Share

16. Sup Spesial

Author: UmmiNH
last update Last Updated: 2023-01-26 13:46:39

Nadia sedang membereskan kamar, dia menepuk-nepuk kasur serta bantal yang akan di gunakan oleh suaminya.

Arian yang masih duduk di sofa menatapnya, dia mengalihkan pandangannya saat Nadia menoleh padanya.

"Ayo tuan..." Ucap Nadia sambil memegang lengan Arian hendak memapah suaminya lagi. Namun, Arian menatap tangan Nadia yang memegangi lengannya, kemudian dia mengalihkan tatapannya pada Nadia dan menatapnya dengan tatapan menusuk.

Nadia pun menjadi sedikit takut, dia perlahan melepaskan pegangan tangannya. Begitu tangannya terlepas, Arian langsung bangkit dan berusaha berjalan sendiri walau dengan tertatih-tatih.

Tak ingin hanya diam saja, Nadia pun menyibakkan selimut sebelum Arian menaiki ranjang. Kali ini Arian langsung duduk di atas tempat tidurnya tanpa memprotes apa yang di lakukan Nadia.

Arian menyandarkan tubuhnya di tepi ranjang. Melihat itu, Nadia keluar kamar dan berjalan menuruni tangga, dia mengayunkan kakinya ke arah dapur.

Para pelayan menyapanya, mereka saling men
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Diusir Dari Kampung, Dinikahi Sultan Tampan   17. Kecewa

    Pagi menjelang, Arian menggeliat dan melihat jam, dia kembali membenamkan kepalanya di bantal saat mengetahui jam baru menunjukkan pukul lima pagi. Ceklek. Suara pintu kamar mandi terbuka, Arian mendongak dan mendapati Nadia sudah memakai baju lengkap dan handuk yang melilit di rambutnya. Seketika itu juga aroma segar dari sabun dan shampo menguar dan menusuk rongga hidung Arian. Dia berusaha mengalihkan perhatiannya, membalikkan badan dan menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut. Nadia tak menghiraukannya. Dia duduk dengan tenang di kusi yang menghadap meja rias. Dia memperhatikan wajahnya sejenak, kemudian mulai memoleskan sesuatu pada wajahnya. Selesai dengan urudan wajah, Nadia beralih pada rambutnya. Dia membuka handuk yang membungkus rambut panjangnya. Menyisirnya sambil sesekali menggosoknya lagi hingga rambutnya benar-benar tak meneteskan air.Dia keluar dari kamar dan berbaur dengan para pelayan yang sudah sibuk dengan tugas mereka masing-masing. "Nyonya, tumben anda sudah

    Last Updated : 2023-01-28
  • Diusir Dari Kampung, Dinikahi Sultan Tampan   18. Kesadaran Arian

    Seharian ini Nadia sibuk mengurus kakeknya yang malah semakin parah. Walaupun ada beberapa pelayan, Nadia tetap bersikukuh mengurus kakek sendiri, sedangkan pelayan hanya membantu pekerjaan Nadia. Nadia sudah mengakjk kakek supaya di rawat di rumah sakit, tapi kakek bersikukuh tidak mau dan hanya ingin di rumah saja. Demamnya cukup meninggi, dan kakek pun terus-terusan batuk. Waktu sudah menunjukkan pukul tujuh malam, Nadia kini sedang menyuapi kakek dengan sup hangat. Arian tiba-tiba datang dengan wajah panik, pria itu langsung menghampiri dan duduk di tepi ranjang lain yang berlawanan dengan Nadia. "Kek, kenapa kakek gak mau kerumah sakit ?" Tanyanya setelah emnyentuh dahi sang kakek."Tidak, Rian. Kakek cuma demam saja. Uhuukk... Uhuuk..." Nadia dengan sigap mengulurkan gelas air minum dan kakek segera meminumnya. Arian menatap Nadia sejenak, kemudian kembali lagi menatap kakek. "Kenapa kamu gak ngabarin aku dari siang kalau kakek sakut ?" Tanya Arian tanpa menoleh pada Nadia

    Last Updated : 2023-01-28
  • Diusir Dari Kampung, Dinikahi Sultan Tampan   19. Di Goda Kakek

    Di sepertiga malam, semua penghuni rumah di buat gempar dengan kabar tuan besar yang tak sadarkan diri. Dengan sigap Arian pun membawa sang kakek kedalam mobil, Nadia pun ikut dan duduk di kursi belakang menemani sang kakek. Selama perjalanan Nadia menggosok telapak tangan Alex dan mengoleskan kayu putih di dekat hidung pria paruh baya itu. Namun tak ada hasil apapun. Setelah tiba di halaman rumah sakit, Arian segera memanggil perawat untuk mengambilkan brankar supaya memudahkan membawa kakeknya ke ruangan periksa.Arian dan Nadia terus berjalan mengikuti petugas yang mendorong brankar berisi kakek mereka hingga petugas menyuruh mereka menunggu di luar ruangan. Nadia tak mengeluarkan sepatah katapun, dia menutup mulutnya dengan kedua tangan, tatapannya kosong, dan kedua matanya terlihat sudah berkaca-kaca. Arian yang sedari tadi menundukkan kepalanya pun mulai mendongak, dia mengusap wajahnya kemudian menyandarkan punggung di tembok. Raut kecemasan sangat terlihat dari keduanya, dalam

    Last Updated : 2023-01-29
  • Diusir Dari Kampung, Dinikahi Sultan Tampan   20. Memang Seperti Robot

    Esok harinya, Nadia sedang sibuk memasukkan semua barang-barang pada tas. Hari ini kakek jadi pulang kerumah karena dokter sudah memberinya izin, dengan syarat harus rutin melakukan chek-up ke rumah sakit. "Sudah belum ?" Tanya Arian yang baru datang dari luar. Dia semalaman menginap di rumah sakit bersama Nadia karena supaya tak repot."Heh ! Bantu istrimu ! Bukannya malah terus mendesaknya supaya cepat." Ucap Alex yang sedang duduk di tepi ranjang pasien. Arian dengan segera melakukan apa yang kakeknya perintahkan tanpa protes. Membuat pekerjaan Nadia pun jadi selesai lebih cepat.Arian memapah sang kakek untuk berjalan menuju parkiran, sedangkan Nadia membawa tas yang tak terlalu besar. "Kakek di belakang saja." Tolak Alex saat Arian membukakan pintu kursi depan. "Ya sudah kalau begitu." Ucap Arian yang kemudian beralih ke pintu kursi belakang. "Eh, tapi apa gak sebaiknya kakek di depan saja ? Biar Nadia yang duduk di belakang." Tanya Nadia yang merasa tak enak jika kakeknya d

    Last Updated : 2023-01-29
  • Diusir Dari Kampung, Dinikahi Sultan Tampan   21. Cemburu

    Hari sudah beranjak siang, Nadia masih sibuk di dapur membuatkan kue pesanan sang kakek, para pelayan hanya menonton sambil memperhatikan. "Nyonya pintar memasak ya ?" "Iya, bukan cuma masakan aja, bikin cemilan juga dia lihai sekali. Gak salah tuan besar menjodohkan tuan muda dengan nyonya." Kurang lebih begitulah penilaian para pelayan. Berbeda dengan yang lain yang memperhatikan Nadia sambil terkagum-kagum, Farza malah duduk sambil menyangga dagunya dengan kedua tangan. Dia begitu fokus menatap Nadia sambil berbicara dalam hati. Nyonya memang cukup sempurna. Dia cantik, baik, penyayang, gak sombong, pinter masak sama yang lainnya juga. Pasti kalau sudah punya anak dia bakalan jadi ibu dambaan semua anak. Tapi kok sayang, tuan sepertinya tidak menerima nyonya dengan sepenuh hati. Batinnya berkata."Ah, akhirnya selesai juga, saya akan membawakan ini untuk kakek. Dan yang ini... Kalian bisa memakannya. Bagi-bagi ya ?" Ucap Nadia sambil tersenyum. Para pelayan pun tersenyum sumri

    Last Updated : 2023-01-29
  • Diusir Dari Kampung, Dinikahi Sultan Tampan   22. Mulai Posesif

    Nadia masuk kedalam kamar, dia sangat terkejut dengan keadaan kamar yang berantakan seperti ada monster yang sudah mengamuk disana. Nadia taj sengaja menedang sepatu saat melangkahkan kakinya. Dia berjongkok untuk meraih sepatu itu."Ini sepatu tuan. Kapan tuan pulang ?" Ucap Nadia. Dia pun melihat tas kerjanya yang tergeletak di dekat lemari pakaian. Dia pun memungutnya dan menyimpannya, di tempat biasa. Saat Nadia sedang membereskan kekacauan itu, Arian keluar dari kamar mandi hanya dengan handuk yang melingkar di pinggangnya. Nadia langsung memalingkan wajahnya dan melanjutkan kegiatannya."Tuan, kapan anda pulang ?" Tanya Nadia sambil membereskan bantal sofa."Apa pedulimu ?" Tanya Arian dengan ketus sambil menggunakan pakaiannya. Nadia sedikit tersentak dengan sikap suaminya yang tiba-tiba saja kembali acuh dan ketus.Nadia pun tak bersuara lagi, dia hendak menyimpan laptop di atas nakas, melihat laptop di pelukan Nadia, Arian dengan refleks memegang lengan Nadia, membuat langk

    Last Updated : 2023-01-30
  • Diusir Dari Kampung, Dinikahi Sultan Tampan   23. Sambutan Dari Ibu Tiri

    Nadia berjalan dengan percaya diri memasuki kampung halamannya, orang-orang terus menatapnya sambil berbisik-bisik, mereka hanya menunjuk-nunjuk dirinya tanpa berani berkata langsung. Saat dia berdiri tegak di depan rumah peninggalan orangtuanya, hatinya sedikit terenyuh mengingat krnabgan-kenangan yang masih dapat diingatnya di rumah ini. Dimana kehidupan masa lalunya sangat indah dan damai layaknya keluarga kecil yang bahagia. Orang-orang sudah berkerumun di salah satu rumah yang terletak tak jauh dari rumah Nadia, masih dengan saling berbisik-bisik dan menunjuk-nunjuk kearahnya. "Bu... Permisi..." Teriak Nadia sambil mengetuk pintu. Tak menunggu lama, bayangan seseorang dari jendela pun terlihat mendekat dan pintu langsung terbuka. Sosok yang di bencinya langsung muncul dengan mata melotot, dia mengarahkan tatapannya memindai Nadia dari ujung kepala hingga ujung kaki."Apa dia... Nadia ?! Apa iya ? Tapi kok dia terlihat berbeda, dia terlihat lebih cantik dan modis. Apa yang terj

    Last Updated : 2023-01-30
  • Diusir Dari Kampung, Dinikahi Sultan Tampan   24. Kemarahan Arian

    "Saya tau anda sengaja mengurung Nadia di dalam, saya tidak akan membiarkannya terus-terusan anda tindas." Ucap Tris dengan gigi rapat saking kesalnya. Leni beringsut mundur, dia memegang lengan Silvi yang kini berdiri di sampingnya. Silvi pun memegangi tangan ibunya untuk membuatnya tenang. Tris melirik kunci yang masih menggelantung di lubangnya. Dia melirik Leni lagi dengan tatapan sengitnya. Tanpa menunggu lama dia langsung memutar kunci, membukakan pintu untuk nyonyanya keluar. "Tris..." Ucap Nadia begitu pintu terbuka. Tatapannya beralih pada Leni serta Silvi yang sudah berada di sana juga. "Ayo nyo... " Tris yang keceplosan pun langsung menggelengkan kepalanya."Ayo Nad, kita keluar. Kamu sudah selesai, kan membawa barangmu ?" "Ya, sudah." Jawab Nadia yang masih kebingungan dengan apa yang terjadi. Tris langsung menarik tangan Nadia menuju luar, sedangkan Nadia pun hanya diam tanpa memprotes. Sepeninggal Nadia serta Tris, Leni menghembuskan nafasnya dengan lega."Ya ampu

    Last Updated : 2023-01-30

Latest chapter

  • Diusir Dari Kampung, Dinikahi Sultan Tampan   51. End

    Beberapa bulan berlalu, kehidupan mereka kini sudah sangat baik, tak ada lagi gangguan yang berarti. Bahkan, entah kenapa Silvi dan Leni pun tak pernah lagi dengan sengaja menunjukkan dirinya. Hanya pernah sesekali tak sengaja berpapasan, dan mereka bersikap seolah tak saling mengenal. Hanya, Nadia masih dapat melihat ketidak sukaan merrka dalam tatapannya. Kehamilan Nadia sudah memasuki usia ke 5 bulan, membuat perutnya kian membuncit. Dia juga kini di larang untuk ikut andil di toko, hanya sekedar keluar dan menyaksikan kesibukan karyawan-karyawannya yang sudsh bertambah. Resti yang bertanggung jawab mengurus segalanya. Ponsel Nadia berdering, wanita itu pun dengan cepat merogoh tasnya dan menempelkan ponsel itu di telinganya. "Ya, mas ?""Kamu masih di toko ?""Iya, mas. Kenapa memangnya ?""Cepat pulang, ya ? Kakek mengajak kita berkumpul di rumah. Ini mas juga sedang di jalan, mau pulang." "Oh, baiklah."Sambungan terputus. Nadia langsung mencari Tris untuk mengajaknya kembal

  • Diusir Dari Kampung, Dinikahi Sultan Tampan   50. Modus !

    Semua bapak-bapak di belakang Arian hendak melayangkan ledekannya lagi. Namun, pak penghulu dengan segera mengangkat sebelah tangannya, membuat mereka urung mendebat pembelaan Arian. "Jadi, tuan ini menghamili nona ini ?" Tanya penghulu menunjuk Arian dan Silvi bergantian. "Tidak !""Iya, pak !" Jawab Silvi dan Arian bersamaan. Arian menatap Silvi dengan bengis. Sungguh, dia sangat muak dengan wanita itu. "Pak, saya sama sekali tidak melakukannya. Demi allah ! Saya sudah punya istri, dan saya mencintai istri saya."Sambil menunduk, Silvi menyembunyikan bibirnya yang mencebik mendengar ucapan Arian."Haha, zaman sekarang mah udah punya istri, kek. Udah punya suami, kek. Kalau otaknya konslet tetep aja nyari mangsa lagi. Ya gak ?" Tanya salah seorang bapak-bapak itu yang di sambut dengan tawa dari yang lainnya. Arian berdiri, dia sudah cukup sabar menghadapi sikap so tau mereka."Itu menurut orang yang otaknya konslet. Tapi, saya tidak seperti itu. Saya masih normal, otak saya mas

  • Diusir Dari Kampung, Dinikahi Sultan Tampan   49. Jebakan Silvi

    "Ini, inilah yang saya tadi ingin bicarakan sama kamu. Juli, dia tadi pagi masuk rumah sakit mendadak karena di temukan tak sadarkan diri di kamarnya. Tapi keadaannya sudah stabil tadi, makanya saya pergi bekerja. Tapi tadi, suster menelpon mengabari kondiri Juli yang kritis." "Ap-apa ?? Juli ?" Felix menjadi gugup. Raut kecemasan terlihat dengan jelas di wajahnya. "Saya ke rumah sakit dulu, permisi pak Arian, pak Felix." "Tunggu, pak ! Saya ikut !" Ucap Felix "Baiklah, ikuti saja mobil saya." Ucap Samsudin sambil sedikit berlari menuju keluar restoran.Felix dengan terburu-buru merogoh dompetnya dan menyerahkan beberapa lembar uang pada Arian. "Pak Arian, saya mohon maaf sekali karena harus meninggalkan anda. Ini, saya yang bayar." "Tidak usah, pak Felix. Saya mengerti kok.""Tidak papa, anggap saja ini sebagai permintaan maaf saya karena tak jadi menemani anda makan siang, padahal saya yang ngajak tadi. Sudah ya, syaa tifak punya banyak waktu. Sekali lagi saya minta maaf, dan

  • Diusir Dari Kampung, Dinikahi Sultan Tampan   48. Kembali Dengan Berbeda

    "Loh, itukan si Nadia ?" Gumam wanita tersebut dalam hati. "Sayang, kamu kenapa ?" Tanya Dev, pria tampan yang bersama dengan Silvi. Dari penampilannya, Dev seperti pria kaya lainnya, keren, rapi, dan juga terawat, lagipula, jika saja Dev bukan pria ber-uang, mana mungkin Silvi akan mau berhubungan dengannya. "Eh, eem... Aku mau ke toilet dulu deh sayang. Sebentar, ya ? Kamu tunggu saja di mobil.""Baiklah, jangan lama." Silvi tersenyum, Dev pun berjalan menuju parkiran meninggalkan Silvi. Silvi ternyata juga berkencan dengan Dev di resort itu. Setelah hatinya hancur kemarin karena Arian yang ternyata suami Nadia, Silvi langsung pergi mencari kesenangan ke club langganannya, dan disanalah dia bertemu dengan Dev. Perlahan Silvi mengendap-endap untuk melihat pasangan tersebut semakin dekat. "Oh shit ! Iya itu mereka ! Jadi mereka emang suami istri ?" Silvi mengumpat sambil menatap tak suka ke arah mereka.Pasangan yang serasi, mereka terlihat begitu bahagia satu sama lain. Aura k

  • Diusir Dari Kampung, Dinikahi Sultan Tampan   47. Surga Cinta

    Arian sudah keluar dari kamar mandi, kini giliran Nadia yang harus membersihkan tubuhnya dari air hujan yang sempat mengguyurnya beberapa saat lalu. Arian duduk di sofa, dia memesan beberapa cemilan dan juga minuman hangat pada petugas resort. Sambil menunggu pesanan tiba, Arian membuka ponselnya dan mendapatkan beberapa pesan. Hampir semuanya tentang pekerjaan, Arian sudah meminta sekretarisnya untuk menghendel pekerjaan selama dia berada disini. Gerakan jempolnya terhenti saat mendapati panggilan tak terjawab dari kakeknya. Aahh... Arian sampai lupa tidak memberitahukan pada kakeknya kemana mereka pergi. Arian menekan tombol panggil, dan tak menunggu lama akhirnya panggilan tersambung. "Halo ?" "Halo, kek.""Jadi, kemana kamu membawa cucu menantuku ?" Tanya Alex to the poin. Arian mendesah pelan, tadi dia hanya menitipkan pesan pada Tris, untuk memberitahukan pada kakeknya bahwa dirinya akan pulang sedikit terlambat bersama Nadia. Namun, dia tidak mengatakan tujuannya dan kapan

  • Diusir Dari Kampung, Dinikahi Sultan Tampan   46. Di Depan Air Terjun

    Di restoran yang masih termasuk di area resort, Arian dan Nadia sedang makan bersama di salah satu meja. Ada beberapa meja lain yang sama-sama terisi oleh pengunjung lain, namun tak mengurangi kenikmatan hidangan tersebut. Setelah Arian selesai membersihkan dirinya, keduanya langsung pergi keluar untuk makan siang yang sudah kesorean. Nadia maupun Arian menyantap makanannya dengan lahap tanpa ada perbincangan saking sudah laparnya, hingga tak butuh waktu lama untuk mereka berdua menghabiskan semua menu yang tersaji di meja. "Ayo !" Ucap Arian setelah selesai mengelap bibirnya menggunakan tissue. "Mau kemana lagi, mas ?" Tanya Nadia setelah meneguk habis minumannya. "Kemana saja, jalan-jalan." Ucapnya yang segera berdiri dan menarik tangan Nadia. Nadia pun menurut dan hanya mengikuti langkah sang suami saja. Dia benar-benar tida menyangka, kalau ternyata Arian Trisatya, seorang pria yang terkenal dingin dan acuh itu memiliki sisi yang berbeda. Nadia melihat suaminya kini seperti pr

  • Diusir Dari Kampung, Dinikahi Sultan Tampan   45. Gara-Gara Tas

    Setelah perjalanan selama setengah jam, akhirnya mereka tiba di sebuah Resort yang Resti katakan tadi. Bangjnan itu cukup luas dan terlihat sangat nyaman. Walaupun tidak terlihat mewah, karena resort itu memberikan tampilan bernuansa pedesaan atau pantai.Arian tak berkata apa-apa, dia langsung meraih tangan Nadia dan menarik istrinya itu untuk mengikuti langkahnya. Arian langsung menuju resepsionis, setelah semua keperluannya selesai, mereka langsung menuju kamar yang sudah menjadi milik mereka untuk beberapa hari kedepan."Tuan, apa saya tidak salah dengar tadi ?" Tanya Nadia sambil berjalan menuju kamar mereka. "Apanya yang salah ?""Tiga hari ? Anda akan menginap disini selama tiga hari ?""Ya, seperti yang kamu dengar. Kenapa ?" Arian membuka pintu, terlihat sebuah ruangan yang cukup luas dan sangat bersih di dalamnya. Awal masuk mereka seperti di sambut oleh ruang tamu mini yang hanya terdapat sofa panjang dan meja kecil. Nadia terpana, dia melepaskan pegangan tangan Arian dan

  • Diusir Dari Kampung, Dinikahi Sultan Tampan   44. Resort

    "Ibu !" "Diam kamu !" Leni mengusap wajahnya dengan lesu, sedangkan Silvi masih terus merengek sambil menggerak-gerakkan kakinya asal."Hiks, tuan tampan itu ternyata suaminya Nadia. Ibu, aku tidan percaya semua ini... Pasti dia berbohong kan ? Bagaimana Nadia bisa menikahi pria sultan sepertinya ?" "Yah, ibu juga tidak bisa percaya ini. Tiba-tiba saja pria itu datang dan menyebut Nadia sebagai istrinya. Ini sangat tidak masuk akal.""Ibu... Apa yang harus kita lakukan sekarang ? Kalaupun itu bohong, aku ingin memperjuangkan cintaku, dimana dia tinggal ?" "Silvi, tenanglah dulu. Jangankan tempat tinggal, namanya saja kita tidak tau."***Sepasang suami istri itu baru sampai di toko, sepanjang perjalanan, keduanya sama-sama larut dalam fikirannya masing-masing. Nadia menatap Arian yang masih fokus menatap kedepan. Ada perasaan hangat yang menelusup kedalam dadanya, ucapan Arian tadi di depan Leni dan Silvi terus terngiang-ngiang di telinganya. Arian langsung menepikan mobil, melih

  • Diusir Dari Kampung, Dinikahi Sultan Tampan   43. Dia Adalah Istri Saya

    Nadia menanggapi sikap ibu tirinya dengan senyuman sinis sambil menggelengkan kepalanya. Bisa-bisanya dia masih bersikap keras seperti ini setelah semuanya terbukti. "Ibu, kenapa ibu malah balik marah ? Harusnya aku loh yang marah disini, kenapa ibu merebut peranku ?" Tanya Nadia masih santai. Leni semakin tersulut emosi melihat sikap Nadai yang seolah mengejeknya. "Dasar kamu ya... Anak gak tau diuntung !" Leni bergerak cepat hendak menyerang Nadia. Namun, Nadia berhasil menghindar tepat waktu. "Kalian sungguh tidak tau terima kasih, sudah untung aku tidak menjebloskan kalian ke penjara. Tapi lihatlah, apa yang kalian lakukan untuk membalas kebaikanku itu. Bahkan kamu bertindak kasar. Jika aku mau, aku bisa melaporkan kamu ke polisi debgan dua kasus sekaligus !" Leni semakin marah, tapi dia tak kunjung bertindak. Dia hanya berdiri mematung sambil menatap Nadia dengan penuh kebencian, dadanya pun terlihat kembang kempis karena amarahnya. "Silvi ! Ambil laptopnya, kita harus meng

DMCA.com Protection Status