Share

Kondisi Nilam

Pintu terkunci saat aku hendak mendorongnya dari luar.

“Laras!”

Brak!

Keningku berkerut mendengar sesuatu yang jatuh dari dalam.

“Iya, Mas.” Dia menyahut lalu membuka pintu, wajahnya tampak pias, “kenapa pulang lagi, Mas?” tanyanya dengan senyum yang seperti dipaksakan.

“Ambil dompet,” jawabku lalu masuk untuk mengambil dompet di dalam kamar.

Aku masih tidak habis pikir dengan isi otaknya. Menyesal sekali aku menikahinya karena ingin mendapatkan anak, kuharap kalau memang anak itu darah dagingku dia tidak mewarisi apapun buruknya dariku atau dari Laras.

Memang sangat penting memilih istri yang baik dan aku salah memilih, aku salah jalan. Sedangkan wanita yang sudah tepat kupilih malah kusia-siakan dan kini tak bisa lagi kugenggam.

“Mobil-”

“Aku pulang agak malam,” potongku lalu pergi.

Semuanya semakin jelas. Penyesalanku semakin dalam lagi.

Langkahku terayun menuju pangkalan ojek sambil menyesali semuanya. Setiap hari kusesali apa yang sudah kulakukan meski tidak akan membuat semuanya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status