Home / Romansa / Diselingkuhi Suami, Dinikahi Miliarder / Bab 4 Potongan Daging Atau Steik

Share

Bab 4 Potongan Daging Atau Steik

Author: LiLhyz
Pukul enam pagi, Zia datang menemui Riana terlebih dahulu. Dia melaporkan, "Beni memintaku untuk bantu memeriksa ... memeriksa ...." Kata-kata Zia terputus ketika Riana melanjutkan, "Clara? Dia memintamu untuk memeriksa Clara?"

Riana mengernyit, memikirkan bagaimana Beni menyalahkannya tadi malam. Pria itu bahkan tidak mau mendengarkannya. Kemudian dia menjawab pelan, "Kamu harus membantu sebisamu."

"Aku membencinya dan aku bahkan lebih membenci kekasihnya yang tampak polos itu, tapi bukan berarti seorang anak yang belum lahir nggak berhak mendapatkan bantuan medis terbaik. Aku tahu kamu salah satu dokter muda terbaik saat ini, Zia," kata Riana.

"Jadi, kamu harus melakukannya. Setidaknya, itu mungkin bisa membuatnya berhenti menggangguku, semoga saja."

Riana melihat ekspresi rumit di wajah Zia. Zia menghela napas dan berkata, "Kamu benar-benar orang baik, Riana. Sepupuku nggak pantas untukmu."

Zia mundur beberapa langkah dan berkata, "Aku pergi dulu."

"Zia?" Riana memanggilnya. Sambil menunduk, Riana terdiam dan merenung. Kemudian dia memutuskan. "Aku nggak mau ada hubungan lagi sama Beni. A ... aku pikir kamu nggak perlu kasih tahu dia soal keguguranku. Di ... dia nggak peduli."

Pikiran tentang kata-kata suaminya tadi malam membuat air mata mengalir di pipi Riana. "Mereka mau aku tinggalkan keluarga tanpa menyusahkan Clara dan Beni, jadi aku akan pergi," lanjutnya.

"A ... apa kamu yakin, Riana?" tanya Zia.

Riana mengangguk. "Aku nggak mau Beni mencariku kembali, bingung, atau merasa bersalah. Aku mau dia keluar dari hidupku, jadi aku juga nggak mau dia tahu kalau aku keguguran," jawabnya.

"Mungkin nanti aku akan kasih tahu dia. Entahlah," gumam Riana. "Untuk saat ini, aku nggak mau diganggu sama dia dan keluarganya lagi."

Zia menjawab dengan enggan, "Oke. Aku mengerti. Aku akan coba menahan diri."

....

"Senang bertemu denganmu, Dokter Zia," sapa Clara. Matanya begitu polos, siapa pun akan menganggapnya tak bersalah. Zia berdiri di depan Clara di sebuah kamar rumah sakit di RS Aruna dan dia tidak bisa menahan pikirannya. 'Dia begitu muda ... masih bocah! Si Beni jadi gadun rupanya!'

"Halo, Clara. Aku datang untuk memeriksamu," jawab Zia. Di hadapan seorang dokter residen, Beni, dan Bianka, Zia meninjau catatan medis Clara.

Setelah setengah jam, dia memberikan instruksi, "Aku akan meresepkan dydrogesterone dan gel progesteron serta vitamin prenatal untuk mempertebal lapisan rahimnya."

"Ini akan menjaga bayi tetap aman. Dia harus istirahat total di tempat tidur selama satu bulan di rumah sakit dengan perawat 24 jam yang mengawasinya dan perlu USG rutin untuk memantau bayi serta kondisi rahimnya," lanjutnya.

"Apa ... apa itu perlu?" tanya Clara dengan lemah. "Aku mau pulang."

"Kamu mau bayi itu hidup, 'kan?" tanya Zia pada Clara.

Clara mengangguk malu-malu. "Ya, tentu saja," jawabnya.

"Kalau begitu, lakukan semua yang aku katakan," ucap Zia. Sebenarnya, Zia berpikir bahwa bayi itu sudah tidak dalam bahaya. Namun, instruksi Adrian Nugroho jelas. Anak dalam kandungan Clara ini harus hidup. Jadi, Zia sedikit melebih-lebihkan perintahnya.

Selain itu, menyadari betapa emosionalnya gadis itu karena trauma palsu yang telah dia ciptakan, Zia beralih ke Beni. Dia menyarankan, "Beni, kamu harus berada di sisinya untuk mendukungnya secara emosional. Kalau bayi ini penting, kamu harus luangkan waktumu. Dia nggak boleh merasa tertekan atau sedih."

"Anakku akan meluangkan waktu," kata Bianka. Dia menatap Beni dan memastikan. "Benar, Nak?" tanyanya.

Zia tersenyum palsu dan berkata, "Aku akan berkoordinasi dengan dokter residen untuk perkembangan Clara."

"Pastikan kamu makan makanan sehat, Clara," kata Zia kepada kekasih Beni sebelum mengingatkan sepupunya. "Pastikan dia dapat semua nutrisi yang dia butuh."

Beni menjawab, "Akan kulakukan. Terima kasih, Zia, sudah datang menemui Clara." Zia keluar dari ruangan bersama dokter residen ketika Beni mengejarnya. Dia berkata, "Zia, terima kasih banyak."

"Aku nggak mau melakukannya, Beni, tapi ...." Zia terhenti. Dia tiba-tiba mengingat apa yang Riana katakan padanya tentang menyembunyikan keguguran dari Beni. Dia menghela napas dengan marah dan berkata, "Aku nggak mengerti kamu, Beni. Kenapa kamu gantikan Riana dengan gadis ini?"

"Kamu sudah menikah dengannya selama empat tahun dan kenal dia sejak kuliah. Apa karena dia muda? Apa karena badannya? Clara bahkan belum lulus kuliah, sementara Riana itu perancang perhiasan yang sukses! Kok bisa kamu milih daging sapi murahan padahal kamu punya steik di rumah?" lanjutnya.

"Hentikan!" kata Beni dengan marah. "Hati-hati dengan ucapanmu. Clara punya potensi lebih dari yang kamu kira. Dia cuma nggak punya kesempatan yang sama kayak Riana."

"Clara itu polos," tegas Beni. "Dia nggak mau jadi bagian dari ini, tapi dia hamil. Dia butuh dukunganku, jadi aku harus bertanggung jawab. Lagi pula, Riana nggak bisa memberiku anak, jadi berhentilah mempertanyakanku dan cukup dukung aku ...."

"Kamu nggak tahu apa yang ...." Zia menghentikan dirinya sendiri, mengingat janjinya kepada Riana. Apakah ada gunanya memberi tahu Beni bahwa dia baru saja kehilangan anaknya? "Lihat saja, Beni, kamu akan menyesal ...."

"Pak Beni?" Sebuah suara memotong pembicaraan panas mereka. Seorang dokter residen mendekati Beni dan melaporkan, "Pak Beni, Bu Ranita sudah sadar. Apa yang harus aku sampaikan padanya?" Beni tertegun. Dia menelan ludah dan menjawab, "Kamu harus menghubungi Riana ...."

"Ranita sudah sadar?" Bianka keluar dari ruangan setelah mendengar percakapan itu. "Akhirnya! Kita sudah habiskan terlalu banyak uang untuknya!"

Zia tidak mendapat kesempatan berbicara lagi dengan Beni karena bibinya, Bianka, menarik Beni ke samping dan mereka memperdebatkan sesuatu yang jelas penting. Apa pun yang mereka bicarakan, Zia melihat secercah niat jahat di mata bibinya.

'Bu Ranita? Ranita Arjasa?' Zia mulai mengingat sesuatu dan akhirnya menyadari bahwa dia adalah ibu Riana. Ranita Arjasa telah mengalami kecelakaan mobil lima bulan lalu dan tetap koma sejak saat itu. Itulah mengapa Riana begitu sibuk. Mungkin dia terlalu sibuk mengunjungi ibunya dan merawat kebutuhan Bu Ranita, sehingga Riana tidak menyadari tanda-tanda pengkhianatan Beni.

....

Di RS Nugroho, Riana makan makanan rumah sakitnya tanpa semangat. Ada salad kol dan steik sapi. Meskipun makanannya terlihat menggoda, semuanya terasa hambar baginya. Hatinya masih terasa sakit karena semua yang terjadi dalam hidupnya. Tiba-tiba, ponselnya berdering. Dia mengangkatnya dan saat melihat nama penelepon, dia panik. Itu dokter ibunya!

"Halo, Dokter Wilson? Gimana kondisi ibuku?" tanya Riana di telepon.

"Bu Riana, ibumu baru saja bangun dari komanya tadi pagi. Dia terus menanyakanmu. Kamu harus menemuinya. Kesembuhannya tergantung padamu. Tolong, Bu Riana, ini penting," kata dokter itu.

Riana langsung menangis mendengar kabar itu. Pernikahannya mungkin telah gagal, tetapi setidaknya ibunya kini sadar. Dia menjawab, "Terima kasih! Terima kasih! Ini kabar baik. Terima kasih sudah menghubungiku, Dokter Wilson."

"Sama-sama, Bu Riana. Tapi, ada satu masalah," ungkap dokter itu.

"Apa itu?" tanya Riana sambil tetap terisak.

"Ibumu membutuhkan pengisian ulang obat-obatannya, tapi suamimu, Pak Beni, belum membayar biaya rumah sakit ibumu selama tiga bulan terakhir dan dia bilang tidak akan bayar sampai dia berbicara denganmu," lanjut dokter itu, membuat Riana terkejut.

Bibir Riana bergetar mendengar ini. Dia berpikir, 'Beni nggak bayar selama tiga bulan? Teganya Beni melakukan ini?'

"Bu Riana?" panggil dokter itu.

"Kenapa kamu nggak bilang sebelumnya, Dokter?" tanya Riana.

"Pak Beni selalu berjanji akan membayar dan secara khusus meminta agar kami nggak kasih tahu Ibu, kecuali hari ini ketika aku bertemu dengannya," jawab dokter itu. Hati Riana kembali terasa sesak. Apa yang Beni lakukan dengan uang yang seharusnya digunakan untuk biaya rumah sakit ibunya?

Dia dan Beni memiliki perusahaan bersama. Secara teknis, itu adalah uang Beni, tetapi Riana ikut mengelola bisnis itu. Bersama-sama, mereka mendirikan PT Pustaka Jaya. Beni adalah presdir, sementara Riana adalah direktur desain.

Beni telah memberinya saham di perusahaan dan sebagai pasangan, mereka sepakat untuk membayar biaya rumah sakit dengan keuntungan saham Riana. Jadi, ke mana uang itu pergi? Jantungnya berdetak kencang saat dia menjawab, "Dokter, biar aku hubungi Beni dulu karena dia harusnya sudah bayar tagihan itu."

"Baik, Bu Riana. Aku akan tunggu kabarmu. Yang paling penting, ibumu membutuhkanmu untuk kesembuhannya," saran dokter di telepon.

Riana mengangguk. Dia menjawab, "Aku mengerti. Aku akan ke sana."

Setelah menutup telepon, Riana menghubungi suaminya, Beni. Ketika Beni menjawab, Riana langsung bertanya dengan nada tajam, "Kenapa kamu nggak bayar tagihan rumah sakit ibuku?"

Beni menjawab, "Aku mau bayar, tapi aku sibuk. Aku akan segera bayar asalkan kamu menandatangani surat cerai hari ini. Pengacara kita akan bawakan dokumen itu. Di mana kamu sekarang?"
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Chantiqa Chiqa
rampas semua hartanya, wanita sampah kayak riana buang aja
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Miliarder   Bab 5 Permintaan

    Riana tahu bahwa Zia pasti akan menentangnya untuk pergi, tetapi hidup ibunya sedang terancam. Para perawat mengatakan bahwa Zia masih harus bekerja delapan jam lagi. Riana tidak bisa menunggu lebih lama, jadi dia memutuskan untuk menandatangani surat pengabaian keluar rumah sakit meskipun bertentangan dengan saran medis.Setelah meninggalkan rumah sakit, Riana pergi ke rumah ibunya untuk menyegarkan diri dan berganti pakaian. Kemudian, dia tiba di RSU Aruna."Aku di lobi. Di mana kamu?" tanya Riana melalui telepon kepada Beni."Di lantai ICU, cepatlah," jawab Beni dengan nada dingin.Dalam empat tahun pernikahannya dengan Beni, Riana memang telah menghasilkan banyak uang dengan memimpin tim desain perusahaan mereka. Namun, dia juga menghabiskan banyak uang untuk ibunya.Ranita Arjasa adalah seorang ibu tunggal yang telah membanting tulang untuk membesarkan Riana. Ketika Riana sudah bisa menghasilkan banyak uang, dia pun membelikan rumah, mobil, perhiasan, dan berbagai barang-barang me

  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Miliarder   Bab 6 Tuan Nugroho Menginginkan Seorang Istri

    Riana terbelalak tak percaya. Matanya terbuka lebar dan pikirannya berusaha untuk memproses tawaran pernikahan yang tak terduga ini. Dia berkedip berulang kali, mungkin sampai tiga kali."Aku melewatkan sesuatu yang penting semalam, jadi sekarang aku membutuhkan seorang istri. Berhubung kamu berutang budi padaku, kuharap kamu mau menikah denganku," kata Adrian dengan ekspresi datar seolah-olah tawaran pernikahan itu begitu penting."A-apa?" Riana menelan ludah. "Menikah sebagai imbalan?"Adrian tidak menjawab. Dia hanya menatap Riana dengan tajam, lalu menunjuk asisten di belakangnya dan memberi perintah, "Jelaskan."Riana beralih ke pria yang berdiri di belakang Adrian. Asisten Adrian yang dikenalnya sebagai Kris Bimantara mulai menjelaskan, "Nona Arjasa, beberapa hari yang lalu, untuk membawamu ke rumah sakit dan memastikan kesehatanmu, Tuan Nugroho melewatkan pesta pertunangan bersama tunangannya, Leni Erlangga, pewaris Imperium Erlangga di Kota Dowel.""Dan berhubung Tuan Nugroho m

  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Miliarder   Bab 7 Pembatalan Pertunangan

    Di Hotel Platinum, mulut Riana tengah ternganga lebar saat dia merenung dalam-dalam. Dia bertanya kepada Adrian, "Kenapa kamu nggak memperbaiki saja pertunanganmu sama Leni Erlangga?"Mata Adrian menyipit. Dia menjawab, "Sayangnya, pertunangan itu sudah nggak bisa diperbaiki.""Apa … apa kamu sudah coba membicarakannya sama Nona Leni Erlangga?" tanya Riana penasaran."Kamu nggak bakal ngerti sebelum ketemu sama dia. Pertunangan kami sudah berakhir dan itu sudah pasti. Sekarang, aku butuh seorang istri," kata Adrian.Riana terkejut dan membalas, "A-aku rasa ini bukan ide yang bagus, Adrian. Aku sedang trauma berat sekarang …. ""Riana, aku bukanlah Beni. Aku benar-benar lelaki yang berbeda," balas Adrian. "Dan, seperti yang kamu sarankan, ini akan seperti pernikahan dengan syarat yang harus disepakati sebelumnya."Riana menelan ludah. Dia menatap Kris, berharap mendapatkan bantuan, tetapi tentu saja Kris tetap diam. Jadi, dia berkata kepada Adrian, "Tapi, kita nggak saling mencintai ….

  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Miliarder   Bab 8 Serangan Jantung

    Di rumah Ranita Arjasa[ Kris: Nona Arjasa, Bos mau tahu apa kamu sudah mempertimbangkan tawarannya? ]Riana terhenyak saat membaca pesan dari Kris. Dia menggigit bibirnya dan menatap dirinya di depan cermin kamar mandi.Sudah lima hari sejak Adrian melamarnya. Dia belum memberikan jawaban, namun sudah berniat untuk menolak tawaran tersebut.Di cermin, dia melihat pantulan seorang wanita dengan tatapan mata yang penuh kesedihan. Selain mempunyai lingkaran hitam di bawah matanya, Riana merasa wajahnya tidak lagi memancarkan cahaya kebahagiaan seperti dulu saat bersama Beni.Selama beberapa hari terakhir, dia fokus merawat ibunya yang sakit dan berusaha sekuat tenaga untuk melupakan rasa sakit akibat perceraiannya. Namun, dia tahu penyembuhan bukanlah hal yang instan.Riana merapikan rambut pirangnya yang kusut dan berbisik, "Kapan terakhir kali aku ke salon?"Riana menghela napas, lalu kembali bertanya pada dirinya sendiri, "Gimana aku bisa dibandingkan sama Leni Erlangga? Adrian memang

  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Miliarder   Bab 9 Keputusan Riana

    Ibu Clara, Maria Damanik, mengunjungi putrinya di rumah sakit.Beni telah meninggalkan mereka untuk mengurus urusan perusahaan. Setelah Beni pergi, Clara memanfaatkan kesempatan itu untuk membicarakan perceraian Beni.Maria si cerminan Clara bertanya, "Clara, kamu yakin kalau wanita itu sudah menandatangani surat cerainya?""Ya, Bu! Beni pasti akan menikahiku," seru Clara.Mata Maria bersinar. Dia berkata, "Ini kesempatan kita untuk menikahi orang kaya! Aku sudah bisa membayangkan kita tinggal di rumah megah, memiliki mobil, tas, dan sepatu mewah.""Aku bisa masuk ke sekolah privat!" seru Sarah, adik Clara."Hidup kita akan jauh lebih baik sekarang," kata Maria."Benar, Bu. Beni pasti akan merawat kita karena dia mencintaiku. Aku merasa sangat beruntung bertemu dengannya." Clara mengangguk. Lalu, tiba-tiba dia teringat sesuatu. Dia bergumam, "Andai saja Beni nggak memberikan uang pada wanita itu untuk perceraiannya.""Dia kasih uang ke mantan istrinya untuk perceraiannya?" tanya Maria

  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Miliarder   Bab 10 Persyaratan Adrian

    "Kamu harus makan. Bagaimana kamu bisa merawat ibumu kalau kamu nggak makan?" kata Adrian sambil mendorong semangkuk ramen ke arah Riana. "Kaldu kental ini baik untukmu. Kamu sangat kurus."Riana mengerutkan kening. Dia melihat lengannya sendiri dan tidak bisa menyangkal komentar Adrian. Berat badannya berkurang banyak dalam beberapa hari terakhir. Dia menerima ramen itu dan perlahan-lahan menyeruput kuahnya.Adrian bersikeras agar Riana beristirahat dari menjaga ibunya, meskipun hanya beberapa jam. Jadi, mereka berada di restoran makanan khas Arpendia terkenal ini. Restoran ini tadinya hampir tutup, tetapi Adrian dari Keluarga Nugroho dan pemilik restoran sangat bersedia untuk melayaninya.Riana merasa lebih baik saat makan ramen itu. Kuah dan mi menghangatkan perutnya. Tiba-tiba, Adrian bertanya, "Apa kamu benar-benar akan menentang perjanjian perceraian itu?"Riana menatapnya. Mereka sebelumnya berbicara tentang pertemuannya dengan ibu Clara dan ancaman yang dilontarkan wanita itu.

  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Miliarder   Bab 11 Kecelakaan

    Ketika menyebutkan kemungkinan memiliki anak, Riana merasa lebih malu. Dalam pembelaannya, dia menjelaskan, "Karena kamu bilang bahwa kakekmu ingin meneruskan warisan keluargamu.""Kita nggak perlu punya anak kalau kamu nggak menginginkannya," ucap Adrian meyakinkannya. "Kakekku nggak perlu tahu hal itu nggak ada dalam rencana kita.""Apa aku nggak ingin punya anak?" tanya Riana kepada dirinya sendiri. Tentu saja, dia menginginkannya. Namun, apakah memiliki anak adalah keputusan tepat ketika tidak ada cinta di antara dia dan Adrian?"Kalau kamu ingin punya anak tapi nggak ingin berhubungan intim, kita bisa mengaturnya," saran Adrian dengan tenang. "Di zaman modern sekarang ini, segalanya mungkin.""Jangan terlalu memikirkannya. Kita jalani saja dulu," usul Adrian. "Apa ada yang lainnya?""Apa aku- apa aku boleh tidur di kamar yang berbeda?" tanya Riana dengan gugup."Tentu saja. Itu sudah pasti. Kamu akan punya kamarmu sendiri dan aku punya kamarku sendiri," jawab Adrian tanpa ragu. "P

  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Miliarder   Bab 12 Bercerai Secepat Mungkin

    Kilas balikLebih dari enam tahun lalu di Widenia.Adrian baru saja berusia dua puluh satu tahun. Dia suka bermain ski es. Abas Nugroho, kakek Adrian, membeli vila di Widenia karena kecintaannya pada olahraga tersebut.Vila itu adalah rumah bata empat lantai yang terletak di puncak bukit. Setidaknya setahun sekali, seluruh Keluarga Nugroho mengunjungi vila ini.Adrian baru saja kembali ke puncak bukit setelah memeriksa jalan setapak untuk memastikan tidak ada puing yang tidak diinginkan. Dia menatap kakeknya, yang berdiri di balkon lantai dua, dan Adrian melambaikan tangan. "Siap untuk pertunjukan, Kakek?"Kakek Adrian, Abas Nugroho, berdiri siap dengan kamera videonya, melambangkan dukungan dan kebanggaannya yang tidak tergoyahkan atas keterampilan cucunya."Kakek siap saat kamu siap, Adrian!" serunya, suaranya penuh dengan semangat.Dengan seringai percaya diri di wajahnya, Adrian mengenakan helm dan kacamata skinya. Dia melompat di tempat untuk memeriksa apakah skinya dalam kondisi

Latest chapter

  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Miliarder   Bab 100 Tagihan

    "Suamimu membayar operasi Clara serta biaya hidup keluarganya termasuk makanan dan sewa. Dia juga baru saja menanggung biaya apartemen mereka di Caraka Indah," lapor Adrian.Banyak informasi terungkap, termasuk bagaimana Burhan meminta sekretarisnya untuk menyuap teknisi laboratorium di RSU Aruna agar memalsukan tes DNA.Anak buah Adrian mendapatkan informasi dari teknisi laboratorium, termasuk tangkapan layar komunikasi mereka dengan sekretaris Burhan.Bukti itu sudah tidak terbantahkan, terutama karena Cindy memiliki kontak sekretaris Burhan di daftar nomornya.Setengah jam berlalu. Riana membantu Cindy duduk. Cindy meneliti setiap bukti di atas meja, tubuhnya gemetaran akibat pengkhianatan yang begitu nyata. Semua orang bisa melihat bahwa dia sangat marah.Hati Riana sakit melihat Cindy. Dia bersimpati. "Maaf kami harus memberitahumu. Kami nggak ingin ikut campur dalam hubunganmu, tapi kami juga nggak bisa menutup mata."Riana menjelaskan bagaimana Clara menghancurkan pernikahannya.

  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Miliarder   Bab 99 Apa yang Aku Lakukan Padamu?

    "Ini adalah peluang besar," ujar Cindy sambil melangkah masuk ke Hotel Platinum."Ya, tapi siapa orang ini? Kenapa begitu misterius?" tanya Burhan pada istrinya."Dia bilang kamu akan terkejut! Jadi, aku akan merahasiakannya sampai kita tiba di tempat pertemuan." Cindy berkata sambil meletakkan satu tangan di pinggangnya. "Ayo."Mereka akan bertemu dengan calon pembeli Farmasi Asri. Bukan berarti mereka berencana menjualnya, tetapi karena seseorang menyatakan ketertarikan, Cindy dan Burhan mempertimbangkan untuk bermitra atau menjualnya dengan harga yang sangat tinggi.Anehnya, Cindy berkata bahwa pembeli itu ingin tetap misterius, setidaknya bagi Burhan. Kenapa?Sayangnya, Burhan tidak bisa mendapatkan jawaban dari istrinya. Jadi, dia hanya mengikuti langkahnya menuju sebuah ruang konferensi kecil. Seorang pria dengan ekspresi serius telah menunggu mereka. Dia berkata, "Namaku Juna. Bos akan datang sebentar lagi."Burhan dan Cindy menunggu dengan cemas. Hanya butuh lima menit sebelum

  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Miliarder   Bab 98 Tes DNA Kedua

    "Itu cuma Viagra. Jadi santai saja. Kalau pun kamu meminumnya, paling buruk, kamu cuma bakal ereksi," kata Zia kepada Kris, sambil menunjukkan kemasan yang ditemukan di tas Clara."Zia, aku merasa perlu membersihkan diri selama sebulan," keluh Kris.Tawa kecil lolos dari bibir Zia. Dia menanggapi, "Dia bukan penderita Ebola! Dia cuma punya kelamin yang kotor.""Kamu serius? Bukankah kita baru menyimpulkan kalau dia mau berhubungan seks denganku? Itu sangat menjijikkan!" seru Kris, memasang ekspresi jijik.Sementara Zia tertawa, Kris menceritakan kejadian saat makan siang dan makan malam dengan Clara dan Maria. Mereka juga membahas keberhasilan rencana mereka untuk menjalankan tes DNA. Setelah itu, Kris bertanya, "Jadi, Viagra itu yang bikin dia pingsan?""Yap. Viagra bisa menurunkan tekanan darah, dan mungkin itu yang terjadi padanya, apalagi dia memang sudah merasa mual, seperti yang kamu bilang." Zia mengonfirmasi. "Tapi kamu membawanya ke sini, jadi semuanya berjalan sesuai rencana.

  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Miliarder   Bab 97 Menuju Rumah Sakit Nugroho

    Krista sedang merajuk di pantai. Selama beberapa malam terakhir, dia terus datang ke tempat yang sama, mencoba memikirkan apa yang harus dilakukan dalam hidupnya sejak kehilangan pekerjaannya.Sambil duduk di area paling gelap di tepi pantai, dia memeluk dirinya sendiri. Dia mengenakan jaket hitam dan celana jeans, menyatu dengan kegelapan.Saat itulah Krista melihat sepasang kekasih berjalan melewatinya. Dia tidak bisa melihat pria tinggi itu dengan jelas, tetapi gadis berbaju merah itu tampak sangat familier. Setelah mengamati beberapa saat, dia menyadari bahwa itu adalah Riana!"Apa yang Riana lakukan di sini? Siapa pria yang bersamanya?" Krista mulai mengikuti mereka. Keduanya begitu tenggelam dalam dunia mereka sendiri hingga tidak menyadari keberadaannya.Tak lama kemudian, Krista mendapat pandangan yang lebih jelas tentang wajah gadis itu dan memastikan itu memang Riana. Kemudian, dia melihat Riana mencium pria misterius yang mengenakan topi itu."Aku nggak percaya ini!" seru Kr

  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Miliarder   Bab 96 Tempat Semua Bermula

    "Dari Hendri ke Burhan, lalu Geri, dan kemudian Beni," Clara bergumam. "Pria yang tertarik padaku semakin muda setiap saat!""Kristian hampir seumuranku. Dia baru dua puluh lima tahun! Ini bisa berhasil, Bu!" Clara berseru di kamarnya sambil berputar."Dengar aku, Clara. Kamu harus menjebak pria ini. Cara terbaik untuk melakukannya adalah dengan tidur dengannya!" Maria menyatakan.Clara memanyunkan bibirnya. Dia berkata, "Tapi Bu, aku sedang hamil.""Itu nggak masalah. Seks tetaplah seks! Jangan sia-siakan operasi payudaramu dan manfaatkan sebaik mungkin besok!" Maria memberikan jempol sebelum keluar dari kamar.Saat Clara sendirian, dia memikirkan Kristian. Dia menghela napas dan berkata, "Oh Tuhan, dia benar-benar tampan."Dia masih merasa wajahnya familier, tetapi tidak bisa mengingat dari mana. Meski begitu, memikirkan berhubungan seks dengannya membuatnya bersemangat. Saat bersama Beni, setidaknya dia masih bisa menikmati orgasme secara rutin, tetapi berkat Adrian dan Riana, semua

  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Miliarder   Bab 95 Kristian Biantara

    Di lobi Caraka Indah, Clara dan Maria muncul untuk menyaksikan percakapan antara pemilik gedung dan seorang pria yang tampak sangat kaya."Siapa itu?" Maria bersiul, matanya berbinar saat memandangi pria tak dikenal itu."Dia kelihatan kaya, Bu," komentar Clara.Pria yang berdiri beberapa meter dari mereka mengenakan setelan biru yang dijahit dengan rapi, dengan kancing manset berlian di kemejanya. Sosoknya tinggi dan gagah, dengan fitur wajah yang tegas, rambut pirang gelap yang dipangkas rapi, dan kacamata berbingkai hitam."Tapi dia kelihatan familier, sepertinya aku pernah melihatnya sebelumnya," kata Clara sambil memiringkan kepala untuk melihat wajahnya lebih jelas."Mungkin di majalah bisnis?" bisik Maria."Mungkin," jawab Clara."Pak Kristian, kami sangat senang mendengar Anda mempertimbangkan untuk membeli seluruh gedung apartemen ini. Kami sudah menawarkannya selama setahun terakhir, tapi banyak yang bilang harga yang kami pasang terlalu tinggi." Pemilik gedung mengakui."Ber

  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Miliarder   Bab 94 Meminta Permintaan Maaf Riana

    Beni menangis mendengar perkataan Adrian.Adrian benar! Riana tampak jauh lebih bahagia dan puas sekarang setelah bersamanya, sesuatu yang gagal diberikan Beni padanya.Beberapa hari terakhir, Beni merenungkan apa yang telah dia kehilangan. Dia ingin Riana kembali, tetapi sayangnya, dia sudah menikah dengan Adrian.Masalah dengan Clara membuat dia sangat tersadarkan.Tentu saja, ditambah fakta bahwa Riana pernah mengandung anak mereka. Beni sebenarnya memiliki kehidupan yang sempurna, tetapi dia menghancurkannya karena tidak bisa menahan diri.Saat Beni terisak, Adrian membentak, "Pukulan itu untuk semua rasa sakit yang kamu berikan pada Riana, untuk malam-malam dia menangis karenamu dan untuk rasa sakit yang sama yang kamu berikan pada Bu Ranita!""Selama berbulan-bulan setelah dia mengetahui perselingkuhanmu, Riana kehilangan sebagian dari dirinya sendiri dan aku membencimu karena itu!" Adrian menambahkan. "Tapi, meskipun aku sangat membencimu, aku rasa istrimu yang sampah itu perlu

  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Miliarder   Bab 93 Riana Bersamaku

    Siapa atau apa yang menginspirasimu untuk menciptakan Takhta Nugraha? Sungguh luar biasa bagaimana satu set perhiasan pria bisa meraih ketenaran begitu besar hanya dalam waktu seminggu setelah peluncurannya," tanya pembawa acara TV kepada Riana, menyoroti kesuksesan tak terduga dari koleksi tersebut.Sebagai bagian dari strategi pemasaran PT Adriana, mereka secara strategis memanfaatkan wawancara singkat berdurasi sepuluh menit yang disiarkan langsung di TV nasional. Meski singkat, waktu itu lebih dari cukup untuk meningkatkan profil mereka."Takhta Nugraha sebenarnya terinspirasi oleh suamiku," jawab Riana dengan senyum. Matanya berbinar melalui layar televisi dan senyumnya semakin lebar. "Dia nggak terlalu suka memakai perhiasan yang terlalu mencolok, itulah sebabnya sebagian besar set perhiasan ini dilapisi enamel hitam.""Kenyataannya, nggak banyak perhiasan yang dirancang untuk pria, jadi aku pikir itu juga berkontribusi pada kesuksesan koleksi ini." Riana menyentuh dadanya dan me

  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Miliarder   Bab 92 Tes DNA

    "Maria! Buka pintu!" teriak Beni sambil menghantam pintu apartemen."Buka pintunya, dasar nenek lampir! Berani-beraninya kamu menipuku?" teriak Bianka.Sementara itu, Dustin terus menelepon kantor administrasi gedung karena Maria dan Clara tidak mau membuka pintu apartemen."Kamu nggak punya kuncinya, Beni?" tanya Dustin."Aku memberikannya pada mereka," jawab Beni dengan frustrasi.Saat itu juga, sebuah keluarga tiba dan bertanya, "Permisi? Kenapa kalian menggedor pintu unit kami? Ada masalah apa?"Beni kebingungan. Dia menyipitkan mata dan bertanya, "Apartemen kalian? Ini unit milikku."Pria dan istrinya saling berpandangan dengan bingung. Wanita di sebelah pria itu berkata, "Kami membeli apartemen ini seminggu yang lalu dari Clara Damanik. Apa kalian sedang mencoba menipu kami? Apartemen ini atas nama dia!""Apa?" Beni bertanya dengan ngeri. Dia mengulang, "Clara menjual apartemen ini?""Ya, kami kebanyakan berurusan dengan ibunya, Maria," kata pria itu. "Omong-omong, siapa kalian?"

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status