberitahu paman terlebih dahulu. Ai bersalah, Ai tidak akan membuat keributan ataupun menyusahkan kalian lagi" sesal Ai

"Apa yang anda katakan nona Ai?" Tanya kepala pelayan Zhong yang begitu terkejut dengan apa yang baru saja di dengarnya.

Mungkin usianya yang sudah tua membuat pendengarannya menjadi bermasalah. Tentu saja ia akan beranggapan seperti itu, selama ia mengabdikan dirinya di kediaman keluarga Feng, ia tidak pernah sekalipun mendengar nona mudanya meminta maaf pada bawahannya walupun ia berbuat salah sekalipun.

Biasanya nonanya akan bersikap acuh dengan mereka apabila nona muda mereka berhasil membuat mereka kelelahan akan sikap dan perilakunya. Tapi hari ini, nona mudanya baru saja menyesali perbuatannya, mungkinkah nona mudanya terbentur sesuatu sebelum ia kemari? Jika memang ia tolong kembalikan kesadaran dan kewarasan nona mudanya saat ini, karena jujur saja, kepala pelayan Zhong entah mengapa merasa ngeri dan tidak nyaman dengan perubahan sikap nona mudanya yang begitu tiba - tiba.

.

.

.

"Mengapa kau terus termenung seperti itu Rong, jika kau tak kunjung juga berbicara, aku akan meninggalkanmu disini sendirian" ancam Yu Su yang mulai bosan hanya dengan menatap sang calon pewaris takhta yang termenung memikirkan sesuatu sejak beberapa jam yang lalu.

Pangeran Rong menghela nafas lelah, ia sejak tadi terus memikirkan nona muda yang ditabraknya siang tadi. Pikiran pangeran Rong tidak bisa lepas dari nona muda tersebut. Sebab ini adalah pertama kalinya ia diperlakukan seacuh itu oleh seorang nona muda.

Biasanya pangeran Rong akan mampu membuat lutut para nona muda di ibukota MingQi lemas hanya dengan pesona dan ketampanannya, namun nona muda yang ia tabrak siang tadi sama sekali tak menunjukan ekspresi yang selalu ia dapatkan dari para nona muda lainnya.

Nona muda itu nampak sangat berani, ia bahkan tak merasa takut ataupun tersipu malu saat mereka tak sengaja bersitatap. Anehnya melihat tatapan tajam dan tidak suka yang diberikan nona muda yang ditabraknya membuat pangeran Rong kepikiran dan merasa tidak nyaman.

Pangeran Rong yang biasa mendapat tatapan penuh puja dari para nona muda merasa tidak terima saat mendapat tatapan tidak suka dan tajam untuk pertama kalinya dalam hidupnya.

"Mungkinkah kau kepikiran dengan nona muda yang kau tabrak siang tadi?" Tebak Yu Su.

Pangeran Rong kembali mendesah.

"Ini kali pertamanya Ben Wang diperlakukan seacuh itu oleh seorang nona muda" aku pangeran Rong yang berhasil membuat sarjanawan muda Ji Yu Su tertawa.

"Sangat wajar jika orang yang selalu mendapat tatapan penuh puja dari banyak orang merasa tersinggung ataupun marah ketika pertama kali mendapat tatapan benci dan tidak suka dari seseorang" gumam Yu Su terkikik.

"Tks, berhentilah tertawa atau Ben Wang memukulmu" ancam pangeran Rong yang kesal dengan sahabatnya yang seakan mengejek suasana hatinya yang berubah suram dan gelap.

"Sudahlah, mengapa kau terus memikirkan hal itu. Bukankah kau keluar dari istana untuk bersenang - senang?" Tanya Yu Su mengingatkan tujuan utama sahabatnya lari dari kepenatan istana yang semakin gencar mencari dukungan dari berbagai pihak untuk mendapat perhatian pangeran Rong.

"Kau benar, tujuan utamaku melarikan diri dari para predator agresif dan buas itu untuk mencari udara segar dan bersenang - senang!" Sahut pangeran Rong mulai mengingat tujuan utamanya.

*******

Disaat pangeran Rong merasa tidak nyaman dengan tatapan yang diberikan Ai siang tadi, disisi lain dikediaman keluarga Feng, Ai tengah bermain bersama dengan Bobo dihalaman pavilium Lan.

Qiang yang sedari tadi mengamati adiknya yang tertawa lepas mengelitiki binatang buas yang sangat jinak pada adiknya itu hanya mampu menggelengkan kepalanya tidak percaya.

"Bukakah tadi ia begitu ketakutan bermain dengan Bobo? Mengapa sekarang mereka nampak begitu akrab hingga keberadaanku terabaikan?" Gumam Qiang tidak habis pikir dengan apa yang dilihatnya.

Tentu saja ia tidak bisa percaya, pemikiran adiknya sangat cepat berubah - ubah. Lihatlah, hanya dalam waktu beberapa jam saat ia meninggalkan adiknya di kediaman, Ai sudah bermain dengan Bobo seperti seorang teman yang baru saja melepas rindu dengan teman lamanya.

"Mei mei" panggil Qiang berusaha merebut perhatian Ai yang masih tertuju pada Bobo.

Ai yang merasa terpanggil lantas menoleh menatap saudaranya yang entah sejak kapan berdiri tidak jauh dari tempatnya saat ini.

"Gege, sejak kapan gege disana?" Tanya Ai tak menyadari keberadaan Qiang sebelumnya.

"Gege sudah disini sejak tiga puluh menit yang lalu, mei mei saja yang terlalu asik bermain dengan Bobo hingga tak menyadari keberadaan gege" rajuknya.

Ai meringis tidak enak hati, ia lalu menghampiri saudaranya dan meninggalkan Bobo yang masih bermain di atas permukaan tanah kasar halaman pavilium Lan.

"Dimana Guang, bukannya tadi ia pergi bersama Gege?" Tanya Ai yang menyadari pengawal pribadinya tak ada disisi Qiang.

"Guang saat ini tengah menjemput pengawal pribadi yang akan di utus yang mulia kaisar Wei untuk menjagamu" jawab Qiang yang membuat Ai melotot terkejut

"Pengawal pribadi? Tks, harus berapa banyak orang lagi yang akan terus mengikutiku setiap hari? Ini tidak adil, Ai juga ingin bersenang - senang, Ai juga ingin bebas bepergian kemana saja tanpa ada yang mengawal" keluh Ai tidak terima.

"Sudahlah mei mei, ini semua juga demi kebaikan dan keselamatanmu. Apakah kau ingin setiap hari diteror perasaan takut dan was - was karena mara bahaya yang selalu mengintaimu?" Tanya Qiang yang langsung mendapat gelengan dari Ai.

"Maka dari itu, kau harus terima dan mulai beradaptasi dengan penambahan pengawal disekitarmu. Sebab baik ayah, ibu, maupun gege tak bisa selamanya menemani dan menjagamu disini" tambah Qiang yang membuat Ai merenung.

"Apakah kalian akan pergi keperbatasan lagi?" Tanya Ai dengan raut wajah sendu saat memaknai kata 'tak bisa selamanya menemani dan menjagamu disini'

"Untuk saat ini ayah dan ibu berusaha meminta keringanan pada yang mulia kaisar Wei, semoga saja yang mulia berbaik hati mengabulkan keinginan ayah dan ibu yang ingin mengambil cuti perang sementara waktu" jawab Qiang yang tahu keresahan hati adiknya.

"Sudahlah, mei mei tak usah memikirkan masalah tugas berat seperti dunia militer dan perang, otak yang berada dibalik kepala cantikmu tidak akan kuat memikirkan semuanya. Sekarang, mei mei harus temani gege makan malam" ajak Qiang merangkul pundak adiknya penuh sayang.

Bab terkait

  • Feng Ru Ai   Bab 12

    Disebuah bangunan yang ada ditengah hutan, nampak tiga orang pemuda saling berhadapan dengan tatapan yang serius. Ketiga pemuda itu ialah putra mahkota Rui, Yong dan juga Lie. Ketiganya saat ini tengah serius membahas masalah yang terjadi di dalam istana dalam.Lie terus menceritakan semua masalah yang terjadi tiga bulan belakangan di istana kepada putra mahkota Rui dan Yong, Lie bahkan tak melewatkan masalah apapun yang terjadi pada keduanya termasuk kejadian baru - baru ini dimana para pejabat pemerintahan mulai bergerak cepak mencari perhatian pangeran Rong yang kini menjadi satu - satunya kandidat yang akan maju mengambil alih takhta kekaisaran karena mereka berpikir putra mahkota Rui tidaklah lagi selamat mengingat waktu terus berlalu dan keberadaannya masih menjadi misteri."Sampai kapan, anda akan terus bersembunyi dan menutup kebenaran yang terjadi? Saat ini istana dalam semakin kacau, yang mulia kaisar Wei bahkan mulai mengabaikan t

  • Feng Ru Ai   Bab 13

    "Hal apa yang membuatmu berteriak dan menimbulkan keributan malam - malam begini Yong?" Tanya putra mahkota Rui dengan wajah ditekuk tidak suka dengan suara teriakan Yong yang menganggu waktu istirahatnya. Karena teriakan Yong, putra mahkota Rui yang sudah terlelap dalam tidurnya lantas harus terbangun. Suara teriakan Yong sungguh keras dan nyaring, putra mahkota Rui bahkan merasakan telinganya berdengung. Dengan kesal putra mahkota Rui beranjak bangun dari tidurnya dan keluar dari peraduannya untuk memarahi siapa saja yang menganggu jam istirahatnya.Yong yang masih terkejut dengan perkataan Gui lantas menoleh menatap kearah pintu kamar putra mahkota Rui dimana sahabatnya itu kini bersidekap dengan mata yang menghunus menatapnya tajam.Jika ada tatapan yang mampu membunuh seseorang, Yong saat ini mungkin telah bertemu dengan orang tuanya yang telah meninggal saking tajamnya tatapan yang putra mahkota Rui berikan."Beri

  • Feng Ru Ai   Bab 14

    Seorang pemuda melompat dari atap keatap bangunan istana MingQi, ia melompat tanpa kendala seakan - akan atap miring setiap bangunan yang ada di istana adalah jalan setapak. Pemuda itu mengenakan pakaian hitam dari ujung kepala hingga ujung kaki, wajahnya di tutupi cadar dan hanya menyisahkan kedua mata yang memancarkan tatapan tajam.Pemuda itu adalah tangan kanan pangeran Rong, Ju Muan. Saat ini ia akan keluar istana menjalankan perintah pangeran Rong untuk mencari informasi mengenai nona muda yang membuat pangeran Rong terusik dan terus kepikiran.Tujuan Muan saat ini jelas menuju rumah pelacuran Qujin. Alasan ia kesana bukan untuk bersenang - senang, tapi karena dirumah pelacuran Qujin, ia bisa mendapat apa saja. Walaupun rumah pelacuran Qujin nampak seperti rumah pelacuran lainnya yang ada di ibukota MingQi, tapi sebenarnya, rumah pelacuran Qujin bukan hanya sekedar rumah pelacuran.Tidak banyak yang tahu jika rumah

  • Feng Ru Ai   Bab 15

    Ai menatap langit - langit kamarnya. Pikiran Ai saat ini tengah berkelana jauh memikirkan mengenai sosok pemuda yang tinggal di hutan dibelakang kediaman Feng. Entah mengapa sosok pemuda itu tiba - tiba terlintas di benaknya saat ia termenung memikirkan alasan yang masih sulit untuk pikiran dan logikanya terima mengenai keinginan terbesar dirinya kembali ke masa lalu.Sosok pemuda itu terus memenuhi pikiran Ai, bahkan Ai tidak tahu mengapa hatinya berdebar dan mengapa ia merasakan ada kerinduan mendalam terhadap sosok pemuda itu."Mungkinkah dulu sang pemilik raga sebelumnya memiliki hubungan dengan pemuda itu?" Tanya Ai pada diri sendiri"Tapi jika dipikirkan lagi, ini adalah tubuhku sendiri! Aku sama sekali tidak mengisi raga siapapun. Pada kenyataannya tubuhku yang asli dari masa depan memang tertarik di masa lalu" gumamnya"Lalu bagaimana bisa akau berhubungan dengan keluarga Feng disini?" Tanyan

  • Feng Ru Ai   Bab 16

    Ai menghela nafas lelah untuk kesekian kalinya. Siang ini ia berencana mengunjungi hutan yang berada di belakang kediaman Feng. Awalnya ia bertujuan untuk menemui pemuda yang selalu membuatnya kepikiran dan juga bingung secara bersamaan dengan perasaannya sendiri. Pemuda itu saat ini tinggal atau lebih tepatnya tengah bersembunyi di dalam hutan. Sayangnya, nampaknya hari ini Ai harus menunda keinginannya. Pasalnya ibundanya terus saja memaksa ia pergi bersama untuk mengunjungi sebuah toko kain dan jahit yang ada di ibukota MingQi untuk membuat baju baru menyambut musim dingin yang akan datang.Alhasil disinilah Ai berada sekarang. Ia berada di pusat ibukota MingQi dengan pengawalan ketat yang tentu saja menarik perhatian banyak orang karena para pengawal yang ikut bersamanya dengan Fan Hua mengenakan pakaian resmi prajurit militer. Seharusnya Ai sudah biasa menjadi pusat perhatian banyak orang. Pasalnya dimasa depan pun ia juga selalu menjadi pusat perhatian ban

  • Feng Ru Ai   Bab 17

    Di manor pangeran Rong, permaisuri Lien mengadakan pertemuan dengan para pendukung pangeran Rong sore ini. Walaupun pertemuan mereka tanpa kehadiran pangeran Rong, permaisuri Lien dapat mengatasi mereka dengan baik.Tujuan pertemuan mereka sore ini adalah karena keinginan permaisuri Lien yang meminta, menghasut bahkan merayu para pendukung pangeran Rong untuk mendesak kaisar Wei segera turun takhta dan mewariskan kekuasaan, takhta dan pemerintahan kerajaan MingQi kepada kandidat calon penerus yang akan mengantikan kaisar Wei dan tentu saja saat ini hanya satu orang yang merupakan kandidat calon penurus yang menempati posisi kuat dan layak. Terlebih lagi saat ini tak adanya saingan jelas akan memudahkan pangeran Rong yang merupakan kandidat calon penerus satu - satunya yang akan menaiki takhta.Baik permaisuri Lien maupun para pejabat yang menjadi pendukung pangeran Rong sangat yakin jika pangeran Rong dapat menduduki singgasana dan menjadi k

  • Feng Ru Ai   Bab 18

    Di lantai dua kedai mie yang ada di ibukota MingQi, pangeran Rong masih saja menampilkan raut wajah kesal. Yu Su yang melihat hal itu hanya mampu menghela nafas berat. Yu Su tidak tahu mengapa sahabatnya itu begitu terobsesi dengan nona muda dari keluarga Feng. Padahal jika sahabatnya itu ingin, ada banyak nona muda dari keluarga bangsawan lainnya yang akan melempar diri mereka dengan suka rela tanpa harus membuat sahabatnya itu membuang - buang tenaganya.Entah apa yang pangeran Rong lihat sehingga ia begitu tertarik dengan nona muda Feng, sejauh ini Yu Su belum melihat hal menarik apapun dari nona muda Feng kecuali sikap lancang dan beraninya."Rong, sampai kapan kau akan seperti itu?" Tegur Yu SuPangeran Rong seakan tak peduli dengan teguran sahabatnya. Egonya sebagai seorang laki - laki terluka dengan sikap putri jendral besar Holing. Mengapa? Mengapa Ai sama sekali tidak tertarik ataupun terpesona dengan wajah tamp

  • Feng Ru Ai   Bab 19

    "Aku tidak bertanya padamu. Aku bertanya pada diriku sendiri!" Kata Guang ketus saking kesalnya dengan Di Yu.Sejak awal Guang berpikir jika Di Yu sangat mengesalkan. Mulai hari dimana Guang menunggu Di Yu hingga malam dan berjam - jam di depan gerbang masuk istana MingQi yang membuat Guang kesal setengah mati karena keterlambatan Di Yu yang membuat Guang kesemutan karena kelamaan berdiri ataupun duduk, serta dimana Guang harus digigit oleh nyamuk - nyamuk nakal yang semakin membuat kekesalan Guang bertambah kala itu.Sejak saat itu, Guang tidak terlalu menaruh hormat ataupun ramah tama pada Di Yu yang sejak hari pertama ia memasuki keluarga Feng atau hari pertama ia bertemu dengan Guang di depan gerbang masuk istana. Jika Guang bersama Di Yu, tidak ada hari tanpa kata atau jawaban Di Yu yang mengesalkan. Jika Guang terus bekerja dengan Di Yu, Guang yakin umurnya akan cepat menua 10 tahun karena kesal ataupun karena menahan amarah.

Bab terbaru

  • Feng Ru Ai   Bab 25

    Disaat semua orang masih dilanda keterkejutan akan sosok putra mahkota Rui, hanya Ai yang menatap pemuda itu dengan tatapan dalam. Ada perasaan lega yang ia rasakan saat pemuda itu akhirnya kembali ketempatnya semula.Saat Ai sibuk menatap putra mahkota Rui, tiba - tiba pemuda itu menoleh dan tatapan mereka bertemu. Seakan terhipnotis, Ai merasakan tatapan mereka seakan terkunci. Entah hanya perasaannya saja, ia melihat ada sebuah kerinduan mendalam dari pancaran mata putra mahkota Rui saat menatapnya.Ai segera saja mengerjap dan membuang muka. Jantungnya berdebar sangat kencang. Bahkan ia dengan jelas dapat mendengar jantungnya berdetak tidak normal dan tidak berirama seperti biasanya. Ai memegang kedua pipinya yang terasa panas dengan kedua tangannya. Perilaku kecilnya itu nampak sangat menggemaskan terlebih lagi saat ini kedua pipinya nampak merona merah dimata para pemuda yang terus saja menperhatikan gerak gerik Ai sejak pertama kali m

  • Feng Ru Ai   Bab 24

    Satu jam telah berlalu. Namun keluarga kerajaan belum juga menghadiri upacara penobatan. Entah apa yang sedang terjadi. Yang jelas saat ini Ai mulai merutuki keluarga kerajaan dalam hatinya karena mereka, ia harus terperangkap dalam suasana membosankan dan menyebalkan seperti ini.Beberapa kali Ai menguap, beberapa kali pula ia mengucek matanya dan berusaha untuk tetap terjaga. Jika saja tempat duduk Ayahnya bukan di barisan paling depan, mungkin saja Ai sudah tertidur. Namun, setelah ia terperangkap dan kembali ke masa lalu. Ai diam - diam mempelajari sopan santun dan segala hal yang berkaitan dengan nona muda bangsawa termasuk belajar 4 seni tanpa sepengetahuan siapapun. Walaupun Ai cukup pandai dalam seni kaligrafi, tapi di MingQi nona muda bangsawan harus pintar setidaknya 2 dari 4 seni. Selain nona muda bagsawan harus pandai 2 seni, mereka juga harus pandai mengurus keuangan sehingga kelak ketika mereka menikah dengan seorang tuan muda dari golongan bangsaw

  • Feng Ru Ai   Bab 23

    Hari berlalu dengan begitu cepat. Hari penobatan pun akhirnya datang. Selama beberapa hari terakhir, pangeran Rong merasakan jantungnya hampir meledak saking gugupnya menyambut hari dimana ia akan menaiki kedudukan tertinggi di MingQi.Tak ada lagi yang akan memandangnya dengan tatapan remeh dan merendah, tak ada lagi yang berani menghujat dan memakinya karena posisinya. Bahkan sekarang ia yakin, akan semakin banyak nona muda yang berambisi memiliki harta dan kekuasaan yang gencar mendekati dan menggodanya. Namun saat ini hanya ada satu nona muda yang berhasil masuk dalam pandangan pangeran Rong. Nona muda yang selalu mengusik pikiran dan ketenangannya hingga sisi liar dan kejamnya mulai nampak dipermukaan."Feng Ru Ai"Pangeran Rong mengumamkan nama nona muda yang selama ini mengganggu dan mengusik ketenangannya. Mengingat bagaimana pertemuan mereka dan bagaimana putri jendral Holing itu mengacuhkan bahkan menolaknya me

  • Feng Ru Ai   Bab 22

    Para mentri dan pejabat pemerintah jelas terkejut dengan perkataan kaisar Wei. Bagaimana kaisar Wei yang di kenal sebagai kaisar keras kepala, dingin dan kejam secara bersamaan itu menerima permohonan mereka. Padahal mereka tau jelas jika kaisar Wei bukanlah orang bodoh yang tak menangkap maksud dari desakan dan permohonan mereka setiap waktu."Yang mulia, apakah anda sedang lelah, atau anda sedang sakit. Mengapa anda kini menyetujui permintaan kami?" Tanya seorang perdana mentri yang nampak curiga dengan persetujuan kaisar Wei."Mengapa kau bertanya seperti itu? Bukankah kalian yang mendesak Zhen untuk turun dari takhta? Lalu apa lagi sekarang? Mengapa kalian selalu saja curiga, mengeluh bahkan protes pada Zhen. Padahal Zhen bahkan sudah mengikuti permintaan kalian!""Apakah tidak cukup jika Zhen akhirnya memilih mundur? Mengapa kalian tetap saja curiga pada kaisar tua ini? Apakah tidak cukup dengan pengunduran diri Zhe

  • Feng Ru Ai   Bab 21

    Pintu utama pavilium Lan terbuka, perlahan sosok Ai berbalut hanfu berwarna pastel dengan mantel bulu rubah coklat melangkah keluar.Walaupun langit siang ini nampak cerah, namun hawa dingin musim salju mulai menyapa dan menyapu permukaan kulit sehingga menghantarkan rasa dingin yang menusuk hingga tulang. Bersyukur Ai terdampar dan terperangkap dalam masa lalu di dalam keluarga yang berkecukupan, hidupnya jelas tidaklah jauh beda dengan kehidupannya di masa depan dimana semua keperluan dan kebutuhannya dapat di penuhi dengan mudah.Ai tak mampu membayangkan jika ia kembali ke masa lalu dalam keadaan tak bercukupan. Walaupun ia selalu dituntut untuk mandiri di masa depan, melihat kondisi di masa lalu yang jelas sangat jauh berbeda. Angka kemiskinan di ibukota MingQi yang masih terbilang sangat besar sangat banding terbalik dengan angka kemiskinan dan pengangguran di masa depan.Jika ia terlahir dari keluarga tak bercukup

  • Feng Ru Ai   Bab 20

    Langit dan matahari cerah menyapa ibukota MingQi dan seluruh wilayah kekuasaan kerjaan MingQi. Para penduduk ibukota MingQi maupun para penghuni kerajaan MingQi dari berbagai golongan dan kasta mulai melakukan aktivitas mereka masing - masing.Suasana ibukota maupun dalam kerajaan MingQi kini nampak hidup dengan segala aktivitas. Terlepas dari suasana yang nampak hidup ditemani langit dan matahari yang bersinar cerah. Di aula utama kerajaan MingQi, suasana malah sebaliknya dari apa yang nampak diluar.Dingin yang menusuk hingga tulang belulang, tatapan tajam dari mata elang yang mampu mengoyahkan pertahanan, aura membunuh dan kekejaman yang sangat mengintimidasi hingga para mentri dan pejabat yang berada diruangan tak mampu bernafas dengan kasar dan leluasa.Setelah mengemukakan permohonan mereka mengenai kekuasaan tertinggi kerajaan yang menjurus pada 'penggulingan' dan rencana kudeta yang sejak beberapa bulan lalu perm

  • Feng Ru Ai   Bab 19

    "Aku tidak bertanya padamu. Aku bertanya pada diriku sendiri!" Kata Guang ketus saking kesalnya dengan Di Yu.Sejak awal Guang berpikir jika Di Yu sangat mengesalkan. Mulai hari dimana Guang menunggu Di Yu hingga malam dan berjam - jam di depan gerbang masuk istana MingQi yang membuat Guang kesal setengah mati karena keterlambatan Di Yu yang membuat Guang kesemutan karena kelamaan berdiri ataupun duduk, serta dimana Guang harus digigit oleh nyamuk - nyamuk nakal yang semakin membuat kekesalan Guang bertambah kala itu.Sejak saat itu, Guang tidak terlalu menaruh hormat ataupun ramah tama pada Di Yu yang sejak hari pertama ia memasuki keluarga Feng atau hari pertama ia bertemu dengan Guang di depan gerbang masuk istana. Jika Guang bersama Di Yu, tidak ada hari tanpa kata atau jawaban Di Yu yang mengesalkan. Jika Guang terus bekerja dengan Di Yu, Guang yakin umurnya akan cepat menua 10 tahun karena kesal ataupun karena menahan amarah.

  • Feng Ru Ai   Bab 18

    Di lantai dua kedai mie yang ada di ibukota MingQi, pangeran Rong masih saja menampilkan raut wajah kesal. Yu Su yang melihat hal itu hanya mampu menghela nafas berat. Yu Su tidak tahu mengapa sahabatnya itu begitu terobsesi dengan nona muda dari keluarga Feng. Padahal jika sahabatnya itu ingin, ada banyak nona muda dari keluarga bangsawan lainnya yang akan melempar diri mereka dengan suka rela tanpa harus membuat sahabatnya itu membuang - buang tenaganya.Entah apa yang pangeran Rong lihat sehingga ia begitu tertarik dengan nona muda Feng, sejauh ini Yu Su belum melihat hal menarik apapun dari nona muda Feng kecuali sikap lancang dan beraninya."Rong, sampai kapan kau akan seperti itu?" Tegur Yu SuPangeran Rong seakan tak peduli dengan teguran sahabatnya. Egonya sebagai seorang laki - laki terluka dengan sikap putri jendral besar Holing. Mengapa? Mengapa Ai sama sekali tidak tertarik ataupun terpesona dengan wajah tamp

  • Feng Ru Ai   Bab 17

    Di manor pangeran Rong, permaisuri Lien mengadakan pertemuan dengan para pendukung pangeran Rong sore ini. Walaupun pertemuan mereka tanpa kehadiran pangeran Rong, permaisuri Lien dapat mengatasi mereka dengan baik.Tujuan pertemuan mereka sore ini adalah karena keinginan permaisuri Lien yang meminta, menghasut bahkan merayu para pendukung pangeran Rong untuk mendesak kaisar Wei segera turun takhta dan mewariskan kekuasaan, takhta dan pemerintahan kerajaan MingQi kepada kandidat calon penerus yang akan mengantikan kaisar Wei dan tentu saja saat ini hanya satu orang yang merupakan kandidat calon penurus yang menempati posisi kuat dan layak. Terlebih lagi saat ini tak adanya saingan jelas akan memudahkan pangeran Rong yang merupakan kandidat calon penerus satu - satunya yang akan menaiki takhta.Baik permaisuri Lien maupun para pejabat yang menjadi pendukung pangeran Rong sangat yakin jika pangeran Rong dapat menduduki singgasana dan menjadi k

DMCA.com Protection Status