Share

Eps 20.

Penulis: Yuwen aqsa
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-28 10:20:33

“Bokap lo minta ke gue untuk nggak lanjutin perceraian lo, brow.” Baru beberapa detik duduk di kursi depan meja kerja Lingga dan Faisal sudah membawa berita buruk.

Lingga menghela nafas, karna dia sudah tau jika papanya akan melakukan hal seperti ini. “Jangan dihiraukan.”

Satu alis Faisal bergerak ke atas. “Gue bakalan kena masalah nggak?”

Lingga melirik sebentar. “Gue yang jamin.”

Faisal tersenyum dengan helaan nafas lega. Udah lama Faisal jadi pengacaranya Lingga. Masalah apa pun, Faisal yang menyelesaikannya. Jadi si Faisalnya udah hafal banget.

“Yang jelas gue males datang. Ada vidio yang kemarin sama fotonya. Itu udah bisa jadi bukti, kan?”

Faisal mengangguk. “Ling, jadi beneran si Adis udah dipakai beberapa pria?”

Lingga menatap malas. “Gue nggak punya waktu buat ngedit-ngedit vidio. Yang gue kirim ke elo, itu apa adanya. Rekaman si Roland juga tanpa g

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (17)
goodnovel comment avatar
lais_jk98
ngeriiiii agak lain emang mak sama anak.nya ......... murah oeyy
goodnovel comment avatar
Pica-Mica
jijik banget anjiiiiir ...
goodnovel comment avatar
raya yuliana
iya, anak sma mma sma aja.. jd sma dengan deh
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Ditiduri Majikan   Eps 21.

    Begitu mobilnya sudah terparkir di basemen, Lingga segera turun dan bergegas masuk ke gedung apartemen. Buru-buru ia melangkah menuju ke unitnya. Menempelkan card id ke pintu dan pintu langsung terbuka.“Nad, Nada,” panggilnya, tak sabar. Ada rasa trenyuh saat melihat Nada muncul di pintu kamar yang mereka huni. “Nada….” Lirih Lingga, meraih tubuh kecil Nada ke pelukan.Nada membalas pelukan, tersenyum haru mendapatkan perlakuan seperti ini dari Lingga. Senang pastinya, karna perlakuan ini menunjukkan jika Lingga memang peduli dengan keadaannya. Air mata bahagia penuh kelegaan tak bisa Nada bendung. Dia terisak dalam dekapan suaminya.Menit berlalu Lingga mengendurkan pelukan, membingkai wajah Nada dan mengusap kedua bulir yang mengalir di pipi Nada. “Maafkan aku, Nad,” ucapnya dengan wajah bersalah.Nada mengangguk merespon permintaan maaf Lingga. Ia mengusap kasar kedua mata yang akan kembali menangis. “A

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-29
  • Ditiduri Majikan   Eps 22.

    Nada melengkuh, tersenyum saat mendapati ada tangan yang menyilang di dada, lagi ngelonin. Nada menyipitkan mata, menatap jam bulat kecil yang ada di atas meja sebelah ranjangnya. Lalu mengusap perut yang kebelet pipis. Pelan Nada mengangkat tangan Lingga, menyingkirkan tangan itu dan ia beranjak dari ranjang. Melihat istrinya yang beranjak pergi, Lingga pindah posisi tidur, tengkurap.Nggak Cuma pipis, tapi Nada sekalian mandi karna semalam abis ngasih kewajibannya ke suami, dia nggak sempat mandi. Cuma bersihin tubuh di beberapa bagian saja. Sekitar tiga puluh menit Nada keluar dengan handuk yang membungkus kepala, habis keramas.Tersenyum saja pas liat Lingga masih tidur tengkurap. Nada memilih keluar kamar untuk menyiapkan sarapan pagi. Suasana hati lebih baik dari pada kemarin malam, jadi mood masak juga baik banget.“Mas, aku bikin nasi goreng pakai telur setengah mateng,” katanya sembari meletakkan sepiring jatahnya suami di meja makan.

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-01
  • Ditiduri Majikan   Eps 23.

    Ddrtt… ddrtt….Dering hp di dalam kamar membuat Nada menghentikan aktifitas. Ia menajamkan pendengaran untuk memastikan kalau hp-nya berdering. Begitu yakin, buru-buru Nada masuk ke kamar. tersenyum saat melihat nama ‘Faiz’ di layar hp.“Hallo,” sapa Nada sembari menempelkan hp ke telinga.“Nada….” Suara Bu Salma di seberang sana.Mendengar suara ibunya, Nada tersenyum dengan hati yang terasa hangat. “Ibu,” panggilnya.“Lagi apa, Nad?” tanya ibu.Nada melangkah ke jendela, menatap luar gedung dari kaca. “Tadi bersihin kompor, Bu.”“Bersihin kompor?” tanya ibu, kaya’ nggak percaya. “Kamu tinggal di rumah majikanmu itu?”“Enggak, Bu. Aku tinggal sama mas Lingga di apartemennya.”Helaan nafas panjang terdengar dari seberang telepon. “Kalian sudah menemui orang tua Lingga?”Nada menggigit bibir, karna ibu paling khawatir soal restu orang tua Lingga. “Belum, Bu.”“Nada… restu orang tua itu adalah pembuka jalan kebahagiaan untuk jalan rumah tangga kalian berdua. Kalau orang tua nak Lingga t

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-03
  • Ditiduri Majikan   Eps 24.

    Lingga melangkah masuk ke unit apartemennya setelah pintu terbuka. Lebih masuk lagi dan menaruh tas kerjanya di sofa ruang tengah. Ia celingukan menatap ke dapur yang sepi. Lingga membuka pintu kamar, tatapannya tertuju ke arah ranjang, di mana istri kecilnya duduk di sana dengan kedua kaki yang menekuk.“Mas Lingga,” seru Nada lirih. Dia beranjak, melompat turun dan langsung berhambur memeluk suaminya. Menumpahkan tangisnya di dada Lingga. “Hiks… aku takut, Mas….” adunya.Kedua alis Lingga bertaut, ia membalas pelukan istrinya, lebih erat dan mengecup puncak kepala Nada. “Papa ke sini lagi?” tebaknya.Nada menggeleng dengan isakan yang terdengar lirih. Benar-benar ketakutan.Tangan Lingga yang ada di belakang punggung Nada mengepal dengan kedua mata yang memejam. Tidak tega mendengar tangisan istrinya. Menit berlalu setelah tangis Nada sedikit mereda, Lingga menarik tubuh kecil Nada ke ranjang. Duduk di tepi ranjang, bersebelahan.Pelan dan lembut Lingga mengusap bulir-bulir di pipi

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-04
  • Ditiduri Majikan   Eps 25.

    Ddrtt… ddrtt….Kesibukan Lingga terhenti ketika hp yang ada di sebelah laptopnya menyala dan bergetar. Ia mengambil, menatap layar yang menampilkan nama kontak ‘Mama’. Tanpa ragu Lingga menggeser tombol untuk mengangkat telpon.“Hallo, Ma, sapanya sambil memasang earphone ke telinga.“Sehat, Ling?”Pertanyaan yang membuat Lingga sedikit mengulas senyum. “Aku lagi sibuk, Ma, belum bisa pulang,” jawabnya, karna tau kalau dia sedang disindir.“Nggak apa-apa. Yang penting kamunya sehat.”“Iya, Ma, aku sehat. Mama gimana? Sehat, kan?” Lingga balik bertanya.“Iya, sehat.” Terjeda untuk beberapa saat. Keduanya tak ada yang memulai bicara. “Kamu sama Adis, bagaimana? Kenapa mama lihat kalian ini semakin… semakin nggak dekat?” tanyanya dengan begitu hati-hati.Lingga menghela nafas, meletakkan mousenya dan menjatuhkan punggung ke sandaran kursinya. “Pasti mama juga udah tau apa alasanku. Aku… aku memang nggak baik, tapi aku menginginkan istri yang lebih baik dari aku. Seorang wanita yang baik,

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-05
  • Ditiduri Majikan   Eps 26.

    “Lho, kok kita malah ngejar mobilnya Lingga sih, Dis? Malah bagus kan Lingga pergi, jadi kita bisa coba nemui pembantu itu.” Mama Marlin melambatkan laju mobilnya. Adis menepuk lengan mamanya pelan. “Aku liat pembantu itu duduk di kursi sampingnya Lingga, Ma.” Kembali kaki Mama Marlin makin menginjak gasnya. “Bener, Dis?” “Iya, aku liat tadi.” Adis meyakinkan. “Cuma tampilannya agak beda gitu sih, Ma.” Bu Marlin berdecak lirih. “Si Lingga seleranya benar-benar rendahan. Nggak nyangka mama. Masa’ ngajakin pembantu jalan barengan. Apa dia nggak malu kalau ngenalin pembantu itu ke teman-temannya? Mau dikenalin sebagai apa? Dia yang CEO perusahaan masa’ bawa pembantu. Milih pembantu dari pada kamu. Mana kehamilan pembantu itu juga bukan anak kandungnya si Lingga kan?” Adis mendengus kasar, detik kemudian menganggukkan kepala. Setuju sama apa yang terucap dari mamanya. Kedua mata mama Marlin awas melihat mobil milik Lingga yang lajunya mulai melambat. Mobil hitam itu memasuki halaman

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-06
  • Ditiduri Majikan   Eps 27.

    Adis dan bu Marlin celingukan di lorong hotel, tepat di depan pintu lift. Mereka berdua sudah ada di sebelah pintu lift tepat saat lifft-nya terbuka. Tadi mau masuk, tapi hotelnya kan ada 15 lantai mereka bingung nanti mau turun di lantai yang mana. Memutuskan untuk mengecek ke arah restoran hotel yang ada di samping gedung. Lalu berpindah karna di samping gedung itu nggak ada Lingga. Sampai akhirnya mereka berdua diam berdiri di lobby hotel karna kesal, kehilangan jejak.“Kok Lingga ilangnya cepet banget ya, Ma,” keluh Adis, menatap ke luar halaman hotel.Bu AMrlin menarik nafas dalam, terlihat menahan kesal karna lelah jalan ke sana kemari tapi nggak ada hasil. “Kita tunggu mereka di basemen aja. Pasti pulangnya bakalan ke sana buat ambil mobilnya, kan?”Adis setuju, mengikuti langkah mamanya kembali ke basemen.“Hah?! Kok mobilnya Lingga udah nggak ada?” pekik Adis, sangat terkejut karna tak melihat mobil hitam Lingga. Dia sampai melangkah ke tempat yang tadi dipakai Lingga parkir.

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-07
  • Ditiduri Majikan   Eps 28.

    Lauren menghentikan mobil, menajamkan penglihatan ke spion. Tepatnya pada mobil papanya yang benar-benar melaju masuk ke halaman hotel. Tangan yang menggenggam stir itu mengencang, menahan amarah di dadanya.Tadi itu, dengan sangat entang papanya bilang kalau ada lembur di kantor, kan? Dari situ bohongnya udah keliatan. Ada di mobil, pas ditanya jawab kalau ada di kantor. Mama Ajeng sudah mencoba berfikir positif tentang hal itu, tapi pikiran positif itu telah diruntuhkan oleh pak Fandi sendiri.Jalannya kan searah ya, dan masih ada trotoar yang sedikit lebar. Lauren memundurkan mobil pelan-pelan.Mama Ajeng mencekal tangan Lauren. “Ren.”“Ma, aku harus tau. Tadi itu mobil papa dibawa sama siapa,” ucap Lauren, balas menatap mamanya. “Kalau nggak nyamperin ke sana, kita nggak akan tau kebenarannya.”Mama Ajeng berusaha menenangkan jantungnya yang berdebar amat cepat. Ya, dia pun merasa kalau suaminya itu berubah. Hanya saja mama berusaha berfikir positif untuk membuat hatinya selalu te

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-08

Bab terbaru

  • Ditiduri Majikan   Extra Part

    “Aargh! Aargh!” pak Fandi merintih tak henti ketika luka di kakinya terasa nyeri sampai ulu hati sana.Satu tahun ini ia terkena diabetes, gulanya tinggi. Kakinya yang patah dulu itu, membengkak. bagian jempolnya tepat di kuku, mengeluarkan bau tak enak. Terkadang perawat lelaki yang Adis bayar untuk mengurusi pak Fandi sampai muntah-muntah karna tak tahan dengan bau nanah, bau busuk yang keluar dari jempol kakinya.“Setiap hari sore pasti begitu, Bu,” tutur perawat lelaki ini.Adis menatap prihatin akan keadaan papa tirinya yang sampai detik ini masih menghuni rumahnya. Ya, walau mamanya sudah enggak ada, tapi pak Fandi tetap di sini. Dan sepertinya akan menghabiskan sisa hidupnya di rumah almarhum sahabatnya dulu.“Dis,” panggil pak Fandi, tak begitu jelas.Adis sedikit merinding mendengar panggilan itu. Sejak kejadian malam dua tahun lalu itu, Adis tak pernah lagi muncul di hadapan pak Fandi. Dia takut dan tidak mau terjadi hal yang lebih mengerikan pada diri sendiri.“Bu, dipanggi

  • Ditiduri Majikan   Eps 58. ending!

    Adis menatap iba pada adiknya yang tertidur di dalam box baby. Kata dokter adiknya bisa dioperasi untuk satu matanya itu. Hanya saja kemungkinan satu mata itu bisa berfungsi, sangat lah tipis. Tetapi jika adik kecilnya ini tidak oeprasi, Adis nggak tega melihatnya. Pasti ketika besar nanti akan menjadi bullyan teman-temannya perkara kecacatannya.Kedua bahu Adis melemah dengan kenyataan hidupnya yang sekarang terasa amat berat di kedua pundaknya. Mengurusi adik beda ayah ini, mengurusi pak Fandi yang bahkan tak ada hubungan darah dengannya. Lalu mengurusi mamanya yang sampai hitungan bulan ini belum sembuh. Entah, luka jahitan di perut mamanya belum sembuh, belum kering. Justru mengeluarkan bau tak enak dan mamanya sering menjerit kesakitan setiap hari.Tangan Adis meremas kain dressnya sendiri. Dengan cukup kesusahan ia meneguk ludah lalu melangkah pergi, keluar dari kamar Aina.“Bu,” sapa suster Bella, suster yang Adis sewa untuk merawat Aina.Adis menunjuk ke arah sofa yang ada di

  • Ditiduri Majikan   Eps 57.

    Entah apa yang telah terjadi. Kuasa Tuhan itu nyata adanya. Selama hamil bu Marlin tak pernah melakukan kesalahan apa pun. Tutur katanya juga biasa, tak pernah menyumpahi siapa pun. Makan juga makan sayuran biasa yang disediakan oleh suster yang telah disewa oleh Adis.Adis menatap layar hp yang menampilkan foto adiknya yang telah tertidur di box baby. Baby cantik yang wajahnya sedikit mirip dengan wajahnya. Tapi sayang, baby cantik ini satu matanya datar, seperti tak ada apa-apa. Hanya ada alis berbulu tipis saja. selain itu, yang lain normal. Tangannya ada dua, kaki juga dua. Begitu yang yang lain.Adis menatap mamanya yang sempat menolak anaknya ini. Mama Marlin nggak mau nyusui anaknya karna anaknya… cacat. Bahkan bu Marlin sampai menangis meraung dan menuduh pihak rumah sakit telah menukar anaknya.Bagaimana mungkin anak ini ditukar? Semalam yang masuk dan menjadi pasien melahirkan hanya bu Marlin saja. Dan hanya ada satu baby ini saja.“Eegh….”Lengkuhan lirih dari ranjang membu

  • Ditiduri Majikan   Eps 56.

    Malam hari, pak Fandi bangun karna susah tidur. Hampir seharian tidur, jadi kalau harus semalam tidur, rasanya bosan dan sudah susah untuk tidur. Ia melangkah keluar dengan bantuan tongkat karna kakinya masih sakit untuk berjalan tanpa bantuan. Dengan hati-hati mendudukkan diri di sofa ruang tv, mengambil remote tv dan menatap layar lebar di hadapannya yang menyala. Menekan remote, mengubah canel yang dimau.Di dalam kamar yang berbeda, bu Marlin merasa tergangu dengan suara berisik dari luar kamar. dengan hati-hati ia beranjak bangun, awas menatap jam yang melingkar di dinding kamar yang ia pakai. Di sana jarum jamnya ada di angka dua. Jadi ini dini hari, tentu di luar masih petang.“Pasti itu mas Fandi,” gumamnya dalam kesendirian. “Udah dibilangin kalau malam jangan nonton tv kencang-kencang masih aja nggak didengarkan! Sudah nggak bisa jalan! Ngerepoton anakku! Tapi tetap nggak tau diri!” bu Marlin mengomel, menatap ke arah pintu kamarnya yang tertutup dengan tatapan kesal.“Mas!

  • Ditiduri Majikan   Eps 55.

    “Mamamama….”Pagi menyapa dan cerewetnya Yoona yang pertama masuk ke pendengaran Nada. Pelan-pelan ia membuka mata, menyipit dan tersenyum saat ternyata anaknya sudah bangun. Yoona duduk anteng di depannya sambil memainkan sesuatu.Sesuatu berupa bh yang dua cupnya berbentuk bunga mawar berwarna merah itu ditarik-tarik Yoona. Kaya’ yang gemes pengen lepasin bunga mawar itu dan membuangnya.Nada menepuk kening dan mencoba meminta barang dinasnya itu. “Na, mama minta.” Ia menengadahkan tangan.Yoona melirik, bibirnya mengerucut. bukannya memberikan, tapi bocah kecil yang tubuhnya berisi itu mengingsut duduk. Membelakangi mamanya dan kembali melakukan aktifitas, menarik-narik kelopak mawar merah itu.“Cckk, salahku sih. Kenapa juga nggak lempar itu di lantai aja. Sampai ditemuin sama Yoona.” Nada menggerutu sendiri. Ia bangun, kedua mata melebar saat bagian dadanya terekspos karna telanjang setelah semalam kembali dihabisi oleh suaminya.“Nen, mama nen.” Yoona menuding ke arah dada maman

  • Ditiduri Majikan   Eps 54.

    “Suster Wati nggak telpon. Padahal ini udah hampir siang,” gumam Nada setelah melihat layar hp-nya yang sepi.Lingga menggeser kelapa muda yang milik Nada. “Berarti Yoona nggak rewel, sayang.”“Kurang percaya aku, Mas. Aku mau vidio call.” Nada memutuskan menekan tanda panggilan vidio di pojok layar.Tak lama layar hp Nada berubah menjadi wajahnya suster Wati. Seorang suster yang telah Lingga sewa untuk menjaga Yoona selama satu minggu di Bali ini.“Bu,” sapa suster Wati.“Yoona nggak rewel, mbak?” tanya Nada.Kamera beralih menjadi kamera belakang, memperlihatkan Yoona yang sibuk mainan pasir ajaib di sebuah ruangan yang khusus untuk bermain balita. Dan ada beberapa balita juga, nggak Cuma Yoona saja.“Dari tadi anteng, Bu. Sambil saya kasih roti sama minum susu.”Nada tersenyum dengan helaan penuh lega. “Jangan lupa nanti tidur siang ya, mbak.”“Iya, Bu. Ini udah jam sebelas lebih. bentar lagi, kalau Yoona udah makan siang. Saya nina bobo.” Jawab suster sopan.Nada menganggukkan kep

  • Ditiduri Majikan   Eps 53.

    Bali.Yang Nada pilih adalah pulau Bali. Lingga sudah menawari untuk ke Prancis, atau ke Korea, atau ke negara yang lainnya. Tapi Nada tetep, pengennya ke Bali. Pengen mengunjungi yang masih ada di satu negara lebih dulu. Dan jika masih diberi waktu lagi, baru dia ingin mencoba ke luar negri.Lingga memilih villa yang privat. Hanya orang-orang penghuni villa VIP saja yang bisa mengunjungi pantai. Villanya ada tepat di tebing, di atas pantai dan bisa dikatakan jika ada di atas bebatuan tebing. Dengan lift mereka berdua turun.Nada tersenyum bahagia ketika kakinya yang memakai sendal jepit itu menginjak pasir putih, pasir pantai Bali. “Yaampun, indah banget….” Pujinya dengan wajah berbinar dan matanya mengelilingi pemandangan yang memang indah, sejuk serta … serasa dunia milik mereka berdua.Lingga memeluk Nada dari belakang, dagunya bertopan di bahu sebelah kanan sambil menikmati belaian angin pantai yang menerpa wajahnya.Nada memejamkan kedua mata, kedua tangan terlentang dan menghir

  • Ditiduri Majikan   Eps 52.

    “Aaahh,” desah Lingga sambil terus bergerak di atas tubuh Nada. Tangannya memegangi kedua kaki Nada yang dikangkangkan lebar.Nada menggigit bibir, menutup mulut agar tidak mendesah kencang karna takut mengganggu tidur Yoona. Kepalanya menggeleng ketika pergerakan Lingga semakin cepat, dan dia sendiri sedikit menggelinjang karna telah mencapai titik puncak. Nada mengamati suami yang masih diam di depannya. Tubuh putih berotot Lingga dipenuhi oleh keringat. Rambutnya yang sedikit memanjang itu pun sampai basah dan ada keringat yang menetes dari pelipisnya.Pelan Lingga menarik barangnya sambil mengamati barang berharga milik istrinya yang ia tinggalkan. Cairan putih kentalnya mengalir keluar dari milik Nada. Lingga mengambil tissu, mengusap milik istrinya itu dengan tissu. Setelahnya membersihkan miliknya sendiri sambil duduk di tepi ranjang menunggu keringatnya habis.Nada beranjak dari kasur, masuk ke kamar mandi sambil membawa dress tidurnya. Cuma sebentar, karna Cuma membersihkan y

  • Ditiduri Majikan   Eps 51.

    Caffe shop, caffe kecil yang ada di depan gedung perusahaan milik Lingga pribadi. Di sini Adis duduk menatap ke arah gedung perusahaan yang tentunya tidak sebesar perusahaan miliknya. Lebih tepatnya milik papa Fandi dan almarhum papanya.Adis menegakkan tubuh, merapikan penampilannya saat melihat mobil hitam yang memasuki halaman caffe shop. Awas ia menatap mobil itu. Mengulum bibir ketika melihat pintu bagian kemudi dibuka dan seorang lelaki yang memang ia tunggu telah melangkah turun.Lingga, lelaki yang sampai detik ini tetap paling tampan di mata Adis. Lelaki yang bagi Adis telah mendekati sempurna, tapi sayangnya… dia tak berjodoh.“Lingga,” sapa Adis, mengangkat sedikit tangannya.Lingga yang baru memasuki pintu caffe mendekat. Mengulurkan tangan ke Adis, mengajak jabatan.Tak langsung meraih tangan itu, Adis menunduk menatap telapak tangan yang mengarah padanya lebih dulu.“Lama sekali tak pernah bertemu. Kabar baik, kan hari ini?” tanya Lingga.Adis tersenyum, menyambut tangan

DMCA.com Protection Status