Share

Bab 24

Penulis: Baekhyun_G
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Satu jam telah berlalu. Namun keluarga kerajaan belum juga menghadiri upacara penobatan. Entah apa yang sedang terjadi. Yang jelas saat ini Ai mulai merutuki keluarga kerajaan dalam hatinya karena mereka, ia harus terperangkap dalam suasana membosankan dan menyebalkan seperti ini.

Beberapa kali Ai menguap, beberapa kali pula ia mengucek matanya dan berusaha untuk tetap terjaga. Jika saja tempat duduk Ayahnya bukan di barisan paling depan, mungkin saja Ai sudah tertidur. Namun, setelah ia terperangkap dan kembali ke masa lalu. Ai diam - diam mempelajari sopan santun dan segala hal yang berkaitan dengan nona muda bangsawa termasuk belajar 4 seni tanpa sepengetahuan siapapun. Walaupun Ai cukup pandai dalam seni kaligrafi, tapi di MingQi nona muda bangsawan harus pintar setidaknya 2 dari 4 seni. Selain nona muda bagsawan harus pandai 2 seni, mereka juga harus pandai mengurus keuangan sehingga kelak ketika mereka menikah dengan seorang tuan muda dari golongan bangsaw

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Feng Ru Ai   Bab 25

    Disaat semua orang masih dilanda keterkejutan akan sosok putra mahkota Rui, hanya Ai yang menatap pemuda itu dengan tatapan dalam. Ada perasaan lega yang ia rasakan saat pemuda itu akhirnya kembali ketempatnya semula.Saat Ai sibuk menatap putra mahkota Rui, tiba - tiba pemuda itu menoleh dan tatapan mereka bertemu. Seakan terhipnotis, Ai merasakan tatapan mereka seakan terkunci. Entah hanya perasaannya saja, ia melihat ada sebuah kerinduan mendalam dari pancaran mata putra mahkota Rui saat menatapnya.Ai segera saja mengerjap dan membuang muka. Jantungnya berdebar sangat kencang. Bahkan ia dengan jelas dapat mendengar jantungnya berdetak tidak normal dan tidak berirama seperti biasanya. Ai memegang kedua pipinya yang terasa panas dengan kedua tangannya. Perilaku kecilnya itu nampak sangat menggemaskan terlebih lagi saat ini kedua pipinya nampak merona merah dimata para pemuda yang terus saja menperhatikan gerak gerik Ai sejak pertama kali m

  • Feng Ru Ai   Bab 1-Prolog

    Feng Ru Ai tidak tahu, mengapa ia begitu ingin mengunjungi Museum Nasional Ibukota China. Hatinya entah mengapa memintanya mengunjungi museum tersebut. Beruntungnya meseum itu yang memang akan selalu di buka setiap hari. Bahkan hari libur seperti hari minggu sekalipun.Feng Ru Ai tidak tahu, mengapa dirinya tiba-tiba ingin mengikuti kata hatinya. Biasanya di hari minggu, gadis yang baru berusia 18 tahun itu akan menghabiskan waktunya tidur setelah menjalani rutinitas perkuliahan yang tak seindah yang ia kira. Kini disinilah Feng Ru Ai berada, di dalam museum menyelusuri berbagai benda-benda peninggalan sejarah. Langkahnya terhenti ketika ia memasuki ruangan yang di khususkan untuk dinasti Ming, seakan ada sesuatu yang memanggilnya, Feng Ru Ai melangkah memasuki ruangan yang kini juga di datangi beberapa pengunjung.Feng Ru Ai mengamati setiap benda-benda peninggalan dinasti Ming, hingga matanya kini tertuju pada sebuah buku usang yang mencer

  • Feng Ru Ai   Bab 2

    Jika memang Feng Ru Ai saat ini terlempar di masa lalu, ia tak tahu harus berkata apa. Seharusnya ia merasa cemas, seharusnya ia merasa takut dan gelisah, seharusnya ia merasa was-was dan menduga-duga segala kemungkinan buruk yang akan terjadi padanya. Tapi, bukan itu yang Feng Ru Ai rasakan. Ia tidak merasa cemas , ia tidak merasa takut dan gelisah sama sekali, ia juga tidak merasa was-was akan segala peraduga buruk yang akan menimpanya.Anehnya hati Feng Ru Ai merasa senang, ia senang seakan dirinya memang sudah seharusnya berada disini. Ini aneh. Sangat aneh. Namun entah mengapa hatinya seakan mengatakan bahwa ia memang sudah di takdirkan berada disini.Feng Ru Ai menjambak rambutnya yang basah, ia bingung dan pusing secara bersamaan. Ia tak tahu apa yang terjadi pada dirinya, ia tak tahu mengapa ia bisa berada disini, karena seingat Feng Ru Ai ia tengah berada di museum nasional membaca buku sejarah Ming yang membuatnya menangis tersedu

  • Feng Ru Ai   Bab 3

    "Apa yang terjadi, mengapa Ai pulang dengan tubuh yang basah kuyup?" Tanya Jendral besar Hongli khawatir ketika melihat putra sulungnya membopong putri bungsunya masuk tergesa - gesa menuju pavilium Lan bagian barat dari pavilium utama."Nanti ku jelaskan ayah, sekarang tolong pinta pelayan memanggilkan dokter kerajaan sekarang" jawab Feng Qi Qiang.Jendral Holing mengangguk, ia lantas berhenti melangkah dan menatap kepala pelayan Zhong yang kini mengangguk mengerti setelah di perintahkan memanggil dokter kerajaan kepercayaan keluarga Feng."Panggil dokter kerajaan BoQing kemari, pastikan kejadian ini tidak menyebar keseluruh penduduk. Akan sangat merepotkan apabila muncul rumor yang tidak - tidak mengenai Ai, terlebih lagi kita belum tahu pasti apa yang selalu membuat putri kecilku itu selalu diintai dalam bahaya" kata Jendral Holing memperingati kepala pelayan Zhong."Baik tuan besar" jawab pria pa

  • Feng Ru Ai   Bab 4

    "Yang mulia, mengapa anda diam saja? Gadis itu menyusup masuk dalam manor anda, apakah kita akan membiarkannya saja?" Tegur Kong Li Yong yang merupakan sahabat sekaligus tangan kanan putra mahkota Rui.Putra mahkota Rui yang selama ini di kabarkan menghilang beberapa bulan yang lalu tak bergemi, ia terus menatap tajam nona muda yang sama sekali tak gentar ataupun takut dengan tatapan tajam dan mengintimidasi darinya.Melihat hal itu tentu saja putra mahkota Rui merasa risih dan terganggu, selama hidupnya tidak ada seorang pun yang tak tunduk dari tatapan mengintimidasinya yang mampu membuat setiap sendi dan tulang semua orang gemetar. Tapi, nona muda yang nampak tak asing dihadapannya kini sama sekali tidak merasakan rasa takut seperti kebanyakan orang yang akan langsung gemetar ketika membalas tatapannya, nona muda yang kini berada dalam halaman manornya malah memberinya tatapan yang sangat sulit untuk putra mahkota Rui artikan dan jabarkan

  • Feng Ru Ai   Bab 5

    Sepeninggalan pemuda yang mengantarnya pulang ke kediaman keluarga Feng, Ai hanya terus menunduk dan memperhatikan jalanan setapak yang ia lalui.Pikirannya saat ini berkecamuk dan berkelana entah kemana. Apa yang ia alami begitu rumit dan memusingkan. Ia butuh sebuah pegangan, ia butuh sebuah sandaran. Bebannya kali ini begitu berat, Ai tak mampu menanggungnya sendiri. Ia butuh teman yang mampu membantunya dan memberinya solusi keluar dari kebuntuan yang ia hadapi, ia butuh seseorang yang mampu menemaninya keluar dari tempat yang asing dan tidak ia ketahui kini.Tapi siapa yang akan membantunya, menolongnya, membimbing ataupun menemaninya? Selamanya Ai hanya sendiri. Sendiri melawan sakit, sendiri melawan lelah, sendiri melawan keputus asaan, sendiri bangkit dari keterpurukan dan penderitaan yang berkepanjangan.Hidupnya selalu suram, hanya ada kegelapan yang selalu menemani langkahnya. Tidak ada seorang pun yang memban

  • Feng Ru Ai   Bab 6

    Qiang begitu terkejut saat menemukan adiknya terkapar diatas tanah yang kasar dan dingin dihalaman belakang kediaman mereka. Ia lantas segera mengangkat adik bungsunya dan membawanya menuju pavilium barat dan menidurkan kembali adiknya di atas peraduannya yang hangat.Qiang tidak habis pikir, mengapa adiknya bisa berada disana. Seingat Qiang, ia sudah mengecek halaman belakang berulang kali, namun keberadaan adiknya tak ia temukan. Qiang tak tahu berapa lama ia meninggalkan kediaman keluarga Feng sampai tak jika mungkin saja ada persembunyian baru dihalaman belakang kediaman mereka.Awalnya Qiang tadinya hanya hendak mengambil kudanya yang berada dihalaman belakang kediaman guna memperluas pencarian adiknya di ibukota MingQi, tapi siapa yang menyangka, ia menemukan adiknya dalam keadaan tak sadarkan diri diatas jalan setapak halaman bekalang kediaman mereka.Sepanjang perjalanan menuju pavilium Lan yang berada di bagian

  • Feng Ru Ai   Bab 7

    Seorang wanita awal usia 40an yang masih nampak cantik dengan balutan baju kebesaran seorang permaisuri terus saja hilir mudik di depan seorang pemuda berusia 24 tahun yang mulai nampak jengah menyaksikan wanita yang melahirkannya terus mondar mandir dihadapannya."Ibu, tidak bisakah ibunda tenang?" Tanya pemuda itu"Bagaimana ibunda bisa tenang? Pembunuh bayaran itu sama sekali tidak becus menjalankan tugas dan perintah Ben gong!" Geram permaisuri kedua Mu Li LienPemuda yang duduk dihadapannya menampilkan raut wajah tenang, ia tahu apa yang membuat ibundanya begitu sangat marah dan ketakutan disaat yang bersamaan. Semua itu tidak jauh dari masalah adiknya, putra mahkota Rui yang sampai saat ini identitasnya masih di pertanyakan.Tiga bulan telah berlalu semenjak insiden penculikan dan pembunuhan yang direncanakan oleh ibundanya, selama tiga bulan itu pula adiknya itu dinyatakan hilang tepat saat ma

Bab terbaru

  • Feng Ru Ai   Bab 25

    Disaat semua orang masih dilanda keterkejutan akan sosok putra mahkota Rui, hanya Ai yang menatap pemuda itu dengan tatapan dalam. Ada perasaan lega yang ia rasakan saat pemuda itu akhirnya kembali ketempatnya semula.Saat Ai sibuk menatap putra mahkota Rui, tiba - tiba pemuda itu menoleh dan tatapan mereka bertemu. Seakan terhipnotis, Ai merasakan tatapan mereka seakan terkunci. Entah hanya perasaannya saja, ia melihat ada sebuah kerinduan mendalam dari pancaran mata putra mahkota Rui saat menatapnya.Ai segera saja mengerjap dan membuang muka. Jantungnya berdebar sangat kencang. Bahkan ia dengan jelas dapat mendengar jantungnya berdetak tidak normal dan tidak berirama seperti biasanya. Ai memegang kedua pipinya yang terasa panas dengan kedua tangannya. Perilaku kecilnya itu nampak sangat menggemaskan terlebih lagi saat ini kedua pipinya nampak merona merah dimata para pemuda yang terus saja menperhatikan gerak gerik Ai sejak pertama kali m

  • Feng Ru Ai   Bab 24

    Satu jam telah berlalu. Namun keluarga kerajaan belum juga menghadiri upacara penobatan. Entah apa yang sedang terjadi. Yang jelas saat ini Ai mulai merutuki keluarga kerajaan dalam hatinya karena mereka, ia harus terperangkap dalam suasana membosankan dan menyebalkan seperti ini.Beberapa kali Ai menguap, beberapa kali pula ia mengucek matanya dan berusaha untuk tetap terjaga. Jika saja tempat duduk Ayahnya bukan di barisan paling depan, mungkin saja Ai sudah tertidur. Namun, setelah ia terperangkap dan kembali ke masa lalu. Ai diam - diam mempelajari sopan santun dan segala hal yang berkaitan dengan nona muda bangsawa termasuk belajar 4 seni tanpa sepengetahuan siapapun. Walaupun Ai cukup pandai dalam seni kaligrafi, tapi di MingQi nona muda bangsawan harus pintar setidaknya 2 dari 4 seni. Selain nona muda bagsawan harus pandai 2 seni, mereka juga harus pandai mengurus keuangan sehingga kelak ketika mereka menikah dengan seorang tuan muda dari golongan bangsaw

  • Feng Ru Ai   Bab 23

    Hari berlalu dengan begitu cepat. Hari penobatan pun akhirnya datang. Selama beberapa hari terakhir, pangeran Rong merasakan jantungnya hampir meledak saking gugupnya menyambut hari dimana ia akan menaiki kedudukan tertinggi di MingQi.Tak ada lagi yang akan memandangnya dengan tatapan remeh dan merendah, tak ada lagi yang berani menghujat dan memakinya karena posisinya. Bahkan sekarang ia yakin, akan semakin banyak nona muda yang berambisi memiliki harta dan kekuasaan yang gencar mendekati dan menggodanya. Namun saat ini hanya ada satu nona muda yang berhasil masuk dalam pandangan pangeran Rong. Nona muda yang selalu mengusik pikiran dan ketenangannya hingga sisi liar dan kejamnya mulai nampak dipermukaan."Feng Ru Ai"Pangeran Rong mengumamkan nama nona muda yang selama ini mengganggu dan mengusik ketenangannya. Mengingat bagaimana pertemuan mereka dan bagaimana putri jendral Holing itu mengacuhkan bahkan menolaknya me

  • Feng Ru Ai   Bab 22

    Para mentri dan pejabat pemerintah jelas terkejut dengan perkataan kaisar Wei. Bagaimana kaisar Wei yang di kenal sebagai kaisar keras kepala, dingin dan kejam secara bersamaan itu menerima permohonan mereka. Padahal mereka tau jelas jika kaisar Wei bukanlah orang bodoh yang tak menangkap maksud dari desakan dan permohonan mereka setiap waktu."Yang mulia, apakah anda sedang lelah, atau anda sedang sakit. Mengapa anda kini menyetujui permintaan kami?" Tanya seorang perdana mentri yang nampak curiga dengan persetujuan kaisar Wei."Mengapa kau bertanya seperti itu? Bukankah kalian yang mendesak Zhen untuk turun dari takhta? Lalu apa lagi sekarang? Mengapa kalian selalu saja curiga, mengeluh bahkan protes pada Zhen. Padahal Zhen bahkan sudah mengikuti permintaan kalian!""Apakah tidak cukup jika Zhen akhirnya memilih mundur? Mengapa kalian tetap saja curiga pada kaisar tua ini? Apakah tidak cukup dengan pengunduran diri Zhe

  • Feng Ru Ai   Bab 21

    Pintu utama pavilium Lan terbuka, perlahan sosok Ai berbalut hanfu berwarna pastel dengan mantel bulu rubah coklat melangkah keluar.Walaupun langit siang ini nampak cerah, namun hawa dingin musim salju mulai menyapa dan menyapu permukaan kulit sehingga menghantarkan rasa dingin yang menusuk hingga tulang. Bersyukur Ai terdampar dan terperangkap dalam masa lalu di dalam keluarga yang berkecukupan, hidupnya jelas tidaklah jauh beda dengan kehidupannya di masa depan dimana semua keperluan dan kebutuhannya dapat di penuhi dengan mudah.Ai tak mampu membayangkan jika ia kembali ke masa lalu dalam keadaan tak bercukupan. Walaupun ia selalu dituntut untuk mandiri di masa depan, melihat kondisi di masa lalu yang jelas sangat jauh berbeda. Angka kemiskinan di ibukota MingQi yang masih terbilang sangat besar sangat banding terbalik dengan angka kemiskinan dan pengangguran di masa depan.Jika ia terlahir dari keluarga tak bercukup

  • Feng Ru Ai   Bab 20

    Langit dan matahari cerah menyapa ibukota MingQi dan seluruh wilayah kekuasaan kerjaan MingQi. Para penduduk ibukota MingQi maupun para penghuni kerajaan MingQi dari berbagai golongan dan kasta mulai melakukan aktivitas mereka masing - masing.Suasana ibukota maupun dalam kerajaan MingQi kini nampak hidup dengan segala aktivitas. Terlepas dari suasana yang nampak hidup ditemani langit dan matahari yang bersinar cerah. Di aula utama kerajaan MingQi, suasana malah sebaliknya dari apa yang nampak diluar.Dingin yang menusuk hingga tulang belulang, tatapan tajam dari mata elang yang mampu mengoyahkan pertahanan, aura membunuh dan kekejaman yang sangat mengintimidasi hingga para mentri dan pejabat yang berada diruangan tak mampu bernafas dengan kasar dan leluasa.Setelah mengemukakan permohonan mereka mengenai kekuasaan tertinggi kerajaan yang menjurus pada 'penggulingan' dan rencana kudeta yang sejak beberapa bulan lalu perm

  • Feng Ru Ai   Bab 19

    "Aku tidak bertanya padamu. Aku bertanya pada diriku sendiri!" Kata Guang ketus saking kesalnya dengan Di Yu.Sejak awal Guang berpikir jika Di Yu sangat mengesalkan. Mulai hari dimana Guang menunggu Di Yu hingga malam dan berjam - jam di depan gerbang masuk istana MingQi yang membuat Guang kesal setengah mati karena keterlambatan Di Yu yang membuat Guang kesemutan karena kelamaan berdiri ataupun duduk, serta dimana Guang harus digigit oleh nyamuk - nyamuk nakal yang semakin membuat kekesalan Guang bertambah kala itu.Sejak saat itu, Guang tidak terlalu menaruh hormat ataupun ramah tama pada Di Yu yang sejak hari pertama ia memasuki keluarga Feng atau hari pertama ia bertemu dengan Guang di depan gerbang masuk istana. Jika Guang bersama Di Yu, tidak ada hari tanpa kata atau jawaban Di Yu yang mengesalkan. Jika Guang terus bekerja dengan Di Yu, Guang yakin umurnya akan cepat menua 10 tahun karena kesal ataupun karena menahan amarah.

  • Feng Ru Ai   Bab 18

    Di lantai dua kedai mie yang ada di ibukota MingQi, pangeran Rong masih saja menampilkan raut wajah kesal. Yu Su yang melihat hal itu hanya mampu menghela nafas berat. Yu Su tidak tahu mengapa sahabatnya itu begitu terobsesi dengan nona muda dari keluarga Feng. Padahal jika sahabatnya itu ingin, ada banyak nona muda dari keluarga bangsawan lainnya yang akan melempar diri mereka dengan suka rela tanpa harus membuat sahabatnya itu membuang - buang tenaganya.Entah apa yang pangeran Rong lihat sehingga ia begitu tertarik dengan nona muda Feng, sejauh ini Yu Su belum melihat hal menarik apapun dari nona muda Feng kecuali sikap lancang dan beraninya."Rong, sampai kapan kau akan seperti itu?" Tegur Yu SuPangeran Rong seakan tak peduli dengan teguran sahabatnya. Egonya sebagai seorang laki - laki terluka dengan sikap putri jendral besar Holing. Mengapa? Mengapa Ai sama sekali tidak tertarik ataupun terpesona dengan wajah tamp

  • Feng Ru Ai   Bab 17

    Di manor pangeran Rong, permaisuri Lien mengadakan pertemuan dengan para pendukung pangeran Rong sore ini. Walaupun pertemuan mereka tanpa kehadiran pangeran Rong, permaisuri Lien dapat mengatasi mereka dengan baik.Tujuan pertemuan mereka sore ini adalah karena keinginan permaisuri Lien yang meminta, menghasut bahkan merayu para pendukung pangeran Rong untuk mendesak kaisar Wei segera turun takhta dan mewariskan kekuasaan, takhta dan pemerintahan kerajaan MingQi kepada kandidat calon penerus yang akan mengantikan kaisar Wei dan tentu saja saat ini hanya satu orang yang merupakan kandidat calon penurus yang menempati posisi kuat dan layak. Terlebih lagi saat ini tak adanya saingan jelas akan memudahkan pangeran Rong yang merupakan kandidat calon penerus satu - satunya yang akan menaiki takhta.Baik permaisuri Lien maupun para pejabat yang menjadi pendukung pangeran Rong sangat yakin jika pangeran Rong dapat menduduki singgasana dan menjadi k

DMCA.com Protection Status