Share

Bab 162

Meskipun yang diinginkan Zahira bukanlah menu yang sulit, namun menyiapkan ini semua bukan hal yang mudah. Bersyukur Sebastian mau membantu Arion.

Kedua pria itu tersenyum manis ketika menghidangkan masakan hasil air mata dan keringat mereka.

"Ayo sweet heart, di makan." Arion tersenyum.

Ada rasa cemas ketika ia melihat Zahira yang begitu bersemangat mencicipi sayur asamnya.

Zahira mencicip masakan suaminya dengan tersenyum. Namun senyum itu memutar dalam waktu hitungan detik.

"Kenapa?" Tanya Arion.

Jika Zahira tidak mau memakan masakannya, Arion tidak akan mempermasalahkannya. Justru dia lebih takut jika istrinya tetap memakan apa yang telah dimasaknya.

"Mas ksih garam berapa banyak?" Zahira baru bisa berbicara setelah meneguk satu gelas air.

"Setengah botol garam," jawab Arion dengan wajah sedih.

"Setengah botol?" Zahira memandang ke arah bumbu dapur yang sudah berantakan.

"Iya, kata kreatornya masukan garam secukupnya."

"Sayur asamnya asin sekali hubby." Zahira memandang Arion.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status