Share

Bab 11

Penulis: Runtah Pen
last update Terakhir Diperbarui: 2023-10-02 23:35:58
Darwan memeriksa notif pesan di ponselnya. Matanya terbuka lebar, ketika mendapati adik semata wayangnya tengah melakukan hal tak senonoh pada seorang wanita. Ia mulai bergerak. Keluar dari kamar untuk menemui sang adik.

"Ini apa maksudnya?" tanya Darwan sembari menyodorkan ponsel miliknya kearah Arya yang tengah memainkan ponsel di kamar.

Arya melirik sejenak. Akan tetapi ekpresinya hanya biasa tak memperlihatkan keterkejutan sedikitpun.

"Apa benar, laki-laki di video ini adalah kamu?" lagi-lagi Darwan bertanya. Rahangnya kian mengeras, menyembunyikan kekecewaannya.

"Iya! Itu aku," jawab Arya santai. Ponselnya diletakan di meja nakas. Kemudian Arya mengajak sang kakak untuk duduk bersebelahan dengannya.

"Biar aku jelaskan sedikit. Laki-laki di video itu memang aku, tapi kenyataannya aku dijebak oleh seseorang," ucap Arya menerangkan.

"Kamu punya musuh di sana?" tanya Darwan. Ekpresinya masih terlihat kesal pada sang adik.

Bagaimana Darwan tak marah dengan kelakuan sang adik. Ia adalah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Ditalak suami karena gendut   Bab 12

    Nani menyuguhkan tiga gelas kopi kepada teman-teman Majikannya. Ketiga pria itu terkagum-kagum memandangi Nani dari ujung kaki sampai ujung kepala. Tubuh ramping dan berisi itu begitu mempesona di mata mereka.Nani yang merasa diperhatikan oleh tiga pria tersebut merasa risih. Bahkan hanya sekali lirikan oleh Nani, tiga lelaki itu membeku di tempat. "Makasih, Nani," ucap Darwan sembari mengulas senyum. "Sama-sama, Pak!" Nani menjawab sopan. Ia pun pamit kembali kedapur.Tiga pria itu terus memandangi Nani tanpa berkedip. Darwan yang menyadari ada yang tak beres pada tatapan teman-temannya, berdehem."Diminum Gil, Dion, Parel," kata Darwan, sembari mendekatkan kopi-kopi itu di hadapan teman-temannya."I-iya! Makasih, Wan," ucap Ragil gelagapan.Dion meminum kopi itu tanpa menyadari jika kopinya masih sangat panas. Repleks, Dion terkejut bukan main. Lidahnya ia julurkan karena saking panasnya."Panas!" rintih Dion. Semua yang ada di situ tertawa melihat tingkah Dion yang ceroboh."Mas

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-03
  • Ditalak suami karena gendut   Bab 13

    "Jadi calon isteri, Bapak? Ini beneran?" tanya Nani dengan wajah yang sudah memerah. "Saya serius! Tapi hanya pura-pura, ko."Nani hampir kegeeran ketika sang majikannya ingin menjadikannya calon isteri. Nyatanya Darwan memintanya hanya untuk bersandiwara."Kenapa, bapak ingin melakukan itu? Kayanya, bapak lebih baik cari perempuan yang benar-benar dianggap sebagai calon isteri, deh.""Masalahnya saya belum menemukan perempuan yang saya sukai. Apalagi waktunya tinggal sehari. Saya gak ada waktu. Kamu mau, kan Nani? Saya akan bayar kamu berapapun jika bonus yang saya berikan kurang di mata kamu.""Tapi, Pak. Gimana kalau saya gak becus berakting? Saya malu dan takut.""Kamu gak perlu takut. Kan ada saya!" Darwan tak sadar telah menyentuh bahu Nani, membuat jantung Nani berdebar begitu cepat. "Kamu mau, kan, Nani?" "Kalau gitu, saya mau, Pak!" Nani, pun akhirnya setuju, dan Darwan sangat senang mendapat jawaban dari Nani. Ini kabar baik untuknya. Almira pasti akan merasa tersaingi..

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-04
  • Ditalak suami karena gendut   Bab 14

    Acara pesta pernikahan mulai digelar amat meriah oleh sepasang dua pembelai pengantin yang tengah berada di atas pelaminan. Almira atau yang kini sudah menjadi mantan dari isteri Darwan sangat antusias menyambut para tamu yang hadir, tanpa terkecuali sahabat dan rekan bisnis dari suami barunya."Selamat, ya? Cantik banget, sih," ujar para sahabat Almira memberi selamat. "Makasih, loh! Kalian juga sama cantiknya malam ini," sahut Almira sembari menyunggingkan senyum termanisnya.Mereka semua tampak juga menikmati hidangan yang sudah tersedia. Beberapa tamu berbondong-bondong untuk mengantri makanan yang diinginkannya. Sala satunya anak pejabat yang sedari tadi diam mengamati makanan di depannya. Bahkan tak kunjung sedikitpun memakan hidangan tersebut."Kenapa cuma dilihat, sayang? Mau Mamah suapi?" tanya sang ibu pada gadis kecil yang cantik berusia lima tahun itu."Aku gak suka singkong, Mah!" gadis itu beranjak. Kemudian menemui teman-teman sebayanya yang elit."Padahal singkong ini

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-04
  • Ditalak suami karena gendut   Bab 15

    Drttt...Suara handphone berdering mengejutkan Mirna yang sedang buang air kecil dari dalam kamar mandi. "Duh, siapa, sih yang telpon, ganggu aja," gumam Mirna seraya mengambil gayung yang tercebur kedalam bak besar.Usai membersihkan diri, Mirna keluar dengan hati yang plong. Ia pun langsung mengecek nomor siapa yang masuk ke handphonenya. Di rasa tak mengenali nomor tersebut Mirna mengabaikan panggilan itu hingga tujuh kali."Mirna, siapa yang telpon? Angkat saja. Siapa tahu dari orang penting," ujar sang ibu sembari menaruh ranting kayu yang sudah kering dekat tungku api."Gak ah, Bu! Takut orang stres yang telpon.""Ih, kamu tuh jangan begitu. Udah cepat angkat. Berisik ibu dengarnya."Setelah menimbang-nimbang, Mirna pun mau mengangkat telepon tersebut dengan malas."Dengan siapa ini?" tanya Mirna dengan nada ketus."Assalamualaikum. Ini Nani, Mbak. Gimana kabar semuanya? Ya Allah, kangen banget aku, Mbak! Akhirnya aku bisa telpon, Mbak juga. Gimana dengan anak-anak? Ajril dan An

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-05
  • Ditalak suami karena gendut   Bab 16

    Nani sangat senang setelah mendapat kabar tentang anak-anaknya di kampung, yang rupanya keadaannya baik-baik saja. Rindunya sedikit terobati. Perasaannya serasa plong seakan beban-beban yang selama ini bersemayam dipikirannya telah terbebaskan. Nani sudah tak sabar ingin segera berjumpa dengan anak dan ibu serta kakaknya di kampung. "Nani!" panggil Darwan. Nani menoleh."Ada apa, Pak?" tanya Nani sembari menaruh ponselnya di meja."Ini uang yang saya janjikan untuk kamu!" Nani melongo. Darwan menyerahkan dua gepok uang kepada Nani. "Banyak sekali, Pak. Tapi, kemarin itu bapak sudah belanjakan banyak barang untuk, saya. Duh, bagi saya semua itu lebih dari cukup," tolak Nani dengan cara sopan."Tapi, Nani! Itu gak ada apa-apanya di banding kamu sudah bekerja keras berakting di depan mantan isteri saya.""Ya ampun, Pak! Saya jadi malu. Saya, kan cuma mengikuti perintah, Bapak. Kan, bapak sendiri yang ajarkan.""Meskipun begitu, saya ingin kamu terima ini, Nani. Tolong, jangan menolak!"

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-05
  • Ditalak suami karena gendut   Bab 17

    "Nani, kamu sedang apa?" tanya Darwan, menghampiri Nani yang tengah membungkuk di bawah meja. Nani sempat kaget. Kepalanya terbentur atap meja yang lumayan membuat ubun-ubun Nani berdenyut."Ambil pisau dapur! Tadi gak sengaja jatuh, Mas," kata Nani sembari meringis dan mengusap kepalanya yang terasa sakit."Kamu gak apa-apa?" tanya Darwan sembari tersenyum menahan tawa."Gak apa-apa, Mas!" Nani kembali membungkuk dan cepat mengambil pisau dapur itu. "Ada apa, Mas? Butuh sesuatu, kah?""Begini, nanti siang ibu saya mau datang. Tolong, kamu masak yang enak-enak, ya? Ibu saya itu paling suka sayur asem, ikan asin dan sambal terasi. Menu yang lainnya bisa kamu inisiatif sendiri! Yang panting tiga menu itu jangan sampai ketinggalan," tutur Darwan. Nani manggut-manggut."Kalau gitu saya mau belanja ke pasar dulu, Mas?""Iya! Makasih sebelumnya, Nani!" Nani mengangguk sembari tersenyum sopan....Nani sampai di sebuah pasar tradisional, setelah ia turun dari angkutan umum. Jarak dari rumah

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-06
  • Ditalak suami karena gendut   Bab 18

    "Masakan kamu gak terlalu buruk. Yah... Bisa di bilang lumayanlah," ujar Bu Antena sembari mencicipi hidangan yang lain. Nani tersenyum lega. Setidaknya hari ini ia bisa mengatasi masalah masakannya yang cukup menguras tenaga itu. Bahkan untuk dirinya sendiri, Nani belum mengisi perutnya yang sedari tadi sudah keroncongan. "Ini benar kamu yang masak sendiri?" tanya Bu Antena lagi dengan halis beradu."Iya, Nyonya! Saya sendiri yang masak," sahut Nani meyakinkan."Awas ya kalau kamu bohong! Soalnya masakan sebanyak ini saya kurang percaya kamu mengerjakannya sendiri."Bagi Nani, memasak adalah hobinya. Ia tak pernah merasa sulit jika untuk keperluan perut yang semestinya di isi. Maka dari itu, Nani selain senang memasak, ia juga dulu senang makan. Belum juga makanan itu tersaji dengan utuh, makanan yang sudah dimasaknya itu selalu tersisa sedikit. Jangan heran jika Ramlan, mantan suaminya sering marah, karena porsi hidangannya jadi mengurang."Enggak, ko, Nyonya. Ini semua saya yang m

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-07
  • Ditalak suami karena gendut   Bab 19

    "Mirna, Ajril dan Angga belum bangun?" tanya Nek Idah berbisik pelan."Belum, Bu! Semalam anak-anak bergadang main congklak. Kenapa, Bu?""ibu mau kepasar! Kamu jaga Ajril dan Angga di rumah," kata Nek Idah sembari menentang tas yang sudah lusuh."Tapi, Mirna mau keladang," sahut Mirna yang kini sudah bersiap membawa keranjang dan golok di tangan."Hari ini tak perlu keladang. Ibu ingin memberikan hadiah untuk Ajril yang sedang ulang tahun hari ini. Kamu lupa, ya? Keponakan kamu itu sudah berusia enam tahun," tutur sang ibu."Memangnya ibu punya uang?" tanya Mirna."Kan, ibu dapat uang dari Nani!""Oh, iya. Mirna lupa, Bu. Kalau begitu ibu pergi aja kepasar, biar mereka Mirna yang jaga.""Ya! Ibu hanya pergi sebentar, ko.""Mirna nitip ya, Bu!""Titip apa?" dahi Nek Idah merenggut."Kue lapis!" Mirna nyengir."Aish... Ibu kira kamu nitip apa," gerutu Nek Idah."Pria lajang juga gak apa-apa,Bu. Mirna, sih ikhlas-ikhlas aja menerima!""Iya. Lelaki botak dan bergigi ompong nanti yang ibu

    Terakhir Diperbarui : 2023-10-08

Bab terbaru

  • Ditalak suami karena gendut   Bab 45

    Arya mengangkat telepon. Itu dari Ayahnya. Jelas sekali suara ayahnya terdengar panik. Arya menoleh pada kakaknya. Tersirat jelas jika ia juga tak bisa memungkiri kekhawatiran pada seseorang.Setelah akhirnya ia memutuskan telepon dari sebrang sana. Arya buru-buru mendekati sang kakak."Mamah Ratna hilang," ungkap Arya. Darwan terkejut. " Aku harus segera pulang, Kak!""Kita pulang bersama," kata Darwan. Ia melirik Nani sekilas. " Saya akan datang lagi untuk menagih jawaban dari kamu," ucap Darwan pada Nani. Nani hanya bisa tersenyum tipis.Usai Arya dan Darwan berpamitan pada semua orang, mereka pun akhirnya pergi. Di tengah perjalanan Arya merasa bersalah tak membiarkan kakaknya tetap berada di sana bersama Nani. Bukankah mereka datang kesana untuk melancarkan aksi kakaknya untuk melamar Nani, lantas mengapa jadi begini."Kak, maafin aku karena hal ini rencana kakak jadi gagal terhadap Mbak Nani. seharusnya kakak gak usah menemani aku mencari Mamah. Aku masih bisa mencari sendiri,"

  • Ditalak suami karena gendut   Bab 44

    "Kesempatan bagus nih! Gimana kalau kita beri kejutan juga buat Mbak, Nani?" usul Arya. Darwan tak menanggapi. Dirinya tengah memperhatikan photo Nani yang begitu tampak mempesona di acara pernikahan Kakaknya. Ia dapat semua photo itu dari media sosial. Rupanya ada pula beberapa wartawan yang meliput acara tersebut dikediaman keluarga Nani secara diam-diam. "Eh, Kak?" Arya melirik ponsel Kakaknya. Lalu mengulum senyum. Arya pun melajukan kendaraannya sebelum Darwan menyadari sesuatu. "Ya ampun sampai segitunya memandang photo calon isteri," oceh Arya, usai mereka sampai di sebuah toko Emas. Darwan menggelengkan kepala sembari tersenyum. Matanya beralih pada toko Emas di depan. Halisnya bertaut heran. "Mau ngapain ke sini?" tanya Darwan sembari melirik Arya. "Ada yang mau aku beli! Tunggu sebentar ya, Kak."Arya keluar turun dari mobil. Kemudian berjalan masuk kedalam Toko Emas. Darwan seolah terpancing. Lelaki itu pun ikut turun mengikuti Arya masuk kedalam Toko. "Silahkan, Ma

  • Ditalak suami karena gendut   Bab 43

    Bel rumah Nani berbunyi. Cukup mengganggu kenyamanan mereka yang sedang beristirahat. Hari ini tak ada yang beraktivitas di luar. Semuanya melakukan kegiatan di dalam rumah, termasuk Nek Idah yang sedang selonjoran menonton televisi bersama Angga dan Ajril. "Nek, biar Angga aja yang buka pintu!" Nek Idah mengangguk setuju. Angga berlari ke arah pintu bersiap untuk membukanya. "Assalamu'alaikum?""Wa'alaikumussalam! Ada yang bisa dibantu? Tante cari siapa?" Angga dengan sopan bertanya pada sang tamu. Ia diajari sang Ibu untuk bersikap sopan dan melayani tamu yang datang ke rumah. "Tante mau ketemu-" Belum sempat wanita itu berucap, Mirna muncul dari dalam rumah dengan raut wajah tak senang. "Ada perlu apa datang ke sini?" tanya Mirna tanpa basa-basi. Lestari tersenyum menanggapi. Kini wanita itu sudah duduk di sambut baik oleh keluarga Mirna, terkecuali Mirna sendiri. Ia bersikap acuh terhadap Lestari. "Silahkan di minum, Mbak," kata Nani. "Terima kasih!" ucap Lestari gugup. Na

  • Ditalak suami karena gendut   Bab 42

    "Bu, itu Tante," ucap Angga sembari mengarahkan telunjuknya. Nani mengikuti arah telunjuk anaknya. Halis Nani mengernyit heran. Mirna terus menggerutu panjang. mendekati Nani dan kedua ponakannya secara tergesa. Sementara Roji mengekori Mirna dari belakang. "Mbak, mau kemana?" tanya Nani. Sementara Mirna melenggang melewati Nani tanpa berniat menoleh sedikitpun. Kemudian, Mirna masuk mobil dengan wajah ditekuk. "Bayiku!"Seorang wanita berteriak panik mengejar kereta bayi berhenti tepat di tengah jalan. Mirna mendengar suara teriakan wanita itu dari kejauhan. Tepat di sebelah mobilnya, roda kereta bayi itu rupanya berhenti karena terjebak di sebuah lubang kecil. Mirna langsung keluar dari dalam mobil dan bergegas menyelamatkan bayi itu. Benar saja, sebuah truk hampir mendekat. BrakkkKereta bayi itu hancur akibat tertabrak mobil. Sang ibu bayi itu menjerit histeris dan langsung mendekati kereta bayinya. Rupanya ibu dari sang bayi itu belum mengetahui jika anaknya telah diselamatk

  • Ditalak suami karena gendut   Bab 41

    "Gimana, Mbak udah seneng, kan sekarang?" tanya Nani. Usai beres berbelanja. Mirna cengar-cengir setelah memborong puas barang-barang mahal di sebuah pusat berbelanjan. Nani tak mempermasalahkan keinginan Kakaknya, sebab hari ini ia harus membuat mood kakaknya bahagia. "Udah dong. Happy banget! Terima kasih, ya sudah membelikan banyak barang untuk, Mbak?""Iya sama-sama!""Ngomong-ngomong apa gak papa kamu belanjakan, Mbak banyak barang begini, harganya mahal, Nani? Takut uang kamu habis.""Mbak gak perlu pikirkan itu. Aku gak mungkin belanjakan Mbak barang-barang mahal jika aku gak mampu.""Wah, hebat kamu. Ibu udah gak mempermasalahkan kamu untuk jadi terkenal lagi, kan?""Sepertinya sih, enggak.""Berkat Arya semua jadi terungkap. Pantas saja ibu selama ini terlihat beda menyayangi kamu.""Mbak bicara apa, sih. Ibu tak pernah membedakan kita. Walaupun aku pun agak kecewa mengetahui kebenaran ini!" Nani tampak sedih. "Ah, udah gak usah dibahas lagi. Kamu itu tetap keluarga kami. T

  • Ditalak suami karena gendut   Bab 40

    "Mah, aku pulang!" teriak Arya usai sampai dirumah. Bu Antena yang sedang menangis lantas terkejut mendapati anaknya kini sudah pulang. "Arya!" Bu Antena berlari kecil menghampiri Arya. Arya sendiri sudah merentangkan tangan, namun bukannya dapat pelukan dirinya malah dapat pukulan bertubi-tubi dari sang ibu. "Dasar anak gak tahu diri. Susah payah, Mamah besarin kamu, didik kamu dengan penuh kasih sayang, tapi balasan kamu seperti ini sama, Mamah. Beberapa hari ini Mamah hampir gila gara-gara mikirin kamu!" omel Bu Antena membabi buta memukuli anaknya. Kini pukulan itu berpindah ke Darwan, sebab Arya bersembunyi dibalik punggung kakaknya. Arya bukannya bersalah malah tertawa kecil. "Udah, Mah. Percuma ngomel, anak seperti Arya ini gak mempan dimarahi. Buang-buang emosi aja!" gerutu Darwan mulai kesal. Darwan lantas menarik tali ransel dipunggung Arya dengan sekali hentakan. "Tanggung jawab," sambung Darwan sembari menghindar dari Bu Antena. Arya kembali hendak dipukuli oleh Bu An

  • Ditalak suami karena gendut   Bab 39

    Arya membantu Nek Idah dan pekerja lainnya memetik cabai yang sudah merah dari kebun Nek Idah. Cabai tersebut sudah mulai dipanen. Hasil cabainya akan Nek Idah jual ke Distributor. Usai dari kebun Arya dan Nek Idah pun pulang kerumah. Mereka tampak lelah dan bersiap membersihkan tubuh mereka yang begitu berkeringat. Sebelum Nek Idah masuk kamar. Tanpa sengaja ia melewati kamar Nani. Ia mendengar samar, Nani tengah berbicara sendiri dari dalam kamar. Sontak hal itu membuat kecurigaan pada Nek Idah. Diam-diam Nek Idah masuk dan memergoki Nani sedang siaran langsung di media sosialnya. "Nani!" Nek Idah sudah diambang pintu. Sorot matanya kian tajam. Tersirat jika ia kini sedang marah pada Nani. "Ibu!" buru-buru Nani mematikan ponselnya. Nek Idah pergi keluar. Tangannya ia kepal kuat. Rasa sesak mulai menyelimuti relung hatinya. "Bu!""Berusaha untuk jadi Artis kembali, begitu?" tanya Nek Idah dengan ketus."Nani, minta maaf, Bu! Nani-""Cukup. Ibu gak mau dengar apapun lagi. Begini

  • Ditalak suami karena gendut   Bab 38

    Arya kini tinggal bersama keluarga Nani. Nek Idah pun tak keberatan soal itu. Justru mereka sangat senang adanya Arya yang rajin membantu Nek Idah di perkebunan dan Nani di toko baju . Di lain tempat, Darwan dan Bu Antena semakin cemas. Karena sudah dua hari ini Arya tak memberitahu keberadaannya. Hal tersebut membuat Bu Antena sempat ingin melapor ke kantor polisi namun Darwan mencegah, ia mengatakan baru mendapat kabar dari Nani jika Arya ada bersamanya. Itu pun Nani meminta Darwan untuk jangan mengkhawatirkan Arya karena saat ini Arya tak ingin di ganggu. Arya sedang ingin menenangkan diri untuk sementara waktu di kampung Nani. Nani bisa bicara seperti itu sebab, Arya sudah bercerita tentang permasalahannya. Maka dari itu, Nani diam-diam memberitahu keberadaan Arya agar Darwan tak mengkhawatirkan adiknya lagi. Darwan dan Bu Antena akhirnya bisa tenang. Mereka mempercayakan Arya kepada Nani. Jika Arya sekarang baik-baik saja. . . . Janet mengurung diri di kamar. Ramlan sibuk m

  • Ditalak suami karena gendut   Bab 37

    Sebelum Arya datang menemui Nani di kampung. Darwan terlebih dahulu menghubungi Arya untuk pulang ke Indonesia. Sehingga, Arya tak bisa menolak permintaan sang kakak. Ia pun langsung terbang ke Indonesia. Saat sampai di rumah Darwan dan Bu Antena langsung menceritakan semuanya tentang siapa Arya yang sebenarnya. Hal itu membuat Arya bergeming. Arya tak percaya jika ia hanya anak angkat Bu Antena. Darwan dan Bu Antena menjelaskan semuanya, berusaha agar Arya memahami keadaan orang tuanya. Akan tetapi, tetap saja, Arya menganggap Kakak dan ibunya hanya bercanda. "Darwan!" teriak Bu Antena dengan turun tergesa-gesa dari lantai dua. "Apa ada, Mah?" "Arya gak ada di kamar! Mamah hubungi juga nomornya gak aktif. Mamah khawatir, Darwan," Bu Antena tampak gelisah. "Mamah, tenang dulu. Mungkin Arya cuma keluar sebentar."Rupanya Arya pergi ke kampung halaman Nani. Ia mengira, dengan bersembunyi di rumah Nani, kakak dan ibunya tak tahu keberadaannya. Arya sudah lama tahu jika Nani tak be

DMCA.com Protection Status