Ketika Paula dan Rhea tiba di rumah lama Keluarga Sasongko, mereka melihat banyak reporter menunggu di luar. Charlie menyuruh sopir menghentikan mobil di tempat tersembunyi yang cukup jauh dari rumah lama. Kemudian, dia berkata kepada Paula dengan wajah pucat pasi, "Aku sudah mengatur mobil lain untukmu. Kamu menjauh dulu."Paula masih sibuk menenangkan Rhea. Begitu mendengarnya, dia termangu sesaat. Dia baru sadar bahwa Keluarga Sasongko akan membahas berbagai hal yang berkaitan dengan rahasia perusahaan. Memang kurang pantas baginya untuk mendengar."Charlie, apa maksudmu? Paula sahabatku. Aku percaya padanya!" pekik Rhea. Dia dan Paula sama-sama mengira Charlie ingin mengusir orang luar.Charlie memijat keningnya sambil menjelaskan dengan tidak berdaya, "Keluarga Sasongko sedang berada dalam bahaya. Paula nggak perlu melibatkan diri dalam masalah ini. Lagian, kalau terjadi sesuatu pada Paula, kamu yang akan panik."Dalam situasi seperti ini, mereka tidak boleh membiarkan musuh menge
"Untung semua cuma luka luar. Dia pingsan karena kehilangan banyak darah." Dokter itu adalah kenalan lama Terry. Ketika melihat Rhea menangis, dia buru-buru menenangkannya.Rhea menghela napas lega. Dia tidak melihat dokter itu mengobati Charlie lagi, melainkan berbalik untuk keluar. Dia bertanya, "Di mana Kakek Buyut?""Tuan Terry tidur setelah makan obat," jawab kepala pelayan sambil menuntun jalan untuk Rhea. Setelah melihat Terry tidur dengan tenang, dia baru merasa lega. Kemudian, Rhea pergi ke ruang bawah tanah untuk menginterogasi para pengkhianat itu.Ketika Rhea melihat metode yang digunakan pengawal Darwin untuk pertama kalinya, Paula sudah tiba di apartemennya. Para reporter yang berkumpul di tempat ini seharusnya sudah pergi ke rumah lama Keluarga Sasongko karena tidak ada siapa pun lagi.Paula teringat pada Darwin yang menyuruhnya untuk menunggu. Sesudah itu, dia turun ke lantai bawah untuk membeli berbagai macam obat untuk luka luar.Paula tahu Keluarga Sasongko memiliki
Hati Darwin sontak luluh. Dia termangu dan tidak menolak, lalu mengikuti Paula masuk ke kamar yang wangi itu."Duduklah." Paula menyuruhnya duduk di pinggir ranjang. Darwin mengernyit sesaat melihat seprai berwarna merah muda, lalu berkata, "Berikan saja obatnya kepadaku.""Lepaskan celanamu dulu," ujar Paula yang merasa cemas. Kalau Darwin takut seprainya kotor, dia hanya perlu melepaskan celananya. Lagi pula, bagaimana cara mengobati luka di kaki kalau pria itu masih memakai celana?Terdengar tawa di belakang. Paula yang sedang menyiapkan obat pun bertemu pandang dengan tatapan nakal Darwin. Seketika, wajahnya memerah. Dia menegur, "Jangan pikir macam-macam. Aku cuma membantumu mengoleskan obat. Bukannya pria dan wanita sama saja di mata dokter?""Itu cuma berlaku untuk wanita lain," gumam Darwin sambil berjalan ke kursi di balkon. Paula yang wajahnya memerah tidak bisa mendengar dengan jelas sehingga mengira dirinya berhalusinasi."Kamu mau membantuku mengoleskan obat, 'kan?" Darwin
Paula malu hingga terduduk di lantai. Sandal yang dipakainya sampai terlepas satu. Darwin pun terkekeh-kekeh melihatnya. Dia memungut sandal itu, lalu membantu Paula memakainya."Tidur lebih awal malam ini," ujar Darwin sambil mengelus kepala Paula. Kemudian, dia bangkit dan pergi."Lukamu ...," ucap Paula yang tersadar kembali. Darwin melambaikan tangannya sambil membalas, "Kalau kamu yang mengobatiku, mungkin lukaku nggak akan pernah sembuh."Darwin pun keluar dan menutup pintu kamar Paula. Paula memegang wajahnya, menenangkan diri untuk sesaat. Kemudian, dia pergi ke dapur untuk memasak mie kuah. Setelah matang, dia mengetuk pintu kamar Darwin dengan gugup.Pintu terbuka dengan cepat. Terlihat Darwin yang mengenakan handuk di pinggangnya dan tercium aroma sabun. Pria ini seharusnya baru selesai mandi."Kamu mandi?" tanya Paula sambil memelotot. Itu artinya, obat yang dioleskannya tadi sia-sia?Darwin menyahut tanpa merasa bersalah sedikit pun, "Ya, kamu harus membantuku mengoleskan
Ketika melihat hasil perbannya yang jelek, Paula mengangguk dengan puas. Dia kembali ke kamar sendiri, lalu menyalakan komputer untuk membuat gambar lagi. Dia ingin melukiskan aksi heroik Darwin malam ini.Di sisi lain, Darwin tidak bersantai begitu saja. Dengan tubuh yang penuh luka, dia mengadakan pertemuan dengan beberapa orang kepercayaannya hingga dini hari."Bos, identitas orang yang menyediakan obat untuk Aurel sudah terungkap. Dia putra haram dari keluarga cabang Sudarmo."Darwin mengangkat alisnya sedikit. Keluarga Sudarmo? Hal ini di luar dugaannya. Kepala Keluarga Sudarmo tidak bodoh. Jadi, semua ini disebabkan oleh anak haram itu?"Sebelum dewasa, Harry pernah berseteru dengan orang tuanya sampai masuk berita. Pada masa remaja, dia sering memberontak dan nggak pernah serius belajar.""Ayahnya, yaitu Kepala Keluarga Sudarmo yang sekarang, nggak sengaja mendapati anak haram itu sangat cerdas sehingga ingin membinanya. Tapi, dia akhirnya membatalkan niatnya. Hanya saja, Keluar
Sorot mata Darwin seketika menjadi dingin. Gadis itu terpaksa berhenti berbicara, lalu berdiri dengan sopan sambil menatapnya dengan takut.Bawahan yang sebelumnya pun mencoba membelanya, "Bos, Azura cuma mengkhawatirkanmu. Dia nggak punya maksud lain kok ....""Dia bukan orang yang pantas kalian gosipi," ujar Darwin sambil melirik mereka dengan dingin, lalu mengakhiri panggilan video.Azura dan Sofyan pun bertatapan. Kemudian, Azura mencebik sambil berkata, "Entah sihir apa yang diberikan wanita itu kepada Bos. Kamu pernah melihat Bos bertindak dengan perasaan? Kita sudah menyusun semuanya dengan baik, tapi wanita itu bersikeras membawa Bos keluar semalam. Kalau nggak ada dia, Bos nggak bakal berada dalam bahaya! Bos hampir mati dibuatnya!""Tapi, kalau Bos nggak keluar, Nona Rhea yang akan mati," ujar Sofyan untuk memperingatkan.Azura mengepalkan tangan dengan erat dan membalas dengan enggan, "Pokoknya dia cuma bisa mencelakai Bos. Nona Rhea saja nggak separah itu.""Kamu sudah lupa
Wilson sudah ingin melakukan ini sejak awal. Dia sudah cukup bersabar sejak awal. Darwin jelas-jelas ditakuti saat di luar negeri, tetapi sekarang malah harus berwaspada karena orang-orang ini.Jika Terry tidak mengatakan para keluarga kaya ini sudah berteman lama sehingga tidak perlu dilenyapkan, Darwin tidak mungkin menjadi sasaran pembunuhan seperti ini.Darwin tidak mengatakan apa pun. Dia hanya melirik sekilas, tetapi Kepala Keluarga Kurniawan sudah ketakutan. Namun, Kepala Keluarga Kurniawan masih merasa enggan menerima kekalahan ini. Dia masih ingin mencoba menyerang Darwin.Bukankah Darwin dikatakan tewas karena ledakan di bar? Kenapa dia masih hidup? Namun, dua jam kemudian, Kepala Keluarga Kurniawan terpaksa menarik mundur semua bawahannya.Ini karena mereka mendapat kabar bahwa generasi muda Keluarga Mukhti dihajar habis-habisan, bahkan seluruh sumber daya mereka terputus. Semua klien sampai datang untuk meminta ganti rugi.Kepala Keluarga Mukhti hampir terkena stroke, tetap
Paula membuka pintu kamar dengan wajah murung. Terlihat Darwin yang berdiri di luar sambil menggoyangkan ponselnya dan berkata, "Terima kasih."Wajah Paula pun memerah. Dia membalas, "Aku cuma merasa orang-orang yang diam-diam bekerja keras harus mendapat pengakuan."Entah apa yang menjadi pertimbangan para polisi, tidak ada laporan resmi tentang peristiwa malam itu. Mereka hanya melaporkan terjadi perkelahian sengit dan kebakaran yang menyebabkan 5 orang tewas dan 20 orang terluka parah.Para netizen mengira Darwin membawa orang-orang untuk berkelahi di bar hingga memunculkan korban. Itu sebabnya, dia menjadi sasaran kritik publik. Apalagi, ada hoaks yang mengatakan Darwin memukul satresnarkoba hingga terluka parah."Sayangnya, usahaku nggak ada gunanya," ujar Paula dengan sedih.Darwin membalas dengan sungguh-sungguh, "Kata siapa? Berguna kok."Paula mencebik, tahu Darwin hanya menghiburnya. Ketika melihat Paula murung, Darwin berucap, "Paula, kamu sudah bisa keluar dari sini besok."
Hanya saja, Darwin tahu Freda sangat protektif sampai-sampai bisa bersikap tidak masuk akal. Jika Darwin tidak menunjukkan dirinya sangat menghargai Paula, Freda pasti akan menganggap Paula sebagai orang luar dan mewaspadainya.Lama-kelamaan, di antara Darwin dan Paula pasti akan muncul konflik karena hal ini. Freda menggenggam tangan Paula dan berkata seraya tersenyum lembut, "Oke, aku tahu kamu itu anak yang baik."Freda juga merasa senang Darwin bisa menemukan wanita yang disukainya. Darwin bertanya, "Tadi kamu mau bilang apa?"Freda memukul kepalanya dan menyahut dengan ekspresi cemas, "Keluarga Fonda sudah pindah. Nona Sheila pindah ke kediaman tua dengan alasan rumahnya sudah tua. Entah kenapa, dia berselisih dengan Nyonya Kara sampai-sampai Nyonya Kara pingsan."Darwin yang khawatir bertanya, "Bagaimana kondisi ibuku sekarang?"Paula juga khawatir. Sebelumnya Paula pernah melihat Kara. Dia sudah tua sehingga tidak boleh mengalami syok.Freda menjawab, "Dokter sudah memeriksa Nyo
Paula menggoyang lengan Darwin dan bertanya, "Kamu masih marah? Dia masih muda dan gegabah, untuk apa kamu perhitungan dengannya?"Darwin mendengus, lalu bertanya balik, "Kamu menganggap aku tua?""Aku nggak berani. Pak Sasongko masih muda dan kuat, hal ini nggak perlu diragukan lagi," timpal Paula seraya mengedipkan matanya.Darwin langsung teringat semalam mereka bercinta dengan intens. Dia pun tersenyum. Darwin menjelaskan tindakannya tadi, "Keluarga Sudarmo lebih rumit dari yang kita bayangkan. Kalau Harry terus bertindak gegabah, dia pasti akan celaka dalam waktu singkat."Waktu itu, Darwin setuju Harry masuk ke Grup Sasongko karena kakek Harry memohon pada Terry. Jadi, dia menghormati kakek Harry. Selain itu, Darwin pernah menyelidiki Harry. Dia tahu Harry tidak jahat.Paula langsung memuji, "Aku tahu kamu sangat baik."Mereka pulang ke vila. Freda menyambut mereka dengan ekspresi cemas. Dia melihat Darwin dan tampak ragu-ragu untuk bicara."Ada apa? Bilang saja," ujar Darwin. Di
Jadi, sekarang Darwin tidak mungkin mendepak Harry. Dia hanya ingin menegur Harry agar dia menyadari kenyataannya.Namun, Harry tidak mengetahui hal ini. Dia melihat Darwin menelepon Wilson dan menyuruhnya mencari orang lain untuk mengambil alih proyek ini. Harry pun panik.Darwin sudah memutuskan untuk mengabaikan Keluarga Sudarmo dan mendepaknya dari Grup Sasongko. Ketika Harry baru masuk ke Spirit Animation, dia terus membuat masalah.Meskipun begitu, Darwin tetap membantu Harry. Jadi, Harry menganggap Darwin tidak berani menyinggung Keluarga Sudarmo dan memecatnya.Sekarang Harry baru menyadari kali ini Darwin benar-benar ingin mendepaknya. Dia menarik lengan baju Darwin dan memohon, "Aku memang salah. Aku mohon beri aku kesempatan lagi.""Apa?" tanya Darwin yang berpura-pura tidak mendengar ucapan Harry.Harry merasa dipermalukan. Namun, dia tetap membungkuk dan menegaskan, "Aku mohon beri aku kesempatan lagi."Paula berdeham. Dia memperingatkan Darwin agar tidak terlalu berlebiha
Melihat Paula marah, Harry bergegas mengejar Paula dan memelas, "Maaf, aku salah. Kalau kamu nggak mau bergabung dengan Light Animation, kita tetap bekerja di Spirit Animation. Kamu nggak akan meninggalkan proyek ini, 'kan?"Walaupun Harry agak posesif terhadap Paula, dia tetap mementingkan proyek. Harry tidak ingin menghancurkan proyek karena masalah pribadi. Dia yakin Paula mempunyai pemikiran yang sama dengannya.Hanya saja, Harry mengabaikan Darwin. Sebenarnya Darwin adalah orang yang bisa menentukan nasib proyek.Sebelum Paula menjawab pertanyaan Harry, Darwin berujar dengan dingin, "Tentu saja Paula nggak akan meninggalkan proyek ini. Tapi, kamu nggak usah bekerja di Spirit Animation lagi.""Kenapa?" tanya Harry dengan ketus.Harry tersenyum sinis dan bertanya balik, "Menurutmu?"Darwin merupakan bos dari Spirit Animation, jadi dia bisa memecat Harry. Apa Harry tidak bisa menduganya?Harry baru memahami maksud Darwin. Dia mulai panik karena dirinya sudah berjuang untuk proyek ini
Harry tidak menutupinya. Dia langsung menjawab, "Light Animation."Darwin mengangkat alis, sepertinya dia tidak pernah mendengar perusahaan animasi ini. Paula juga demikian, dia bertanya, "Itu perusahaan baru?"Harry mengangguk seraya menyahut, "Aku pernah bertemu penanggung jawab mereka. Dia sangat kreatif. Lebih cocok untuk perkembangan proyek kita daripada Grup Sasongko.""Siapa nama penanggung jawab itu?" tanya Darwin."Henley," jawab Harry. Awalnya dia memang ingin membahas hal ini dengan Paula. Jadi, dia tidak berniat menutupinya."Apa orang itu berasal dari luar negeri?" tanya Paula sembari mengernyit. Dia curiga Harry ditipu.Harry menggeleng dan menjawab, "Bukan."Paula yang cemas bertanya lagi, "Sejak kapan kamu kenal dia? Kamu sudah tunjukkan sketsaku kepadanya?"Harry segera menyahut, "Tentu saja belum. Aku juga nggak bodoh. Aku baru kenal dia semalam."Paula yang merasa tidak berdaya melihat Tristan, kenapa dia tidak membujuk Harry? Tristan berucap, "Aku sudah membujuknya.
Darwin menatap Paula dengan ekspresi tak berdaya, tetapi penuh kasih. Dia menghela napas sebelum membalas, "Aku ikut denganmu. Kamu nggak akan keberatan, 'kan?""Tentu saja nggak. Kamu bos perusahaan, nggak ada rahasia yang kamu nggak boleh tahu," jawab Paula dengan gembira, lalu beranjak ke kamar tidur untuk ganti baju.Setelah keduanya siap dan makan siang, mereka pergi ke kafe yang sudah disepakati. Ketika mereka tiba, Harry dan Tristan sudah menunggu lebih dari satu jam.Bukan karena Paula terlambat, tetapi karena Harry yang terlalu bersemangat. Dia tiba-tiba mendapat ide baru yang ingin segera dibagikan kepada Paula.Itu sebabnya, ketika Paula masuk dengan Darwin yang memakai masker, dia hanya melihat wanita itu dan langsung mendekatinya dengan penuh semangat.Harry bahkan meraih tangannya. Akan tetapi, Darwin segera memutar tangannya ke belakang dan mendorongnya menjauh."Siapa kamu? Mau apa?" tanya Harry yang menatap Darwin dengan marah. Beberapa saat kemudian, dia cemberut dan
Untuk beberapa saat, Paula tidak mendengar respons dari Darwin. Ketika menoleh, dia melihat ekspresi Darwin sedikit aneh seperti sedang kesal sendiri.Paula menyentuh dagunya sambil bertanya, "Kenapa? Kok kelihatannya nggak senang?"Darwin memandangnya dengan tatapan kecewa. Pria itu bertanya, "Kamu sama sekali nggak punya impian tentang pernikahan ya?"Meskipun tidak bisa mengumumkan hubungan ini dan tidak bisa mengadakan pesta pernikahan, mereka sudah menikah dan resmi menjadi suami istri.Bukankah seharusnya ada antusiasme untuk membeli cincin, foto bersama, atau rencana bulan madu? Menurut Darwin, biasanya wanita yang jatuh cinta pasti punya harapan-harapan seperti itu.Mata Paula berkedip cepat dan menyiratkan sedikit kebingungan. Bukannya antusias, pernikahan lebih membuatnya cemas, takut, dan merasa bakal ada banyak masalah.Paula bahkan sudah membayangkan bagaimana nanti harus menghindari sorotan media, menghadapi wanita yang mengejar Darwin, dan menghadap keluarganya.Darwin t
Paula sudah punya firasat tentang dua buku kecil itu. Saat mengambilnya, tangannya sedikit bergetar.Ketika membuka dan melihat foto dirinya dan Darwin di halaman dalam, bibir Paula tak bisa menahan senyum. Darwin terus mengamati ekspresi Paula. Melihat dia tidak marah, hatinya merasa lega.Darwin menjelaskan, "Sebenarnya aku mau membawamu ke Kantor Catatan Sipil. Tapi, Wilson malah mengambil keputusan sendiri ...."Sebelum selesai bicara, tiba-tiba Darwin merasakan sentuhan hangat di bibirnya. Dia sontak menahan kepala Paula dan memperdalam ciuman itu.Setelah mereka berhenti, Darwin menatap mata Paula yang sedikit berkaca-kaca. Hatinya terasa begitu hangat.Darwin tiba-tiba berucap, "Makasih."Paula menyandarkan diri di dada bidang Darwin. Dia bertanya sambil tersenyum, "Untuk apa?"Darwin menjelaskan dengan serius, "Makasih karena kamu hadir dalam hidupku. Makasih karena kamu kasih aku kesempatan untuk berada di sisimu. Makasih karena kamu nggak menolak untuk menikah denganku ...."
Wilson merasa ada masalah dengan pikiran wanita itu. Dia mencoba menghentikan Fanny sambil mendesak para pengawal untuk segera datang.Begitu disentuh, Fanny langsung terjatuh ke jalan. Bahkan, sesaat kemudian wajahnya sudah penuh dengan luka memar. Untuk menjebak orang, dia benar-benar tega menyakiti dirinya sendiri.Para pengawal yang melihat pemandangan ini pun terkejut. Dalam kesan mereka, Wilson selalu lembut dan sopan. Kalau ada yang perlu dipukul, seharusnya itu tugas mereka, 'kan?"Cepat bawa orang ini pergi!" pinta Wilson dengan tidak sabar. Dia juga mengingatkan para pengawal, "Hati-hati, dia bawa kamera tersembunyi."Mendengar ini, salah satu pengawal langsung meraih kancing baju Fanny untuk memeriksanya. Wanita itu segera meronta-ronta sambil berseru, "Pelecehan! Tolong, ada pelecehan!"Pada saat yang sama, pintu vila terbuka. Paula muncul dengan ekspresi bingung ketika melihat semua keributan di luar.Awalnya, Paula hanya ingin ke toilet. Berhubung mendengar suara bel yang