Share

Bab 2 Adrian

Author: LiLhyz
"Bayiku!" Riana terbangun dengan tangan di perutnya, jantungnya berdegup kencang. "Bayiku ...."

"Riana, tenanglah ...." Riana menoleh ke arah seorang pria yang memanggil namanya. Dia terkejut dengan kehadiran pria itu dan awalnya tidak mengerti apa yang dia katakan.

Di samping tempat tidur rumah sakitnya berdiri Adrian Nugroho, putra pertama dari keluarga terkaya di kota Aruna. Meskipun ada perubahan yang nyata pada dirinya, Riana langsung mengenalinya. Adrian adalah sosok dari masa lalunya, seseorang yang telah menjadi asing bagi dia dan suaminya.

Biasanya, sehari-harinya Riana cerah bak sinar matahari. Dia memiliki rambut panjang bergelombang berwarna hitam, wajah oval, dan mata cokelat yang memukau. Namun, hari itu, Riana tidak perlu melihat ke cermin untuk tahu bahwa dirinya berantakan.

Beberapa jam sebelumnya, dia menangis tersedu-sedu di dalam mobilnya, lalu diselamatkan oleh seorang asing. Setelah menjalani pemeriksaan dan perawatan medis, dia pingsan karena tekanan emosional. Sekarang, dia melihat dirinya kembali dalam keadaan yang menyedihkan, panik di kamar rumah sakit yang tidak dikenalnya.

"Riana, bayimu ...." Suara Adrian hampir tak terdengar saat dia mencoba menjelaskan.

Riana masih kebingungan melihat Adrian, tetapi setelah dia berbicara, Riana perlahan bertanya, "Apa? Apa maksudmu, Adrian?" Adrian menghela napas, menggeleng, dan berkata dengan nada tak senang, "Bayimu sudah tiada, Riana. Turut berduka."

Awalnya, Riana hanya duduk di sana. Kata-kata Adrian bergema di kepalanya. 'Bayimu sudah tiada, Riana. Turut berduka.'

Air mata membasahi matanya. "Nggak ... Nggak. Nggak!" ucapnya. " Turut berduka," kata Adrian. "Nggak! Itu nggak mungkin!" Riana berteriak, "Aku sangat menantikannya ... bertahun-tahun lamanya!"

"Aku nggak peduli soal Beni, aku cuma mau anakku! Adrian, tolong bilang itu nggak benar!" seru Riana. Dia teringat semua usahanya untuk bisa hamil: kunjungan ke rumah sakit, operasi, suntikan, dan semua suplemen yang harus diminumnya. Akhirnya dia berhasil hamil, tapi dia kehilangan anaknya. Kenapa dunia begitu tidak adil?

"Itu nggak mungkin. Nggak mungkin!" Dia melempar bantalnya karena marah. Riana tidak peduli bahwa dia tanpa sadar melempar ke arah Adrian. Saat ini, satu-satunya yang dia pedulikan adalah kesedihannya.

"Tenanglah, Riana," bujuk Adrian.

"Nggak!" Air mata Riana mengaburkan pandangannya. Dia berseru, "Aku nggak bisa tenang! Aku nggak bisa ...."

Riana tidak tahu kapan atau bagaimana itu terjadi, tetapi hal berikutnya yang dia sadari adalah lengan Adrian yang kuat melingkar erat di tubuhnya. "Kubilang tenang! Tenanglah!" perintahnya.

"Aku benci Beni! Aku benci dia! Ini semua salahnya!" ungkap Riana. Dia menangis semakin deras hingga air matanya membasahi setelan mahal Adrian.

Tiba-tiba, dia teringat harapannya setelah menjalani operasi. Dia tanpa sadar mengutarakan isi pikirannya sambil terus menangis. "Aku ... aku akan merawat bayiku, menyanyikan lagu untuknya, menidurkannya, mengantarnya ke sekolah. Ini ... ini harusnya jadi momenku."

Kesedihan Riana tak terlukiskan. Tubuhnya bergetar dengan setiap kata pahit yang keluar dari bibirnya dan tangisannya menggema penuh emosi. Wajahnya memerah dan matanya bengkak karena air mata yang terus mengalir.

Saat Riana terus mencurahkan isi hatinya, dia merasakan pelukan Adrian semakin erat di pinggang dan punggungnya. Meski tidak memahami mengapa Adrian ada di sana dan menawarkan dukungan, dia tidak menolak. Pada saat itu, Riana menerima kenyamanan dari siapa pun.

Riana juga mempererat pelukannya pada Adrian. Dia menangis dan menangis sampai air matanya terkuras. Dia tidak tahu berapa lama dia berada di pelukannya hingga akhirnya dia terdiam. Pelukannya melemah dan Adrian melepaskannya. Tangannya perlahan jatuh di pangkuannya, tatapannya tampak kosong.

Keheningan meliputi ruangan selama beberapa menit. Riana hanya memikirkan kehamilannya. Dia tidak mengucapkan sepatah kata pun, begitu juga dengan pria di depannya. Ketika akhirnya dia menatap Adrian, dia menyeka wajahnya dengan tangan dan bertanya, "A ... apa mereka sudah mencoba segalanya untuk menyelamatkan bayiku?"

"Tentu saja," jawab Adrian dengan yakin. "Tapi ...." Adrian menelan ludah dan berbicara dengan suara dalam nan lembut, "Aku akan membiarkan dokter yang menjelaskan ini padamu."

Dengan lengan kuatnya, Adrian memposisikan dirinya dari tempat tidur ke kursi rodanya. Butuh beberapa saat, tetapi akhirnya Riana bereaksi dengan mengerutkan kening. Dia berpikir, 'Tunggu, apa? Adrian masih butuh kursi roda?'

Riana teringat kecelakaan ski yang dialami Adrian Nugroho bertahun-tahun lalu yang membuatnya tidak bisa berjalan tanpa bantuan. Namun, dia sama sekali tidak menyangka Adrian masih berada di kursi roda hingga hari ini.

"Aku akan panggil dokter," kata Adrian sebelum menggerakkan kursi rodanya keluar pintu. "Dokter Zia? Zia? Dia sudah sadar! Cepat ke sini! Bicara dengannya. Aku nggak bisa ... aku nggak bisa jelaskan soal bayi ini," ucapnya.

'Zia?' Riana bergidik mendengar nama itu. 'Zia Chandra?'

Hal terakhir yang dia butuhkan sekarang adalah melihat anggota keluarga Chandra lagi, tetapi mungkinkah Zia seseorang yang bisa dia percaya? Ya, Zia anggota keluarga Chandra, tetapi dia adalah sepupu jauh Beni, seorang dokter spesialis obstetri dan ginekologi.

Tak lama kemudian, Zia masuk ke kamar rumah sakit. Rasa bersalah tergambar di wajahnya saat dia perlahan mendekati Riana. Sebelum Riana bisa mengatakan apa pun, Zia memeluknya erat-erat, menangis karena Riana.

"Aku turut berduka atas bayimu, Riana. Aku minta maaf atas sepupuku yang bodoh! Aku nggak akan pernah memaafkannya karena menyakitimu seperti ini."

Tidak mampu menahan emosinya, Riana kembali menangis.

....

"Biasanya, keguguran sebelum tiga belas minggu nggak perlu rawat inap, tapi kamu mengalami pendarahan lebih dari yang diharapkan, jadi aku mau kamu tetap di sini setidaknya dua hari untuk memastikan nggak ada komplikasi," jelas Zia dengan hati-hati kepada Riana.

"Aku menduga itu bukan cuma karena jatuh. Kamu mengalami tekanan emosional dan itu nggak sehat."

Sudah lebih dari satu jam sejak dia mengetahui kegugurannya, tetapi Riana masih tidak ingin Zia meninggalkan sisinya. Jadi, sebagai dokternya, Zia menjelaskan semua yang terjadi padanya.

Sambil memegang tangan Riana, Zia berkata, "Ada alasan untuk segalanya, Ri. Percayalah. Aku berdoa suatu hari nanti kamu akan punya anak lagi dengan pria yang tepat. Jelas, Beni bukan pria yang tepat untukmu. Kamu pantas mendapatkan yang lebih baik."

Dengan ekspresi sedih di wajahnya, Riana menatap Zia dan menjawab dengan lemah, "Terima kasih, Zia."

Saat itu juga, Riana menoleh ke pintu dan melihat Adrian menatapnya melalui celah kecil di pintu yang sedikit terbuka. Riana begitu tenggelam dalam kesedihannya sehingga dia tidak menyadari Adrian sudah berada di luar pintu sepanjang waktu. "Adrian ... kenapa dia ada di sini?" tanya Riana, hampir berbisik.

Zia tampak bingung. Dia menoleh ke pintu sebelum kembali menatap Riana. Dengan ragu-ragu, dia menjawab, "Pak Adrian yang membawamu ke rumah sakit ... tepatnya, asistennya yang menggendongmu ke UGD."

"Oh." Riana menjawab lemah. Dengan tatapan menunduk, dia bergumam, "Aku harus berterima kasih padanya."

Zia menatap keluar pintu dan menyarankan, "Oke, aku akan kasih kamu kesempatan untuk itu. Aku juga perlu menangani pasien lain, tapi aku akan kembali."

Setelah Zia pamit, Adrian masuk. Riana merasa suhu ruangan turun seolah-olah pria itu membawa hawa dingin dari Antartika bersamanya. Tenggorokannya sangat kering, tetapi dia berhasil berkata, "Terima kasih sudah membawaku ke sini."

Ini bukan rumah sakit biasa, ini adalah rumah sakit terbaik di Aruna, RS Nugroho, fasilitas yang dimiliki keluarga Adrian.

"Kami kebetulan melewati mobilmu dan aku melihat kamu dalam kesulitan. Tentu saja, aku harus membantu," kata Adrian dengan tenang, matanya menatap langsung pada Riana.

"Kamu pasti melewatkan janji yang sangat penting," komentar Riana sambil mengamati ruangan. Ketika matanya tertuju pada jam dinding, dia terkejut melihat waktu sudah melewati pukul sepuluh malam. Dia meninggalkan rumah Keluarga Chandra siang tadi, yang berarti Adrian menghabiskan sepuluh jam membantunya!

Bibir Riana terbuka, tetapi dia kesulitan menemukan kata-kata. Butuh waktu lama sebelum pandangannya kembali ke Adrian, lalu dia berkata, "Suatu hari nanti, aku akan membalas kebaikan ini. Aku harap kamu mengizinkannya."

Adrian mengangkat dagunya, ekspresinya penuh tekad. "Ingat kata-katamu, Riana Arjasa, karena aku akan menagih. Untuk sekarang, istirahatlah. Makan yang cukup. Aku akan kembali."

Kesunyian berat memenuhi ruangan setelah Adrian pergi, bertahan selama beberapa menit. Ketika Riana sendirian, dia menelan ludah, jantungnya berdegup sedikit lebih cepat. Dia bertanya-tanya apa maksud Adrian. "Dia akan menagih?"

Related chapters

  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Miliarder   Bab 3 Selamatkan Anakku

    Di rumah sakit lain, Beni Chandra menggenggam tangan wanita simpanannya. Clara menangis di tempat tidur, mengira situasinya semakin memburuk. "Beni, aku mungkin kehilangan bayi kita. Istrimu, dia ... dia mencoba membunuh bayi kita," ujar Clara dengan wajah penuh air mata dan penderitaan."Aku seharusnya pergi saja dari kota ini dan membesarkan bayi ini sendirian! Aku lebih baik biarkan bayiku hidup dalam kedamaian daripada dibenci sama istrimu," tambah Clara. "Kenapa kamu harus menjadikanku wanita simpanan, Beni? Kenapa?""Aku minta maaf, Clara. Ini salahku." Beni memeluk Clara erat-erat. Dia tetap berada di sisi wanita itu hingga Clara tertidur sambil menangis.Detik demi detik berlalu, Beni terus mengusap punggungnya hingga akhirnya dia membaringkan Clara dengan lembut di tempat tidur. Beni menghapus sisa air mata di wajah kekasihnya, merasa tidak berdaya. Pikirannya melayang ke saat pertama kali dia bertemu Clara.Beberapa bulan yang lalu, Beni menghadiri pertemuan bisnis dengan seo

  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Miliarder   Bab 4 Potongan Daging Atau Steik

    Pukul enam pagi, Zia datang menemui Riana terlebih dahulu. Dia melaporkan, "Beni memintaku untuk bantu memeriksa ... memeriksa ...." Kata-kata Zia terputus ketika Riana melanjutkan, "Clara? Dia memintamu untuk memeriksa Clara?"Riana mengernyit, memikirkan bagaimana Beni menyalahkannya tadi malam. Pria itu bahkan tidak mau mendengarkannya. Kemudian dia menjawab pelan, "Kamu harus membantu sebisamu.""Aku membencinya dan aku bahkan lebih membenci kekasihnya yang tampak polos itu, tapi bukan berarti seorang anak yang belum lahir nggak berhak mendapatkan bantuan medis terbaik. Aku tahu kamu salah satu dokter muda terbaik saat ini, Zia," kata Riana."Jadi, kamu harus melakukannya. Setidaknya, itu mungkin bisa membuatnya berhenti menggangguku, semoga saja."Riana melihat ekspresi rumit di wajah Zia. Zia menghela napas dan berkata, "Kamu benar-benar orang baik, Riana. Sepupuku nggak pantas untukmu."Zia mundur beberapa langkah dan berkata, "Aku pergi dulu.""Zia?" Riana memanggilnya. Sambil

  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Miliarder   Bab 5 Permintaan

    Riana tahu bahwa Zia pasti akan menentangnya untuk pergi, tetapi hidup ibunya sedang terancam. Para perawat mengatakan bahwa Zia masih harus bekerja delapan jam lagi. Riana tidak bisa menunggu lebih lama, jadi dia memutuskan untuk menandatangani surat pengabaian keluar rumah sakit meskipun bertentangan dengan saran medis.Setelah meninggalkan rumah sakit, Riana pergi ke rumah ibunya untuk menyegarkan diri dan berganti pakaian. Kemudian, dia tiba di RSU Aruna."Aku di lobi. Di mana kamu?" tanya Riana melalui telepon kepada Beni."Di lantai ICU, cepatlah," jawab Beni dengan nada dingin.Dalam empat tahun pernikahannya dengan Beni, Riana memang telah menghasilkan banyak uang dengan memimpin tim desain perusahaan mereka. Namun, dia juga menghabiskan banyak uang untuk ibunya.Ranita Arjasa adalah seorang ibu tunggal yang telah membanting tulang untuk membesarkan Riana. Ketika Riana sudah bisa menghasilkan banyak uang, dia pun membelikan rumah, mobil, perhiasan, dan berbagai barang-barang me

  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Miliarder   Bab 6 Tuan Nugroho Menginginkan Seorang Istri

    Riana terbelalak tak percaya. Matanya terbuka lebar dan pikirannya berusaha untuk memproses tawaran pernikahan yang tak terduga ini. Dia berkedip berulang kali, mungkin sampai tiga kali."Aku melewatkan sesuatu yang penting semalam, jadi sekarang aku membutuhkan seorang istri. Berhubung kamu berutang budi padaku, kuharap kamu mau menikah denganku," kata Adrian dengan ekspresi datar seolah-olah tawaran pernikahan itu begitu penting."A-apa?" Riana menelan ludah. "Menikah sebagai imbalan?"Adrian tidak menjawab. Dia hanya menatap Riana dengan tajam, lalu menunjuk asisten di belakangnya dan memberi perintah, "Jelaskan."Riana beralih ke pria yang berdiri di belakang Adrian. Asisten Adrian yang dikenalnya sebagai Kris Bimantara mulai menjelaskan, "Nona Arjasa, beberapa hari yang lalu, untuk membawamu ke rumah sakit dan memastikan kesehatanmu, Tuan Nugroho melewatkan pesta pertunangan bersama tunangannya, Leni Erlangga, pewaris Imperium Erlangga di Kota Dowel.""Dan berhubung Tuan Nugroho m

  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Miliarder   Bab 7 Pembatalan Pertunangan

    Di Hotel Platinum, mulut Riana tengah ternganga lebar saat dia merenung dalam-dalam. Dia bertanya kepada Adrian, "Kenapa kamu nggak memperbaiki saja pertunanganmu sama Leni Erlangga?"Mata Adrian menyipit. Dia menjawab, "Sayangnya, pertunangan itu sudah nggak bisa diperbaiki.""Apa … apa kamu sudah coba membicarakannya sama Nona Leni Erlangga?" tanya Riana penasaran."Kamu nggak bakal ngerti sebelum ketemu sama dia. Pertunangan kami sudah berakhir dan itu sudah pasti. Sekarang, aku butuh seorang istri," kata Adrian.Riana terkejut dan membalas, "A-aku rasa ini bukan ide yang bagus, Adrian. Aku sedang trauma berat sekarang …. ""Riana, aku bukanlah Beni. Aku benar-benar lelaki yang berbeda," balas Adrian. "Dan, seperti yang kamu sarankan, ini akan seperti pernikahan dengan syarat yang harus disepakati sebelumnya."Riana menelan ludah. Dia menatap Kris, berharap mendapatkan bantuan, tetapi tentu saja Kris tetap diam. Jadi, dia berkata kepada Adrian, "Tapi, kita nggak saling mencintai ….

  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Miliarder   Bab 8 Serangan Jantung

    Di rumah Ranita Arjasa[ Kris: Nona Arjasa, Bos mau tahu apa kamu sudah mempertimbangkan tawarannya? ]Riana terhenyak saat membaca pesan dari Kris. Dia menggigit bibirnya dan menatap dirinya di depan cermin kamar mandi.Sudah lima hari sejak Adrian melamarnya. Dia belum memberikan jawaban, namun sudah berniat untuk menolak tawaran tersebut.Di cermin, dia melihat pantulan seorang wanita dengan tatapan mata yang penuh kesedihan. Selain mempunyai lingkaran hitam di bawah matanya, Riana merasa wajahnya tidak lagi memancarkan cahaya kebahagiaan seperti dulu saat bersama Beni.Selama beberapa hari terakhir, dia fokus merawat ibunya yang sakit dan berusaha sekuat tenaga untuk melupakan rasa sakit akibat perceraiannya. Namun, dia tahu penyembuhan bukanlah hal yang instan.Riana merapikan rambut pirangnya yang kusut dan berbisik, "Kapan terakhir kali aku ke salon?"Riana menghela napas, lalu kembali bertanya pada dirinya sendiri, "Gimana aku bisa dibandingkan sama Leni Erlangga? Adrian memang

  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Miliarder   Bab 9 Keputusan Riana

    Ibu Clara, Maria Damanik, mengunjungi putrinya di rumah sakit.Beni telah meninggalkan mereka untuk mengurus urusan perusahaan. Setelah Beni pergi, Clara memanfaatkan kesempatan itu untuk membicarakan perceraian Beni.Maria si cerminan Clara bertanya, "Clara, kamu yakin kalau wanita itu sudah menandatangani surat cerainya?""Ya, Bu! Beni pasti akan menikahiku," seru Clara.Mata Maria bersinar. Dia berkata, "Ini kesempatan kita untuk menikahi orang kaya! Aku sudah bisa membayangkan kita tinggal di rumah megah, memiliki mobil, tas, dan sepatu mewah.""Aku bisa masuk ke sekolah privat!" seru Sarah, adik Clara."Hidup kita akan jauh lebih baik sekarang," kata Maria."Benar, Bu. Beni pasti akan merawat kita karena dia mencintaiku. Aku merasa sangat beruntung bertemu dengannya." Clara mengangguk. Lalu, tiba-tiba dia teringat sesuatu. Dia bergumam, "Andai saja Beni nggak memberikan uang pada wanita itu untuk perceraiannya.""Dia kasih uang ke mantan istrinya untuk perceraiannya?" tanya Maria

  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Miliarder   Bab 10 Persyaratan Adrian

    "Kamu harus makan. Bagaimana kamu bisa merawat ibumu kalau kamu nggak makan?" kata Adrian sambil mendorong semangkuk ramen ke arah Riana. "Kaldu kental ini baik untukmu. Kamu sangat kurus."Riana mengerutkan kening. Dia melihat lengannya sendiri dan tidak bisa menyangkal komentar Adrian. Berat badannya berkurang banyak dalam beberapa hari terakhir. Dia menerima ramen itu dan perlahan-lahan menyeruput kuahnya.Adrian bersikeras agar Riana beristirahat dari menjaga ibunya, meskipun hanya beberapa jam. Jadi, mereka berada di restoran makanan khas Arpendia terkenal ini. Restoran ini tadinya hampir tutup, tetapi Adrian dari Keluarga Nugroho dan pemilik restoran sangat bersedia untuk melayaninya.Riana merasa lebih baik saat makan ramen itu. Kuah dan mi menghangatkan perutnya. Tiba-tiba, Adrian bertanya, "Apa kamu benar-benar akan menentang perjanjian perceraian itu?"Riana menatapnya. Mereka sebelumnya berbicara tentang pertemuannya dengan ibu Clara dan ancaman yang dilontarkan wanita itu.

Latest chapter

  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Miliarder   Bab 50 Tali

    Kilas balikLebih dari enam tahun lalu.Abas akhirnya memutuskan untuk mengizinkan Linda terbang ke Widenia untuk merawat Adrian. Sudah lima bulan yang melelahkan sejak kecelakaan itu, dan akhirnya, Adrian bisa duduk. Namun, dia masih tidak bisa berdiri, bahkan sedetik pun, dan dia juga bergantung pada orang lain untuk hal-hal dasar seperti pergi ke kamar mandi, mengganti pakaiannya, dan sebagainya.Linda datang dengan wajah khawatir. Dia menata meja tempat tidur rumah sakit dan memperhatikan Adrian makan dalam beberapa menit berikutnya. Matanya tidak pernah lepas dari Adrian.Ketika Adrian selesai, Linda bertanya, "Adrian, bisa kamu ceritakan lagi tentang kecelakaan itu? Apa yang membuatmu keluar jalur?"Adrian menghela napas berat. Dia tidak suka mengingat kecelakaan itu. Dia menggelengkan kepalanya dan berkata, "Aku nggak ingin membahasnya.""Adrian, ini penting," Linda bersikeras. "Aku ingat kamu bilang kamu merasa ada yang menarik kakimu.""Ya. Mungkin ranting," jawab Adrian tanpa

  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Miliarder   Bab 49 Obat Penyembuh Adrian

    Riana menikmati sensasi kejantanan Adrian yang tebal dan panjang keluar masuk darinya. Batang itu memenuhi dinding-dindingnya dan mencapai ujung-ujungnya. Tubuh Riana bergetar karena orgasme berulang yang dialaminya saat Adrian tiba-tiba memegang pinggang Riana dan mendorong kejantanannya dengan kuat."Aaaah!" Adrian mengerang keras. Matanya terpejam, dan rahangnya terkatup rapat.Riana sangat paham ekspresi itu. Tidak lama kemudian, dia merasakan cairan hangat pria itu memenuhi rahimnya. Matanya membulat saat dia bertanya, "Apa kamu ... sudah ejakulasi?"Pria itu mengerang. Dia menarik Riana turun dari tubuhnya dan memeluknya erat-erat. Dia mengaku, "Ya. Aku sudah menahannya sejak kamu mengulumku. Maaf. Rasanya terlalu nikmat."Riana sedikit kecewa. Namun, saat dia berbaring di dada pria itu, Riana merasakan kejantanannya berkedut di dalam dirinya. Adrian berkata, "Jangan khawatir. Aku belum selesai denganmu."Adrian tiba-tiba menggulingkannya ke sisi lain tempat tidur dan mendorong b

  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Miliarder   Bab 48 Kejutan Riana

    Di vila Adrian, Riana menunggu di tempat tidur hingga kekasihnya selesai mandi. Dia merasa sangat cemas. Dia berulang kali menarik napas dalam-dalam sambil terkadang mengepalkan tangannya ke selimut tempat tidur.Akhirnya, pria itu keluar dari kamar mandi.Seperti biasa, Adrian tampak rupawan. Rambutnya sedikit basah dan otot-ototnya bergelombang hingga ke pinggangnya yang ramping. Alih-alih piama, Adrian hanya mengenakan handuk di pinggangnya. Caranya berdiri dengan percaya diri di dekat pintu kamar mandi dengan dukungan minimal hampir membuat Riana lupa bahwa pria itu memiliki masalah kaki."Jadi, apa kejutannya?" tanya Adrian, suaranya terdengar memikat di telinga Riana."Ini kejutanku," jawab Riana. Dia berbalik dengan menggoda, memperlihatkan punggungnya kepada pria itu. Riana merangkak naik ke tempat tidur, dan saat dia melakukannya, gaun tidurnya terangkat ke pantatnya. Saat dia merasakan udara dingin ruangan itu di bagian tengah tubuhnya, dia tahu bahwa dirinya telah menunjukka

  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Miliarder   Bab 47 Melindungi Riana

    "A … aku nggak tahu harus berkata apa." Ranita menatap Riana dengan ekspresi cemas. Dengan suara bergetar, dia berkata, "Kamu yakin mau menikah?"Berhubung Adrian dan Riana sudah memantapkan diri untuk segera menikah, mereka pergi menemui Ranita di rumah sakit untuk menyampaikan kabar ini. Seperti yang sudah Riana duga, Ranita tidak terlalu senang setelah mendengar kabar tersebut."Bu, aku yakin." Suara Riana terdengar tegas, sorot matanya penuh dengan keyakinan. Dia menceritakan setiap detail tentang Adrian, mulai dari masa mereka kuliah hingga betapa Adrian selalu ada untuknya selama bertahun-tahun.Saat Riana menyampaikan ceritanya, Adrian duduk di sisi meja kopi, menunggu gilirannya untuk berbicara."Jadi, Beni bohong pas dia bilang ke kamu kalau dia yang menyelamatkanmu?" tanya Ranita. Ekspresinya yang berubah sedikit masam menunjukkan kemarahannya atas apa yang baru saja dia ketahui."Ya, Bu," kata Riana mengonfirmasi. "Beni juga tahu kalau dulu Adrian menyukaiku.""Aku paham Tan

  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Miliarder   Bab 46 Jawaban Riana

    Riana seketika terbangun saat merasakan sinar matahari menyentuh matanya. Dia memanggil, "Adrian?"Pria itu tidak berada di sampingnya. Ketika dia meraba dadanya, Riana menyadari bahwa dia sudah mengenakan baju tidurnya lagi. Dia pun paham bahwa Adrianlah yang mengenakan baju tidur itu untuknya sebelum pergi. Namun, ke mana Adrian pergi?Riana segera bangkit dari tempat tidur dan memeriksa kamar mandi. Adrian tidak ada di dalam. Kemudian, Riana melihat jam dan menyadari bahwa waktu sudah menunjukkan pukul sebelas siang!Tiba-tiba, Riana merasa cemas. Jantungnya berdebar tidak karuan saat dia bergumam, "Mungkinkah Adrian meninggalkanku?"Semalam, ketika Adrian bertanya apakah Riana mau segera menikahinya, Riana menolaknya dengan alasan dia tidak mau membuat Ranita syok. Riana ingin memberikan ibunya sedikit waktu untuk menyesuaikan diri sebelum Riana melangkah ke pernikahan lagi. Riana mengambil jubah satin dan mengenakannya sebelum keluar untuk mencari Adrian di rumah itu. Adrian tida

  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Miliarder   Bab 45 Bayi

    Adrian sangat terangsang. Sebagai seorang pria, tentu saja, dia pernah bermimpi bercinta dengan Riana.Riana yang berbaring telanjang di tempat tidurnya, terlihat sangat menggairahkan. Dadanya naik turun. Puting payudaranya yang bulat sempurna tegak, tungkainya yang jenjang gemetar, dan wajahnya bersemu merah. Mulutnya sedikit terbuka, dan bagian terbaiknya adalah bagaimana dia bisa menikmati pemandangan kewanitaannya yang telanjang.Bagi Adrian, bagian intim Riana sangat menggairahkan. Labianya tampak seperti bibir yang penuh, berkilau oleh jus cinta. Terlebih lagi, dia membayangkan bagaimana rasanya memasukinya.Adrian dengan bersemangat membentangkan kaki Riana. Sementara dia membelai dirinya sendiri, dia merasakan bagaimana kejantanannya menjadi lebih keras dan lebih tebal. Ketika dia menyejajarkannya ke pintu masuknya, jantungnya berdegup kencang.'Akhirnya ini terjadi. Riana menjadi milikku sepenuhnya.'"Aaah!" Saat dia mendorong anggotanya ke dalam kewanitaan Riana, dia mengeran

  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Miliarder   Bab 44 Apakah Aku Boleh Melakukannya?

    Riana mendesah. Dia merasa sekujur tubuhnya merinding saat Adrian menyentuh payudaranya. Adrian dengan cepat memasukkan tangannya yang besar ke bawah gaun tidur satinnya, dan meremas dada wanita itu dengan lembut. Adrian tidak menyia-nyiakannya sedetik pun. Sebelum Riana mengerang untuk kedua kalinya, bibir Adrian telah mencumbu bibirnya lagi, dan lidah mereka menari bersama. Suara bibir mereka yang saling mengecup yang sesekali disertai dengan desahan penuh gairah bergema di seluruh ruangan, dan Riana tidak bisa mendengar apa-apa lagi.Dia merasakan jari-jari Adrian bermain-main dengan putingnya. Sering kali, dia akan mencubitnya dengan ringan atau menelusurinya dengan jarinya. Tindakannya membuat seluruh tubuh Riana bergelinjang dan tangannya bergerak tanpa disadari, menekan setiap otot tubuh bagian atas pria itu. Tubuh Adrian sangat kencang. Dadanya keras, dan perutnya ramping. Riana menikmati setiap detiknya saat dia merasakannya.Cara Adrian menciumnya membuat bibir Riana menja

  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Miliarder   Bab 43 Tidak Perlu lagi Berpura-pura

    Adrian berkata, "Bersediakah kamu memilikiku?"Riana kagum bahwa setelah semua yang terjadi, Adrian masih mempertimbangkan perasaan dan keputusannya. Dia bukan tipe pria yang memutuskan segala sesuatu atas nama Riana dan mengasumsikan sesuatu berdasarkan status mereka saat ini karena, jelas, mereka sudah berperilaku seperti pasangan sungguhan.'Adrian benar-benar orang yang baik,' renungnya.Riana dengan lembut meletakkan tangannya di pipi pria itu. Matanya terpaku pada iris abu-abunya yang menawan. Dia berbisik sambil tersenyum, "Aku juga menginginkan hubungan ini. Aku ingin tahu akan seperti apa hubungan kita kalau kamu nggak kecelakaan. Sayangnya, kita nggak bisa kembali ke masa lalu, tapi setidaknya kita belum terlambat.""Ya, kita belum terlambat," Adrian setuju. Dia tersenyum, lalu mendekatkan dahinya untuk menempelkannya pada dahi Riana. "Kita berdua berada di sini dan usia kita juga masih muda.""Jadi, ya. Aku akan senang memilikimu. Kita nggak perlu berpura-pura lagi." Riana m

  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Miliarder   Bab 42 Janji Beni yang Dilanggar

    Riana patah hati. Bagaimana mungkin dia tidak merasa demikian? Dia merasa haknya untuk mendapatkan cinta dan kehidupan yang lebih baik telah dirampas.'Andai saja aku jatuh cinta pada Adrian dan bukan Beni. Andai saja Adrian nggak pernah mengalami kecelakaan. Andai saja Beni nggak berbohong pernah menyelamatkanku.'Setelah Adrian mengatakan yang sebenarnya, dia tidak bisa menahan tangisnya."Aku nggak bisa ... aku nggak bisa menerima kenyataan ini. Seharusnya orang itu adalah kamu! Kamulah orangnya!" Suara Riana pecah karena beban emosinya. Tangannya terkepal erat di dadanya, dan napasnya terengah-engah."Riana?" Dari kursi rodanya, Adrian berlutut agar bisa sejajar dengannya. Dia dengan lembut memegang lengannya dan bertanya, "Apakah aku telah mengatakan sesuatu yang salah?""Nggak!" Riana berpegangan pada lengan Adrian. Dia berkata, "Aku sangat marah pada Beni! Dia telah membohongi kita berdua."Bibirnya bergetar, dan dia berkata dengan tegas, "Aku hanya merasa bahwa seharusnya aku m

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status