Seharusnya Ai tidak perlu terkejut ketika ia terbangun dari tidurnya, ia langsung disambut oleh sapaan para pelayan yang akan membantunya membersihkan diri. Hal ini jelas tidaklah jauh berbeda dengan kehidupannya dimasa depan. Setiap pagi Ai juga akan mendapat perlakuan yang sama dari para pelayan yang bekerja dirumahnya, hanya saja saat ini Ai belum terbiasa. Suasana dimasa lalu dan dimasa depan jelas sangat berbeda.
Ai tetap saja terkejut dengan keberadaan pelayan yang mengenakan pakaian hanfu yang membalut tubuh mereka dari sengatan matahari ataupun dinginnya hembusan angin yang menyapu permukaan kulit.
Ai memperbaiki posisi duduknya, ia sesekali menguap dan mengucek matanya yang terasa gatal. Sejujurnya Ai masih ingin memejamkan matanya, semalam ia kesulitan tidur karena terlalu banyak pikiran. Akhirnya ia baru bisa terlelap ketika hari telah memasuki dini hari.
Tidur Ai pun rasanya tidak cukup lama, Ai merasa ia hanya tidur sebentar. Waktu istirahatnya terganggu akibar suara yang di timbulkan para pelayan yang mulai melakukan aktivitas mereka di dalam kamarnya. Sadar jika melanjutkan tidur akan berakhir sia - sia, Ai memilih bangun dan mengumpulkan seluruh kesadarannya yang masih tercerai berai.
Terlebih lagi saat ini Ai merasa lapar, seingat Ai ia bahkan belum menyentuh makanan apapun sejak ia berada disini. Pantas saja selain karena terusik dengan suara aktivitas para pelayan, tidur lelapnya juga terganggu akibat perutnya yang merontak karena kelaparan.
Ai menoleh melatap para pelayan yang menanti tugas dari Ai. Ai menatap mereka dengan tatapan khas orang yang baru saja bangun tidur, mereka menunggu perintah dengan sabar, hingga akhirnya Ai mulai menyuarakan permintaannya dengan suara serak.
"Aku lapar, bisakah kalian membawakanku makan?"
Seharusnya mereka tidak terkejut. Sayangnya para pelayan tak mampu menutupi keterkejutan mereka dengan permintaan yang tidak biasa dari nona muda mereka.
Biasanya nona mereka akan meminta disiapakan air hangat untuk berendam tak lupa dengan berbagai macam wewangian, atau biasanya nona muda mereka meminta mereka membawa nampan berisi air bersih yang selalu mereka siapkan lebih awal untuk membasuh muka. Tapi siapa yang menyangka, hari ini permintaan dan perintahnya sangat jauh berbeda dari kebiasaan nona muda mereka. Mereka yang sudah lama bekerja dengan nona Ai jelas merasa nona muda yang nampak sangat cantik walaupun tanpa riasan di wajahnya itu bukanlah nona muda mereka.
********
Wanita cantik berbalut sutra kualitas terbaik melangkah tergesa menyusuri lorong koridor pavilium Lan yang berada disisi barat pavilium utama kediaman Feng. Wanita cantik itu baru saja mendapatkan kabar dari pelayannya bahwa putrinya baru saja bangun, maka dari itu Fang Hua langsung saja melesat dan mengabaikan suaminya untuk memastikan kebenaran tersebut.
Saat pintu kamar Ai digeser, Fang Hua menghela nafas lega saat melihat putrinya tengah berkutat dengan makanan.
Tunggu!
Ini aneh. Sejak kapan putrinya memiliki kebiasaan makan di pagi hari? Setahu Fang Hua, putrinya tidak memiliki kebiasaan tersebut. Walaupun Fan Hua selalu mengikuti jendral Holing yang bertugas di perbatasan, Zhong tidak pernah absen melakukan laporan mengenai pertumbuhan dan perkembangan putrinya ketika ia pergi.
Fang Hua yang merasa cemas dan ada yang salah dengan putrinya lantas berjalan mendekat, ia lalu menaruh telapak tangannya pada kening Ai yang sama sekali tidak panas ataupun dingin.
Ai yang mendapat perlakuan tak terduga dari ibunya lantas menghentikan suapannya, makanannya hanya tinggal separuh, namun rasa laparnya kini lenyap digantikan raut wajah bingung dan cemas yang di tunjukan oleh ibundanya yang entah mengapa nampak sangat lucu di mata Ai.
"Ai apakah kau sakit?" Tanya ibundanya memastikan
Ai yang mendapat pertanyaan tak terduga dan membingungkan dari ibundanya lantas mengernyit.
"Apa maksud ibu?"
Bukannya menjawab Ai malah balik bertanya dan hal itu membuat Fang Hua semakin khawatir.
"Ibunda rasa harus meminta pelayan memanggil dokter kerajaan sekarang, kau harus di periksa dengan baik karena tidak biasanya kau makan sepagi ini" kata Fang Hua yang akhirnya menjawab kebingungan Ai.
Ai yang mendengar hal itu lantas tertawa. Ibundanya sangat lucu. Bagaimana bisa hanya dengan ia melakukan kebiasaan diluar kebiasaan sebelumnya membuat wanita cantik dihadapannya khawatir dan begitu heboh dengan perbuhanannya. Lagian apa yang salah jika Ai makan disaat hari masih baru saja menyapa? Ia sangat lapar, tidak mungkin bukan ia menunggu hari beranjak siang sebelum mengisi perutnya? Bisa Ai pastikan setelahnya ia akan pingsan karena kelaparan.
"Ibu, aku lapar. Sejak kemarin aku belum makan. Apakah salah jika aku makan lebih awal untuk mengisi tenaga? Bukankan akan lebih merepotkan jika aku menunggu siang untuk mengisi perutku yang sudah sangat meronta, aku yakin Ayahanda akan murka jika tahu ibunda menghebohkan masalah sepele ini hanya karena aku melakukan sesuatu yang diluar kebiasaanku" jelas Ai setelah tawanya reda.
"Ibunda tahu" jawabnya cepat "hanya saja ibu sangat terkejut dengan apa yang baru saja ibu saksikan dengan mata kepalanya sendiri" lanjutnya mencebik.
"Jika begitu, mulai sekarang ibunda harus terbiasa. Aku bisa saja memberi kejutan lain dilain waktu" tukas Ai ambigu.
.
.
.
Hari mulai semakin beranjak naik, namun sebuah rumah mewah didalam pedalaman hutan masih nampak gelap dan suram karena minimnya pencahayaan matahari yang tak mampu menembus lebatnya dedaunan pepohonan yang tumbuh menjulang tinggi disekelilingnya.
Walaupun rumah mewah tersebut nampak suram dan sepi dilihat dari luar, nyatanya didalam bangunan banyak prajurit yang berlatih dengan tengah bertelanjang dada. Mereka semua melatih kemampuan mereka dibawah pengawasan pria berusia 23 tahun yang kini terus memberi intruksi dengan mata tajam yang memancarkan aura dingin yang mengertak hati hingga membeku.
Pemuda tampan dengan balutan pakaian kebesaran yang terbuat dari sutra kualitas terbaik itu terus mengamati setiap pergerakan para prajuritnya, sesekali ia akan menegur dan memarahi para prajurit yang melakukan gerakan yang tak sesuai dengan intruksinya.
Para prajurit tak mampu berkutik, tubuh mereka hanya mampu menegang dengan kaku ketika aura dingin mengintimidasi kembali dikeluarkan oleh sang perawaris sah kerajaan MingQi. Tidak ada yang berani bergerak apalagi bersuara. Mereka mematung ditempat seperti sebuah pahatan batu yang diukir semenyerupai manusia dan ditanam dengan sangat dalam hingga tak mampu bergerak seincipun dari tempat mereka berpijak.
Raut wajah dingin putra mahkota Rui sejak pagi sudah mampu membuat mereka merasakan firasat buruk. Junjungan mereka jelas tidak dalam kondisi yang baik - baik saja. Entah siapa lagi yang mengusik junjungan mereka yang selama ini menyembunyikan wajah aslinya di balik topeng lemah dan pesakitan, mereka hanya berharap orang tersebut menyerah dan memilih menjalankan hidup dengan damai tanpa mengambil langkah yang merugikan masa depannya kelak.
Sayang mereka tak tahu, lawan junjungan mereka hanya satu. Siapa lagi jika bukan saudara putra mahkota Rui sendiri. Pangeran Rong yang selalu berambisi mengambil dan merebut apa yang seharusnya putra mahkota Rui miliki. Selama ini mereka melihat pangeran Rong selalu memberi dukungan dan semangat kepada putra mahkota Rui untuk mengambil tahta kerajaan MingQi dan pemerintahan sepenuhnya, siapa yang menyangka, pangeran Rong dan permaisuri Lien sebenarnya dalang dalam rencana pembunuhan yang nyaris membuat mereka tidak selamat tiga bulan yang lalu.
Sebelumnya putra mahkota Rui tidak percaya dengan perkataan Yong, awalnya Yong memperingatinya bahwa 'pengkhianatan itu selalu ada dari orang - orang terdekat', sahabatnya itu mengingatkan untuk tetap waspada pada kakak pertamanya walaupun didepannya ia menunjukan dukungannya. Sayang putra mahkota Rui terlalu terbuai dan percaya begitu saja dengan pangeran Rong, pada akhirnya pengkhianatan itu terjadi dan membawanya pada titik terendah yang membuatnya berubah menjadi sosok yang mengerikan.
"Nikmatilah semua miliki Ben gong saat ini, sebab Ben gong akan kembali merebut semua yang telah menjadi milik Ben gong dan Ben gong pastikan kau tidak akan lepas dengan mudah dalam gengaman Ben gong" desis putra mahkota Rui memancarkan aura yang sangat mengerikan dibalik wajah putih pucatnya.
*******
Tong menatap pangeran Yan dengan tatapan jengah, junjungannya itu bahkan terlalu sibuk dengan dunianya sendiri hingga tak mempedulikan kekacauan yang terjadi didalam istana dalam yang semakin mencekik.
Kabar menurunnya kondisi kesehatan kaisar Wei karena keberadaan putra mahkota Rui yang sampai ini belum mendapatkan titik terang membuat sang penguasa kerajaan MingQi itu terus diliputi kekhawatiran yang berkepanjangan sehingga kondisi kesehatannya menurun dengan drastis.
Hal itu jelas membuat politik dan pemerintahan dalam istana semakin goyah dan kacau. Segala peraduga buruk mengenai kondisi kaisar Wei mulai menghantui para mentri dan pejabat. Mereka seakan sudah melihat ajal kaisar Wei telah di depan mata sehingga mereka mulai berbondong - bondong mendatangi manor pangeran Rong seraya membentuk kubu dukungan.
Tong tak habis pikir, hanya kesehatan kaisar Wei yang menurun namun akan sangat menghebohkan dan menggemparkan politik dan pemerintahan siang ini diistana dalam.
Para mentri dan pejabat seakan berlomba - lomba menunjukan dukungan mereka kepada satu - satunya calon pewaris tahta yang begitu berambisi meraih kekuasaan dan posisi tertinggi di kerajaan MingQi.
Tong tak tahu, mengapa semua pejabat pemerintahan memilih mendukung pangeran Rong. Padahal junjungannya juga memiliki potensi yang cukup kuat ikut bertempur dan bertarung dalam memperebutkan tahta, namun mengapa tidak ada di antara mereka yang berusaha membujuk dan meluluhkan hati pangeran Yan untuk ikut serta dalam kompetisi perebutan tahta tersebut.
"Berhentilah mendesah seperti itu Tong, itu sangat mengganggu!" Tegur pemuda berusia 20 tahun itu tanpa mengalihkan tatapannya dari buku yang dibacanya.
"Bagaimana bisa hamba tidak mendesah? Hamba masih sangat sulit percaya bahwa anda sama sekali tidak memiliki minat untuk memperebutkan tahta seperti saudara - saudara anda. Padahal anda juga memiliki potensi dan kemampuan yang lumayan, mengapa para mentri dan pejabat sama sekali tidak mempertimbangkan anda?" Tanya Tong merasa tidak terima dengan sikap para pejabat pemerintahan.
Pangeran Yan yang seusia dengan Tong lantas terkekeh "Ben Wang tidak masuk dalam penilaian mereka karena mereka tahu, akan berakhir sia - sia mendukung Ben Wang yang bahkan sama sekali tidak berminat dalam kompetisi memperebutkan tahta" jawab pangeran Yan acuh
"Itu hanya akan membuang - buang tenaga untuk mereka, maka dari itu mereka lebih memilih memperioritaskan kakak pertama. Pangeran Rong memiliki semua potensi dan kemampuan untuk menjadi seorang kaisar, ia memiliki semuanya. Ambisi, dukungan, kemampuan dan pengetahuan. Berbanding terbalik denganku yang lebih memilih menikmati hidup dengan bersenang - senang" tambah pangeran Yan setenang air.
Tong berdecak kesal dengan jawaban junjungannya. Jika saja ia terlahir dari keluarga kerajaan dan seberuntung pangeran Yan, tentu saja ia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan emas yang ada. Selagi ada peluang, ia akan berusaha semampunya mencari dukung. Tak peduli jika ia harus mencium kaki para pejabat pemerintahan atau bahkan menjilat mereka dengan kata-kata sanjungan yang membuat perut mual. Selama usahanya sepadan dengan pengorbanannya, maka itu tidak akan jadi masalah.
Pangeran Yan menurunkan bukunya dan menatap Tong dengan tatapan tajam, ia lantas terkekeh saat mampu membaca raut wajah dan pikiran bawahan yang sangat dekat dengannya.
"Jika kau berpikir ingin berganti posisi dengan Ben Wang, Ben Wang sarankan untuk mengenyahkan pikiran tersebut, sebab kakak kedua bukanlah orang yang mudah!" Kata pangeran Yan memperingati Tong.
Tong yang mendengar hal itu tersentak dari lamunannya, ia menatap junjungannya dengan tatapan tidak percaya.
'Bagaimana pangeran Yan tahu apa yang ia pikirkan?'
Pangeran Rong yang mendapat kunjungan dadakan pejabat pemerintahan kerajaan MingQi seakan merasa diatas awan. Pemuda berusia 24 tahun itu tersenyum menang saat menyaksikan para mentri dan pejabat mulai berebut mencari perhatian dan perlindungan darinya.Saat ini kondisi kaisar Wei menurun drastis. Para mentri dan pejabat pemerintahan dengan yakin dan percaya berpikir jika kematian sebentar lagi kan menyapa kaisar Wei, maka dari itu, sebelum kehancuran terjadi di depan mata, mereka berlomba - lomba menarik perhatian sang calon pewaris tahta yang masih bertahan dengan ambisinya yang besar. Terlebih lagi nampaknya pangeran Rong akan dengan mudah menaiki singgasana terlebih saat ini ia tak memiliki saingan.Keberadaan putra mahkota Rui yang masih belum jelas, juga tidak minatnya pangeran Yan ikut dalam perebutan tahta membuat para mentri dan pejabat hanya memperioritaskan pangeran Rong.Mereka dengan tak kenal lelah da
Ai yang merasa yang dirinya terancam dalam bahaya menguatkan dirinya untuk segera beranjak bangun walaupun tubuhnya kini tengah gemetar ketakutan. Kilasan - kilasan banyangan pria - pria berpakaian serba hitam dengan sebuah pedang mengkilap yang siap menebas lehernya kapan saja mulai berselewaran dalam pikirannya.Instingnya memintanya untuk segera beranjak pergi melarikan diri dari tatapan pemuda yang menatapnya tajam penuh aura membunuh yang pengintimidasi. Walaupun jarak mereka lumayan jauh, Ai mampu merasakan aura membunuh menguar dari tubuh pemuda itu dengan begitu pekat sehingga mampu mengoyahkan setiap tulang dan persendian Ai.Ai tak tahu, sejak kapan ia berlari dan berteriak memanggil Bobo untuk segera mengikutinya pergi dari suasana yang tiba - tiba mencekam hanya karena keberadaan sosok pemuda yang tidak jauh dari tempatnya. Naluri dan instingnya yang bergerak lebih cepat terus memaksanya pergi jauh dari tempat itu, dan satu - sat
Lie dan Yong baru saja memasuki halaman manor putra mahkota Rui yang berada di tengah hutan terlarang yang berada dibawah kaki bukit barat kerajaan MingQi.Lie menatap manor putra mahkota Rui dengan takjub, ia tak habis pikir, bagaimana bisa junjungannya membangun bangunan sebesar ini di tengah hutan dengan begitu megah dan mewah padahal hutan tersebut sudah sangat lama tak terjamah oleh manusia.Bukankah akan sangat disayangkan jika keindahan dan kemegahan yang manor tersebut miliki disembunyikan tanpa dinikmati banyak orang? Keindahan dan kecantikan manor putra mahkota Rui sangat sayang jika dilewatkan.Sayang Lie baru saja sadar, jika putra mahkota Rui bukanlah pemuda yang ingin berbagi miliknya begitu saja. Buktinya, saat posisi pewaris kerajaan goyah, ia tidak tinggal diam walaupun saat ini ia tengah melakukan rencana persembunyian untuk memuluskan rencana yang selama ini telah ia susun."Pantas
Disebuah bangunan yang ada ditengah hutan, nampak tiga orang pemuda saling berhadapan dengan tatapan yang serius. Ketiga pemuda itu ialah putra mahkota Rui, Yong dan juga Lie. Ketiganya saat ini tengah serius membahas masalah yang terjadi di dalam istana dalam.Lie terus menceritakan semua masalah yang terjadi tiga bulan belakangan di istana kepada putra mahkota Rui dan Yong, Lie bahkan tak melewatkan masalah apapun yang terjadi pada keduanya termasuk kejadian baru - baru ini dimana para pejabat pemerintahan mulai bergerak cepak mencari perhatian pangeran Rong yang kini menjadi satu - satunya kandidat yang akan maju mengambil alih takhta kekaisaran karena mereka berpikir putra mahkota Rui tidaklah lagi selamat mengingat waktu terus berlalu dan keberadaannya masih menjadi misteri."Sampai kapan, anda akan terus bersembunyi dan menutup kebenaran yang terjadi? Saat ini istana dalam semakin kacau, yang mulia kaisar Wei bahkan mulai mengabaikan t
"Hal apa yang membuatmu berteriak dan menimbulkan keributan malam - malam begini Yong?" Tanya putra mahkota Rui dengan wajah ditekuk tidak suka dengan suara teriakan Yong yang menganggu waktu istirahatnya. Karena teriakan Yong, putra mahkota Rui yang sudah terlelap dalam tidurnya lantas harus terbangun. Suara teriakan Yong sungguh keras dan nyaring, putra mahkota Rui bahkan merasakan telinganya berdengung. Dengan kesal putra mahkota Rui beranjak bangun dari tidurnya dan keluar dari peraduannya untuk memarahi siapa saja yang menganggu jam istirahatnya.Yong yang masih terkejut dengan perkataan Gui lantas menoleh menatap kearah pintu kamar putra mahkota Rui dimana sahabatnya itu kini bersidekap dengan mata yang menghunus menatapnya tajam.Jika ada tatapan yang mampu membunuh seseorang, Yong saat ini mungkin telah bertemu dengan orang tuanya yang telah meninggal saking tajamnya tatapan yang putra mahkota Rui berikan."Beri
Seorang pemuda melompat dari atap keatap bangunan istana MingQi, ia melompat tanpa kendala seakan - akan atap miring setiap bangunan yang ada di istana adalah jalan setapak. Pemuda itu mengenakan pakaian hitam dari ujung kepala hingga ujung kaki, wajahnya di tutupi cadar dan hanya menyisahkan kedua mata yang memancarkan tatapan tajam.Pemuda itu adalah tangan kanan pangeran Rong, Ju Muan. Saat ini ia akan keluar istana menjalankan perintah pangeran Rong untuk mencari informasi mengenai nona muda yang membuat pangeran Rong terusik dan terus kepikiran.Tujuan Muan saat ini jelas menuju rumah pelacuran Qujin. Alasan ia kesana bukan untuk bersenang - senang, tapi karena dirumah pelacuran Qujin, ia bisa mendapat apa saja. Walaupun rumah pelacuran Qujin nampak seperti rumah pelacuran lainnya yang ada di ibukota MingQi, tapi sebenarnya, rumah pelacuran Qujin bukan hanya sekedar rumah pelacuran.Tidak banyak yang tahu jika rumah
Ai menatap langit - langit kamarnya. Pikiran Ai saat ini tengah berkelana jauh memikirkan mengenai sosok pemuda yang tinggal di hutan dibelakang kediaman Feng. Entah mengapa sosok pemuda itu tiba - tiba terlintas di benaknya saat ia termenung memikirkan alasan yang masih sulit untuk pikiran dan logikanya terima mengenai keinginan terbesar dirinya kembali ke masa lalu.Sosok pemuda itu terus memenuhi pikiran Ai, bahkan Ai tidak tahu mengapa hatinya berdebar dan mengapa ia merasakan ada kerinduan mendalam terhadap sosok pemuda itu."Mungkinkah dulu sang pemilik raga sebelumnya memiliki hubungan dengan pemuda itu?" Tanya Ai pada diri sendiri"Tapi jika dipikirkan lagi, ini adalah tubuhku sendiri! Aku sama sekali tidak mengisi raga siapapun. Pada kenyataannya tubuhku yang asli dari masa depan memang tertarik di masa lalu" gumamnya"Lalu bagaimana bisa akau berhubungan dengan keluarga Feng disini?" Tanyan
Ai menghela nafas lelah untuk kesekian kalinya. Siang ini ia berencana mengunjungi hutan yang berada di belakang kediaman Feng. Awalnya ia bertujuan untuk menemui pemuda yang selalu membuatnya kepikiran dan juga bingung secara bersamaan dengan perasaannya sendiri. Pemuda itu saat ini tinggal atau lebih tepatnya tengah bersembunyi di dalam hutan. Sayangnya, nampaknya hari ini Ai harus menunda keinginannya. Pasalnya ibundanya terus saja memaksa ia pergi bersama untuk mengunjungi sebuah toko kain dan jahit yang ada di ibukota MingQi untuk membuat baju baru menyambut musim dingin yang akan datang.Alhasil disinilah Ai berada sekarang. Ia berada di pusat ibukota MingQi dengan pengawalan ketat yang tentu saja menarik perhatian banyak orang karena para pengawal yang ikut bersamanya dengan Fan Hua mengenakan pakaian resmi prajurit militer. Seharusnya Ai sudah biasa menjadi pusat perhatian banyak orang. Pasalnya dimasa depan pun ia juga selalu menjadi pusat perhatian ban
Disaat semua orang masih dilanda keterkejutan akan sosok putra mahkota Rui, hanya Ai yang menatap pemuda itu dengan tatapan dalam. Ada perasaan lega yang ia rasakan saat pemuda itu akhirnya kembali ketempatnya semula.Saat Ai sibuk menatap putra mahkota Rui, tiba - tiba pemuda itu menoleh dan tatapan mereka bertemu. Seakan terhipnotis, Ai merasakan tatapan mereka seakan terkunci. Entah hanya perasaannya saja, ia melihat ada sebuah kerinduan mendalam dari pancaran mata putra mahkota Rui saat menatapnya.Ai segera saja mengerjap dan membuang muka. Jantungnya berdebar sangat kencang. Bahkan ia dengan jelas dapat mendengar jantungnya berdetak tidak normal dan tidak berirama seperti biasanya. Ai memegang kedua pipinya yang terasa panas dengan kedua tangannya. Perilaku kecilnya itu nampak sangat menggemaskan terlebih lagi saat ini kedua pipinya nampak merona merah dimata para pemuda yang terus saja menperhatikan gerak gerik Ai sejak pertama kali m
Satu jam telah berlalu. Namun keluarga kerajaan belum juga menghadiri upacara penobatan. Entah apa yang sedang terjadi. Yang jelas saat ini Ai mulai merutuki keluarga kerajaan dalam hatinya karena mereka, ia harus terperangkap dalam suasana membosankan dan menyebalkan seperti ini.Beberapa kali Ai menguap, beberapa kali pula ia mengucek matanya dan berusaha untuk tetap terjaga. Jika saja tempat duduk Ayahnya bukan di barisan paling depan, mungkin saja Ai sudah tertidur. Namun, setelah ia terperangkap dan kembali ke masa lalu. Ai diam - diam mempelajari sopan santun dan segala hal yang berkaitan dengan nona muda bangsawa termasuk belajar 4 seni tanpa sepengetahuan siapapun. Walaupun Ai cukup pandai dalam seni kaligrafi, tapi di MingQi nona muda bangsawan harus pintar setidaknya 2 dari 4 seni. Selain nona muda bagsawan harus pandai 2 seni, mereka juga harus pandai mengurus keuangan sehingga kelak ketika mereka menikah dengan seorang tuan muda dari golongan bangsaw
Hari berlalu dengan begitu cepat. Hari penobatan pun akhirnya datang. Selama beberapa hari terakhir, pangeran Rong merasakan jantungnya hampir meledak saking gugupnya menyambut hari dimana ia akan menaiki kedudukan tertinggi di MingQi.Tak ada lagi yang akan memandangnya dengan tatapan remeh dan merendah, tak ada lagi yang berani menghujat dan memakinya karena posisinya. Bahkan sekarang ia yakin, akan semakin banyak nona muda yang berambisi memiliki harta dan kekuasaan yang gencar mendekati dan menggodanya. Namun saat ini hanya ada satu nona muda yang berhasil masuk dalam pandangan pangeran Rong. Nona muda yang selalu mengusik pikiran dan ketenangannya hingga sisi liar dan kejamnya mulai nampak dipermukaan."Feng Ru Ai"Pangeran Rong mengumamkan nama nona muda yang selama ini mengganggu dan mengusik ketenangannya. Mengingat bagaimana pertemuan mereka dan bagaimana putri jendral Holing itu mengacuhkan bahkan menolaknya me
Para mentri dan pejabat pemerintah jelas terkejut dengan perkataan kaisar Wei. Bagaimana kaisar Wei yang di kenal sebagai kaisar keras kepala, dingin dan kejam secara bersamaan itu menerima permohonan mereka. Padahal mereka tau jelas jika kaisar Wei bukanlah orang bodoh yang tak menangkap maksud dari desakan dan permohonan mereka setiap waktu."Yang mulia, apakah anda sedang lelah, atau anda sedang sakit. Mengapa anda kini menyetujui permintaan kami?" Tanya seorang perdana mentri yang nampak curiga dengan persetujuan kaisar Wei."Mengapa kau bertanya seperti itu? Bukankah kalian yang mendesak Zhen untuk turun dari takhta? Lalu apa lagi sekarang? Mengapa kalian selalu saja curiga, mengeluh bahkan protes pada Zhen. Padahal Zhen bahkan sudah mengikuti permintaan kalian!""Apakah tidak cukup jika Zhen akhirnya memilih mundur? Mengapa kalian tetap saja curiga pada kaisar tua ini? Apakah tidak cukup dengan pengunduran diri Zhe
Pintu utama pavilium Lan terbuka, perlahan sosok Ai berbalut hanfu berwarna pastel dengan mantel bulu rubah coklat melangkah keluar.Walaupun langit siang ini nampak cerah, namun hawa dingin musim salju mulai menyapa dan menyapu permukaan kulit sehingga menghantarkan rasa dingin yang menusuk hingga tulang. Bersyukur Ai terdampar dan terperangkap dalam masa lalu di dalam keluarga yang berkecukupan, hidupnya jelas tidaklah jauh beda dengan kehidupannya di masa depan dimana semua keperluan dan kebutuhannya dapat di penuhi dengan mudah.Ai tak mampu membayangkan jika ia kembali ke masa lalu dalam keadaan tak bercukupan. Walaupun ia selalu dituntut untuk mandiri di masa depan, melihat kondisi di masa lalu yang jelas sangat jauh berbeda. Angka kemiskinan di ibukota MingQi yang masih terbilang sangat besar sangat banding terbalik dengan angka kemiskinan dan pengangguran di masa depan.Jika ia terlahir dari keluarga tak bercukup
Langit dan matahari cerah menyapa ibukota MingQi dan seluruh wilayah kekuasaan kerjaan MingQi. Para penduduk ibukota MingQi maupun para penghuni kerajaan MingQi dari berbagai golongan dan kasta mulai melakukan aktivitas mereka masing - masing.Suasana ibukota maupun dalam kerajaan MingQi kini nampak hidup dengan segala aktivitas. Terlepas dari suasana yang nampak hidup ditemani langit dan matahari yang bersinar cerah. Di aula utama kerajaan MingQi, suasana malah sebaliknya dari apa yang nampak diluar.Dingin yang menusuk hingga tulang belulang, tatapan tajam dari mata elang yang mampu mengoyahkan pertahanan, aura membunuh dan kekejaman yang sangat mengintimidasi hingga para mentri dan pejabat yang berada diruangan tak mampu bernafas dengan kasar dan leluasa.Setelah mengemukakan permohonan mereka mengenai kekuasaan tertinggi kerajaan yang menjurus pada 'penggulingan' dan rencana kudeta yang sejak beberapa bulan lalu perm
"Aku tidak bertanya padamu. Aku bertanya pada diriku sendiri!" Kata Guang ketus saking kesalnya dengan Di Yu.Sejak awal Guang berpikir jika Di Yu sangat mengesalkan. Mulai hari dimana Guang menunggu Di Yu hingga malam dan berjam - jam di depan gerbang masuk istana MingQi yang membuat Guang kesal setengah mati karena keterlambatan Di Yu yang membuat Guang kesemutan karena kelamaan berdiri ataupun duduk, serta dimana Guang harus digigit oleh nyamuk - nyamuk nakal yang semakin membuat kekesalan Guang bertambah kala itu.Sejak saat itu, Guang tidak terlalu menaruh hormat ataupun ramah tama pada Di Yu yang sejak hari pertama ia memasuki keluarga Feng atau hari pertama ia bertemu dengan Guang di depan gerbang masuk istana. Jika Guang bersama Di Yu, tidak ada hari tanpa kata atau jawaban Di Yu yang mengesalkan. Jika Guang terus bekerja dengan Di Yu, Guang yakin umurnya akan cepat menua 10 tahun karena kesal ataupun karena menahan amarah.
Di lantai dua kedai mie yang ada di ibukota MingQi, pangeran Rong masih saja menampilkan raut wajah kesal. Yu Su yang melihat hal itu hanya mampu menghela nafas berat. Yu Su tidak tahu mengapa sahabatnya itu begitu terobsesi dengan nona muda dari keluarga Feng. Padahal jika sahabatnya itu ingin, ada banyak nona muda dari keluarga bangsawan lainnya yang akan melempar diri mereka dengan suka rela tanpa harus membuat sahabatnya itu membuang - buang tenaganya.Entah apa yang pangeran Rong lihat sehingga ia begitu tertarik dengan nona muda Feng, sejauh ini Yu Su belum melihat hal menarik apapun dari nona muda Feng kecuali sikap lancang dan beraninya."Rong, sampai kapan kau akan seperti itu?" Tegur Yu SuPangeran Rong seakan tak peduli dengan teguran sahabatnya. Egonya sebagai seorang laki - laki terluka dengan sikap putri jendral besar Holing. Mengapa? Mengapa Ai sama sekali tidak tertarik ataupun terpesona dengan wajah tamp
Di manor pangeran Rong, permaisuri Lien mengadakan pertemuan dengan para pendukung pangeran Rong sore ini. Walaupun pertemuan mereka tanpa kehadiran pangeran Rong, permaisuri Lien dapat mengatasi mereka dengan baik.Tujuan pertemuan mereka sore ini adalah karena keinginan permaisuri Lien yang meminta, menghasut bahkan merayu para pendukung pangeran Rong untuk mendesak kaisar Wei segera turun takhta dan mewariskan kekuasaan, takhta dan pemerintahan kerajaan MingQi kepada kandidat calon penerus yang akan mengantikan kaisar Wei dan tentu saja saat ini hanya satu orang yang merupakan kandidat calon penurus yang menempati posisi kuat dan layak. Terlebih lagi saat ini tak adanya saingan jelas akan memudahkan pangeran Rong yang merupakan kandidat calon penerus satu - satunya yang akan menaiki takhta.Baik permaisuri Lien maupun para pejabat yang menjadi pendukung pangeran Rong sangat yakin jika pangeran Rong dapat menduduki singgasana dan menjadi k