Share

Bab 5 Permintaan

Author: LiLhyz
Riana tahu bahwa Zia pasti akan menentangnya untuk pergi, tetapi hidup ibunya sedang terancam. Para perawat mengatakan bahwa Zia masih harus bekerja delapan jam lagi. Riana tidak bisa menunggu lebih lama, jadi dia memutuskan untuk menandatangani surat pengabaian keluar rumah sakit meskipun bertentangan dengan saran medis.

Setelah meninggalkan rumah sakit, Riana pergi ke rumah ibunya untuk menyegarkan diri dan berganti pakaian. Kemudian, dia tiba di RSU Aruna.

"Aku di lobi. Di mana kamu?" tanya Riana melalui telepon kepada Beni.

"Di lantai ICU, cepatlah," jawab Beni dengan nada dingin.

Dalam empat tahun pernikahannya dengan Beni, Riana memang telah menghasilkan banyak uang dengan memimpin tim desain perusahaan mereka. Namun, dia juga menghabiskan banyak uang untuk ibunya.

Ranita Arjasa adalah seorang ibu tunggal yang telah membanting tulang untuk membesarkan Riana. Ketika Riana sudah bisa menghasilkan banyak uang, dia pun membelikan rumah, mobil, perhiasan, dan berbagai barang-barang mewah untuk ibunya.

Riana juga memiliki investasi pribadi. Secara aset, dia mampu menutupi biaya rumah sakit ibunya sendiri. Namun, dia kekurangan uang tunai, jadi solusi tercepat hanyalah meminta Beni membayar tagihan rumah sakit ibunya.

Saat tiba di ICU, Riana melihat Beni bersama ibunya, Bianka, tengah berdiri di ruang tunggu. Riana menggelengkan kepala dan berjalan mendekat mereka.

Syukurlah, tidak ada orang lain di dekat mereka. Beni langsung menyerahkan surat perceraian itu pada Riana. "Tandatangani ini, lalu akan kubayar biaya rumah sakit ibumu."

Riana merasakan tatapan Beni yang penuh rasa ingin tahu padanya. Sementara itu, Bianka, ibunya Beni, terus melototinya. Riana pun mengambil surat itu, mencari tempat duduk, dan mulai membaca isinya. Dia terkejut dengan syarat Beni. Beni ingin mengambil kembali seluruh saham yang dimilikinya!

Riana kaget hingga alisnya terangkat. Dia mengklarifikasi, "Kamu mau mengambil kembali sahamku?"

Beni menjelaskan, "Aku yang mendanai perusahaan ini. Aku memberimu saham itu, jadi aku berhak mengambilnya kembali. Sebagai bagian dari syarat perceraian, kamu akan menerima tujuh puluh lima miliar dan akan kubayar biaya rumah sakit ibumu sampai hari ini."

Riana menarik napas dalam-dalam. Memang benar, dia tidak menginvestasikan uang dalam perusahaan itu, namun dia telah mengorbankan banyak usaha dan tenaga. Dia menjawab, "Mungkin itu benar, tapi kamu nggak boleh mengabaikan kontribusiku pada kesuksesan perusahaan ini."

"Siapa bilang? Kamu cuma seorang desainer perhiasan. Putraku bisa dengan mudah merekrut orang lain. Kamu cuma mendapatkan posisi direktur karena kamu istri Beni!" kata Bianka Chandra dengan nada tajam.

Kebencian Bianka pada Riana berasal dari pilihan investasi Beni. Dia selalu menginginkan Beni berinvestasi di dunia perfilman dan real estat, bukannya perhiasan. Namun, Riana selalu bermimpi ingin menjadi seorang desainer perhiasan. Karena itu, Beni mendirikan perusahaan perhiasan untuknya.

Dikarenakan hubungan Riana dan ibu mertuanya yang tidak begitu baik, Riana tidak lagi terkejut ketika Nyonya Chandra yang lebih tua ini membela selingkuhan Beni.

Riana melanjutkan membaca syarat-syarat dalam kontrak itu. Setelah selesai membaca, dia menyeringai dan berkata, "Kamu mau aku serahkan semua kepemilikan desain-desainku padahal semua itu desainku sendiri?"

"Desain perusahaan, Riana. Sebagai seorang karyawan, semua pekerjaanmu adalah milik perusahaan," koreksi Beni. "Selain itu, kamu akan dipecat."

"Kami berdua tahu kalau kamu nggak mungkin menyetujui syarat ini," jelas Beni. "Jadi, syarat lainnya yaitu memberimu uang sebesar satu setengah miliar sebagai kompensasi atas pemecatanmu."

"Pikirkan baik-baik, Riana. Habis ini, kita nggak akan ada urusan lagi. Aku akan melanjutkan hidupku dan begitu juga kamu," kata Beni mengakhiri.

'Itu masih sakit,' batin Riana. Sebanyak apa pun dia memikirkan tentang hal itu, dalam hatinya tetap terasa sakit. Namun, dia menyadari bahwa apa yang dikatakan Beni ada benarnya.

Meskipun merasa tidak dibayar dengan pantas untuk desain perhiasannya, dia juga menginginkan ini. Ini adalah kesempatan untuk tidak lagi terhubung dengan Beni dan keluarganya.

Riana menarik napas dalam-dalam. Dia menutup matanya dan berfokus pada perasaan marahnya. Beni telah membuatnya stress berat dan mencampakkannya demi selingkuhan itu. Beni juga yang menyebabkan keguguran Riana.

Ketika Riana membuka matanya, setetes air mata mengalir di pipinya. Dia melihat langsung ke mata Beni, lalu berkata dengan penuh keyakinan, "Aku menyesali semua ini. Aku menyesal mencintaimu dan menikahimu. Kamu benar. Aku nggak mau punya hubungan lagi denganmu. Aku membencimu. Begini lebih bagus."

Riana melihat ekspresi terkejut di wajah Beni. Namun, dia tidak memberi kesempatan kepada Beni untuk bereaksi. Dia langsung menandatangani namanya di semua surat itu.

Beni kemudian memberikan ceknya kepada Riana dengan canggung. Riana pun langsung memasukkannya ke dalam tas. Dia bangkit dari kursinya dan berkata, "Sekarang, bayar biaya rumah sakitnya, Beni. Mulai hari ini, kita adalah orang asing."

Setelah meninggalkan Beni dan Bianka, Riana langsung menuju ICU. Dada Riana terasa sesak, masih sakit setelah bertemu dengan suaminya. Namun, begitu melihat ibunya, dia langsung merasa lega dan menangis. Ternyata, ibunya sudah sadar dan sekarang dia tidak lagi menggunakan ventilator.

Ranita mengangkat tangannya meraih Riana.

"Ri …." Ranita mencoba berbicara, namun tidak ada suara yang keluar.

"Tenanglah, Ibu," kata Riana sambil memeluk ibunya. "Aku di sini. Aku ada di sini. Aku nggak akan meninggalkanmu. Kamu akan segera sembuh. Kita pasti akan bersama lagi."

Dokter di belakang Riana menjelaskan, "Berhubung kami baru saja melepaskannya dari ventilator, dia butuh beberapa hari agar suaranya kembali."

"Kami sudah jelaskan semua ini padanya. Sejauh ini, dia menurut, mengangguk, dan menangis. Dia paham dengan kondisinya. Dia cuma butuh waktu lebih lama untuk memulihkan tenaganya," tambah dokter itu.

Riana terus memeluk ibunya, dia sudah merasa lega. Dia memang kehilangan suaminya dan bayinya, tetapi dia mendapatkan kembali ibunya. Riana merasa bahwa ini adalah cara Tuhan membalas semua kehilangannya. Ibunya yang kembali sudah lebih dari cukup.

Dengan air mata yang terus mengalir di pipinya, Riana mengucapkan, "Terima kasih! Terima kasih atas kesembuhan ibuku."

....

Beberapa jam kemudian.

"Nyonya Chandra ...."

"Tolong, jangan panggil aku begitu. Aku sudah bercerai dengan Beni," jelas Riana kepada Dokter Wilson.

"Oh, saya sangat menyesal mendengarnya," jawab dokter itu.

Dari luar ruang ICU, Dokter Wilson membahas rencana perawatan Ranita, "Kami akan mulai memberikan diet ringan untuk ibumu dan makanan yang mudah ditelan. Namun, sebagian besar nutrisinya masih akan diberikan melalui infus."

Dokter Wilson melanjutkan, "Yang kukhawatirkan adalah rehabilitasinya. Meskipun kami menawarkan rehabilitasi dasar, alat-alat di rumah sakit kami nggak lengkap. Kami sangat menyarankan untuk memindahkan perawatan ibumu ke RS Nugroho. Mereka punya dokter terbaik dan fasilitas yang mewah."

Setelah mendengar saran dokter itu, Riana menjawab, "Kurasa itu bagus juga."

Dokter itu pun meninggalkan Riana setelah menjelaskan rencana perawatan Ranita. Kemudian, Riana menerima panggilan telepon dari Zia. Zia berkata, "Riana, teganya kamu melakukan ini padaku. Apa kamu nggak tahu kalau aku bisa dipecat karena meninggalkan rumah sakit?"

"Zia, kamu nggak bakal dipecat. Aku sudah menandatangani surat pengabaiannya. Aku sudah mengirimkan semua rinciannya lewat pesan. Ibuku sudah sadar. Dia membutuhkanku, " jawab Riana.

"Bukan itu! Bos bakal memecatku! Kamu kan tanggung jawabku!" kata Zia sambil berpura-pura menangis di telepon.

"Bos?" tanya Riana. "Maksudmu Adrian Nugroho? Jangan bercanda, Zia. Kenapa dia harus sampai memecatmu?"

"Tapi dia … dia." Di sisi lain, Riana mendengar suara seorang pria berbicara dengan Zia. Dia menduga bahwa itu adalah Adrian. Ketika Zia kembali berbicara di telepon, dia berkata, "Tuan Nugroho bilang dia kembali ke rumah sakit untuk menagih janjimu."

'Menagih janji?' pikir Riana. Kemudian, dia teringat perbincangan mereka tadi malam.

"Oh, begitu." Riana menelan ludah. "Aku nggak bakal kabur. Aku cuma mau lihat ibuku. Sekarang, cuma dia satu-satunya yang kupunya, Zia."

Sebelum Riana mengetahuinya, Adrian sudah berbicara padanya di telepon. Dia berkata dengan nada yang dalam, "Temui aku di Hotel Platinum setengah jam lagi. Ini penting."

....

Setengah jam kemudian, Riana duduk di meja berhadapan dengan Adrian Nugroho.

Seperti biasa, Adrian terlihat sangat berwibawa meski duduk di kursi roda. Wajahnya sangat tampan, dengan garis rahang yang tajam, hidung panjang dan lancip, serta mata abu-abu yang menawan.

Selain diberkahi dengan penampilan yang luar biasa, Adrian juga memancarkan aura kewibawaan yang luar biasa. Tatapannya tajam dan tidak tergoyahkan, mencerminkan kekuatan karakter yang dimilikinya.

Adrian sudah mendengar semua yang terjadi pada Riana hari itu. Tanda tangan surat perceraiannya, ibunya yang sudah sadar, dan kemungkinan memindahkan ibunya ke rumah sakit lain. Adrian berkata, "Aku akan mengatur pemindahan ibumu ke RS Nugroho secepat mungkin."

"Nggak usah buru-buru. Ibuku belum siap untuk rehabilitasi dalam beberapa hari ke depan," kata Riana. "Tapi aku sangat berterima kasih atas bantuanmu. Aku pasti akan membalas kebaikanmu."

"Aku cuma butuh satu permintaan darimu," kata Adrian. Dia terlihat tenang, tanpa ekspresi yang memperlihatkan apa yang ada dalam pikirannya.

"Baik, apa itu? Sebutkan apa saja," jawab Riana dengan tulus.

Adrian menatap Riana dalam-dalam dan mendeklarasikan, "Setelah urusan perceraianmu selesai, menikahlah denganku."

Riana kaget hingga mulutnya ternganga. Matanya terbelalak dalam keterkejutan. "A-apa?"

Related chapters

  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Miliarder   Bab 6 Tuan Nugroho Menginginkan Seorang Istri

    Riana terbelalak tak percaya. Matanya terbuka lebar dan pikirannya berusaha untuk memproses tawaran pernikahan yang tak terduga ini. Dia berkedip berulang kali, mungkin sampai tiga kali."Aku melewatkan sesuatu yang penting semalam, jadi sekarang aku membutuhkan seorang istri. Berhubung kamu berutang budi padaku, kuharap kamu mau menikah denganku," kata Adrian dengan ekspresi datar seolah-olah tawaran pernikahan itu begitu penting."A-apa?" Riana menelan ludah. "Menikah sebagai imbalan?"Adrian tidak menjawab. Dia hanya menatap Riana dengan tajam, lalu menunjuk asisten di belakangnya dan memberi perintah, "Jelaskan."Riana beralih ke pria yang berdiri di belakang Adrian. Asisten Adrian yang dikenalnya sebagai Kris Bimantara mulai menjelaskan, "Nona Arjasa, beberapa hari yang lalu, untuk membawamu ke rumah sakit dan memastikan kesehatanmu, Tuan Nugroho melewatkan pesta pertunangan bersama tunangannya, Leni Erlangga, pewaris Imperium Erlangga di Kota Dowel.""Dan berhubung Tuan Nugroho m

  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Miliarder   Bab 7 Pembatalan Pertunangan

    Di Hotel Platinum, mulut Riana tengah ternganga lebar saat dia merenung dalam-dalam. Dia bertanya kepada Adrian, "Kenapa kamu nggak memperbaiki saja pertunanganmu sama Leni Erlangga?"Mata Adrian menyipit. Dia menjawab, "Sayangnya, pertunangan itu sudah nggak bisa diperbaiki.""Apa … apa kamu sudah coba membicarakannya sama Nona Leni Erlangga?" tanya Riana penasaran."Kamu nggak bakal ngerti sebelum ketemu sama dia. Pertunangan kami sudah berakhir dan itu sudah pasti. Sekarang, aku butuh seorang istri," kata Adrian.Riana terkejut dan membalas, "A-aku rasa ini bukan ide yang bagus, Adrian. Aku sedang trauma berat sekarang …. ""Riana, aku bukanlah Beni. Aku benar-benar lelaki yang berbeda," balas Adrian. "Dan, seperti yang kamu sarankan, ini akan seperti pernikahan dengan syarat yang harus disepakati sebelumnya."Riana menelan ludah. Dia menatap Kris, berharap mendapatkan bantuan, tetapi tentu saja Kris tetap diam. Jadi, dia berkata kepada Adrian, "Tapi, kita nggak saling mencintai ….

  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Miliarder   Bab 8 Serangan Jantung

    Di rumah Ranita Arjasa[ Kris: Nona Arjasa, Bos mau tahu apa kamu sudah mempertimbangkan tawarannya? ]Riana terhenyak saat membaca pesan dari Kris. Dia menggigit bibirnya dan menatap dirinya di depan cermin kamar mandi.Sudah lima hari sejak Adrian melamarnya. Dia belum memberikan jawaban, namun sudah berniat untuk menolak tawaran tersebut.Di cermin, dia melihat pantulan seorang wanita dengan tatapan mata yang penuh kesedihan. Selain mempunyai lingkaran hitam di bawah matanya, Riana merasa wajahnya tidak lagi memancarkan cahaya kebahagiaan seperti dulu saat bersama Beni.Selama beberapa hari terakhir, dia fokus merawat ibunya yang sakit dan berusaha sekuat tenaga untuk melupakan rasa sakit akibat perceraiannya. Namun, dia tahu penyembuhan bukanlah hal yang instan.Riana merapikan rambut pirangnya yang kusut dan berbisik, "Kapan terakhir kali aku ke salon?"Riana menghela napas, lalu kembali bertanya pada dirinya sendiri, "Gimana aku bisa dibandingkan sama Leni Erlangga? Adrian memang

  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Miliarder   Bab 9 Keputusan Riana

    Ibu Clara, Maria Damanik, mengunjungi putrinya di rumah sakit.Beni telah meninggalkan mereka untuk mengurus urusan perusahaan. Setelah Beni pergi, Clara memanfaatkan kesempatan itu untuk membicarakan perceraian Beni.Maria si cerminan Clara bertanya, "Clara, kamu yakin kalau wanita itu sudah menandatangani surat cerainya?""Ya, Bu! Beni pasti akan menikahiku," seru Clara.Mata Maria bersinar. Dia berkata, "Ini kesempatan kita untuk menikahi orang kaya! Aku sudah bisa membayangkan kita tinggal di rumah megah, memiliki mobil, tas, dan sepatu mewah.""Aku bisa masuk ke sekolah privat!" seru Sarah, adik Clara."Hidup kita akan jauh lebih baik sekarang," kata Maria."Benar, Bu. Beni pasti akan merawat kita karena dia mencintaiku. Aku merasa sangat beruntung bertemu dengannya." Clara mengangguk. Lalu, tiba-tiba dia teringat sesuatu. Dia bergumam, "Andai saja Beni nggak memberikan uang pada wanita itu untuk perceraiannya.""Dia kasih uang ke mantan istrinya untuk perceraiannya?" tanya Maria

  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Miliarder   Bab 10 Persyaratan Adrian

    "Kamu harus makan. Bagaimana kamu bisa merawat ibumu kalau kamu nggak makan?" kata Adrian sambil mendorong semangkuk ramen ke arah Riana. "Kaldu kental ini baik untukmu. Kamu sangat kurus."Riana mengerutkan kening. Dia melihat lengannya sendiri dan tidak bisa menyangkal komentar Adrian. Berat badannya berkurang banyak dalam beberapa hari terakhir. Dia menerima ramen itu dan perlahan-lahan menyeruput kuahnya.Adrian bersikeras agar Riana beristirahat dari menjaga ibunya, meskipun hanya beberapa jam. Jadi, mereka berada di restoran makanan khas Arpendia terkenal ini. Restoran ini tadinya hampir tutup, tetapi Adrian dari Keluarga Nugroho dan pemilik restoran sangat bersedia untuk melayaninya.Riana merasa lebih baik saat makan ramen itu. Kuah dan mi menghangatkan perutnya. Tiba-tiba, Adrian bertanya, "Apa kamu benar-benar akan menentang perjanjian perceraian itu?"Riana menatapnya. Mereka sebelumnya berbicara tentang pertemuannya dengan ibu Clara dan ancaman yang dilontarkan wanita itu.

  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Miliarder   Bab 11 Kecelakaan

    Ketika menyebutkan kemungkinan memiliki anak, Riana merasa lebih malu. Dalam pembelaannya, dia menjelaskan, "Karena kamu bilang bahwa kakekmu ingin meneruskan warisan keluargamu.""Kita nggak perlu punya anak kalau kamu nggak menginginkannya," ucap Adrian meyakinkannya. "Kakekku nggak perlu tahu hal itu nggak ada dalam rencana kita.""Apa aku nggak ingin punya anak?" tanya Riana kepada dirinya sendiri. Tentu saja, dia menginginkannya. Namun, apakah memiliki anak adalah keputusan tepat ketika tidak ada cinta di antara dia dan Adrian?"Kalau kamu ingin punya anak tapi nggak ingin berhubungan intim, kita bisa mengaturnya," saran Adrian dengan tenang. "Di zaman modern sekarang ini, segalanya mungkin.""Jangan terlalu memikirkannya. Kita jalani saja dulu," usul Adrian. "Apa ada yang lainnya?""Apa aku- apa aku boleh tidur di kamar yang berbeda?" tanya Riana dengan gugup."Tentu saja. Itu sudah pasti. Kamu akan punya kamarmu sendiri dan aku punya kamarku sendiri," jawab Adrian tanpa ragu. "P

  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Miliarder   Bab 12 Bercerai Secepat Mungkin

    Kilas balikLebih dari enam tahun lalu di Widenia.Adrian baru saja berusia dua puluh satu tahun. Dia suka bermain ski es. Abas Nugroho, kakek Adrian, membeli vila di Widenia karena kecintaannya pada olahraga tersebut.Vila itu adalah rumah bata empat lantai yang terletak di puncak bukit. Setidaknya setahun sekali, seluruh Keluarga Nugroho mengunjungi vila ini.Adrian baru saja kembali ke puncak bukit setelah memeriksa jalan setapak untuk memastikan tidak ada puing yang tidak diinginkan. Dia menatap kakeknya, yang berdiri di balkon lantai dua, dan Adrian melambaikan tangan. "Siap untuk pertunjukan, Kakek?"Kakek Adrian, Abas Nugroho, berdiri siap dengan kamera videonya, melambangkan dukungan dan kebanggaannya yang tidak tergoyahkan atas keterampilan cucunya."Kakek siap saat kamu siap, Adrian!" serunya, suaranya penuh dengan semangat.Dengan seringai percaya diri di wajahnya, Adrian mengenakan helm dan kacamata skinya. Dia melompat di tempat untuk memeriksa apakah skinya dalam kondisi

  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Miliarder   Bab 13 Pertemuan Pertama

    "Ibu Anda sudah membaik, Bu Riana. Kita perlu melatih otot-ototnya, termasuk jantungnya. Dia nggak bisa menggunakan tubuhnya karena koma sehingga kehilangan banyak kekuatan.""Beruntung dia segera mendapatkan pertolongan medis setelah mengalami serangan jantung. Serangan itu nggak menyebabkan kerusakan pada otaknya.""Membuatnya bergerak itu sangat penting. Kita akan mulai dengan terapi okupasi sederhana.""Minggu depan, kita bisa memindahkan ibu Anda ke kamar pribadi. Pak Adrian sudah meminta dua orang perawat untuk merawat ibu Anda dua puluh empat jam sehari."Riana berdiri di samping ranjang rumah sakit Ranita, mendengarkan tiga dokter. Selama beberapa hari terakhir, tiga dokter spesialis telah mengunjungi ibu Riana. Para dokter tersebut adalah yang terbaik di bidangnya, dan Riana sangat berterima kasih kepada Adrian karena telah mengundang mereka.Baik Riana maupun Ranita sangat diperhatikan di RS Nugroho. Ke mana pun Riana pergi, staf selalu tersenyum kepadanya atau bertanya apaka

Latest chapter

  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Miliarder   Bab 50 Tali

    Kilas balikLebih dari enam tahun lalu.Abas akhirnya memutuskan untuk mengizinkan Linda terbang ke Widenia untuk merawat Adrian. Sudah lima bulan yang melelahkan sejak kecelakaan itu, dan akhirnya, Adrian bisa duduk. Namun, dia masih tidak bisa berdiri, bahkan sedetik pun, dan dia juga bergantung pada orang lain untuk hal-hal dasar seperti pergi ke kamar mandi, mengganti pakaiannya, dan sebagainya.Linda datang dengan wajah khawatir. Dia menata meja tempat tidur rumah sakit dan memperhatikan Adrian makan dalam beberapa menit berikutnya. Matanya tidak pernah lepas dari Adrian.Ketika Adrian selesai, Linda bertanya, "Adrian, bisa kamu ceritakan lagi tentang kecelakaan itu? Apa yang membuatmu keluar jalur?"Adrian menghela napas berat. Dia tidak suka mengingat kecelakaan itu. Dia menggelengkan kepalanya dan berkata, "Aku nggak ingin membahasnya.""Adrian, ini penting," Linda bersikeras. "Aku ingat kamu bilang kamu merasa ada yang menarik kakimu.""Ya. Mungkin ranting," jawab Adrian tanpa

  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Miliarder   Bab 49 Obat Penyembuh Adrian

    Riana menikmati sensasi kejantanan Adrian yang tebal dan panjang keluar masuk darinya. Batang itu memenuhi dinding-dindingnya dan mencapai ujung-ujungnya. Tubuh Riana bergetar karena orgasme berulang yang dialaminya saat Adrian tiba-tiba memegang pinggang Riana dan mendorong kejantanannya dengan kuat."Aaaah!" Adrian mengerang keras. Matanya terpejam, dan rahangnya terkatup rapat.Riana sangat paham ekspresi itu. Tidak lama kemudian, dia merasakan cairan hangat pria itu memenuhi rahimnya. Matanya membulat saat dia bertanya, "Apa kamu ... sudah ejakulasi?"Pria itu mengerang. Dia menarik Riana turun dari tubuhnya dan memeluknya erat-erat. Dia mengaku, "Ya. Aku sudah menahannya sejak kamu mengulumku. Maaf. Rasanya terlalu nikmat."Riana sedikit kecewa. Namun, saat dia berbaring di dada pria itu, Riana merasakan kejantanannya berkedut di dalam dirinya. Adrian berkata, "Jangan khawatir. Aku belum selesai denganmu."Adrian tiba-tiba menggulingkannya ke sisi lain tempat tidur dan mendorong b

  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Miliarder   Bab 48 Kejutan Riana

    Di vila Adrian, Riana menunggu di tempat tidur hingga kekasihnya selesai mandi. Dia merasa sangat cemas. Dia berulang kali menarik napas dalam-dalam sambil terkadang mengepalkan tangannya ke selimut tempat tidur.Akhirnya, pria itu keluar dari kamar mandi.Seperti biasa, Adrian tampak rupawan. Rambutnya sedikit basah dan otot-ototnya bergelombang hingga ke pinggangnya yang ramping. Alih-alih piama, Adrian hanya mengenakan handuk di pinggangnya. Caranya berdiri dengan percaya diri di dekat pintu kamar mandi dengan dukungan minimal hampir membuat Riana lupa bahwa pria itu memiliki masalah kaki."Jadi, apa kejutannya?" tanya Adrian, suaranya terdengar memikat di telinga Riana."Ini kejutanku," jawab Riana. Dia berbalik dengan menggoda, memperlihatkan punggungnya kepada pria itu. Riana merangkak naik ke tempat tidur, dan saat dia melakukannya, gaun tidurnya terangkat ke pantatnya. Saat dia merasakan udara dingin ruangan itu di bagian tengah tubuhnya, dia tahu bahwa dirinya telah menunjukka

  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Miliarder   Bab 47 Melindungi Riana

    "A … aku nggak tahu harus berkata apa." Ranita menatap Riana dengan ekspresi cemas. Dengan suara bergetar, dia berkata, "Kamu yakin mau menikah?"Berhubung Adrian dan Riana sudah memantapkan diri untuk segera menikah, mereka pergi menemui Ranita di rumah sakit untuk menyampaikan kabar ini. Seperti yang sudah Riana duga, Ranita tidak terlalu senang setelah mendengar kabar tersebut."Bu, aku yakin." Suara Riana terdengar tegas, sorot matanya penuh dengan keyakinan. Dia menceritakan setiap detail tentang Adrian, mulai dari masa mereka kuliah hingga betapa Adrian selalu ada untuknya selama bertahun-tahun.Saat Riana menyampaikan ceritanya, Adrian duduk di sisi meja kopi, menunggu gilirannya untuk berbicara."Jadi, Beni bohong pas dia bilang ke kamu kalau dia yang menyelamatkanmu?" tanya Ranita. Ekspresinya yang berubah sedikit masam menunjukkan kemarahannya atas apa yang baru saja dia ketahui."Ya, Bu," kata Riana mengonfirmasi. "Beni juga tahu kalau dulu Adrian menyukaiku.""Aku paham Tan

  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Miliarder   Bab 46 Jawaban Riana

    Riana seketika terbangun saat merasakan sinar matahari menyentuh matanya. Dia memanggil, "Adrian?"Pria itu tidak berada di sampingnya. Ketika dia meraba dadanya, Riana menyadari bahwa dia sudah mengenakan baju tidurnya lagi. Dia pun paham bahwa Adrianlah yang mengenakan baju tidur itu untuknya sebelum pergi. Namun, ke mana Adrian pergi?Riana segera bangkit dari tempat tidur dan memeriksa kamar mandi. Adrian tidak ada di dalam. Kemudian, Riana melihat jam dan menyadari bahwa waktu sudah menunjukkan pukul sebelas siang!Tiba-tiba, Riana merasa cemas. Jantungnya berdebar tidak karuan saat dia bergumam, "Mungkinkah Adrian meninggalkanku?"Semalam, ketika Adrian bertanya apakah Riana mau segera menikahinya, Riana menolaknya dengan alasan dia tidak mau membuat Ranita syok. Riana ingin memberikan ibunya sedikit waktu untuk menyesuaikan diri sebelum Riana melangkah ke pernikahan lagi. Riana mengambil jubah satin dan mengenakannya sebelum keluar untuk mencari Adrian di rumah itu. Adrian tida

  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Miliarder   Bab 45 Bayi

    Adrian sangat terangsang. Sebagai seorang pria, tentu saja, dia pernah bermimpi bercinta dengan Riana.Riana yang berbaring telanjang di tempat tidurnya, terlihat sangat menggairahkan. Dadanya naik turun. Puting payudaranya yang bulat sempurna tegak, tungkainya yang jenjang gemetar, dan wajahnya bersemu merah. Mulutnya sedikit terbuka, dan bagian terbaiknya adalah bagaimana dia bisa menikmati pemandangan kewanitaannya yang telanjang.Bagi Adrian, bagian intim Riana sangat menggairahkan. Labianya tampak seperti bibir yang penuh, berkilau oleh jus cinta. Terlebih lagi, dia membayangkan bagaimana rasanya memasukinya.Adrian dengan bersemangat membentangkan kaki Riana. Sementara dia membelai dirinya sendiri, dia merasakan bagaimana kejantanannya menjadi lebih keras dan lebih tebal. Ketika dia menyejajarkannya ke pintu masuknya, jantungnya berdegup kencang.'Akhirnya ini terjadi. Riana menjadi milikku sepenuhnya.'"Aaah!" Saat dia mendorong anggotanya ke dalam kewanitaan Riana, dia mengeran

  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Miliarder   Bab 44 Apakah Aku Boleh Melakukannya?

    Riana mendesah. Dia merasa sekujur tubuhnya merinding saat Adrian menyentuh payudaranya. Adrian dengan cepat memasukkan tangannya yang besar ke bawah gaun tidur satinnya, dan meremas dada wanita itu dengan lembut. Adrian tidak menyia-nyiakannya sedetik pun. Sebelum Riana mengerang untuk kedua kalinya, bibir Adrian telah mencumbu bibirnya lagi, dan lidah mereka menari bersama. Suara bibir mereka yang saling mengecup yang sesekali disertai dengan desahan penuh gairah bergema di seluruh ruangan, dan Riana tidak bisa mendengar apa-apa lagi.Dia merasakan jari-jari Adrian bermain-main dengan putingnya. Sering kali, dia akan mencubitnya dengan ringan atau menelusurinya dengan jarinya. Tindakannya membuat seluruh tubuh Riana bergelinjang dan tangannya bergerak tanpa disadari, menekan setiap otot tubuh bagian atas pria itu. Tubuh Adrian sangat kencang. Dadanya keras, dan perutnya ramping. Riana menikmati setiap detiknya saat dia merasakannya.Cara Adrian menciumnya membuat bibir Riana menja

  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Miliarder   Bab 43 Tidak Perlu lagi Berpura-pura

    Adrian berkata, "Bersediakah kamu memilikiku?"Riana kagum bahwa setelah semua yang terjadi, Adrian masih mempertimbangkan perasaan dan keputusannya. Dia bukan tipe pria yang memutuskan segala sesuatu atas nama Riana dan mengasumsikan sesuatu berdasarkan status mereka saat ini karena, jelas, mereka sudah berperilaku seperti pasangan sungguhan.'Adrian benar-benar orang yang baik,' renungnya.Riana dengan lembut meletakkan tangannya di pipi pria itu. Matanya terpaku pada iris abu-abunya yang menawan. Dia berbisik sambil tersenyum, "Aku juga menginginkan hubungan ini. Aku ingin tahu akan seperti apa hubungan kita kalau kamu nggak kecelakaan. Sayangnya, kita nggak bisa kembali ke masa lalu, tapi setidaknya kita belum terlambat.""Ya, kita belum terlambat," Adrian setuju. Dia tersenyum, lalu mendekatkan dahinya untuk menempelkannya pada dahi Riana. "Kita berdua berada di sini dan usia kita juga masih muda.""Jadi, ya. Aku akan senang memilikimu. Kita nggak perlu berpura-pura lagi." Riana m

  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Miliarder   Bab 42 Janji Beni yang Dilanggar

    Riana patah hati. Bagaimana mungkin dia tidak merasa demikian? Dia merasa haknya untuk mendapatkan cinta dan kehidupan yang lebih baik telah dirampas.'Andai saja aku jatuh cinta pada Adrian dan bukan Beni. Andai saja Adrian nggak pernah mengalami kecelakaan. Andai saja Beni nggak berbohong pernah menyelamatkanku.'Setelah Adrian mengatakan yang sebenarnya, dia tidak bisa menahan tangisnya."Aku nggak bisa ... aku nggak bisa menerima kenyataan ini. Seharusnya orang itu adalah kamu! Kamulah orangnya!" Suara Riana pecah karena beban emosinya. Tangannya terkepal erat di dadanya, dan napasnya terengah-engah."Riana?" Dari kursi rodanya, Adrian berlutut agar bisa sejajar dengannya. Dia dengan lembut memegang lengannya dan bertanya, "Apakah aku telah mengatakan sesuatu yang salah?""Nggak!" Riana berpegangan pada lengan Adrian. Dia berkata, "Aku sangat marah pada Beni! Dia telah membohongi kita berdua."Bibirnya bergetar, dan dia berkata dengan tegas, "Aku hanya merasa bahwa seharusnya aku m

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status