Share

Bab 2 Adrian

Author: LiLhyz
"Bayiku!" Riana terbangun dengan tangan di perutnya, jantungnya berdegup kencang. "Bayiku ...."

"Riana, tenanglah ...." Riana menoleh ke arah seorang pria yang memanggil namanya. Dia terkejut dengan kehadiran pria itu dan awalnya tidak mengerti apa yang dia katakan.

Di samping tempat tidur rumah sakitnya berdiri Adrian Nugroho, putra pertama dari keluarga terkaya di kota Aruna. Meskipun ada perubahan yang nyata pada dirinya, Riana langsung mengenalinya. Adrian adalah sosok dari masa lalunya, seseorang yang telah menjadi asing bagi dia dan suaminya.

Biasanya, sehari-harinya Riana cerah bak sinar matahari. Dia memiliki rambut panjang bergelombang berwarna hitam, wajah oval, dan mata cokelat yang memukau. Namun, hari itu, Riana tidak perlu melihat ke cermin untuk tahu bahwa dirinya berantakan.

Beberapa jam sebelumnya, dia menangis tersedu-sedu di dalam mobilnya, lalu diselamatkan oleh seorang asing. Setelah menjalani pemeriksaan dan perawatan medis, dia pingsan karena tekanan emosional. Sekarang, dia melihat dirinya kembali dalam keadaan yang menyedihkan, panik di kamar rumah sakit yang tidak dikenalnya.

"Riana, bayimu ...." Suara Adrian hampir tak terdengar saat dia mencoba menjelaskan.

Riana masih kebingungan melihat Adrian, tetapi setelah dia berbicara, Riana perlahan bertanya, "Apa? Apa maksudmu, Adrian?" Adrian menghela napas, menggeleng, dan berkata dengan nada tak senang, "Bayimu sudah tiada, Riana. Turut berduka."

Awalnya, Riana hanya duduk di sana. Kata-kata Adrian bergema di kepalanya. 'Bayimu sudah tiada, Riana. Turut berduka.'

Air mata membasahi matanya. "Nggak ... Nggak. Nggak!" ucapnya. " Turut berduka," kata Adrian. "Nggak! Itu nggak mungkin!" Riana berteriak, "Aku sangat menantikannya ... bertahun-tahun lamanya!"

"Aku nggak peduli soal Beni, aku cuma mau anakku! Adrian, tolong bilang itu nggak benar!" seru Riana. Dia teringat semua usahanya untuk bisa hamil: kunjungan ke rumah sakit, operasi, suntikan, dan semua suplemen yang harus diminumnya. Akhirnya dia berhasil hamil, tapi dia kehilangan anaknya. Kenapa dunia begitu tidak adil?

"Itu nggak mungkin. Nggak mungkin!" Dia melempar bantalnya karena marah. Riana tidak peduli bahwa dia tanpa sadar melempar ke arah Adrian. Saat ini, satu-satunya yang dia pedulikan adalah kesedihannya.

"Tenanglah, Riana," bujuk Adrian.

"Nggak!" Air mata Riana mengaburkan pandangannya. Dia berseru, "Aku nggak bisa tenang! Aku nggak bisa ...."

Riana tidak tahu kapan atau bagaimana itu terjadi, tetapi hal berikutnya yang dia sadari adalah lengan Adrian yang kuat melingkar erat di tubuhnya. "Kubilang tenang! Tenanglah!" perintahnya.

"Aku benci Beni! Aku benci dia! Ini semua salahnya!" ungkap Riana. Dia menangis semakin deras hingga air matanya membasahi setelan mahal Adrian.

Tiba-tiba, dia teringat harapannya setelah menjalani operasi. Dia tanpa sadar mengutarakan isi pikirannya sambil terus menangis. "Aku ... aku akan merawat bayiku, menyanyikan lagu untuknya, menidurkannya, mengantarnya ke sekolah. Ini ... ini harusnya jadi momenku."

Kesedihan Riana tak terlukiskan. Tubuhnya bergetar dengan setiap kata pahit yang keluar dari bibirnya dan tangisannya menggema penuh emosi. Wajahnya memerah dan matanya bengkak karena air mata yang terus mengalir.

Saat Riana terus mencurahkan isi hatinya, dia merasakan pelukan Adrian semakin erat di pinggang dan punggungnya. Meski tidak memahami mengapa Adrian ada di sana dan menawarkan dukungan, dia tidak menolak. Pada saat itu, Riana menerima kenyamanan dari siapa pun.

Riana juga mempererat pelukannya pada Adrian. Dia menangis dan menangis sampai air matanya terkuras. Dia tidak tahu berapa lama dia berada di pelukannya hingga akhirnya dia terdiam. Pelukannya melemah dan Adrian melepaskannya. Tangannya perlahan jatuh di pangkuannya, tatapannya tampak kosong.

Keheningan meliputi ruangan selama beberapa menit. Riana hanya memikirkan kehamilannya. Dia tidak mengucapkan sepatah kata pun, begitu juga dengan pria di depannya. Ketika akhirnya dia menatap Adrian, dia menyeka wajahnya dengan tangan dan bertanya, "A ... apa mereka sudah mencoba segalanya untuk menyelamatkan bayiku?"

"Tentu saja," jawab Adrian dengan yakin. "Tapi ...." Adrian menelan ludah dan berbicara dengan suara dalam nan lembut, "Aku akan membiarkan dokter yang menjelaskan ini padamu."

Dengan lengan kuatnya, Adrian memposisikan dirinya dari tempat tidur ke kursi rodanya. Butuh beberapa saat, tetapi akhirnya Riana bereaksi dengan mengerutkan kening. Dia berpikir, 'Tunggu, apa? Adrian masih butuh kursi roda?'

Riana teringat kecelakaan ski yang dialami Adrian Nugroho bertahun-tahun lalu yang membuatnya tidak bisa berjalan tanpa bantuan. Namun, dia sama sekali tidak menyangka Adrian masih berada di kursi roda hingga hari ini.

"Aku akan panggil dokter," kata Adrian sebelum menggerakkan kursi rodanya keluar pintu. "Dokter Zia? Zia? Dia sudah sadar! Cepat ke sini! Bicara dengannya. Aku nggak bisa ... aku nggak bisa jelaskan soal bayi ini," ucapnya.

'Zia?' Riana bergidik mendengar nama itu. 'Zia Chandra?'

Hal terakhir yang dia butuhkan sekarang adalah melihat anggota keluarga Chandra lagi, tetapi mungkinkah Zia seseorang yang bisa dia percaya? Ya, Zia anggota keluarga Chandra, tetapi dia adalah sepupu jauh Beni, seorang dokter spesialis obstetri dan ginekologi.

Tak lama kemudian, Zia masuk ke kamar rumah sakit. Rasa bersalah tergambar di wajahnya saat dia perlahan mendekati Riana. Sebelum Riana bisa mengatakan apa pun, Zia memeluknya erat-erat, menangis karena Riana.

"Aku turut berduka atas bayimu, Riana. Aku minta maaf atas sepupuku yang bodoh! Aku nggak akan pernah memaafkannya karena menyakitimu seperti ini."

Tidak mampu menahan emosinya, Riana kembali menangis.

....

"Biasanya, keguguran sebelum tiga belas minggu nggak perlu rawat inap, tapi kamu mengalami pendarahan lebih dari yang diharapkan, jadi aku mau kamu tetap di sini setidaknya dua hari untuk memastikan nggak ada komplikasi," jelas Zia dengan hati-hati kepada Riana.

"Aku menduga itu bukan cuma karena jatuh. Kamu mengalami tekanan emosional dan itu nggak sehat."

Sudah lebih dari satu jam sejak dia mengetahui kegugurannya, tetapi Riana masih tidak ingin Zia meninggalkan sisinya. Jadi, sebagai dokternya, Zia menjelaskan semua yang terjadi padanya.

Sambil memegang tangan Riana, Zia berkata, "Ada alasan untuk segalanya, Ri. Percayalah. Aku berdoa suatu hari nanti kamu akan punya anak lagi dengan pria yang tepat. Jelas, Beni bukan pria yang tepat untukmu. Kamu pantas mendapatkan yang lebih baik."

Dengan ekspresi sedih di wajahnya, Riana menatap Zia dan menjawab dengan lemah, "Terima kasih, Zia."

Saat itu juga, Riana menoleh ke pintu dan melihat Adrian menatapnya melalui celah kecil di pintu yang sedikit terbuka. Riana begitu tenggelam dalam kesedihannya sehingga dia tidak menyadari Adrian sudah berada di luar pintu sepanjang waktu. "Adrian ... kenapa dia ada di sini?" tanya Riana, hampir berbisik.

Zia tampak bingung. Dia menoleh ke pintu sebelum kembali menatap Riana. Dengan ragu-ragu, dia menjawab, "Pak Adrian yang membawamu ke rumah sakit ... tepatnya, asistennya yang menggendongmu ke UGD."

"Oh." Riana menjawab lemah. Dengan tatapan menunduk, dia bergumam, "Aku harus berterima kasih padanya."

Zia menatap keluar pintu dan menyarankan, "Oke, aku akan kasih kamu kesempatan untuk itu. Aku juga perlu menangani pasien lain, tapi aku akan kembali."

Setelah Zia pamit, Adrian masuk. Riana merasa suhu ruangan turun seolah-olah pria itu membawa hawa dingin dari Antartika bersamanya. Tenggorokannya sangat kering, tetapi dia berhasil berkata, "Terima kasih sudah membawaku ke sini."

Ini bukan rumah sakit biasa, ini adalah rumah sakit terbaik di Aruna, RS Nugroho, fasilitas yang dimiliki keluarga Adrian.

"Kami kebetulan melewati mobilmu dan aku melihat kamu dalam kesulitan. Tentu saja, aku harus membantu," kata Adrian dengan tenang, matanya menatap langsung pada Riana.

"Kamu pasti melewatkan janji yang sangat penting," komentar Riana sambil mengamati ruangan. Ketika matanya tertuju pada jam dinding, dia terkejut melihat waktu sudah melewati pukul sepuluh malam. Dia meninggalkan rumah Keluarga Chandra siang tadi, yang berarti Adrian menghabiskan sepuluh jam membantunya!

Bibir Riana terbuka, tetapi dia kesulitan menemukan kata-kata. Butuh waktu lama sebelum pandangannya kembali ke Adrian, lalu dia berkata, "Suatu hari nanti, aku akan membalas kebaikan ini. Aku harap kamu mengizinkannya."

Adrian mengangkat dagunya, ekspresinya penuh tekad. "Ingat kata-katamu, Riana Arjasa, karena aku akan menagih. Untuk sekarang, istirahatlah. Makan yang cukup. Aku akan kembali."

Kesunyian berat memenuhi ruangan setelah Adrian pergi, bertahan selama beberapa menit. Ketika Riana sendirian, dia menelan ludah, jantungnya berdegup sedikit lebih cepat. Dia bertanya-tanya apa maksud Adrian. "Dia akan menagih?"
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Ina Mustareja
seru ceritanya
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Miliarder   Bab 3 Selamatkan Anakku

    Di rumah sakit lain, Beni Chandra menggenggam tangan wanita simpanannya. Clara menangis di tempat tidur, mengira situasinya semakin memburuk. "Beni, aku mungkin kehilangan bayi kita. Istrimu, dia ... dia mencoba membunuh bayi kita," ujar Clara dengan wajah penuh air mata dan penderitaan."Aku seharusnya pergi saja dari kota ini dan membesarkan bayi ini sendirian! Aku lebih baik biarkan bayiku hidup dalam kedamaian daripada dibenci sama istrimu," tambah Clara. "Kenapa kamu harus menjadikanku wanita simpanan, Beni? Kenapa?""Aku minta maaf, Clara. Ini salahku." Beni memeluk Clara erat-erat. Dia tetap berada di sisi wanita itu hingga Clara tertidur sambil menangis.Detik demi detik berlalu, Beni terus mengusap punggungnya hingga akhirnya dia membaringkan Clara dengan lembut di tempat tidur. Beni menghapus sisa air mata di wajah kekasihnya, merasa tidak berdaya. Pikirannya melayang ke saat pertama kali dia bertemu Clara.Beberapa bulan yang lalu, Beni menghadiri pertemuan bisnis dengan seo

  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Miliarder   Bab 4 Potongan Daging Atau Steik

    Pukul enam pagi, Zia datang menemui Riana terlebih dahulu. Dia melaporkan, "Beni memintaku untuk bantu memeriksa ... memeriksa ...." Kata-kata Zia terputus ketika Riana melanjutkan, "Clara? Dia memintamu untuk memeriksa Clara?"Riana mengernyit, memikirkan bagaimana Beni menyalahkannya tadi malam. Pria itu bahkan tidak mau mendengarkannya. Kemudian dia menjawab pelan, "Kamu harus membantu sebisamu.""Aku membencinya dan aku bahkan lebih membenci kekasihnya yang tampak polos itu, tapi bukan berarti seorang anak yang belum lahir nggak berhak mendapatkan bantuan medis terbaik. Aku tahu kamu salah satu dokter muda terbaik saat ini, Zia," kata Riana."Jadi, kamu harus melakukannya. Setidaknya, itu mungkin bisa membuatnya berhenti menggangguku, semoga saja."Riana melihat ekspresi rumit di wajah Zia. Zia menghela napas dan berkata, "Kamu benar-benar orang baik, Riana. Sepupuku nggak pantas untukmu."Zia mundur beberapa langkah dan berkata, "Aku pergi dulu.""Zia?" Riana memanggilnya. Sambil

  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Miliarder   Bab 5 Permintaan

    Riana tahu bahwa Zia pasti akan menentangnya untuk pergi, tetapi hidup ibunya sedang terancam. Para perawat mengatakan bahwa Zia masih harus bekerja delapan jam lagi. Riana tidak bisa menunggu lebih lama, jadi dia memutuskan untuk menandatangani surat pengabaian keluar rumah sakit meskipun bertentangan dengan saran medis.Setelah meninggalkan rumah sakit, Riana pergi ke rumah ibunya untuk menyegarkan diri dan berganti pakaian. Kemudian, dia tiba di RSU Aruna."Aku di lobi. Di mana kamu?" tanya Riana melalui telepon kepada Beni."Di lantai ICU, cepatlah," jawab Beni dengan nada dingin.Dalam empat tahun pernikahannya dengan Beni, Riana memang telah menghasilkan banyak uang dengan memimpin tim desain perusahaan mereka. Namun, dia juga menghabiskan banyak uang untuk ibunya.Ranita Arjasa adalah seorang ibu tunggal yang telah membanting tulang untuk membesarkan Riana. Ketika Riana sudah bisa menghasilkan banyak uang, dia pun membelikan rumah, mobil, perhiasan, dan berbagai barang-barang me

  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Miliarder   Bab 6 Tuan Nugroho Menginginkan Seorang Istri

    Riana terbelalak tak percaya. Matanya terbuka lebar dan pikirannya berusaha untuk memproses tawaran pernikahan yang tak terduga ini. Dia berkedip berulang kali, mungkin sampai tiga kali."Aku melewatkan sesuatu yang penting semalam, jadi sekarang aku membutuhkan seorang istri. Berhubung kamu berutang budi padaku, kuharap kamu mau menikah denganku," kata Adrian dengan ekspresi datar seolah-olah tawaran pernikahan itu begitu penting."A-apa?" Riana menelan ludah. "Menikah sebagai imbalan?"Adrian tidak menjawab. Dia hanya menatap Riana dengan tajam, lalu menunjuk asisten di belakangnya dan memberi perintah, "Jelaskan."Riana beralih ke pria yang berdiri di belakang Adrian. Asisten Adrian yang dikenalnya sebagai Kris Bimantara mulai menjelaskan, "Nona Arjasa, beberapa hari yang lalu, untuk membawamu ke rumah sakit dan memastikan kesehatanmu, Tuan Nugroho melewatkan pesta pertunangan bersama tunangannya, Leni Erlangga, pewaris Imperium Erlangga di Kota Dowel.""Dan berhubung Tuan Nugroho m

  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Miliarder   Bab 7 Pembatalan Pertunangan

    Di Hotel Platinum, mulut Riana tengah ternganga lebar saat dia merenung dalam-dalam. Dia bertanya kepada Adrian, "Kenapa kamu nggak memperbaiki saja pertunanganmu sama Leni Erlangga?"Mata Adrian menyipit. Dia menjawab, "Sayangnya, pertunangan itu sudah nggak bisa diperbaiki.""Apa … apa kamu sudah coba membicarakannya sama Nona Leni Erlangga?" tanya Riana penasaran."Kamu nggak bakal ngerti sebelum ketemu sama dia. Pertunangan kami sudah berakhir dan itu sudah pasti. Sekarang, aku butuh seorang istri," kata Adrian.Riana terkejut dan membalas, "A-aku rasa ini bukan ide yang bagus, Adrian. Aku sedang trauma berat sekarang …. ""Riana, aku bukanlah Beni. Aku benar-benar lelaki yang berbeda," balas Adrian. "Dan, seperti yang kamu sarankan, ini akan seperti pernikahan dengan syarat yang harus disepakati sebelumnya."Riana menelan ludah. Dia menatap Kris, berharap mendapatkan bantuan, tetapi tentu saja Kris tetap diam. Jadi, dia berkata kepada Adrian, "Tapi, kita nggak saling mencintai ….

  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Miliarder   Bab 8 Serangan Jantung

    Di rumah Ranita Arjasa[ Kris: Nona Arjasa, Bos mau tahu apa kamu sudah mempertimbangkan tawarannya? ]Riana terhenyak saat membaca pesan dari Kris. Dia menggigit bibirnya dan menatap dirinya di depan cermin kamar mandi.Sudah lima hari sejak Adrian melamarnya. Dia belum memberikan jawaban, namun sudah berniat untuk menolak tawaran tersebut.Di cermin, dia melihat pantulan seorang wanita dengan tatapan mata yang penuh kesedihan. Selain mempunyai lingkaran hitam di bawah matanya, Riana merasa wajahnya tidak lagi memancarkan cahaya kebahagiaan seperti dulu saat bersama Beni.Selama beberapa hari terakhir, dia fokus merawat ibunya yang sakit dan berusaha sekuat tenaga untuk melupakan rasa sakit akibat perceraiannya. Namun, dia tahu penyembuhan bukanlah hal yang instan.Riana merapikan rambut pirangnya yang kusut dan berbisik, "Kapan terakhir kali aku ke salon?"Riana menghela napas, lalu kembali bertanya pada dirinya sendiri, "Gimana aku bisa dibandingkan sama Leni Erlangga? Adrian memang

  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Miliarder   Bab 9 Keputusan Riana

    Ibu Clara, Maria Damanik, mengunjungi putrinya di rumah sakit.Beni telah meninggalkan mereka untuk mengurus urusan perusahaan. Setelah Beni pergi, Clara memanfaatkan kesempatan itu untuk membicarakan perceraian Beni.Maria si cerminan Clara bertanya, "Clara, kamu yakin kalau wanita itu sudah menandatangani surat cerainya?""Ya, Bu! Beni pasti akan menikahiku," seru Clara.Mata Maria bersinar. Dia berkata, "Ini kesempatan kita untuk menikahi orang kaya! Aku sudah bisa membayangkan kita tinggal di rumah megah, memiliki mobil, tas, dan sepatu mewah.""Aku bisa masuk ke sekolah privat!" seru Sarah, adik Clara."Hidup kita akan jauh lebih baik sekarang," kata Maria."Benar, Bu. Beni pasti akan merawat kita karena dia mencintaiku. Aku merasa sangat beruntung bertemu dengannya." Clara mengangguk. Lalu, tiba-tiba dia teringat sesuatu. Dia bergumam, "Andai saja Beni nggak memberikan uang pada wanita itu untuk perceraiannya.""Dia kasih uang ke mantan istrinya untuk perceraiannya?" tanya Maria

  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Miliarder   Bab 10 Persyaratan Adrian

    "Kamu harus makan. Bagaimana kamu bisa merawat ibumu kalau kamu nggak makan?" kata Adrian sambil mendorong semangkuk ramen ke arah Riana. "Kaldu kental ini baik untukmu. Kamu sangat kurus."Riana mengerutkan kening. Dia melihat lengannya sendiri dan tidak bisa menyangkal komentar Adrian. Berat badannya berkurang banyak dalam beberapa hari terakhir. Dia menerima ramen itu dan perlahan-lahan menyeruput kuahnya.Adrian bersikeras agar Riana beristirahat dari menjaga ibunya, meskipun hanya beberapa jam. Jadi, mereka berada di restoran makanan khas Arpendia terkenal ini. Restoran ini tadinya hampir tutup, tetapi Adrian dari Keluarga Nugroho dan pemilik restoran sangat bersedia untuk melayaninya.Riana merasa lebih baik saat makan ramen itu. Kuah dan mi menghangatkan perutnya. Tiba-tiba, Adrian bertanya, "Apa kamu benar-benar akan menentang perjanjian perceraian itu?"Riana menatapnya. Mereka sebelumnya berbicara tentang pertemuannya dengan ibu Clara dan ancaman yang dilontarkan wanita itu.

Latest chapter

  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Miliarder   Bab 100 Tagihan

    "Suamimu membayar operasi Clara serta biaya hidup keluarganya termasuk makanan dan sewa. Dia juga baru saja menanggung biaya apartemen mereka di Caraka Indah," lapor Adrian.Banyak informasi terungkap, termasuk bagaimana Burhan meminta sekretarisnya untuk menyuap teknisi laboratorium di RSU Aruna agar memalsukan tes DNA.Anak buah Adrian mendapatkan informasi dari teknisi laboratorium, termasuk tangkapan layar komunikasi mereka dengan sekretaris Burhan.Bukti itu sudah tidak terbantahkan, terutama karena Cindy memiliki kontak sekretaris Burhan di daftar nomornya.Setengah jam berlalu. Riana membantu Cindy duduk. Cindy meneliti setiap bukti di atas meja, tubuhnya gemetaran akibat pengkhianatan yang begitu nyata. Semua orang bisa melihat bahwa dia sangat marah.Hati Riana sakit melihat Cindy. Dia bersimpati. "Maaf kami harus memberitahumu. Kami nggak ingin ikut campur dalam hubunganmu, tapi kami juga nggak bisa menutup mata."Riana menjelaskan bagaimana Clara menghancurkan pernikahannya.

  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Miliarder   Bab 99 Apa yang Aku Lakukan Padamu?

    "Ini adalah peluang besar," ujar Cindy sambil melangkah masuk ke Hotel Platinum."Ya, tapi siapa orang ini? Kenapa begitu misterius?" tanya Burhan pada istrinya."Dia bilang kamu akan terkejut! Jadi, aku akan merahasiakannya sampai kita tiba di tempat pertemuan." Cindy berkata sambil meletakkan satu tangan di pinggangnya. "Ayo."Mereka akan bertemu dengan calon pembeli Farmasi Asri. Bukan berarti mereka berencana menjualnya, tetapi karena seseorang menyatakan ketertarikan, Cindy dan Burhan mempertimbangkan untuk bermitra atau menjualnya dengan harga yang sangat tinggi.Anehnya, Cindy berkata bahwa pembeli itu ingin tetap misterius, setidaknya bagi Burhan. Kenapa?Sayangnya, Burhan tidak bisa mendapatkan jawaban dari istrinya. Jadi, dia hanya mengikuti langkahnya menuju sebuah ruang konferensi kecil. Seorang pria dengan ekspresi serius telah menunggu mereka. Dia berkata, "Namaku Juna. Bos akan datang sebentar lagi."Burhan dan Cindy menunggu dengan cemas. Hanya butuh lima menit sebelum

  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Miliarder   Bab 98 Tes DNA Kedua

    "Itu cuma Viagra. Jadi santai saja. Kalau pun kamu meminumnya, paling buruk, kamu cuma bakal ereksi," kata Zia kepada Kris, sambil menunjukkan kemasan yang ditemukan di tas Clara."Zia, aku merasa perlu membersihkan diri selama sebulan," keluh Kris.Tawa kecil lolos dari bibir Zia. Dia menanggapi, "Dia bukan penderita Ebola! Dia cuma punya kelamin yang kotor.""Kamu serius? Bukankah kita baru menyimpulkan kalau dia mau berhubungan seks denganku? Itu sangat menjijikkan!" seru Kris, memasang ekspresi jijik.Sementara Zia tertawa, Kris menceritakan kejadian saat makan siang dan makan malam dengan Clara dan Maria. Mereka juga membahas keberhasilan rencana mereka untuk menjalankan tes DNA. Setelah itu, Kris bertanya, "Jadi, Viagra itu yang bikin dia pingsan?""Yap. Viagra bisa menurunkan tekanan darah, dan mungkin itu yang terjadi padanya, apalagi dia memang sudah merasa mual, seperti yang kamu bilang." Zia mengonfirmasi. "Tapi kamu membawanya ke sini, jadi semuanya berjalan sesuai rencana.

  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Miliarder   Bab 97 Menuju Rumah Sakit Nugroho

    Krista sedang merajuk di pantai. Selama beberapa malam terakhir, dia terus datang ke tempat yang sama, mencoba memikirkan apa yang harus dilakukan dalam hidupnya sejak kehilangan pekerjaannya.Sambil duduk di area paling gelap di tepi pantai, dia memeluk dirinya sendiri. Dia mengenakan jaket hitam dan celana jeans, menyatu dengan kegelapan.Saat itulah Krista melihat sepasang kekasih berjalan melewatinya. Dia tidak bisa melihat pria tinggi itu dengan jelas, tetapi gadis berbaju merah itu tampak sangat familier. Setelah mengamati beberapa saat, dia menyadari bahwa itu adalah Riana!"Apa yang Riana lakukan di sini? Siapa pria yang bersamanya?" Krista mulai mengikuti mereka. Keduanya begitu tenggelam dalam dunia mereka sendiri hingga tidak menyadari keberadaannya.Tak lama kemudian, Krista mendapat pandangan yang lebih jelas tentang wajah gadis itu dan memastikan itu memang Riana. Kemudian, dia melihat Riana mencium pria misterius yang mengenakan topi itu."Aku nggak percaya ini!" seru Kr

  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Miliarder   Bab 96 Tempat Semua Bermula

    "Dari Hendri ke Burhan, lalu Geri, dan kemudian Beni," Clara bergumam. "Pria yang tertarik padaku semakin muda setiap saat!""Kristian hampir seumuranku. Dia baru dua puluh lima tahun! Ini bisa berhasil, Bu!" Clara berseru di kamarnya sambil berputar."Dengar aku, Clara. Kamu harus menjebak pria ini. Cara terbaik untuk melakukannya adalah dengan tidur dengannya!" Maria menyatakan.Clara memanyunkan bibirnya. Dia berkata, "Tapi Bu, aku sedang hamil.""Itu nggak masalah. Seks tetaplah seks! Jangan sia-siakan operasi payudaramu dan manfaatkan sebaik mungkin besok!" Maria memberikan jempol sebelum keluar dari kamar.Saat Clara sendirian, dia memikirkan Kristian. Dia menghela napas dan berkata, "Oh Tuhan, dia benar-benar tampan."Dia masih merasa wajahnya familier, tetapi tidak bisa mengingat dari mana. Meski begitu, memikirkan berhubungan seks dengannya membuatnya bersemangat. Saat bersama Beni, setidaknya dia masih bisa menikmati orgasme secara rutin, tetapi berkat Adrian dan Riana, semua

  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Miliarder   Bab 95 Kristian Biantara

    Di lobi Caraka Indah, Clara dan Maria muncul untuk menyaksikan percakapan antara pemilik gedung dan seorang pria yang tampak sangat kaya."Siapa itu?" Maria bersiul, matanya berbinar saat memandangi pria tak dikenal itu."Dia kelihatan kaya, Bu," komentar Clara.Pria yang berdiri beberapa meter dari mereka mengenakan setelan biru yang dijahit dengan rapi, dengan kancing manset berlian di kemejanya. Sosoknya tinggi dan gagah, dengan fitur wajah yang tegas, rambut pirang gelap yang dipangkas rapi, dan kacamata berbingkai hitam."Tapi dia kelihatan familier, sepertinya aku pernah melihatnya sebelumnya," kata Clara sambil memiringkan kepala untuk melihat wajahnya lebih jelas."Mungkin di majalah bisnis?" bisik Maria."Mungkin," jawab Clara."Pak Kristian, kami sangat senang mendengar Anda mempertimbangkan untuk membeli seluruh gedung apartemen ini. Kami sudah menawarkannya selama setahun terakhir, tapi banyak yang bilang harga yang kami pasang terlalu tinggi." Pemilik gedung mengakui."Ber

  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Miliarder   Bab 94 Meminta Permintaan Maaf Riana

    Beni menangis mendengar perkataan Adrian.Adrian benar! Riana tampak jauh lebih bahagia dan puas sekarang setelah bersamanya, sesuatu yang gagal diberikan Beni padanya.Beberapa hari terakhir, Beni merenungkan apa yang telah dia kehilangan. Dia ingin Riana kembali, tetapi sayangnya, dia sudah menikah dengan Adrian.Masalah dengan Clara membuat dia sangat tersadarkan.Tentu saja, ditambah fakta bahwa Riana pernah mengandung anak mereka. Beni sebenarnya memiliki kehidupan yang sempurna, tetapi dia menghancurkannya karena tidak bisa menahan diri.Saat Beni terisak, Adrian membentak, "Pukulan itu untuk semua rasa sakit yang kamu berikan pada Riana, untuk malam-malam dia menangis karenamu dan untuk rasa sakit yang sama yang kamu berikan pada Bu Ranita!""Selama berbulan-bulan setelah dia mengetahui perselingkuhanmu, Riana kehilangan sebagian dari dirinya sendiri dan aku membencimu karena itu!" Adrian menambahkan. "Tapi, meskipun aku sangat membencimu, aku rasa istrimu yang sampah itu perlu

  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Miliarder   Bab 93 Riana Bersamaku

    Siapa atau apa yang menginspirasimu untuk menciptakan Takhta Nugraha? Sungguh luar biasa bagaimana satu set perhiasan pria bisa meraih ketenaran begitu besar hanya dalam waktu seminggu setelah peluncurannya," tanya pembawa acara TV kepada Riana, menyoroti kesuksesan tak terduga dari koleksi tersebut.Sebagai bagian dari strategi pemasaran PT Adriana, mereka secara strategis memanfaatkan wawancara singkat berdurasi sepuluh menit yang disiarkan langsung di TV nasional. Meski singkat, waktu itu lebih dari cukup untuk meningkatkan profil mereka."Takhta Nugraha sebenarnya terinspirasi oleh suamiku," jawab Riana dengan senyum. Matanya berbinar melalui layar televisi dan senyumnya semakin lebar. "Dia nggak terlalu suka memakai perhiasan yang terlalu mencolok, itulah sebabnya sebagian besar set perhiasan ini dilapisi enamel hitam.""Kenyataannya, nggak banyak perhiasan yang dirancang untuk pria, jadi aku pikir itu juga berkontribusi pada kesuksesan koleksi ini." Riana menyentuh dadanya dan me

  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Miliarder   Bab 92 Tes DNA

    "Maria! Buka pintu!" teriak Beni sambil menghantam pintu apartemen."Buka pintunya, dasar nenek lampir! Berani-beraninya kamu menipuku?" teriak Bianka.Sementara itu, Dustin terus menelepon kantor administrasi gedung karena Maria dan Clara tidak mau membuka pintu apartemen."Kamu nggak punya kuncinya, Beni?" tanya Dustin."Aku memberikannya pada mereka," jawab Beni dengan frustrasi.Saat itu juga, sebuah keluarga tiba dan bertanya, "Permisi? Kenapa kalian menggedor pintu unit kami? Ada masalah apa?"Beni kebingungan. Dia menyipitkan mata dan bertanya, "Apartemen kalian? Ini unit milikku."Pria dan istrinya saling berpandangan dengan bingung. Wanita di sebelah pria itu berkata, "Kami membeli apartemen ini seminggu yang lalu dari Clara Damanik. Apa kalian sedang mencoba menipu kami? Apartemen ini atas nama dia!""Apa?" Beni bertanya dengan ngeri. Dia mengulang, "Clara menjual apartemen ini?""Ya, kami kebanyakan berurusan dengan ibunya, Maria," kata pria itu. "Omong-omong, siapa kalian?"

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status