Berhubung sangat khawatir, Paula akhirnya menelepon Wilson. Dia meminta Wilson untuk memeriksa keadaan Darwin.Setengah jam kemudian, Wilson memberi tahu Paula bahwa Darwin baik-baik saja. Dia sudah tidur dan tidak dapat membalas pesan karena ponselnya kehabisan baterai."Jangan khawatir, Nona Paula. Pak Darwin baik-baik saja. Kamu juga harus segera beristirahat," ucap Wilson dengan nada yang penuh makna. Seakan-akan ada sesuatu yang disembunyikan olehnya.Namun sebelum Paula sempat bertanya lebih lanjut, Wilson langsung menutup telepon. Paula tidak punya pilihan lain selain menunggu sampai besok pagi. Begitu tiba di Kota Boram, dia akan bisa mengetahui kondisi Darwin.Setelah kembali ke kamarnya, Paula berbaring di samping Rhea. Namun setiap kali memejamkan mata, dia terus teringat dengan adegan aneh di kamar Sheila tadi.Alhasil, Paula tidak bisa tidur. Dia sama sekali tidak bisa tidur sebelum memastikan sendiri bahwa Darwin baik-baik saja.Paula pun melihat jam. Saat ini, sudah puku
"Kenapa kamu begitu keras kepala? Pamanku seperti bongkahan es. Kamu nggak bakal bahagia kalau bersamanya," ucap Rhea sambil menggeleng dengan pasrah. Dia benar-benar tidak setuju dengan hubungan ini.Paula menyunggingkan senyuman terharu dan bahagia. Dia berkata, "Rhea, kamu baik sekali.""Tsk, tsk. Jangan perlihatkan senyuman bodoh seperti itu kepadaku." Rhea mendorong wajah Paula.Tiba-tiba, ponsel Paula berdering. Dia mendapat pesan dari Richie. Belakangan ini, Richie sering mengirim pesan kepadanya dengan nomor yang berbeda-beda.Richie mengatakan ingin mengejar cinta Paula kembali. Paula terus memblokirnya, tetapi Richie tidak menyerah. Namun, pesan Richie kali ini membuat Paula terkejut.[ Suruh Darwin berhati-hati pada orang Keluarga Fonda. ]Ekspresi Paula sontak berubah melihatnya. Melihat ini, Rhea mendekat untuk mengintip isi pesan. Rhea bertanya, "Siapa yang mengirim pesan itu?""Richie," jawab Paula."Dia ingin menabur perselisihan ya?" Rhea tidak setuju. Dia memperingatk
Karena tidak menyukai orang itu, Richie memutuskan untuk membocorkan informasi ini kepada Paula. Dia ingin merusak rencana lawan.Richie awalnya ingin memanfaatkan informasi ini untuk membuat kesepakatan dengan Paula. Setidaknya, dia ingin bertemu dengan Paula. Tanpa diduga, Rhea malah ikut campur urusan mereka.Rhea ini sungguh menjengkelkan! Richie pun tidak tahu bahwa Angga sangat berwaspada sekarang. Dia tidak mungkin membiarkan orang lain menguping pembicaraan sepenting ini. Itu sebabnya, dia sengaja ingin membocorkan informasi lewat Richie. Angga sangat memahami karakter cucunya ini."Haha! Richie, usiamu sudah berapa tahun sih? Kamu ingin menipuku dengan cara seperti ini? Apa mungkin otakmu jadi rusak setelah dipukul hari itu?" ejek Rhea tanpa belas kasihan sedikit pun.Richie yang tidak tahan lagi akhirnya mengakhiri panggilan. Dia paling benci ada orang membahas tentang insiden hari itu. Setiap kali ada yang membahasnya, dia ingin sekali menghajar Kamil dan anaknya untuk melam
"Tapi, aku sudah menghubungi Wilson. Katanya Paman Darwin baik-baik saja," sahut Rhea. Dia memang cemas saat tidak bisa menghubungi Darwin tadi. Namun, sekarang dia sudah merasa lega karena Wilson memberitahunya Darwin baik-baik saja. Dia sangat memercayai Wilson."Gimana kalau Wilson disuap orang?" tanya Paula. Sejak semalam, dia merasa sikap Wilson sangat aneh.Biasanya, Wilson selalu panik saat ada masalah dengan Darwin. Akan tetapi, Wilson malah terlihat begitu tenang semalam.Selain itu, setiap kali Paula menelepon Wilson, Wilson selalu mengisyaratkannya untuk lebih sering menghubungi Darwin. Wilson selalu menyuruhnya untuk mendesak Darwin makan dan tidur tepat waktu.Namun, Wilson tidak mengungkit apa pun semalam. Itu sebabnya, Paula merasa Wilson telah disuap oleh Sheila."Nggak mungkin. Wilson sudah mengikuti pamanku sejak remaja. Hubungan mereka sangat dekat," bantah Rhea yang tidak menyetujui pernyataan Paula.Paula pun tidak berbicara lagi. Semuanya akan terbukti setelah mer
Paula menarik pelayan itu ke hadapan Rhea, lalu berkata dengan lirih, "Aku akan mengantarkan barang untuk Paman Darwin dulu."Rhea tentu mencemaskan Paula. Dia tidak ingin jauh-jauh dari Paula, tetapi dia ingin mengorek informasi dari mulut Wilda."Kediaman Keluarga Fonda bukan tempat sembarangan. Siapa yang mengizinkanmu berkeliaran sesuka hati? Boleh saja kalau kalian ingin bertemu Kak Darwin. Aku akan membawa kalian menemuinya kalau kalian memohon padaku," ucap Wilda dengan ekspresi nakal.Pagi tadi, Wilda melihat Darwin keluar dari kamar Sheila dan keduanya terlihat sangat mesra. Selain itu, Darwin terlihat seperti anjing peliharaan Sheila.Wilda sampai merinding melihatnya. Dia merasa Sheila sudah menyihir Darwin sampai membuatnya begitu tunduk.Namun, Wilda tidak berniat untuk membantu Darwin. Dengan begini, Nicho mungkin baru bisa menyukainya. Untuk sekarang, dia bahkan sudah tidak sabar untuk membawa Rhea dan Paula menemui Darwin. Adegan pertemuan itu pasti akan sangat seru."K
Paula menarik napas dalam-dalam. Apa pun yang terjadi, dia harus memeriksa kondisi Darwin. "Maaf, tolong bawa jalan."Paula akhirnya mempercepat langkah kakinya kembali. Pelayan membawanya melewati gang kecil. Setelah tiba di ujung, pelayan menunjuk 2 orang yang berada di gazebo dan berkata, "Itu mereka. Cepat antarkan barangnya."Paula memandang ke arah pelayan itu menunjuk. Terlihat Darwin memegang daun teratai untuk melindungi Sheila dari sinar matahari. Darwin menunduk mendengar Sheila berbicara, lalu keduanya sama-sama tertawa.Sheila pun bersandar di dada Darwin sambil tertawa. Sementara itu, ekspresi Darwin dipenuhi cinta kasih. Tidak ada sedikit pun kekesalan pada wajahnya.Seketika, hati Paula terasa sakit. Ketika melihat Paula terdiam dan matanya memerah, pelayan itu memperingatkan dengan nada merendahkan, "Ini kediaman Keluarga Fonda. Sebaiknya singkirkan pikiran yang nggak seharusnya ada. Kalau nggak, entah gimana kamu akan mati nanti."Pelayan mengamati Paula dari atas hin
Darwin menjulurkan tangan untuk menerimanya. Sementara itu, si pelayan tersenyum bodoh dan enggan melepaskan tangannya."Di mana dia?" tanya Darwin yang masih tersenyum dan tidak mengerahkan tenaga untuk merebut USB itu.Jantung pelayan itu berdetak kencang. Dia sampai lupa cara berpikir dan menjawab secara naluriah, "Nona Rhea sedang berdebat dengan Nona Wilda di pintu masuk.""Siapa yang memberimu USB ini?" tanya Darwin sambil mengernyit. Dia mulai kehilangan kesabaran."Seorang wanita yang wajahnya agak mirip dengan Nona Sheila. Tapi, Nona Sheila lebih cantik," balas pelayan itu.Ketika membahas tentang Paula, pikirannya menjadi agak jernih. Pelayan itu menjadi ingin mencari tahu, apakah Darwin diam-diam memiliki wanita lain?Darwin tentu memperhatikan perubahan pada pelayan ini. Dia segera bertanya, "Ke mana wanita itu pergi?""Apa hubungan Pak Darwin dengannya? Kenapa begitu peduli padanya?" tanya pelayan itu balik dengan tatapan berwaspada.Tatapan Darwin menjadi dingin kembali.
"Nona, apa yang kamu cari?" tanya pelayan saat melihat Sheila terus memandang ke sekeliling.Sheila mengalihkan pandangannya dengan agak kecewa, lalu tersenyum dan membalas, "Nggak ada kok. Aku sepertinya melihat kupu-kupu tadi."Ketika berada di gazebo, Sheila seperti melihat perubahan pada reaksi Darwin. Namun, semua itu terjadi terlalu cepat sehingga dia tidak bisa memastikannya.Demi memastikan apakah Darwin benar-benar terhipnotis atau tidak, Sheila menyetujui saat Darwin izin pergi ke toilet.Kemudian, Sheila menyuruh orang mengawasi Darwin. Asalkan ada keanehan pada Darwin, dia akan menghentikan rencananya dan menambah dosis obat Darwin."Aku mendengar suara orang waktu di gazebo. Coba suruh orang itu kemari. Aku mau tanya sesuatu padanya," instruksi Sheila yang masih merasa gelisah.Pelayan merasa heran kenapa Sheila mencari pelayan itu, tetapi dia tidak banyak bertanya karena Sheila selalu bersikap patuh. "Baik."Beberapa menit kemudian, pelayan itu kembali dan berucap dengan