Beranda / Semua / Dream first class / 71. Sky Diving (Tamat)

Share

71. Sky Diving (Tamat)

Penulis: SunšŸŒ…
last update Terakhir Diperbarui: 2023-03-28 14:21:47
Esa mengepak pakaian seadanya. Ia memasukan baju dan celana panjangnya secara serampangan ke dalam koper. Aku yang bersandar pada kusein pintu, yang sudah siap pergi dengan berpakaian rapi dan cantik, langsung tergerak untuk mendekat, membantunya mengeluarkan baju-baju itu kembali untuk dilipat. Ia menunggu dengan sabar di sampingku sementara aku berusaha tersenyum sambil mengusap pipinya.

***

Hari H menuju kematian.

Bandara Nusawiru, Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat.

Pukul 08.30, Esa memasangkan goggles padaku setelah dirinya selesai memakai jumpsuit. Perlengkapan untuk olahraga berbahaya ini sudah disiapkan oleh tim manajemen NSW Paracenter, namun entah mengapa ia lebih memilih untuk membeli semuanya sendiri. Dan itu tidak murah.

ā€œKenapa nggak sewa aja, sih? Kan kita pakainya sekali.ā€

Esa mengancingkan helmnya dengan erat. Lalu menghela napas sambil menaruh tangan di pinggang. ā€œAku sih, sekali. Tapi apa iya kamu hanya sekali?ā€

ā€œMaksudmu aku a
SunšŸŒ…

Wah akhirnya tamat gaes.... Semangat buat aku yang sudah bisa konsisten menulis cerita ini dari 2019 sampai 2023. Dari papa ada sampai papa nggak ada 10 hari yang lalu. Semoga suatu saat nanti bisa buat papa bangga karena anaknya kesampean jadi penulis terkenal. Amin... See you in the next story!!! ^^

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dream first classĀ Ā Ā Prolog

    Secara natural, dari mata ini terbuka, lalu aku menjadi bayi sampai hidup menua di bumi ini, aku benar-benar tidak pernah menyangka yang namanya dunia ternyata kejam sekali. Sepotong es loli membutuhkan uang seribu rupiah untuk bisa kau cicipi. Begitu murah, begitu mudah bagi orang lain. Tapi bagiku, mendapat seribu rupiah itu cukup sulit, sebab aku tidak beruntung. Lahir di keluarga yang miskin itu sungguh tidak enak. Mau minta uang seribu rupiah saja harus pintar-pintar membaca kondisi hati dan dompet Ibuku. Salah sedikit bisa fatal akibatnya. Karena pernah, suatu hari Ibuku mau tidak mau harus menahan rasa malunya untuk sekadar mengatakan, “maaf mas, tidak jadi.” Kepada pedagang es krim yang sudah terlanjur kugiring sampai ke depan rumah. Setelahnya, aku tidak dapat es krim, tapi aku kena marah. Aku bahkan tidak sempat untuk merasa kecewa karena Ibu memintaku untuk mengerti kondisi keuangan keluarga. Well, Aku baru berumur lima

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-29
  • Dream first classĀ Ā Ā 1. Anak kecil yang selalu menangis

    Kau pasti tahu, bagaimana suaranya orang yang berbisik-bisik. Tadinya aku tidak hiraukan, namun entah kenapa suara bisikan itu kedengarannya dekat sekali. Aku berjalan keluar rumah di tengah malam. Semuanya gelap seperti sedang terjadi pemadaman listrik. Tidak ada siapapun. Hanya suara desis. Hal itu jelas menakutkan tapi kedua kaki tanpa alas dan tanpa tahu kenapa terus berjalan menyusuri aspal yang terasa sangat dingin sehabis hujan. Aku sudah tidak bisa melihat apapun selain mendengar suara itu. Aku takut dan mudah kepikiran. Dan pikiran ini menjadi semakin buruk. Suara orang berbisik-bisik itu mulai terdengar jelas, tapi anehnya, tanpa menggunakan bahasa yang kumengerti. Orang-orang Lombok biasanya menggunakan bahasa Sasak, namun ini tidak. Mereka juga tidak pakai bahasa Indonesia, apalagi bahasa Inggris. Aku tahu yang dikatakan mereka asal-asalan dan tidak benar. Tapi kenapa aku merasa terganggu sekali dengan suara itu? walaupun tidak jelas dan

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-30
  • Dream first classĀ Ā Ā 2. Si ā€˜sadarā€™ yang terlambat bangun.

    ~DRRTT!! DRTT!!!! Bergetar. ~DRRTT!!! Hanphone itu bergetar digenggaman dan aku tersadar. Hal yang pertama kali aku lihat saat membuka mata adalah langit-langit kamarku. Aku mendesis kesakitan dan menghela napas panjang ketika mencoba duduk dan menenangkan diri. Menunduk, perlahan menjambak rambutku sendiri untuk menghilangkan pening, mengatur napas. Jantungku berdebar keras. Ketindihan itu cukup mengerikan. Kurasa, hampir setengah jam lamanya aku mati-matian bangun dari ragaku yang tertidur pulas seperti ditinggal nyawa. Syukurnya aku tidur dengan headset dan hanphone digenggaman, sebab jika tidak begitu, katanya, aku bisa meninggal. Orang yang ketindihan sangat lama itu katanya bisa berakhir dengan kematian. Dan tadi itu termasuk ketindihan terlama yang pernah kualami dan jujur saja, itu menakutkan. ā€œHaloā€¦ā€ ā€œHalo, la? Ya ampun, akhirnya. Kamu di mana?!ā€ sebelum

    Terakhir Diperbarui : 2021-07-30
  • Dream first classĀ Ā Ā 3. Dislokasi

    Kalau kutinggal sendiri, kamu nggak apa-apa? -Pemuda di alam mimpi- --- Bila hidup yang telah dijalani, memang apa saja opsi sebelumnya? Kematian? Sebelum hidup tentu saja mati, oh atau mungkin saja ini semua terbalik? hidup itu adalah kematian dan kematian adalah kehidupan yang abadi? Sebelum terlahir dan menjadi hidup begini kita disebut apa? Tidak mati dan tidak hidup? hahh,, aku tidak percaya ini adalah pikiran yang muncul tepat setelah aku membuka mata dipagi hari pukul sembilan lebih sepuluh menit. Mataku melirik ke sekeliling dan merasa lega masih berada di tempat yang sama. Kantung mata rasanya sudah semakin merosot. Aku benci menua. Hoamā€¦ kantuk ini terasa bagus, tidak seperti biasanya. Aku meregangkan tubuh dan lamat-lamat berusaha menurunkan kedua kaki ke permukaan lantai. Berjalan membuka tirai gordenā€”menyapa sinar mentari yang terasa ceria luar biasa. ā€œWatsa

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-08
  • Dream first classĀ Ā Ā 4. Ikan Dori dari film Nemo

    Jika ada rasa yang katanya paling sakit di dunia ini, aku ingin tahu sekarang juga. Berbekal minyak oles dan keahlian tangan, operasi ini berjalan dengan kesadaran penuh pasiennya. Sangat menegangkan. ā€œTahan, ya, dek.ā€ KREKK,, Aaarghkk. ā€œDi sini sakit?ā€ KREKK,, AAAKHHH!!! Aku merengut tidak tahan. Pak Rumi benar-benar berani memutar balikan tulang seolah ia tukang sulap. Istrinya masi

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-14
  • Dream first classĀ Ā Ā 5. Belajar bermain

    Kurasakan panas menyengat tubuh. Terbakar dari ujung kaki hingga ke kepala lalu menyentak tubuhku seketika. Aku terbangun. Melotot. Mendapati diri tengah terduduk dengan kedua kaki terselonjor. Tegang. Bingung. Namun menghela napas dalam-dalam, kemudian mencoba tenang, aku berpikir bahwa mimpi buruk seharusnya bukan perkara lagi untuk dipusingkan. Aku hanya harus terbiasa. Kedua kaki menapak hati-hati di lantai dan berjalan ke jendela. Kusingkap tirai gorden dengan berani dan ternyata mentari sudah terang benderang. Pancaran sinarnya menyororti tempat tidurku dan debu-debu halus terlihat mengudara. Jam di dinding menunjukkan pukul sebelas sementara suhu badan terasa masih malam. Aku menunduk. Menyibak surai. Melihat kedua kaki yang jari-jemarinya sudah tidak bengkak lagi membuatku sadar kala mengangkat ibu jari di sana untuk menghentak-hentakannya pelan seperti ketukan lagu. Sudah sembuh, ya? Pertama-tama, yang akan dikatak

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-17
  • Dream first classĀ Ā Ā 6. Kamu punya mimpi?

    Tak terasa senja mulai larut, lembayung melingkari angkasa sebelum perlahan awan tak lagi terlihat. Langit merah seperti menyemburkan tinta hitam yang lama-kelamaan mengubahnya menjadi malam, lalu bintik-bintik kristal pun muncul berkilauan. Saat aku membantu Ajeng yang terakhir naik ke atas motor Esa dalam sesi mengantar pulang pun, menjadi perpisahanku hari ini. Suara tawa mereka yang begitu renyah bagai keripik singkong sampai cara menangis yang tidak biasa, meninggalkan bekas disudut-sudut ruangan. Rico yang tadinya tidak mau berbicara dengan Esa karena kejadian rusuh tadi, secepat itu luluh saat dijanjikan es-krim di Indomart nanti ketika perjalanan pulang. Esa hanya menggaet

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-23
  • Dream first classĀ Ā Ā 7. Everything will be fine, right?

    Kata nenekku, hujan yang begini namanya hujan awet. Sesekali lebat saat curahnya sedang tinggi. Terus menerus turun secara konstan. Aku dan Esa masih bingung caranya pulang meski jarak dari sini ke rumah kami tak lebih dari 100 meter. Warung lalapan tadi terpaksa tutup dan tanpa sengaja mengusir kami pergi, dan kami sekarang berada di pinggir ruko tepat di belakang tenda tersebut. Melihat kanan-kiri yang sudah sepi. Hanya sedikit kendaraan yang berlalu-lalang. ā€œPulang, yuk!ā€ Ajak Esa tiba-tiba. Aku terdiam, lalu mendongak menatap langit. Ini bukan perihal mau pulang atau tidak, tapi aku bisa menggigil seperti orang malaria dan keesokan paginya akan jatuh sakit kalau sudah terkena hujan. Jiwaku ini suka menantang, tapi fisikku sendiri lemah. Selalu tak selaras. ā€œDari perkiraan cuaca, tiga jam kedepan masih hujan.ā€ Ia memeriksa ramalan cuaca pada ponselnya lalu mendengus pelan. ā€œMasih mau diam di sini tiga jam lagi? kamu nggak ngantuk?ā€ D

    Terakhir Diperbarui : 2021-08-25

Bab terbaru

  • Dream first classĀ Ā Ā 71. Sky Diving (Tamat)

    Esa mengepak pakaian seadanya. Ia memasukan baju dan celana panjangnya secara serampangan ke dalam koper. Aku yang bersandar pada kusein pintu, yang sudah siap pergi dengan berpakaian rapi dan cantik, langsung tergerak untuk mendekat, membantunya mengeluarkan baju-baju itu kembali untuk dilipat. Ia menunggu dengan sabar di sampingku sementara aku berusaha tersenyum sambil mengusap pipinya. *** Hari H menuju kematian. Bandara Nusawiru, Kecamatan Cijulang, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat. Pukul 08.30, Esa memasangkan goggles padaku setelah dirinya selesai memakai jumpsuit. Perlengkapan untuk olahraga berbahaya ini sudah disiapkan oleh tim manajemen NSW Paracenter, namun entah mengapa ia lebih memilih untuk membeli semuanya sendiri. Dan itu tidak murah. ā€œKenapa nggak sewa aja, sih? Kan kita pakainya sekali.ā€ Esa mengancingkan helmnya dengan erat. Lalu menghela napas sambil menaruh tangan di pinggang. ā€œAku sih, sekali. Tapi apa iya kamu hanya sekali?ā€ ā€œMaksudmu aku a

  • Dream first classĀ Ā Ā 70. On the clock

    Pagi hari pukul 08.30 wita. Seperti biasa, aku melingkari angka dikalender. Tak terasa 6 bulan berlari begitu cepat secepat citah. Kuharap setelah melewati hari-hari penuh pemikiran yang dalam ini, Esa bisa mengubah keputusannya.Sejak hari terakhir kami di Gili Trawangan, pemuda berinisial E itu banyak melamun. Ia tidak lagi mengkonsumsi kafein secara berlebih. Tidak lagi menyisihkan sayur di piring makannya. Ia bahkan tidak pernah mengatakan kata-kata perpisahan selama kami menghabiskan seluruh sisa rencana kami hingga tanpa tahu, 6 bulan telah berlalu begitu saja. Apakah keputusannya sudah benar-benar berubah? Aku tak berani bertanya karena takut ia jadi terkecoh. Namun sebagai gantinya, aku berusaha ada disetiap kali ia butuhkan.Aku mendengarkannya bercerita, ikut memancing, berbicara padanya, bermain game di warnet, mencium pipinya ketika ia minta, membaca buku yang tidak begitu kusuka, mendengarkan musik Rock n roll kesukaan dia, menonton Netflix, bergandengan tangan di malam h

  • Dream first classĀ Ā Ā 69. Minta doa

    Berjalan-jalan sambil bergandengan tangan sepertinya bagian favorite Esa juga. Sebagian waktu kami dihabiskan untuk berjalan kaki sambil bergandengan tangan. Saat duduk makan, kami bergandengan tangan. Menari dan menikmati suasana pesta malam, bergandengan tangan. Berdansa, bergandengan tangan. Mengobrol dan bercerita sambil bergandengan tangan. Bahkan saat mau tidur setelah memesan dua kamar di satu hotel, Esa menawariku satu kasur berdua supaya bisa berpegangan tangan.Aku tahu dia punya rencana untuk memenggal waktunya sebentar lagi, namun tak lantas membuat kami harus tidur bersamaā€”menghalalkan segala cara.ā€œKalau kamu mau fight untuk hidupmu dalam waktu yang lama ā€¦. pasti aku akan tidur sambil pegangan tangan setiap waktu sama kamu. Menghabiskan hari tua bersama. Jangan khawatir.ā€Ia tentu mengerti maksudku dengan terdiam kaku di atas kedua kakinya. Menatap penuh kehampaan di depan pintu kamarnya sendiri. ā€œAku ngerti, kok. Mengambil keputusan sampai di detik ini pasti nggak mud

  • Dream first classĀ Ā Ā 68. Gili Trawangan

    Kami terdiam di mobil. Mengisi energi setelah mengobrol panjang dengan keluarga Pak Imron seharian. Esa tadi sempat meminta bantuan kepada Pak Imron untuk menghubunginya jika ada yang membutuhkan perabotan rumah tangga. Dan keesokan harinya rumah Esa tak henti-hentinya didatangi mobil pick up untuk mengangkut barang. Rumahnya menjadi kosong. Kami bahkan duduk termenung di tengah-tengah ruangan beralaskan lantai marmer tersebut. Merasakan sepi yang merasuki ulu hati. ā€œKamu nggak menyesal, kan?ā€ tanyaku. Takut kalau-kalau ini tak sesuai ekspetasinya. Namun hebatnya ia mencebik sambil menggeleng. Meletakan kertas wish list di sampingnya dengan tenang. ā€œAku nggak pernah menyesali segala keputusanku, Nom. Ini udah seperti yang aku bayangkan, kok.ā€ *** Wush~ ā€œAyo kejar aku!ā€ kataku mengejeknya ketika mengkayuh pedal sepeda lebih cepat di sore hari. Pada naik-naikan jalan, pemuda itu ternyata sudah ngos-ngosan. Tak disangka ia lebih payah dariku yang bertubuh gempal begini. Aku menghen

  • Dream first classĀ Ā Ā 67. Jodoh

    ā€œBapak ada siapa aja nih, di rumah?ā€ tanya Esa sesudah mencium tangannya. Aku secara otomatis juga melakukan hal tersebut sambil senyam-senyum canggung.ā€œIstri sama anak saya, si Soleh.ā€ Pak Imron langsung membalik muka seratus delapan puluh derajat. Mengumpulkan semua energi di dalam mulut sebelum menyemburkannya keras-keras ke dalam rumah.ā€œBUK! ADA TAMU INI, BUK! LEH! KELUAR LEH!ā€ Teriaknya semangat. Kemudian berbalik lagi. ā€œAyo! Ayo! mari masuk dulu.ā€Soleh sang anak tiba-tiba keluar dengan tergupuh-gupuh. Sontak Esa langsung mengajaknya untuk mengambil TV di mobil.ā€œNah, ini! Ayo bro, bantu aku ambil TV kamu di mobil. Siapa lagi temannya?ā€ā€œSendiri.ā€ā€œOke, deh. Ayo kita letā€™s go!ā€Si Soleh meski dengan alis yang terangkat riang, tak bisa memungkiri kebingungannya setengah mati. Ia tanpa mengerti kondisi langsung saja mengiyakan permintaan Esa yang sok akrab merangkulnyaā€”mengajak keluar secara paksa. Cara menyapa laki-laki ini memang agak bar-bar. Maklumi saja. Aku terdiam bingu

  • Dream first classĀ Ā Ā 66. Project amal pt 2

    ā€œTapi ā€¦. tapiā€”ā€ā€œUdahlah sayang. Nggak usah terlalu dipikirin. Nih, kukasih tahu cara kerjanya.ā€Esa membuka laptopnya di atas meja bar dekat kolam. Aku ikut duduk di sampingnya sambil membawa rasa penasaran yang cukup besar dalam genggaman. Ia membuka laman facebook di website dan mengklik market place.ā€œKarena yang kita mau jangkau orang-orang disekitaran Lombok aja, jadi kita pakai ini,ā€ katanya. Jari-jarinya begitu cepat mengoperasikan benda tersebut. ā€œUpload di sini gambarnya,ā€ jelasnya. ā€œPilih kategori barangnya, terus barang dalam kondisi bagus-bekas klik centang, terus tentukan harganya centang, dan isi deskripsinya, deh.ā€ā€œKamu kan mau memberi, bukan menjual.ā€ā€œIya mangkanya tinggal diisi deskripsinya sayang.ā€ Aku mengangguk. Menatap dengan kagum saat ia mulai mengetikan deskripsinya.Tidak dijual. Barang bekas mau pindahan. Khusus bagi orang yang membutuhkan. Kalau deal bisa langsung angkut ke rumah. Alamat:blablabla. Tidak pakai perantara. Siapa cepat dia dapat.Dan begitu

  • Dream first classĀ Ā Ā 65. Project amal

    ā€œDi sini ada yang suka baca?ā€ Tidak ada yang menjawab. Mereka semua meski tertib di suruh duduk rapi dan punya semangat untuk selalu berteriak-teriak heboh setiap saat, namun dalam hal respon tanggap mereka lumayan lambat. ā€œAda yang mau jadi penulis?ā€ tanyaku lagi. Kali ini ada satu anak berkepala plotos yang mengacungkan telunjuknya. Aku menjadi antusias. ā€œSiapa namanya, sayang?ā€ ā€œAli.ā€ ā€œOh, Ali,ā€ sahutku pelan. Namun Esa menyahut jenaka. ā€œKepanjangannya siapa Ali? Alibaba?ā€ Sontak membuat anak-anak tertawa. Aku mencoleknya dengan siku sambil memastikan kondisi wajah Ali. ā€œAli. Hm, aku mau tanya dong. Kenapa kamu mau jadi penulis?ā€ Tidak dijawab. Mungkin anak laki-laki dengan muka polos sepolos kepalanya tersebut belum mengetahui alasan mengapa ia ingin menjadi penulis. ā€œTapi Ali tahu, kan, penulis itu apa?ā€ Ia mengangguk. ā€œKira-kira, penulis itu apa, sih?ā€ pancingku lagi agar ia mau berusaha berpikir. ā€œYang nulis cerita?ā€ tanyanya memastikan. Aku langsung menepuk tangan se

  • Dream first classĀ Ā Ā 64. Do Dream

    Ia tidak lantas menjawab karena teralihkan pada alisku yang bergerak-gerak aneh. ā€œKamu baca whatssapp-ku, ya?ā€ tanyanya curiga. Yang tak disangka-sangka tahu padahal sudah kupastikan tadi dia sama sekali tidak menoleh. Hal itu sungguh membuatku tak bisa berkilah. ā€œHm, anu, akuā€”ā€ ā€œLain kali jangan kayak gitu, ya.ā€ Membuat lidahku menggantung di langit-langit. Mengira ia bakal marah besar, ternyata hanya sebatas peringatan. ā€œOke!ā€ seruku kemudian. Berusaha memperbaiki suasana. ā€œTapi, untuk beberapa hari ke depan ā€¦. kamu bakal membahas hal ini, kan?ā€ Esa menghirup cairan di hidungnya keras-keras setelah berpikir keras, sekeras menyedot cairan itu. ā€œNggak dulu,ā€ katanya. Menelisik visi yang seolah sedang tergambar jelas di depan hidungnya. ā€œAku hanya ingin hidup 6 bulan lagi. Di waktu 2 bulan terakhir ā€¦. mungkin aku bakal bahas itu.ā€ *** Aku mengamati kalender tahun 2020 yang menempel di badan pintu kamar kosan. Di zaman serba cepat saat itu, bisa-bisanya seorang Noumi Roula meng

  • Dream first classĀ Ā Ā 63. Sisa Waktu

    Esa mengeluarkan semua uneg-unegnya sebelum berakhir mengurung diri di kamar. Ia tidak bisa mengunci pintunya karena aku yang pegang. Lantas, setelah lama memberinya waktu menyendiri, aku pun akhirnya pelan-pelan mengarahkan kenop pintu ke bawah untuk melangkahkan kaki masuk ke dalam. Ia sedang duduk memunggungi pintu di ujung kasur. Menunduk terseguk-seguk. ā€œHei,ā€ kataku menghampirinya. Mengulurkan tangan kanan dengan legowo. ā€œAku minta maaf, ya.ā€ Seperti anak kecil yang tidak sengaja membuat temannya menangis. Ia mengusap mukanya sendiri sebelum dengan berat hati mengangkat dagu. Dari sudut pandangku, ia tidak pernah malu memperlihatkan air mata dan muka jeleknya saat menangis. ā€œā€¦.ā€ Aku masih mengulurkan tangan. Mengangkat alis untuk mengajaknya berbaikan. Namun ia tak berminat diajak salaman. Bokongnya malah bergeser untuk meraih obat di atas laci yang membuatku jadi menemukan luka dibalik kerah lengannya. ā€œItu kenapa?ā€ tanyaku. Ia secara spontan menarik kerah itu lalu menepis

DMCA.com Protection Status