Begitu membahas tentang Darwin, perasaan Paula menjadi kacau. Dia menggenggam ponsel yang ada di belakang tubuhnya dengan erat. Saat ini, terlihat panggilannya dengan Darwin di layar ponsel."Kalau begitu, kenapa kamu mencariku?" tanya Paula sambil menatap Martin lekat-lekat. Dia tidak ingin melewatkan sedikit pun ekspresinya.Martin melirik Paula sekilas dan menyahut, "Aku ingin membahasnya berdua denganmu."Wajah Paula sontak memerah karena Martin mengetahui tindakannya. Namun, ketika Paula melihat ponselnya, dia mendapati panggilan sudah berakhir.Seharusnya panggilan diakhiri semenit lalu. Paula merasa agak kecewa, tetapi tidak menunjukkannya. Dia memperlihatkan layar ponselnya kepada Martin, lalu bertanya, "Sekarang sudah bisa bicara?"Martin mengangkat alis, seolah-olah mengejek ternyata perlakuan Darwin kepadamu hanya begini. Paula pun merasa kesal. Dia menunduk dan tidak memedulikan Martin lagi.Martin terkekeh-kekeh dan berkata, "Kamu mirip sekali dengan nenekmu.""Kamu kenal
Paula tidak pernah berniat untuk pansos. Pria tua ini memiliki prestasi besar. Sepertinya dia tidak perlu repot-repot mencari cucunya yang sudah lama hilang, 'kan?Apalagi, dengan kemampuannya itu, pria tua itu seharusnya bisa menemukan Paula sejak awal jika menginginkannya. Jadi, Paula yakin orang itu memiliki maksud lain."Guruku punya kesulitan yang nggak bisa diungkapkan. Kamu akan tahu setelah bertemu dengannya nanti," jelas Martin yang bisa memahami isi pikiran Paula.Paula menggeleng dan menyahut, "Maaf, tapi aku nggak bisa percaya padamu.""Aku memilih bertemu di rumah Keluarga Fonda supaya kamu melihat Darwin dan Sheila menikah. Dengan begini, kamu baru bisa menyerah. Guruku bilang nggak bakal memaksamu. Dia cuma ingin kamu punya penyokong," ujar Martin dengan tulus, sampai Paula merasa dia tidak berbohong."Sayangnya, mereka nggak bertunangan." Paula membela Darwin."Mereka pasti akan bertunangan," kata Martin dengan tegas. Sebelum Paula membantah, Martin melanjutkan, "Kamu t
Pada akhirnya, Martin tidak tega mendesak Paula. Dia memilih untuk mengalah dulu. Paula pun tersenyum mengejek sambil bertanya, "Memangnya aku punya hak untuk memilih?""Maaf, tapi memang nggak ada." Martin tersenyum sambil mengedikkan bahu.Paula memandang ke luar jendela dengan ekspresi gugup. Saat ini, mobil yang mengikuti di belakang mereka sudah hilang. Rhea pasti cemas karena tidak tahu Paula ada di mana.Paula mulai berpikir, apa yang sedang dilakukan Darwin? Kenapa Darwin mengakhiri panggilannya? Darwin benar-benar tidak peduli padanya?Faktanya, Darwin sedang berada di rumah sakit. Dokter baru memberitahunya bahwa situasi Jonas kritis. Adapun ketiga bersaudara itu, mereka berjongkok di luar ICU sambil menangis.Michelle juga bergegas kemari saat mengetahui Alvin terkena musibah. Seluruh Keluarga Fonda pun menjadi kacau karena kehilangan sosok pemimpin. Sementara itu, para kerabat yang entah dari mana asal-usulnya berbondong-bondong datang karena mengincar harta Jonas.Ponsel D
"Tenang saja, aku akan membantu Keluarga Fonda mengurus bisnis di Kota Nastro," jamin Darwin sambil menepuk bahu Alif.Sekarang pihak lawan memang terlihat unggul. Akan tetapi, makin besar pergerakan mereka, maka makin banyak kesalahan yang akan mereka tinggalkan. Dengan begitu, Darwin akan memiliki banyak peluang untuk melancarkan serangan balik."Aku percaya padamu, Kak." Sebelumnya Alif belum memahami situasi Keluarga Fonda sepenuhnya. Setelah masalah ini, dia akhirnya memahami semuanya. Baik itu pertemanan ataupun kepentingan bisnis, Keluarga Fonda tidak akan rugi jika bekerja sama dengan Keluarga Sasongko."Tuan, Nona Sheila sudah siuman. Dia bersikeras ingin menemuimu." Seorang pelayan yang menjaga Sheila tiba-tiba datang mencari Alif.Tatapan Alif menjadi suram. Dia masih harus menyelidiki kejadian hari ini untuk memastikan apakah Sheila terlibat atau tidak. Setelah berbagai tindakan Sheila, Alif tidak lagi merasa bersalah ataupun menyayangi adiknya ini.Itu sebabnya, ketika men
Darwin menginstruksi Alif selama setengah jam lebih. Alif khawatir dirinya lupa, jadi merekamnya. Darwin merasa cukup puas dengan sikap Alif ini.Tidak peduli bagaimana kemampuan Alif, aspek terpenting adalah Alif memiliki sikap yang baik. Dengan begitu, peluang keberhasilan mereka baru bisa lebih besar."Kak, kamu sudah mau kembali ke ibu kota?" tanya Alif yang menyadari hal ini. Darwin tidak akan menemaninya menghadapi para pemegang saham yang merepotkan itu."Aku masih punya urusan lain," sahut Darwin sambil mengernyit."Berhubungan dengan Nona Paula ya? Apa dia dalam masalah?" tanya Alif lagi. Dia melihat Darwin bertelepon di rumah sakit tadi. Ekspresi Darwin tampak sangat dingin tadi. Parahnya, ponsel Darwin tidak sengaja hancur.Untuk sesaat, Alif sempat khawatir Darwin akan mengamuk hingga meremukkan tulang orang yang berdiri di depannya.Untungnya, Darwin masih mempertahankan akal sehatnya. Dia hanya menendang orang yang telah menghancurkan ponselnya dan menakuti semua orang de
Setelah Darwin masuk ke mobil, bawahan segera memberinya ponsel baru. Darwin langsung menelepon Paula.Darwin tahu tujuan Martin sehingga yakin pria itu tidak akan melukai Paula. Itu sebabnya, dia tidak langsung mendatangi Paula tadi.Namun, 30 menit adalah batas kesabaran Darwin. Tidak peduli apa yang terjadi, dia tetap harus bertemu dengan Paula."Pak, ada masalah di ibu kota. Obat baru kita bermasalah lagi," lapor Wilson yang memperlihatkan layar laptop kepada Darwin.Namun, Darwin tampak menatap layar ponselnya lekat-lekat. Paula tidak menjawab panggilannya. Nomor Paula bisa dihubungi, tetapi wanita itu tidak menerimanya. Apakah terjadi sesuatu atau Paula tidak ingin berbicara dengannya? "Pak, kita harus segera kembali ke ibu kota," ujar Wilson untuk memperingatkan. Darwin membantu Keluarga Fonda melawan orang-orang itu. Itu artinya, mereka akan membalas dendam kepada Grup Sasongko.Makanya, obat mereka baru diluncurkan, tetapi sudah bermasalah. Jika tidak diatasi dengan baik, rep
Setelah memikirkan ini, suasana hati Darwin menjadi makin buruk. Dia berharap Paula tidak termakan tipuan Martin.Paula menatap layar ponselnya yang berkedap-kedip. Dia tidak berani menjawab panggilan itu. Ini karena Martin memberitahunya bahwa perusahaan penelitian Darwin akan hancur jika menolak mengikutinya pergi.Setelah itu, nama baik Darwin akan tercoreng dan orang-orang akan membencinya. Sebenarnya, Darwin dan Paula belum mengenal cukup lama. Namun, Paula tahu Darwin yang merupakan pewaris Grup Sasongko sangat tertarik pada penelitian. Perusahaan itu mungkin adalah semangat hidupnya."Setahuku kalian belum mengenal lama. Tapi, perasaan kalian terhadap satu sama lain sudah begitu mendalam?" goda Martin.Paula menatap matanya dan membalas, "Cinta nggak ada hubungannya dengan waktu dan uang. Hanya perlu 2 hati yang saling mencintai.""Jawaban yang sangat romantis," ujar Martin yang jelas tidak peduli dengan pernyataan Paula."Kamu yakin akan membantu Keluarga Fonda melewati krisis
"Perjodohan hanya mengikat kedua insan yang nggak saling mencintai. Mereka akan menjadi pasangan penuh kebencian. Apa bagusnya dari hal seperti ini?" tanya Paula yang tidak menyetujui pernyataan Martin.Selain itu, Paula merasa Martin memiliki maksud lain sehingga berbicara seperti ini. Jangan-jangan Martin akan menggunakan metode jahat supaya dijodohkan dengan Rhea? Namun, selama ada Darwin di Keluarga Sasongko, mereka tidak mungkin mengorbankan kebahagiaan Rhea."Bukannya 2 orang yang terikat kepentingan dan punya tujuan bersama akan mencintai sesama?" tanya Martin sambil melipat lengan di depan dada. Dia melirik Paula, seolah-olah Paula hanya anak kecil yang tidak memahami dunia orang dewasa."Cinta hanya sesuatu yang gegabah. Cinta bisa berubah dan hilang. Tapi, hubungan keluarga dan kepentingan nggak akan pernah berubah," lanjut Martin.Paula terkekeh-kekeh dan membalas, "Mencintai bukan berarti memiliki, apalagi mengurung. Meski orang yang kamu cintai nggak di sisimu, kamu akan b