Share

Bab 157

Usai bicara, Darwin bahkan melirik Paula sekilas. Paula merasa tak berdaya dan kesal. Sikapnya yang manja ini tidak terlihat seperti presdir yang berwibawa sama sekali.

"Kalau begitu, apa kamu mau istirahat dulu?" tanya Paula dengan sabar karena mengingat Darwin baru pulang dari kantor polisi. Darwin menepuk-nepuk tempat di sampingnya, mengisyaratkan Paula untuk duduk. Paula bahkan bisa membaca dari matanya bahwa jika dia tidak duduk dengan patuh dan mendengarkan ceritanya sampai selesai, mereka semua tidak akan bisa pergi dari sini.

"Teruskan ceritamu," timpal Paula sambil menyuguhkan teh untuk mereka berdua.

Wajah Darwin tampak samar-samar di antara uap itu, sehingga memberi kesan yang lebih lembut ari biasanya. "Ceritanya sampai mana tadi?" tanyanya sambil menyeruput teh bak seorang pendongeng handal.

Paula tidak kuasa menahan tawa melihat sikap Darwin yang tidak biasanya itu. Dia menjawab, "Sampai ayahmu membuat ayahnya dipenjara."

Jika hanya masalah pertikaian asmara antara ayah m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status