Setengah jam yang lalu, Aurel membawa dua pengikutnya, Susan dan Yanisha, untuk membeli gaun di butik D&Q yang paling mahal di ibu kota."Aurel, cantik sekali kamu pakai gaun ini. Mirip dewi yang turun dari kayangan," puji Yanisha dengan berlebihan.Aurel berputar dengan bangga sambil berkata, "Lumayan, lebih cantik sedikit dari gaunku yang seharga enam miliar itu. Nanti akan kuhadiahkan gaun enam miliarku itu padamu. Kamu bisa pakai saat berulang tahun nanti."Pelayan toko menatap Yanisha dengan kaget, lalu diam-diam menyimpan kembali gaun yang dibawakannya untuk dicoba Yanisha.Tebersit kekesalan dalam pandangan Yanisha. Dia berasal dari keluarga biasa, sehingga tidak bisa dibandingkan dengan keluarga konglomerat seperti Aurel. Sejak menjadi pengikut Aurel, Yanisha menggunakan pakaian dan perhiasan bekas dari Aurel untuk memuaskan perasaan gengsinya.Hanya saja, Aurel tidak pernah memikirkan perasaannya saat berbicara. Dia selalu memperlakukan Yanisha seperti pelayannya dan sering ka
Richie telah bertekad akan mendapatkan Paula hari ini."Tuan Richie memang paling mencintaimu," puji Susan setelah melihat pesan dari Richie.Aurel menjawab dengan bangga, "Tentu saja. Aku ini tunangannya.""Astaga, dua gaun ini cantik sekali!" seru Yanisha tiba-tiba.Mengikuti arah pandangannya, Aurel melihat dua buah gaun yang dirancang untuk Keluarga Sasongko. Gaun-gaun itu dirancang oleh desainer papan atas yang sudah pensiun dari D&Q dan bernilai 50 miliar per gaun.Yang paling penting lagi adalah, desainer yang merancang gaun ini jarang sekali mengeluarkan karya lainnya. Oleh karena itu, gaun-gaun seperti ini sulit sekali dibeli, bahkan oleh konglomerat sekalipun."Aurel, kamu pasti cantik sekali kalau pakai dua gaun ini." Yanisha tahu bahwa Aurel pasti tidak akan sanggup membeli dua gaun itu, sehingga dia sengaja berkata demikian untuk menyulut emosi Aurel. Siapa suruh Aurel melukai wajahnya?Benar saja, ekspresi Aurel langsung menjadi muram."Nona, berapa harga gaun ini?" tanya
"Iya nih, dulu dia suka mencuri barang di Keluarga Ignasius. Kalau sampai semua nona dan nyonya di kalangan elite tahu toko kalian menerima orang rendahan seperti ini, siapa lagi yang berani datang kelak?" timpal Susan membantu Aurel.Kebetulan saat itu ada beberapa wanita yang sedang mencoba gaun di toko tersebut. Saat mendengar keributan ini, mereka langsung mengalihkan pandangan ke arah Aurel dan yang lainnya. Tentu saja, mereka telah mendengar semua ucapan Susan dan Aurel tadi.Paula yang menjadi pusat perhatian langsung mencengkeram tasnya dengan erat dan berkata, "Aku nggak pernah mencuri. Kalian memfitnahku.""Memangnya kamu siapa? Apa pantas kami bersusah payah memfitnahmu? Kamu bahkan berani selingkuh, benda apa lagi yang nggak berani kamu curi?" Begitu menemukan sasaran baru, Yanisha langsung berpihak pada Aurel.Saat mendengar kata "berselingkuh", semua orang langsung memperhatikan dengan antusias."Tolong kalian ambilkan gaunnya, aku nggak jadi mencobanya di sini." Paula kh
Tiba-tiba, seorang pelayan toko masuk dari luar dan berbisik pada manajer toko, "Tadi pagi Nona Sasongko sudah berpesan padaku. Katanya nanti sore akan ada seorang wanita yang datang untuk mencoba gaun ini dan menjemput kedua gaunnya. Mungkin saja memang dia orangnya.""Gaun seharga 50 miliar ini, mana mungkin Nona Sasongko akan sembarangan menyuruh orang lain untuk mengambilnya?" sergah Yanisha saat mendengar bisikan pelayan toko itu.Manajer toko meliriknya dengan sinis, lalu berkata, "Mungkin 50 miliar memang harga langit bagi beberapa orang. Tapi bagi Nona Sasongko, nominal uang itu nggak ada apa-apanya. Wajar saja kalau dia menyuruh pembantunya datang untuk mengambil gaun ini."Wajah Yanisha langsung merah padam saat mendengar ucapan manajer toko."Buat malu saja," maki Aurel dengan suara pelan. Setelah itu, dia menarik Susan ke samping dan berpura-pura tidak kenal dengan Yanisha. Hati Yanisha terasa sakit, tapi dia tidak berani mengatakan apa pun."Kalau Nona Sasongko menyuruhmu
Di saat Paula terjatuh, hal pertama yang dilakukannya adalah melindungi perutnya. Untungnya, tenaga Aurel tadi tidak terlalu kuat sehingga Paula tidak terjatuh dengan keras. Hanya saja, sayang sekali gaunnya telah rusak. Padahal Rhea telah lama menantikannya ...."Nona, gaun ini masih belum dilunasi. Sekarang kamu telah merusaknya, kami nggak bisa memberi penjelasan pada Nona Sasongko. Kamu harus ganti rugi pada toko kami," ujar manajer toko kepada Paula di bawah arahan Aurel dengan ekspresi datar.Paula sangat paham bahwa dia telah dijebak. Namun saat melirik ke kamera pengawas, Paula melihat bahwa kamera itu tidak diarahkan ke pelakunya. Oleh karena itu, Paula sudah pasti akan disalahkan dalam kejadian ini, kecuali ada salah seorang pelayan toko yang bersaksi untuknya."Totalnya 84 miliar."Seketika, kepala Paula langsung berdengung. Jangankan 84 miliar, Paula bahkan tidak punya uang 8 juta untuk saat ini."Aku akan bahas masalah ini dengan Nona Sasongko.""Tapi yang kamu rusak sekar
Paula begitu cantik bagaikan sekuntum bunga plum yang baru merekah di tengah salju. Di balik kelembutannya tersirat kegigihan dan kecuekan. Penampilannya ini membuat orang ingin melindunginya, tetapi tidak berani mendekat.Melihat ekspresi Richie yang termangu menatap Paula, Aurel jadi semakin membencinya. Dia mengadang di depan Richie dan berkata dengan manja, "Meskipun Kakak membuat Kak Richie hampir dipenjara, kita tetap nggak boleh membiarkannya ditelanjangi di depan umum, 'kan? Bagaimanapun, dia itu kakakku."Richie langsung mendorong Aurel, lalu memegang dagu Paula dan berkata dengan pelan, "Sekarang ini hanya aku yang bisa menolongmu."Paula menepis tangan Richie dan berteriak, "Jangan sentuh aku!" Dia merasa jijik disentuh oleh Richie."Asalkan kamu memohon padaku, aku akan membawamu keluar." Melihat penampilan Paula secantik ini, Richie tidak bisa marah."Orang yang nggak bersalah akan terbukti dengan sendirinya. Aku nggak butuh bantuanmu, tolong jauhi aku!" Paula menengadahka
"Lepaskan dia!" Tiba-tiba terdengar suara yang dingin dan ketus dari luar pintu. Perhatian semua orang tertuju ke arah datangnya suara. Paula bahkan merasa tekanan pada tangannya telah berkurang. Dia berusaha untuk memberontak lagi, tapi lawannya malah menekan dengan lebih kuat. Oleh karena itu, Paula bahkan tidak bisa melihat siapa orang yang datang itu.Seiring dengan suara langkah kaki yang semakin mendekat, terlihat sesosok bayangan yang berwibawa tiba di hadapan Paula. Beberapa nyonya dan nona kaya di toko itu menatapnya dengan lekat-lekat. Ada juga yang bahkan ingin mendekatinya. Namun sebelum berhasil mendekatinya, mereka telah dikagetkan dengan tatapan pria itu yang penuh dengan kekejaman."Siapa orang ini? Kenapa aku nggak tahu ada pria yang punya aura sekuat ini?""Aku juga nggak kenal, tapi mulai sekarang dia adalah idolaku!"Baru saja para nona kaya itu terpesona olehnya, detik berikutnya mereka langsung terkejut dan gemetaran melihat pria itu. Dia menepiskan para karyawan
"Keluarga Antoro?" Darwin melirik ke kerumunan itu sekilas dan semua orang langsung menundukkan kepala mereka untuk menghindari tatapannya. Namun, Darwin tetap saja melihat Aurel dan Richie yang sedang bersembunyi di belakangnya."Ya, Keluarga Antoro! Memangnya kamu sanggup menyinggung mereka?" Yanisha juga sebenarnya sangat takut terhadap Darwin. Namun demi membalas dendam pada Aurel karena telah melukai wajahnya, Yanisha memutuskan untuk nekat!"Bagus, sudah kuingat." Darwin menarik kembali pandangannya, lalu meneruskan langkahnya.Aurel berbalik melihat Richie yang sedang memainkan ponselnya dan berusaha untuk menyembunyikan keberadaannya. Untuk pertama kalinya Aurel merasa muak terhadap pria itu.Saat melihat Aurel sedang menatapnya, Richie berbisik pada Aurel, "Jangan bicara." Asalkan dia bisa bertahan untuk sesaat, setelah Darwin pergi nanti, Richie bisa berdalih bahwa dia tidak pernah datang ke sini hari ini."Kak Richie, tenang saja. Aku akan membantumu." Usai bicara, Aurel lan
Hanya saja, Darwin tahu Freda sangat protektif sampai-sampai bisa bersikap tidak masuk akal. Jika Darwin tidak menunjukkan dirinya sangat menghargai Paula, Freda pasti akan menganggap Paula sebagai orang luar dan mewaspadainya.Lama-kelamaan, di antara Darwin dan Paula pasti akan muncul konflik karena hal ini. Freda menggenggam tangan Paula dan berkata seraya tersenyum lembut, "Oke, aku tahu kamu itu anak yang baik."Freda juga merasa senang Darwin bisa menemukan wanita yang disukainya. Darwin bertanya, "Tadi kamu mau bilang apa?"Freda memukul kepalanya dan menyahut dengan ekspresi cemas, "Keluarga Fonda sudah pindah. Nona Sheila pindah ke kediaman tua dengan alasan rumahnya sudah tua. Entah kenapa, dia berselisih dengan Nyonya Kara sampai-sampai Nyonya Kara pingsan."Darwin yang khawatir bertanya, "Bagaimana kondisi ibuku sekarang?"Paula juga khawatir. Sebelumnya Paula pernah melihat Kara. Dia sudah tua sehingga tidak boleh mengalami syok.Freda menjawab, "Dokter sudah memeriksa Nyo
Paula menggoyang lengan Darwin dan bertanya, "Kamu masih marah? Dia masih muda dan gegabah, untuk apa kamu perhitungan dengannya?"Darwin mendengus, lalu bertanya balik, "Kamu menganggap aku tua?""Aku nggak berani. Pak Sasongko masih muda dan kuat, hal ini nggak perlu diragukan lagi," timpal Paula seraya mengedipkan matanya.Darwin langsung teringat semalam mereka bercinta dengan intens. Dia pun tersenyum. Darwin menjelaskan tindakannya tadi, "Keluarga Sudarmo lebih rumit dari yang kita bayangkan. Kalau Harry terus bertindak gegabah, dia pasti akan celaka dalam waktu singkat."Waktu itu, Darwin setuju Harry masuk ke Grup Sasongko karena kakek Harry memohon pada Terry. Jadi, dia menghormati kakek Harry. Selain itu, Darwin pernah menyelidiki Harry. Dia tahu Harry tidak jahat.Paula langsung memuji, "Aku tahu kamu sangat baik."Mereka pulang ke vila. Freda menyambut mereka dengan ekspresi cemas. Dia melihat Darwin dan tampak ragu-ragu untuk bicara."Ada apa? Bilang saja," ujar Darwin. Di
Jadi, sekarang Darwin tidak mungkin mendepak Harry. Dia hanya ingin menegur Harry agar dia menyadari kenyataannya.Namun, Harry tidak mengetahui hal ini. Dia melihat Darwin menelepon Wilson dan menyuruhnya mencari orang lain untuk mengambil alih proyek ini. Harry pun panik.Darwin sudah memutuskan untuk mengabaikan Keluarga Sudarmo dan mendepaknya dari Grup Sasongko. Ketika Harry baru masuk ke Spirit Animation, dia terus membuat masalah.Meskipun begitu, Darwin tetap membantu Harry. Jadi, Harry menganggap Darwin tidak berani menyinggung Keluarga Sudarmo dan memecatnya.Sekarang Harry baru menyadari kali ini Darwin benar-benar ingin mendepaknya. Dia menarik lengan baju Darwin dan memohon, "Aku memang salah. Aku mohon beri aku kesempatan lagi.""Apa?" tanya Darwin yang berpura-pura tidak mendengar ucapan Harry.Harry merasa dipermalukan. Namun, dia tetap membungkuk dan menegaskan, "Aku mohon beri aku kesempatan lagi."Paula berdeham. Dia memperingatkan Darwin agar tidak terlalu berlebiha
Melihat Paula marah, Harry bergegas mengejar Paula dan memelas, "Maaf, aku salah. Kalau kamu nggak mau bergabung dengan Light Animation, kita tetap bekerja di Spirit Animation. Kamu nggak akan meninggalkan proyek ini, 'kan?"Walaupun Harry agak posesif terhadap Paula, dia tetap mementingkan proyek. Harry tidak ingin menghancurkan proyek karena masalah pribadi. Dia yakin Paula mempunyai pemikiran yang sama dengannya.Hanya saja, Harry mengabaikan Darwin. Sebenarnya Darwin adalah orang yang bisa menentukan nasib proyek.Sebelum Paula menjawab pertanyaan Harry, Darwin berujar dengan dingin, "Tentu saja Paula nggak akan meninggalkan proyek ini. Tapi, kamu nggak usah bekerja di Spirit Animation lagi.""Kenapa?" tanya Harry dengan ketus.Harry tersenyum sinis dan bertanya balik, "Menurutmu?"Darwin merupakan bos dari Spirit Animation, jadi dia bisa memecat Harry. Apa Harry tidak bisa menduganya?Harry baru memahami maksud Darwin. Dia mulai panik karena dirinya sudah berjuang untuk proyek ini
Harry tidak menutupinya. Dia langsung menjawab, "Light Animation."Darwin mengangkat alis, sepertinya dia tidak pernah mendengar perusahaan animasi ini. Paula juga demikian, dia bertanya, "Itu perusahaan baru?"Harry mengangguk seraya menyahut, "Aku pernah bertemu penanggung jawab mereka. Dia sangat kreatif. Lebih cocok untuk perkembangan proyek kita daripada Grup Sasongko.""Siapa nama penanggung jawab itu?" tanya Darwin."Henley," jawab Harry. Awalnya dia memang ingin membahas hal ini dengan Paula. Jadi, dia tidak berniat menutupinya."Apa orang itu berasal dari luar negeri?" tanya Paula sembari mengernyit. Dia curiga Harry ditipu.Harry menggeleng dan menjawab, "Bukan."Paula yang cemas bertanya lagi, "Sejak kapan kamu kenal dia? Kamu sudah tunjukkan sketsaku kepadanya?"Harry segera menyahut, "Tentu saja belum. Aku juga nggak bodoh. Aku baru kenal dia semalam."Paula yang merasa tidak berdaya melihat Tristan, kenapa dia tidak membujuk Harry? Tristan berucap, "Aku sudah membujuknya.
Darwin menatap Paula dengan ekspresi tak berdaya, tetapi penuh kasih. Dia menghela napas sebelum membalas, "Aku ikut denganmu. Kamu nggak akan keberatan, 'kan?""Tentu saja nggak. Kamu bos perusahaan, nggak ada rahasia yang kamu nggak boleh tahu," jawab Paula dengan gembira, lalu beranjak ke kamar tidur untuk ganti baju.Setelah keduanya siap dan makan siang, mereka pergi ke kafe yang sudah disepakati. Ketika mereka tiba, Harry dan Tristan sudah menunggu lebih dari satu jam.Bukan karena Paula terlambat, tetapi karena Harry yang terlalu bersemangat. Dia tiba-tiba mendapat ide baru yang ingin segera dibagikan kepada Paula.Itu sebabnya, ketika Paula masuk dengan Darwin yang memakai masker, dia hanya melihat wanita itu dan langsung mendekatinya dengan penuh semangat.Harry bahkan meraih tangannya. Akan tetapi, Darwin segera memutar tangannya ke belakang dan mendorongnya menjauh."Siapa kamu? Mau apa?" tanya Harry yang menatap Darwin dengan marah. Beberapa saat kemudian, dia cemberut dan
Untuk beberapa saat, Paula tidak mendengar respons dari Darwin. Ketika menoleh, dia melihat ekspresi Darwin sedikit aneh seperti sedang kesal sendiri.Paula menyentuh dagunya sambil bertanya, "Kenapa? Kok kelihatannya nggak senang?"Darwin memandangnya dengan tatapan kecewa. Pria itu bertanya, "Kamu sama sekali nggak punya impian tentang pernikahan ya?"Meskipun tidak bisa mengumumkan hubungan ini dan tidak bisa mengadakan pesta pernikahan, mereka sudah menikah dan resmi menjadi suami istri.Bukankah seharusnya ada antusiasme untuk membeli cincin, foto bersama, atau rencana bulan madu? Menurut Darwin, biasanya wanita yang jatuh cinta pasti punya harapan-harapan seperti itu.Mata Paula berkedip cepat dan menyiratkan sedikit kebingungan. Bukannya antusias, pernikahan lebih membuatnya cemas, takut, dan merasa bakal ada banyak masalah.Paula bahkan sudah membayangkan bagaimana nanti harus menghindari sorotan media, menghadapi wanita yang mengejar Darwin, dan menghadap keluarganya.Darwin t
Paula sudah punya firasat tentang dua buku kecil itu. Saat mengambilnya, tangannya sedikit bergetar.Ketika membuka dan melihat foto dirinya dan Darwin di halaman dalam, bibir Paula tak bisa menahan senyum. Darwin terus mengamati ekspresi Paula. Melihat dia tidak marah, hatinya merasa lega.Darwin menjelaskan, "Sebenarnya aku mau membawamu ke Kantor Catatan Sipil. Tapi, Wilson malah mengambil keputusan sendiri ...."Sebelum selesai bicara, tiba-tiba Darwin merasakan sentuhan hangat di bibirnya. Dia sontak menahan kepala Paula dan memperdalam ciuman itu.Setelah mereka berhenti, Darwin menatap mata Paula yang sedikit berkaca-kaca. Hatinya terasa begitu hangat.Darwin tiba-tiba berucap, "Makasih."Paula menyandarkan diri di dada bidang Darwin. Dia bertanya sambil tersenyum, "Untuk apa?"Darwin menjelaskan dengan serius, "Makasih karena kamu hadir dalam hidupku. Makasih karena kamu kasih aku kesempatan untuk berada di sisimu. Makasih karena kamu nggak menolak untuk menikah denganku ...."
Wilson merasa ada masalah dengan pikiran wanita itu. Dia mencoba menghentikan Fanny sambil mendesak para pengawal untuk segera datang.Begitu disentuh, Fanny langsung terjatuh ke jalan. Bahkan, sesaat kemudian wajahnya sudah penuh dengan luka memar. Untuk menjebak orang, dia benar-benar tega menyakiti dirinya sendiri.Para pengawal yang melihat pemandangan ini pun terkejut. Dalam kesan mereka, Wilson selalu lembut dan sopan. Kalau ada yang perlu dipukul, seharusnya itu tugas mereka, 'kan?"Cepat bawa orang ini pergi!" pinta Wilson dengan tidak sabar. Dia juga mengingatkan para pengawal, "Hati-hati, dia bawa kamera tersembunyi."Mendengar ini, salah satu pengawal langsung meraih kancing baju Fanny untuk memeriksanya. Wanita itu segera meronta-ronta sambil berseru, "Pelecehan! Tolong, ada pelecehan!"Pada saat yang sama, pintu vila terbuka. Paula muncul dengan ekspresi bingung ketika melihat semua keributan di luar.Awalnya, Paula hanya ingin ke toilet. Berhubung mendengar suara bel yang