Home / Romansa / Diselingkuhi Suami, Dinikahi Miliarder / Bab 4 Potongan Daging Atau Steik

Share

Bab 4 Potongan Daging Atau Steik

Author: LiLhyz
Pukul enam pagi, Zia datang menemui Riana terlebih dahulu. Dia melaporkan, "Beni memintaku untuk bantu memeriksa ... memeriksa ...." Kata-kata Zia terputus ketika Riana melanjutkan, "Clara? Dia memintamu untuk memeriksa Clara?"

Riana mengernyit, memikirkan bagaimana Beni menyalahkannya tadi malam. Pria itu bahkan tidak mau mendengarkannya. Kemudian dia menjawab pelan, "Kamu harus membantu sebisamu."

"Aku membencinya dan aku bahkan lebih membenci kekasihnya yang tampak polos itu, tapi bukan berarti seorang anak yang belum lahir nggak berhak mendapatkan bantuan medis terbaik. Aku tahu kamu salah satu dokter muda terbaik saat ini, Zia," kata Riana.

"Jadi, kamu harus melakukannya. Setidaknya, itu mungkin bisa membuatnya berhenti menggangguku, semoga saja."

Riana melihat ekspresi rumit di wajah Zia. Zia menghela napas dan berkata, "Kamu benar-benar orang baik, Riana. Sepupuku nggak pantas untukmu."

Zia mundur beberapa langkah dan berkata, "Aku pergi dulu."

"Zia?" Riana memanggilnya. Sambil menunduk, Riana terdiam dan merenung. Kemudian dia memutuskan. "Aku nggak mau ada hubungan lagi sama Beni. A ... aku pikir kamu nggak perlu kasih tahu dia soal keguguranku. Di ... dia nggak peduli."

Pikiran tentang kata-kata suaminya tadi malam membuat air mata mengalir di pipi Riana. "Mereka mau aku tinggalkan keluarga tanpa menyusahkan Clara dan Beni, jadi aku akan pergi," lanjutnya.

"A ... apa kamu yakin, Riana?" tanya Zia.

Riana mengangguk. "Aku nggak mau Beni mencariku kembali, bingung, atau merasa bersalah. Aku mau dia keluar dari hidupku, jadi aku juga nggak mau dia tahu kalau aku keguguran," jawabnya.

"Mungkin nanti aku akan kasih tahu dia. Entahlah," gumam Riana. "Untuk saat ini, aku nggak mau diganggu sama dia dan keluarganya lagi."

Zia menjawab dengan enggan, "Oke. Aku mengerti. Aku akan coba menahan diri."

....

"Senang bertemu denganmu, Dokter Zia," sapa Clara. Matanya begitu polos, siapa pun akan menganggapnya tak bersalah. Zia berdiri di depan Clara di sebuah kamar rumah sakit di RS Aruna dan dia tidak bisa menahan pikirannya. 'Dia begitu muda ... masih bocah! Si Beni jadi gadun rupanya!'

"Halo, Clara. Aku datang untuk memeriksamu," jawab Zia. Di hadapan seorang dokter residen, Beni, dan Bianka, Zia meninjau catatan medis Clara.

Setelah setengah jam, dia memberikan instruksi, "Aku akan meresepkan dydrogesterone dan gel progesteron serta vitamin prenatal untuk mempertebal lapisan rahimnya."

"Ini akan menjaga bayi tetap aman. Dia harus istirahat total di tempat tidur selama satu bulan di rumah sakit dengan perawat 24 jam yang mengawasinya dan perlu USG rutin untuk memantau bayi serta kondisi rahimnya," lanjutnya.

"Apa ... apa itu perlu?" tanya Clara dengan lemah. "Aku mau pulang."

"Kamu mau bayi itu hidup, 'kan?" tanya Zia pada Clara.

Clara mengangguk malu-malu. "Ya, tentu saja," jawabnya.

"Kalau begitu, lakukan semua yang aku katakan," ucap Zia. Sebenarnya, Zia berpikir bahwa bayi itu sudah tidak dalam bahaya. Namun, instruksi Adrian Nugroho jelas. Anak dalam kandungan Clara ini harus hidup. Jadi, Zia sedikit melebih-lebihkan perintahnya.

Selain itu, menyadari betapa emosionalnya gadis itu karena trauma palsu yang telah dia ciptakan, Zia beralih ke Beni. Dia menyarankan, "Beni, kamu harus berada di sisinya untuk mendukungnya secara emosional. Kalau bayi ini penting, kamu harus luangkan waktumu. Dia nggak boleh merasa tertekan atau sedih."

"Anakku akan meluangkan waktu," kata Bianka. Dia menatap Beni dan memastikan. "Benar, Nak?" tanyanya.

Zia tersenyum palsu dan berkata, "Aku akan berkoordinasi dengan dokter residen untuk perkembangan Clara."

"Pastikan kamu makan makanan sehat, Clara," kata Zia kepada kekasih Beni sebelum mengingatkan sepupunya. "Pastikan dia dapat semua nutrisi yang dia butuh."

Beni menjawab, "Akan kulakukan. Terima kasih, Zia, sudah datang menemui Clara." Zia keluar dari ruangan bersama dokter residen ketika Beni mengejarnya. Dia berkata, "Zia, terima kasih banyak."

"Aku nggak mau melakukannya, Beni, tapi ...." Zia terhenti. Dia tiba-tiba mengingat apa yang Riana katakan padanya tentang menyembunyikan keguguran dari Beni. Dia menghela napas dengan marah dan berkata, "Aku nggak mengerti kamu, Beni. Kenapa kamu gantikan Riana dengan gadis ini?"

"Kamu sudah menikah dengannya selama empat tahun dan kenal dia sejak kuliah. Apa karena dia muda? Apa karena badannya? Clara bahkan belum lulus kuliah, sementara Riana itu perancang perhiasan yang sukses! Kok bisa kamu milih daging sapi murahan padahal kamu punya steik di rumah?" lanjutnya.

"Hentikan!" kata Beni dengan marah. "Hati-hati dengan ucapanmu. Clara punya potensi lebih dari yang kamu kira. Dia cuma nggak punya kesempatan yang sama kayak Riana."

"Clara itu polos," tegas Beni. "Dia nggak mau jadi bagian dari ini, tapi dia hamil. Dia butuh dukunganku, jadi aku harus bertanggung jawab. Lagi pula, Riana nggak bisa memberiku anak, jadi berhentilah mempertanyakanku dan cukup dukung aku ...."

"Kamu nggak tahu apa yang ...." Zia menghentikan dirinya sendiri, mengingat janjinya kepada Riana. Apakah ada gunanya memberi tahu Beni bahwa dia baru saja kehilangan anaknya? "Lihat saja, Beni, kamu akan menyesal ...."

"Pak Beni?" Sebuah suara memotong pembicaraan panas mereka. Seorang dokter residen mendekati Beni dan melaporkan, "Pak Beni, Bu Ranita sudah sadar. Apa yang harus aku sampaikan padanya?" Beni tertegun. Dia menelan ludah dan menjawab, "Kamu harus menghubungi Riana ...."

"Ranita sudah sadar?" Bianka keluar dari ruangan setelah mendengar percakapan itu. "Akhirnya! Kita sudah habiskan terlalu banyak uang untuknya!"

Zia tidak mendapat kesempatan berbicara lagi dengan Beni karena bibinya, Bianka, menarik Beni ke samping dan mereka memperdebatkan sesuatu yang jelas penting. Apa pun yang mereka bicarakan, Zia melihat secercah niat jahat di mata bibinya.

'Bu Ranita? Ranita Arjasa?' Zia mulai mengingat sesuatu dan akhirnya menyadari bahwa dia adalah ibu Riana. Ranita Arjasa telah mengalami kecelakaan mobil lima bulan lalu dan tetap koma sejak saat itu. Itulah mengapa Riana begitu sibuk. Mungkin dia terlalu sibuk mengunjungi ibunya dan merawat kebutuhan Bu Ranita, sehingga Riana tidak menyadari tanda-tanda pengkhianatan Beni.

....

Di RS Nugroho, Riana makan makanan rumah sakitnya tanpa semangat. Ada salad kol dan steik sapi. Meskipun makanannya terlihat menggoda, semuanya terasa hambar baginya. Hatinya masih terasa sakit karena semua yang terjadi dalam hidupnya. Tiba-tiba, ponselnya berdering. Dia mengangkatnya dan saat melihat nama penelepon, dia panik. Itu dokter ibunya!

"Halo, Dokter Wilson? Gimana kondisi ibuku?" tanya Riana di telepon.

"Bu Riana, ibumu baru saja bangun dari komanya tadi pagi. Dia terus menanyakanmu. Kamu harus menemuinya. Kesembuhannya tergantung padamu. Tolong, Bu Riana, ini penting," kata dokter itu.

Riana langsung menangis mendengar kabar itu. Pernikahannya mungkin telah gagal, tetapi setidaknya ibunya kini sadar. Dia menjawab, "Terima kasih! Terima kasih! Ini kabar baik. Terima kasih sudah menghubungiku, Dokter Wilson."

"Sama-sama, Bu Riana. Tapi, ada satu masalah," ungkap dokter itu.

"Apa itu?" tanya Riana sambil tetap terisak.

"Ibumu membutuhkan pengisian ulang obat-obatannya, tapi suamimu, Pak Beni, belum membayar biaya rumah sakit ibumu selama tiga bulan terakhir dan dia bilang tidak akan bayar sampai dia berbicara denganmu," lanjut dokter itu, membuat Riana terkejut.

Bibir Riana bergetar mendengar ini. Dia berpikir, 'Beni nggak bayar selama tiga bulan? Teganya Beni melakukan ini?'

"Bu Riana?" panggil dokter itu.

"Kenapa kamu nggak bilang sebelumnya, Dokter?" tanya Riana.

"Pak Beni selalu berjanji akan membayar dan secara khusus meminta agar kami nggak kasih tahu Ibu, kecuali hari ini ketika aku bertemu dengannya," jawab dokter itu. Hati Riana kembali terasa sesak. Apa yang Beni lakukan dengan uang yang seharusnya digunakan untuk biaya rumah sakit ibunya?

Dia dan Beni memiliki perusahaan bersama. Secara teknis, itu adalah uang Beni, tetapi Riana ikut mengelola bisnis itu. Bersama-sama, mereka mendirikan PT Pustaka Jaya. Beni adalah presdir, sementara Riana adalah direktur desain.

Beni telah memberinya saham di perusahaan dan sebagai pasangan, mereka sepakat untuk membayar biaya rumah sakit dengan keuntungan saham Riana. Jadi, ke mana uang itu pergi? Jantungnya berdetak kencang saat dia menjawab, "Dokter, biar aku hubungi Beni dulu karena dia harusnya sudah bayar tagihan itu."

"Baik, Bu Riana. Aku akan tunggu kabarmu. Yang paling penting, ibumu membutuhkanmu untuk kesembuhannya," saran dokter di telepon.

Riana mengangguk. Dia menjawab, "Aku mengerti. Aku akan ke sana."

Setelah menutup telepon, Riana menghubungi suaminya, Beni. Ketika Beni menjawab, Riana langsung bertanya dengan nada tajam, "Kenapa kamu nggak bayar tagihan rumah sakit ibuku?"

Beni menjawab, "Aku mau bayar, tapi aku sibuk. Aku akan segera bayar asalkan kamu menandatangani surat cerai hari ini. Pengacara kita akan bawakan dokumen itu. Di mana kamu sekarang?"

Related chapters

  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Miliarder   Bab 5 Permintaan

    Riana tahu bahwa Zia pasti akan menentangnya untuk pergi, tetapi hidup ibunya sedang terancam. Para perawat mengatakan bahwa Zia masih harus bekerja delapan jam lagi. Riana tidak bisa menunggu lebih lama, jadi dia memutuskan untuk menandatangani surat pengabaian keluar rumah sakit meskipun bertentangan dengan saran medis.Setelah meninggalkan rumah sakit, Riana pergi ke rumah ibunya untuk menyegarkan diri dan berganti pakaian. Kemudian, dia tiba di RSU Aruna."Aku di lobi. Di mana kamu?" tanya Riana melalui telepon kepada Beni."Di lantai ICU, cepatlah," jawab Beni dengan nada dingin.Dalam empat tahun pernikahannya dengan Beni, Riana memang telah menghasilkan banyak uang dengan memimpin tim desain perusahaan mereka. Namun, dia juga menghabiskan banyak uang untuk ibunya.Ranita Arjasa adalah seorang ibu tunggal yang telah membanting tulang untuk membesarkan Riana. Ketika Riana sudah bisa menghasilkan banyak uang, dia pun membelikan rumah, mobil, perhiasan, dan berbagai barang-barang me

  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Miliarder   Bab 6 Tuan Nugroho Menginginkan Seorang Istri

    Riana terbelalak tak percaya. Matanya terbuka lebar dan pikirannya berusaha untuk memproses tawaran pernikahan yang tak terduga ini. Dia berkedip berulang kali, mungkin sampai tiga kali."Aku melewatkan sesuatu yang penting semalam, jadi sekarang aku membutuhkan seorang istri. Berhubung kamu berutang budi padaku, kuharap kamu mau menikah denganku," kata Adrian dengan ekspresi datar seolah-olah tawaran pernikahan itu begitu penting."A-apa?" Riana menelan ludah. "Menikah sebagai imbalan?"Adrian tidak menjawab. Dia hanya menatap Riana dengan tajam, lalu menunjuk asisten di belakangnya dan memberi perintah, "Jelaskan."Riana beralih ke pria yang berdiri di belakang Adrian. Asisten Adrian yang dikenalnya sebagai Kris Bimantara mulai menjelaskan, "Nona Arjasa, beberapa hari yang lalu, untuk membawamu ke rumah sakit dan memastikan kesehatanmu, Tuan Nugroho melewatkan pesta pertunangan bersama tunangannya, Leni Erlangga, pewaris Imperium Erlangga di Kota Dowel.""Dan berhubung Tuan Nugroho m

  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Miliarder   Bab 7 Pembatalan Pertunangan

    Di Hotel Platinum, mulut Riana tengah ternganga lebar saat dia merenung dalam-dalam. Dia bertanya kepada Adrian, "Kenapa kamu nggak memperbaiki saja pertunanganmu sama Leni Erlangga?"Mata Adrian menyipit. Dia menjawab, "Sayangnya, pertunangan itu sudah nggak bisa diperbaiki.""Apa … apa kamu sudah coba membicarakannya sama Nona Leni Erlangga?" tanya Riana penasaran."Kamu nggak bakal ngerti sebelum ketemu sama dia. Pertunangan kami sudah berakhir dan itu sudah pasti. Sekarang, aku butuh seorang istri," kata Adrian.Riana terkejut dan membalas, "A-aku rasa ini bukan ide yang bagus, Adrian. Aku sedang trauma berat sekarang …. ""Riana, aku bukanlah Beni. Aku benar-benar lelaki yang berbeda," balas Adrian. "Dan, seperti yang kamu sarankan, ini akan seperti pernikahan dengan syarat yang harus disepakati sebelumnya."Riana menelan ludah. Dia menatap Kris, berharap mendapatkan bantuan, tetapi tentu saja Kris tetap diam. Jadi, dia berkata kepada Adrian, "Tapi, kita nggak saling mencintai ….

  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Miliarder   Bab 8 Serangan Jantung

    Di rumah Ranita Arjasa[ Kris: Nona Arjasa, Bos mau tahu apa kamu sudah mempertimbangkan tawarannya? ]Riana terhenyak saat membaca pesan dari Kris. Dia menggigit bibirnya dan menatap dirinya di depan cermin kamar mandi.Sudah lima hari sejak Adrian melamarnya. Dia belum memberikan jawaban, namun sudah berniat untuk menolak tawaran tersebut.Di cermin, dia melihat pantulan seorang wanita dengan tatapan mata yang penuh kesedihan. Selain mempunyai lingkaran hitam di bawah matanya, Riana merasa wajahnya tidak lagi memancarkan cahaya kebahagiaan seperti dulu saat bersama Beni.Selama beberapa hari terakhir, dia fokus merawat ibunya yang sakit dan berusaha sekuat tenaga untuk melupakan rasa sakit akibat perceraiannya. Namun, dia tahu penyembuhan bukanlah hal yang instan.Riana merapikan rambut pirangnya yang kusut dan berbisik, "Kapan terakhir kali aku ke salon?"Riana menghela napas, lalu kembali bertanya pada dirinya sendiri, "Gimana aku bisa dibandingkan sama Leni Erlangga? Adrian memang

  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Miliarder   Bab 9 Keputusan Riana

    Ibu Clara, Maria Damanik, mengunjungi putrinya di rumah sakit.Beni telah meninggalkan mereka untuk mengurus urusan perusahaan. Setelah Beni pergi, Clara memanfaatkan kesempatan itu untuk membicarakan perceraian Beni.Maria si cerminan Clara bertanya, "Clara, kamu yakin kalau wanita itu sudah menandatangani surat cerainya?""Ya, Bu! Beni pasti akan menikahiku," seru Clara.Mata Maria bersinar. Dia berkata, "Ini kesempatan kita untuk menikahi orang kaya! Aku sudah bisa membayangkan kita tinggal di rumah megah, memiliki mobil, tas, dan sepatu mewah.""Aku bisa masuk ke sekolah privat!" seru Sarah, adik Clara."Hidup kita akan jauh lebih baik sekarang," kata Maria."Benar, Bu. Beni pasti akan merawat kita karena dia mencintaiku. Aku merasa sangat beruntung bertemu dengannya." Clara mengangguk. Lalu, tiba-tiba dia teringat sesuatu. Dia bergumam, "Andai saja Beni nggak memberikan uang pada wanita itu untuk perceraiannya.""Dia kasih uang ke mantan istrinya untuk perceraiannya?" tanya Maria

  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Miliarder   Bab 10 Persyaratan Adrian

    "Kamu harus makan. Bagaimana kamu bisa merawat ibumu kalau kamu nggak makan?" kata Adrian sambil mendorong semangkuk ramen ke arah Riana. "Kaldu kental ini baik untukmu. Kamu sangat kurus."Riana mengerutkan kening. Dia melihat lengannya sendiri dan tidak bisa menyangkal komentar Adrian. Berat badannya berkurang banyak dalam beberapa hari terakhir. Dia menerima ramen itu dan perlahan-lahan menyeruput kuahnya.Adrian bersikeras agar Riana beristirahat dari menjaga ibunya, meskipun hanya beberapa jam. Jadi, mereka berada di restoran makanan khas Arpendia terkenal ini. Restoran ini tadinya hampir tutup, tetapi Adrian dari Keluarga Nugroho dan pemilik restoran sangat bersedia untuk melayaninya.Riana merasa lebih baik saat makan ramen itu. Kuah dan mi menghangatkan perutnya. Tiba-tiba, Adrian bertanya, "Apa kamu benar-benar akan menentang perjanjian perceraian itu?"Riana menatapnya. Mereka sebelumnya berbicara tentang pertemuannya dengan ibu Clara dan ancaman yang dilontarkan wanita itu.

  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Miliarder   Bab 11 Kecelakaan

    Ketika menyebutkan kemungkinan memiliki anak, Riana merasa lebih malu. Dalam pembelaannya, dia menjelaskan, "Karena kamu bilang bahwa kakekmu ingin meneruskan warisan keluargamu.""Kita nggak perlu punya anak kalau kamu nggak menginginkannya," ucap Adrian meyakinkannya. "Kakekku nggak perlu tahu hal itu nggak ada dalam rencana kita.""Apa aku nggak ingin punya anak?" tanya Riana kepada dirinya sendiri. Tentu saja, dia menginginkannya. Namun, apakah memiliki anak adalah keputusan tepat ketika tidak ada cinta di antara dia dan Adrian?"Kalau kamu ingin punya anak tapi nggak ingin berhubungan intim, kita bisa mengaturnya," saran Adrian dengan tenang. "Di zaman modern sekarang ini, segalanya mungkin.""Jangan terlalu memikirkannya. Kita jalani saja dulu," usul Adrian. "Apa ada yang lainnya?""Apa aku- apa aku boleh tidur di kamar yang berbeda?" tanya Riana dengan gugup."Tentu saja. Itu sudah pasti. Kamu akan punya kamarmu sendiri dan aku punya kamarku sendiri," jawab Adrian tanpa ragu. "P

  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Miliarder   Bab 12 Bercerai Secepat Mungkin

    Kilas balikLebih dari enam tahun lalu di Widenia.Adrian baru saja berusia dua puluh satu tahun. Dia suka bermain ski es. Abas Nugroho, kakek Adrian, membeli vila di Widenia karena kecintaannya pada olahraga tersebut.Vila itu adalah rumah bata empat lantai yang terletak di puncak bukit. Setidaknya setahun sekali, seluruh Keluarga Nugroho mengunjungi vila ini.Adrian baru saja kembali ke puncak bukit setelah memeriksa jalan setapak untuk memastikan tidak ada puing yang tidak diinginkan. Dia menatap kakeknya, yang berdiri di balkon lantai dua, dan Adrian melambaikan tangan. "Siap untuk pertunjukan, Kakek?"Kakek Adrian, Abas Nugroho, berdiri siap dengan kamera videonya, melambangkan dukungan dan kebanggaannya yang tidak tergoyahkan atas keterampilan cucunya."Kakek siap saat kamu siap, Adrian!" serunya, suaranya penuh dengan semangat.Dengan seringai percaya diri di wajahnya, Adrian mengenakan helm dan kacamata skinya. Dia melompat di tempat untuk memeriksa apakah skinya dalam kondisi

Latest chapter

  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Miliarder   Bab 50 Tali

    Kilas balikLebih dari enam tahun lalu.Abas akhirnya memutuskan untuk mengizinkan Linda terbang ke Widenia untuk merawat Adrian. Sudah lima bulan yang melelahkan sejak kecelakaan itu, dan akhirnya, Adrian bisa duduk. Namun, dia masih tidak bisa berdiri, bahkan sedetik pun, dan dia juga bergantung pada orang lain untuk hal-hal dasar seperti pergi ke kamar mandi, mengganti pakaiannya, dan sebagainya.Linda datang dengan wajah khawatir. Dia menata meja tempat tidur rumah sakit dan memperhatikan Adrian makan dalam beberapa menit berikutnya. Matanya tidak pernah lepas dari Adrian.Ketika Adrian selesai, Linda bertanya, "Adrian, bisa kamu ceritakan lagi tentang kecelakaan itu? Apa yang membuatmu keluar jalur?"Adrian menghela napas berat. Dia tidak suka mengingat kecelakaan itu. Dia menggelengkan kepalanya dan berkata, "Aku nggak ingin membahasnya.""Adrian, ini penting," Linda bersikeras. "Aku ingat kamu bilang kamu merasa ada yang menarik kakimu.""Ya. Mungkin ranting," jawab Adrian tanpa

  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Miliarder   Bab 49 Obat Penyembuh Adrian

    Riana menikmati sensasi kejantanan Adrian yang tebal dan panjang keluar masuk darinya. Batang itu memenuhi dinding-dindingnya dan mencapai ujung-ujungnya. Tubuh Riana bergetar karena orgasme berulang yang dialaminya saat Adrian tiba-tiba memegang pinggang Riana dan mendorong kejantanannya dengan kuat."Aaaah!" Adrian mengerang keras. Matanya terpejam, dan rahangnya terkatup rapat.Riana sangat paham ekspresi itu. Tidak lama kemudian, dia merasakan cairan hangat pria itu memenuhi rahimnya. Matanya membulat saat dia bertanya, "Apa kamu ... sudah ejakulasi?"Pria itu mengerang. Dia menarik Riana turun dari tubuhnya dan memeluknya erat-erat. Dia mengaku, "Ya. Aku sudah menahannya sejak kamu mengulumku. Maaf. Rasanya terlalu nikmat."Riana sedikit kecewa. Namun, saat dia berbaring di dada pria itu, Riana merasakan kejantanannya berkedut di dalam dirinya. Adrian berkata, "Jangan khawatir. Aku belum selesai denganmu."Adrian tiba-tiba menggulingkannya ke sisi lain tempat tidur dan mendorong b

  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Miliarder   Bab 48 Kejutan Riana

    Di vila Adrian, Riana menunggu di tempat tidur hingga kekasihnya selesai mandi. Dia merasa sangat cemas. Dia berulang kali menarik napas dalam-dalam sambil terkadang mengepalkan tangannya ke selimut tempat tidur.Akhirnya, pria itu keluar dari kamar mandi.Seperti biasa, Adrian tampak rupawan. Rambutnya sedikit basah dan otot-ototnya bergelombang hingga ke pinggangnya yang ramping. Alih-alih piama, Adrian hanya mengenakan handuk di pinggangnya. Caranya berdiri dengan percaya diri di dekat pintu kamar mandi dengan dukungan minimal hampir membuat Riana lupa bahwa pria itu memiliki masalah kaki."Jadi, apa kejutannya?" tanya Adrian, suaranya terdengar memikat di telinga Riana."Ini kejutanku," jawab Riana. Dia berbalik dengan menggoda, memperlihatkan punggungnya kepada pria itu. Riana merangkak naik ke tempat tidur, dan saat dia melakukannya, gaun tidurnya terangkat ke pantatnya. Saat dia merasakan udara dingin ruangan itu di bagian tengah tubuhnya, dia tahu bahwa dirinya telah menunjukka

  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Miliarder   Bab 47 Melindungi Riana

    "A … aku nggak tahu harus berkata apa." Ranita menatap Riana dengan ekspresi cemas. Dengan suara bergetar, dia berkata, "Kamu yakin mau menikah?"Berhubung Adrian dan Riana sudah memantapkan diri untuk segera menikah, mereka pergi menemui Ranita di rumah sakit untuk menyampaikan kabar ini. Seperti yang sudah Riana duga, Ranita tidak terlalu senang setelah mendengar kabar tersebut."Bu, aku yakin." Suara Riana terdengar tegas, sorot matanya penuh dengan keyakinan. Dia menceritakan setiap detail tentang Adrian, mulai dari masa mereka kuliah hingga betapa Adrian selalu ada untuknya selama bertahun-tahun.Saat Riana menyampaikan ceritanya, Adrian duduk di sisi meja kopi, menunggu gilirannya untuk berbicara."Jadi, Beni bohong pas dia bilang ke kamu kalau dia yang menyelamatkanmu?" tanya Ranita. Ekspresinya yang berubah sedikit masam menunjukkan kemarahannya atas apa yang baru saja dia ketahui."Ya, Bu," kata Riana mengonfirmasi. "Beni juga tahu kalau dulu Adrian menyukaiku.""Aku paham Tan

  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Miliarder   Bab 46 Jawaban Riana

    Riana seketika terbangun saat merasakan sinar matahari menyentuh matanya. Dia memanggil, "Adrian?"Pria itu tidak berada di sampingnya. Ketika dia meraba dadanya, Riana menyadari bahwa dia sudah mengenakan baju tidurnya lagi. Dia pun paham bahwa Adrianlah yang mengenakan baju tidur itu untuknya sebelum pergi. Namun, ke mana Adrian pergi?Riana segera bangkit dari tempat tidur dan memeriksa kamar mandi. Adrian tidak ada di dalam. Kemudian, Riana melihat jam dan menyadari bahwa waktu sudah menunjukkan pukul sebelas siang!Tiba-tiba, Riana merasa cemas. Jantungnya berdebar tidak karuan saat dia bergumam, "Mungkinkah Adrian meninggalkanku?"Semalam, ketika Adrian bertanya apakah Riana mau segera menikahinya, Riana menolaknya dengan alasan dia tidak mau membuat Ranita syok. Riana ingin memberikan ibunya sedikit waktu untuk menyesuaikan diri sebelum Riana melangkah ke pernikahan lagi. Riana mengambil jubah satin dan mengenakannya sebelum keluar untuk mencari Adrian di rumah itu. Adrian tida

  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Miliarder   Bab 45 Bayi

    Adrian sangat terangsang. Sebagai seorang pria, tentu saja, dia pernah bermimpi bercinta dengan Riana.Riana yang berbaring telanjang di tempat tidurnya, terlihat sangat menggairahkan. Dadanya naik turun. Puting payudaranya yang bulat sempurna tegak, tungkainya yang jenjang gemetar, dan wajahnya bersemu merah. Mulutnya sedikit terbuka, dan bagian terbaiknya adalah bagaimana dia bisa menikmati pemandangan kewanitaannya yang telanjang.Bagi Adrian, bagian intim Riana sangat menggairahkan. Labianya tampak seperti bibir yang penuh, berkilau oleh jus cinta. Terlebih lagi, dia membayangkan bagaimana rasanya memasukinya.Adrian dengan bersemangat membentangkan kaki Riana. Sementara dia membelai dirinya sendiri, dia merasakan bagaimana kejantanannya menjadi lebih keras dan lebih tebal. Ketika dia menyejajarkannya ke pintu masuknya, jantungnya berdegup kencang.'Akhirnya ini terjadi. Riana menjadi milikku sepenuhnya.'"Aaah!" Saat dia mendorong anggotanya ke dalam kewanitaan Riana, dia mengeran

  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Miliarder   Bab 44 Apakah Aku Boleh Melakukannya?

    Riana mendesah. Dia merasa sekujur tubuhnya merinding saat Adrian menyentuh payudaranya. Adrian dengan cepat memasukkan tangannya yang besar ke bawah gaun tidur satinnya, dan meremas dada wanita itu dengan lembut. Adrian tidak menyia-nyiakannya sedetik pun. Sebelum Riana mengerang untuk kedua kalinya, bibir Adrian telah mencumbu bibirnya lagi, dan lidah mereka menari bersama. Suara bibir mereka yang saling mengecup yang sesekali disertai dengan desahan penuh gairah bergema di seluruh ruangan, dan Riana tidak bisa mendengar apa-apa lagi.Dia merasakan jari-jari Adrian bermain-main dengan putingnya. Sering kali, dia akan mencubitnya dengan ringan atau menelusurinya dengan jarinya. Tindakannya membuat seluruh tubuh Riana bergelinjang dan tangannya bergerak tanpa disadari, menekan setiap otot tubuh bagian atas pria itu. Tubuh Adrian sangat kencang. Dadanya keras, dan perutnya ramping. Riana menikmati setiap detiknya saat dia merasakannya.Cara Adrian menciumnya membuat bibir Riana menja

  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Miliarder   Bab 43 Tidak Perlu lagi Berpura-pura

    Adrian berkata, "Bersediakah kamu memilikiku?"Riana kagum bahwa setelah semua yang terjadi, Adrian masih mempertimbangkan perasaan dan keputusannya. Dia bukan tipe pria yang memutuskan segala sesuatu atas nama Riana dan mengasumsikan sesuatu berdasarkan status mereka saat ini karena, jelas, mereka sudah berperilaku seperti pasangan sungguhan.'Adrian benar-benar orang yang baik,' renungnya.Riana dengan lembut meletakkan tangannya di pipi pria itu. Matanya terpaku pada iris abu-abunya yang menawan. Dia berbisik sambil tersenyum, "Aku juga menginginkan hubungan ini. Aku ingin tahu akan seperti apa hubungan kita kalau kamu nggak kecelakaan. Sayangnya, kita nggak bisa kembali ke masa lalu, tapi setidaknya kita belum terlambat.""Ya, kita belum terlambat," Adrian setuju. Dia tersenyum, lalu mendekatkan dahinya untuk menempelkannya pada dahi Riana. "Kita berdua berada di sini dan usia kita juga masih muda.""Jadi, ya. Aku akan senang memilikimu. Kita nggak perlu berpura-pura lagi." Riana m

  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Miliarder   Bab 42 Janji Beni yang Dilanggar

    Riana patah hati. Bagaimana mungkin dia tidak merasa demikian? Dia merasa haknya untuk mendapatkan cinta dan kehidupan yang lebih baik telah dirampas.'Andai saja aku jatuh cinta pada Adrian dan bukan Beni. Andai saja Adrian nggak pernah mengalami kecelakaan. Andai saja Beni nggak berbohong pernah menyelamatkanku.'Setelah Adrian mengatakan yang sebenarnya, dia tidak bisa menahan tangisnya."Aku nggak bisa ... aku nggak bisa menerima kenyataan ini. Seharusnya orang itu adalah kamu! Kamulah orangnya!" Suara Riana pecah karena beban emosinya. Tangannya terkepal erat di dadanya, dan napasnya terengah-engah."Riana?" Dari kursi rodanya, Adrian berlutut agar bisa sejajar dengannya. Dia dengan lembut memegang lengannya dan bertanya, "Apakah aku telah mengatakan sesuatu yang salah?""Nggak!" Riana berpegangan pada lengan Adrian. Dia berkata, "Aku sangat marah pada Beni! Dia telah membohongi kita berdua."Bibirnya bergetar, dan dia berkata dengan tegas, "Aku hanya merasa bahwa seharusnya aku m

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status