Paula menatap Darwin yang matanya berbinar-binar di ujung telepon. Pria itu seolah-olah ingin dia mengulangi kata-kata yang membuatnya merinding tadi.Paula buru-buru berbicara sebelum Darwin bisa meminta lebih, "Aku sudah mengatakan semua yang kamu inginkan. Kamu harus izinkan cuti Rhea, ya?"Sejak Paula mulai merengek, senyum di wajah Darwin tidak pernah menghilang. Kini, tatapannya pada Paula penuh dengan kehangatan dan kasih sayang."Kalian mau lakukan apa besok?" tanya Darwin dengan suara yang dalam dan memikat. Nada bicaranya bisa membuat orang merasa sangat terpesona."Rhea mau menonton konser idolanya," jawab Paula. Dia menunduk agar Darwin tidak menyadari bahwa dia berbohong.Bagaimanapun, Paula sudah mencari tahu dan mengetahui bahwa idola yang disukai Rhea memang mengadakan konser besok.Darwin tidak merespons apa-apa. Paula buru-buru mengintip dan melihat dia tampak sibuk dengan sesuatu di ponselnya.Berhubung Darwin tidak mencurigai apa pun, dia segera menambahkan, "Kamu t
Darwin memang pria yang mengesankan. Paula berusaha menggunakan kesempatan saat Darwin sedang senang untuk meminta izin lagi. Kali ini, dia berbicara dengan nada lebih manis, "Kak, izinkan Rhea ya?"Jakun Darwin bergerak naik turun. Dia terdiam beberapa saat sebelum menjawab, "Boleh saja, tapi ada syaratnya.""Apa syaratnya?" tanya Paula yang matanya berbinar-binar."Kamu setuju dulu, nanti aku akan memikirkan syaratnya," jawab Darwin sembari tersenyum.Paula berpikir sebentar, lalu setuju dengan senang hati. Dia tahu, Darwin tidak akan memaksanya untuk melakukan sesuatu yang tidak disukainya."Sudah malam, tidur ya," ujar Darwin. Tidak lama setelah itu, terdengar suara ketukan di pintu. Dia memberi tahu Paula untuk menunggu sebentar dan pergi membuka pintu, tanpa mematikan panggilan video.Kemudian, Paula mendengar suara Wilda dari luar. "Kak Darwin, aku tadi dengar Sheila lagi bicara di telepon. Sepertinya dia menyebut nama Rhea dan temannya. Dia bilang dia nggak suka melihat teman R
Saat akhirnya tiba di depan pintu kamar Sheila, Darwin merasakan keanehan. Malam itu, rumah Keluarga Fonda sangat tenang seolah-olah tidak ada satu pun pelayan yang terlihat. Sepertinya tempat itu sengaja dikosongkan."Sheila, kamu di dalam?" tanya Wilda yang mengetuk pintu.Kemudian, pintu terbuka secara otomatis. Saat Wilda melirik ke dalam, cahaya di dalam ruangan samar dan remang. Hal itu membuatnya sulit untuk melihat apa pun, tetapi ada kesan yang ambigu.Apakah Sheila berencana menggunakan cara ini untuk menggoda Darwin? Wilda tersenyum sinis. Dia merasa bahwa cara ini terlalu murahan.Darwin mengabaikan Wilda dan berjalan masuk ke dalam. Paula yang melihat kejadian ini melalui video, menyadari ekspresi Wilda yang tampaknya senang. Dia segera mengirim pesan kepada Darwin.[ Berhati-hatilah. ]Darwin tidak merespons. Sebab begitu dia memasuki kamar, pintu di belakangnya tertutup. Dia berbalik dan mencoba membuka pintu, tetapi pintu itu malah sudah terkunci.Paula merasa cemas dan
Berhubung sangat khawatir, Paula akhirnya menelepon Wilson. Dia meminta Wilson untuk memeriksa keadaan Darwin.Setengah jam kemudian, Wilson memberi tahu Paula bahwa Darwin baik-baik saja. Dia sudah tidur dan tidak dapat membalas pesan karena ponselnya kehabisan baterai."Jangan khawatir, Nona Paula. Pak Darwin baik-baik saja. Kamu juga harus segera beristirahat," ucap Wilson dengan nada yang penuh makna. Seakan-akan ada sesuatu yang disembunyikan olehnya.Namun sebelum Paula sempat bertanya lebih lanjut, Wilson langsung menutup telepon. Paula tidak punya pilihan lain selain menunggu sampai besok pagi. Begitu tiba di Kota Boram, dia akan bisa mengetahui kondisi Darwin.Setelah kembali ke kamarnya, Paula berbaring di samping Rhea. Namun setiap kali memejamkan mata, dia terus teringat dengan adegan aneh di kamar Sheila tadi.Alhasil, Paula tidak bisa tidur. Dia sama sekali tidak bisa tidur sebelum memastikan sendiri bahwa Darwin baik-baik saja.Paula pun melihat jam. Saat ini, sudah puku
"Kenapa kamu begitu keras kepala? Pamanku seperti bongkahan es. Kamu nggak bakal bahagia kalau bersamanya," ucap Rhea sambil menggeleng dengan pasrah. Dia benar-benar tidak setuju dengan hubungan ini.Paula menyunggingkan senyuman terharu dan bahagia. Dia berkata, "Rhea, kamu baik sekali.""Tsk, tsk. Jangan perlihatkan senyuman bodoh seperti itu kepadaku." Rhea mendorong wajah Paula.Tiba-tiba, ponsel Paula berdering. Dia mendapat pesan dari Richie. Belakangan ini, Richie sering mengirim pesan kepadanya dengan nomor yang berbeda-beda.Richie mengatakan ingin mengejar cinta Paula kembali. Paula terus memblokirnya, tetapi Richie tidak menyerah. Namun, pesan Richie kali ini membuat Paula terkejut.[ Suruh Darwin berhati-hati pada orang Keluarga Fonda. ]Ekspresi Paula sontak berubah melihatnya. Melihat ini, Rhea mendekat untuk mengintip isi pesan. Rhea bertanya, "Siapa yang mengirim pesan itu?""Richie," jawab Paula."Dia ingin menabur perselisihan ya?" Rhea tidak setuju. Dia memperingatk
Karena tidak menyukai orang itu, Richie memutuskan untuk membocorkan informasi ini kepada Paula. Dia ingin merusak rencana lawan.Richie awalnya ingin memanfaatkan informasi ini untuk membuat kesepakatan dengan Paula. Setidaknya, dia ingin bertemu dengan Paula. Tanpa diduga, Rhea malah ikut campur urusan mereka.Rhea ini sungguh menjengkelkan! Richie pun tidak tahu bahwa Angga sangat berwaspada sekarang. Dia tidak mungkin membiarkan orang lain menguping pembicaraan sepenting ini. Itu sebabnya, dia sengaja ingin membocorkan informasi lewat Richie. Angga sangat memahami karakter cucunya ini."Haha! Richie, usiamu sudah berapa tahun sih? Kamu ingin menipuku dengan cara seperti ini? Apa mungkin otakmu jadi rusak setelah dipukul hari itu?" ejek Rhea tanpa belas kasihan sedikit pun.Richie yang tidak tahan lagi akhirnya mengakhiri panggilan. Dia paling benci ada orang membahas tentang insiden hari itu. Setiap kali ada yang membahasnya, dia ingin sekali menghajar Kamil dan anaknya untuk melam
"Tapi, aku sudah menghubungi Wilson. Katanya Paman Darwin baik-baik saja," sahut Rhea. Dia memang cemas saat tidak bisa menghubungi Darwin tadi. Namun, sekarang dia sudah merasa lega karena Wilson memberitahunya Darwin baik-baik saja. Dia sangat memercayai Wilson."Gimana kalau Wilson disuap orang?" tanya Paula. Sejak semalam, dia merasa sikap Wilson sangat aneh.Biasanya, Wilson selalu panik saat ada masalah dengan Darwin. Akan tetapi, Wilson malah terlihat begitu tenang semalam.Selain itu, setiap kali Paula menelepon Wilson, Wilson selalu mengisyaratkannya untuk lebih sering menghubungi Darwin. Wilson selalu menyuruhnya untuk mendesak Darwin makan dan tidur tepat waktu.Namun, Wilson tidak mengungkit apa pun semalam. Itu sebabnya, Paula merasa Wilson telah disuap oleh Sheila."Nggak mungkin. Wilson sudah mengikuti pamanku sejak remaja. Hubungan mereka sangat dekat," bantah Rhea yang tidak menyetujui pernyataan Paula.Paula pun tidak berbicara lagi. Semuanya akan terbukti setelah mer
Paula menarik pelayan itu ke hadapan Rhea, lalu berkata dengan lirih, "Aku akan mengantarkan barang untuk Paman Darwin dulu."Rhea tentu mencemaskan Paula. Dia tidak ingin jauh-jauh dari Paula, tetapi dia ingin mengorek informasi dari mulut Wilda."Kediaman Keluarga Fonda bukan tempat sembarangan. Siapa yang mengizinkanmu berkeliaran sesuka hati? Boleh saja kalau kalian ingin bertemu Kak Darwin. Aku akan membawa kalian menemuinya kalau kalian memohon padaku," ucap Wilda dengan ekspresi nakal.Pagi tadi, Wilda melihat Darwin keluar dari kamar Sheila dan keduanya terlihat sangat mesra. Selain itu, Darwin terlihat seperti anjing peliharaan Sheila.Wilda sampai merinding melihatnya. Dia merasa Sheila sudah menyihir Darwin sampai membuatnya begitu tunduk.Namun, Wilda tidak berniat untuk membantu Darwin. Dengan begini, Nicho mungkin baru bisa menyukainya. Untuk sekarang, dia bahkan sudah tidak sabar untuk membawa Rhea dan Paula menemui Darwin. Adegan pertemuan itu pasti akan sangat seru."K