Sayangnya, hasil kali ini sangat mengecewakan. Alvin tidak terlihat ingin mengalah sedikit pun. Dia bahkan menyingkirkan tangan Michelle saat berkata, "Pria sejati nggak menjilat ludah sendiri.""Oke. Siapa takut? Kamu kira aku ingin terus melihat wajahmu?" Michelle berbalik dengan kesal, lalu menatap Alif dan lainnya."Kami akan bercerai. Kalian mau ikut siapa?" tanya Michelle. Ketiga bersaudara itu kebingungan dan termangu. Mereka sudah dewasa. Memangnya masih harus menentukan hal seperti ini?"Cepat jawab! Kalian mau ikut siapa?" desak Michelle. Dia tidak tenang jika ketiga anaknya ini tinggal di rumah Keluarga Fonda. Dia ingin membawa mereka pergi. Meskipun tidak bisa memberi mereka kehidupan yang sangat mewah, setidaknya keselamatan mereka terjamin."Ibu, aku ikut kamu." Alif menjadi orang pertama yang menjawab. Dia merasa kondisi mental ibunya kurang baik sehingga harus ditemani. Jika tidak, takutnya Michelle bertindak gegabah.Usai berbicara, Alif memberi isyarat mata kepada ked
Alif mengira orang tua mereka bisa mengatasi masalah ini dengan baik, tetapi ternyata tidak. Dia merasa masalah hari ini berkaitan dengan perusahaan, tetapi tidak tahu apa penyebab spesifiknya.Tok, tok, tok. Tiba-tiba, terdengar suara ketukan pintu. Koa membuka pintu, lalu tertegun mendapati Darwin berdiri di depan sana. Dia bertanya, "Kak Darwin, ada urusan apa?"Darwin melangkah masuk dan menutup pintu. Dia mengamati ketiga bersaudara itu dan bertanya, "Apa kalian tahu Keluarga Fonda sedang berada dalam krisis?"Ketiganya sama-sama menggeleng. Darwin meneruskan, "Ada yang berniat merebut aset keluarga kalian, tapi nggak ada seorang pun yang bisa menanganinya. Kakek kalian mengusir kalian juga demi kebaikan kalian."Ketiga bersaudara itu pun terkejut mendengarnya. Alif menatap Darwin dengan ekspresi tegang dan tidak percaya saat bertanya, "Apa masalahnya separah itu?""Kakek kalian ingin melindungi kalian, makanya nggak memberi tahu kalian apa pun. Tapi, dia sudah lupa akan satu hal.
"Siapa wanita itu? Kenapa mirip dengan Sheila?" tanya Alif yang mengabaikan perkataan Darwin.Darwin hanya memasang ekspresi masam tanpa menanggapi. Ketika melihat ekspresi ketiga bersaudara itu, dia tahu bahwa mereka belum menyadari keseriusan masalah ini.Lebih tepatnya, mereka sudah terbiasa hidup santai karena selalu ada yang membantu mereka mengatasi masalah.Koa tak kuasa bergidik saat melihat tatapan tajam Darwin. Dia tanpa sadar bersembunyi di belakang Ian.Sementara itu, Ian juga bergegas menghindar saat melihat tatapan Darwin. Jantungnya berdetak kencang. Perasaan ini seperti dimarahi oleh guru saat masih kecil.Pada akhirnya, Darwin menatap Alif. Ekspresi Alif berangsur menjadi serius. Pada akhirnya, Alif menunduk dengan malu. Untungnya, masih ada yang berguna dari ketiga bersaudara ini. Jika tidak, Darwin akan kesulitan untuk mengajari mereka."Kalau kalian merasa wajah seorang wanita lebih penting dari kelangsungan Keluarga Fonda, anggap saja aku nggak mengatakan apa pun t
Namun, Paula tidak tahu tentang semua ini.Begitu telepon tersambung, hati Darwin menjadi makin tegang setiap kali nada dering terdengar. Akhirnya ketika suara Paula terdengar di ujung telepon, dia merasa lega."Halo." Paula hanya mengatakan satu kata, tanpa menunjukkan emosi apa pun. Namun, Darwin bisa merasakan jarak di antara mereka."Barusan, kenapa kamu meneleponku?" tanya Darwin.Pria itu tidak khawatir tentang keamanan Paula karena telah mengutus cukup banyak orang untuk melindungi Paula dan Rhea. Saat ini, setiap gerakan Paula sepenuhnya diketahui oleh Darwin."Tadi ponsel Rhea kehabisan baterai, jadi dia meminjam ponselku untuk meneleponmu," jawab Paula dengan tenang.Meskipun telepon itu dilakukan oleh Rhea, yang muncul di layar ponsel Darwin adalah namanya. Hanya saja, Rhea memberi tahu bahwa Darwin langsung mematikan telepon setelah dering kedua.Sebenarnya bagus juga teleponnya tidak diangkat. Kalau tidak, apabila Darwin yang sembrono itu mengatakan sesuatu yang tidak seha
Paula merasa sangat kesal. Kenapa selalu dia yang mematikan panggilan? Lain kali, Paula pasti akan mematikan telepon lebih dulu. Perilaku seperti ini benar-benar menjengkelkan.Saat berikutnya, panggilan video dari Darwin masuk. Tanpa berpikir panjang, Paula langsung mematikannya.Di ujung telepon, Darwin tersenyum. Dia merasa senang karena Paula setidaknya masih mau marah padanya. Yang paling ditakutinya adalah Paula mengabaikan dia sepenuhnya.Setelah tiga kali memutuskan panggilan video, akhirnya Paula menerimanya dengan enggan. Begitu melihat tatapan Darwin yang senang, Paula menatapnya dengan marah. Bukan hanya tidak takut, senyuman Darwin malah makin lebar.Koa baru saja melihat sekilas informasi tentang empat keluarga besar, tetapi sudah tidak tertarik lagi. Pria itu beralih melihat Darwin yang sedang menelepon di balkon.Koa mencolek lengan Alif, lalu mengajaknya bergosip, "Kak, menurutmu Kak Darwin masih waras nggak? Tadi dia kelihatan serius banget, sekarang malah tersenyum l
Ian sedikit ragu. Dia bertanya, "Gimana kalau sampai Kak Darwin tahu ...?" Dia merasa, Darwin pasti akan marah jika ada pria lain yang mencoba mendekati pacarnya.Apalagi dari ekspresi Paula dan Darwin di foto, jelas terlihat bahwa wanita itu yang memegang kendali dalam hubungan mereka. Darwin seperti sedang berusaha keras untuk menyenangkannya. Tidak ada yang akan percaya jika hal ini disebarluaskan."Nggak akan ketahuan. Asalkan kita berhati-hati, Kak Darwin nggak bakal tahu. Wanita ini sangat mirip dengan adik kita. Setiap kali melihatnya, aku selalu merasa sedih. Aku ingin tahu gimana keadaannya sekarang," ucap Koa yang menarik napas dalam-dalam.Ian juga merasakan hal yang sama. Ada perasaan akrab yang aneh terhadap wanita ini. Mereka memutuskan untuk diam-diam mencari tahu tentang Paula dari Rhea, lalu membuat akun palsu untuk berteman dengannya agar tidak memberinya tekanan.Setelah merencanakan semuanya, mereka keluar dari kamar mandi. Begitu keluar, mereka melihat Darwin masih
Paula awalnya mendengarkan Rhea dengan serius, tetapi tiba-tiba ponselnya berbunyi. Darwin mengirimkan sebuah aplikasi mini. Pria itu juga mengirimkan pesan kepadanya.[ Dibuka ya. ]Paula ragu sejenak, lalu membuka aplikasi mini itu. Dia bisa melihat tampilan dari kamera pengintai di ponselnya.Tampilan itu terus bergerak sampai berhenti pada wajah tiga pemuda yang baru saja dilihatnya di video. Saat ini, Paula baru menyadari apa yang sedang terjadi."Kak Darwin, aku sudah selesai baca," ucap Alif."Ya, apa pendapatmu?" Suara rendah dan memikat Darwin terdengar. Paula lagi-lagi memastikan bahwa itu adalah rekaman dari kamera mikro yang dipasang di tubuh Darwin.Demi membuktikan bahwa dia tidak bersalah, Darwin bahkan memasang kamera pengintai di tubuhnya agar Paula bisa mengawasinya kapan saja. Paula merasa tidak nyaman untuk mendengarkan privasi orang lain, jadi segera menutup aplikasi mini itu.Kini Rhea melambaikan tangannya di depan wajah Paula, lalu bertanya, "Apa kamu mendengark
Paula melihat Rhea yang tampak cemas, lalu bertanya sambil tersenyum, "Kenapa kamu menghela napas?"Rhea cemberut dan tidak menjawab. Dia malah balik bertanya, "Kamu nggak penasaran? Nggak mau pergi melihatnya?""Apa yang dikatakan Martin?" tanya Paula sembari mengangkat alis."Dia bilang setelah menemukanmu, dia punya cara untuk meyakinkanmu agar pergi ke Swiza. Tapi, aku nggak bilang padanya bahwa aku mengenalmu," ucap Rhea.Wanita itu berpikir sejenak sebelum menambahkan, "Sebenarnya kalau kamu nggak mau menemuinya juga nggak masalah. Masih ada kami di sisimu, 'kan?""Aku mau bertemu Martin," ucap Paula. Meskipun tidak berharap banyak pada "kakek" ini, tetap saja masalah ini perlu diselesaikan.Apabila selalu dalam posisi pasif, bagaimana jika orang lain sebenarnya bukan menargetkannya, melainkan mengincar Darwin atau Rhea? Dia mungkin bisa menjadi alat untuk melukai mereka."Orang itu suka muncul dan menghilang begitu saja. Coba aku tanyakan dulu dia ada di mana," jawab Rhea.Wanit
Hanya saja, Darwin tahu Freda sangat protektif sampai-sampai bisa bersikap tidak masuk akal. Jika Darwin tidak menunjukkan dirinya sangat menghargai Paula, Freda pasti akan menganggap Paula sebagai orang luar dan mewaspadainya.Lama-kelamaan, di antara Darwin dan Paula pasti akan muncul konflik karena hal ini. Freda menggenggam tangan Paula dan berkata seraya tersenyum lembut, "Oke, aku tahu kamu itu anak yang baik."Freda juga merasa senang Darwin bisa menemukan wanita yang disukainya. Darwin bertanya, "Tadi kamu mau bilang apa?"Freda memukul kepalanya dan menyahut dengan ekspresi cemas, "Keluarga Fonda sudah pindah. Nona Sheila pindah ke kediaman tua dengan alasan rumahnya sudah tua. Entah kenapa, dia berselisih dengan Nyonya Kara sampai-sampai Nyonya Kara pingsan."Darwin yang khawatir bertanya, "Bagaimana kondisi ibuku sekarang?"Paula juga khawatir. Sebelumnya Paula pernah melihat Kara. Dia sudah tua sehingga tidak boleh mengalami syok.Freda menjawab, "Dokter sudah memeriksa Nyo
Paula menggoyang lengan Darwin dan bertanya, "Kamu masih marah? Dia masih muda dan gegabah, untuk apa kamu perhitungan dengannya?"Darwin mendengus, lalu bertanya balik, "Kamu menganggap aku tua?""Aku nggak berani. Pak Sasongko masih muda dan kuat, hal ini nggak perlu diragukan lagi," timpal Paula seraya mengedipkan matanya.Darwin langsung teringat semalam mereka bercinta dengan intens. Dia pun tersenyum. Darwin menjelaskan tindakannya tadi, "Keluarga Sudarmo lebih rumit dari yang kita bayangkan. Kalau Harry terus bertindak gegabah, dia pasti akan celaka dalam waktu singkat."Waktu itu, Darwin setuju Harry masuk ke Grup Sasongko karena kakek Harry memohon pada Terry. Jadi, dia menghormati kakek Harry. Selain itu, Darwin pernah menyelidiki Harry. Dia tahu Harry tidak jahat.Paula langsung memuji, "Aku tahu kamu sangat baik."Mereka pulang ke vila. Freda menyambut mereka dengan ekspresi cemas. Dia melihat Darwin dan tampak ragu-ragu untuk bicara."Ada apa? Bilang saja," ujar Darwin. Di
Jadi, sekarang Darwin tidak mungkin mendepak Harry. Dia hanya ingin menegur Harry agar dia menyadari kenyataannya.Namun, Harry tidak mengetahui hal ini. Dia melihat Darwin menelepon Wilson dan menyuruhnya mencari orang lain untuk mengambil alih proyek ini. Harry pun panik.Darwin sudah memutuskan untuk mengabaikan Keluarga Sudarmo dan mendepaknya dari Grup Sasongko. Ketika Harry baru masuk ke Spirit Animation, dia terus membuat masalah.Meskipun begitu, Darwin tetap membantu Harry. Jadi, Harry menganggap Darwin tidak berani menyinggung Keluarga Sudarmo dan memecatnya.Sekarang Harry baru menyadari kali ini Darwin benar-benar ingin mendepaknya. Dia menarik lengan baju Darwin dan memohon, "Aku memang salah. Aku mohon beri aku kesempatan lagi.""Apa?" tanya Darwin yang berpura-pura tidak mendengar ucapan Harry.Harry merasa dipermalukan. Namun, dia tetap membungkuk dan menegaskan, "Aku mohon beri aku kesempatan lagi."Paula berdeham. Dia memperingatkan Darwin agar tidak terlalu berlebiha
Melihat Paula marah, Harry bergegas mengejar Paula dan memelas, "Maaf, aku salah. Kalau kamu nggak mau bergabung dengan Light Animation, kita tetap bekerja di Spirit Animation. Kamu nggak akan meninggalkan proyek ini, 'kan?"Walaupun Harry agak posesif terhadap Paula, dia tetap mementingkan proyek. Harry tidak ingin menghancurkan proyek karena masalah pribadi. Dia yakin Paula mempunyai pemikiran yang sama dengannya.Hanya saja, Harry mengabaikan Darwin. Sebenarnya Darwin adalah orang yang bisa menentukan nasib proyek.Sebelum Paula menjawab pertanyaan Harry, Darwin berujar dengan dingin, "Tentu saja Paula nggak akan meninggalkan proyek ini. Tapi, kamu nggak usah bekerja di Spirit Animation lagi.""Kenapa?" tanya Harry dengan ketus.Harry tersenyum sinis dan bertanya balik, "Menurutmu?"Darwin merupakan bos dari Spirit Animation, jadi dia bisa memecat Harry. Apa Harry tidak bisa menduganya?Harry baru memahami maksud Darwin. Dia mulai panik karena dirinya sudah berjuang untuk proyek ini
Harry tidak menutupinya. Dia langsung menjawab, "Light Animation."Darwin mengangkat alis, sepertinya dia tidak pernah mendengar perusahaan animasi ini. Paula juga demikian, dia bertanya, "Itu perusahaan baru?"Harry mengangguk seraya menyahut, "Aku pernah bertemu penanggung jawab mereka. Dia sangat kreatif. Lebih cocok untuk perkembangan proyek kita daripada Grup Sasongko.""Siapa nama penanggung jawab itu?" tanya Darwin."Henley," jawab Harry. Awalnya dia memang ingin membahas hal ini dengan Paula. Jadi, dia tidak berniat menutupinya."Apa orang itu berasal dari luar negeri?" tanya Paula sembari mengernyit. Dia curiga Harry ditipu.Harry menggeleng dan menjawab, "Bukan."Paula yang cemas bertanya lagi, "Sejak kapan kamu kenal dia? Kamu sudah tunjukkan sketsaku kepadanya?"Harry segera menyahut, "Tentu saja belum. Aku juga nggak bodoh. Aku baru kenal dia semalam."Paula yang merasa tidak berdaya melihat Tristan, kenapa dia tidak membujuk Harry? Tristan berucap, "Aku sudah membujuknya.
Darwin menatap Paula dengan ekspresi tak berdaya, tetapi penuh kasih. Dia menghela napas sebelum membalas, "Aku ikut denganmu. Kamu nggak akan keberatan, 'kan?""Tentu saja nggak. Kamu bos perusahaan, nggak ada rahasia yang kamu nggak boleh tahu," jawab Paula dengan gembira, lalu beranjak ke kamar tidur untuk ganti baju.Setelah keduanya siap dan makan siang, mereka pergi ke kafe yang sudah disepakati. Ketika mereka tiba, Harry dan Tristan sudah menunggu lebih dari satu jam.Bukan karena Paula terlambat, tetapi karena Harry yang terlalu bersemangat. Dia tiba-tiba mendapat ide baru yang ingin segera dibagikan kepada Paula.Itu sebabnya, ketika Paula masuk dengan Darwin yang memakai masker, dia hanya melihat wanita itu dan langsung mendekatinya dengan penuh semangat.Harry bahkan meraih tangannya. Akan tetapi, Darwin segera memutar tangannya ke belakang dan mendorongnya menjauh."Siapa kamu? Mau apa?" tanya Harry yang menatap Darwin dengan marah. Beberapa saat kemudian, dia cemberut dan
Untuk beberapa saat, Paula tidak mendengar respons dari Darwin. Ketika menoleh, dia melihat ekspresi Darwin sedikit aneh seperti sedang kesal sendiri.Paula menyentuh dagunya sambil bertanya, "Kenapa? Kok kelihatannya nggak senang?"Darwin memandangnya dengan tatapan kecewa. Pria itu bertanya, "Kamu sama sekali nggak punya impian tentang pernikahan ya?"Meskipun tidak bisa mengumumkan hubungan ini dan tidak bisa mengadakan pesta pernikahan, mereka sudah menikah dan resmi menjadi suami istri.Bukankah seharusnya ada antusiasme untuk membeli cincin, foto bersama, atau rencana bulan madu? Menurut Darwin, biasanya wanita yang jatuh cinta pasti punya harapan-harapan seperti itu.Mata Paula berkedip cepat dan menyiratkan sedikit kebingungan. Bukannya antusias, pernikahan lebih membuatnya cemas, takut, dan merasa bakal ada banyak masalah.Paula bahkan sudah membayangkan bagaimana nanti harus menghindari sorotan media, menghadapi wanita yang mengejar Darwin, dan menghadap keluarganya.Darwin t
Paula sudah punya firasat tentang dua buku kecil itu. Saat mengambilnya, tangannya sedikit bergetar.Ketika membuka dan melihat foto dirinya dan Darwin di halaman dalam, bibir Paula tak bisa menahan senyum. Darwin terus mengamati ekspresi Paula. Melihat dia tidak marah, hatinya merasa lega.Darwin menjelaskan, "Sebenarnya aku mau membawamu ke Kantor Catatan Sipil. Tapi, Wilson malah mengambil keputusan sendiri ...."Sebelum selesai bicara, tiba-tiba Darwin merasakan sentuhan hangat di bibirnya. Dia sontak menahan kepala Paula dan memperdalam ciuman itu.Setelah mereka berhenti, Darwin menatap mata Paula yang sedikit berkaca-kaca. Hatinya terasa begitu hangat.Darwin tiba-tiba berucap, "Makasih."Paula menyandarkan diri di dada bidang Darwin. Dia bertanya sambil tersenyum, "Untuk apa?"Darwin menjelaskan dengan serius, "Makasih karena kamu hadir dalam hidupku. Makasih karena kamu kasih aku kesempatan untuk berada di sisimu. Makasih karena kamu nggak menolak untuk menikah denganku ...."
Wilson merasa ada masalah dengan pikiran wanita itu. Dia mencoba menghentikan Fanny sambil mendesak para pengawal untuk segera datang.Begitu disentuh, Fanny langsung terjatuh ke jalan. Bahkan, sesaat kemudian wajahnya sudah penuh dengan luka memar. Untuk menjebak orang, dia benar-benar tega menyakiti dirinya sendiri.Para pengawal yang melihat pemandangan ini pun terkejut. Dalam kesan mereka, Wilson selalu lembut dan sopan. Kalau ada yang perlu dipukul, seharusnya itu tugas mereka, 'kan?"Cepat bawa orang ini pergi!" pinta Wilson dengan tidak sabar. Dia juga mengingatkan para pengawal, "Hati-hati, dia bawa kamera tersembunyi."Mendengar ini, salah satu pengawal langsung meraih kancing baju Fanny untuk memeriksanya. Wanita itu segera meronta-ronta sambil berseru, "Pelecehan! Tolong, ada pelecehan!"Pada saat yang sama, pintu vila terbuka. Paula muncul dengan ekspresi bingung ketika melihat semua keributan di luar.Awalnya, Paula hanya ingin ke toilet. Berhubung mendengar suara bel yang