Share

Bab 5 Permintaan

Author: LiLhyz
Riana tahu bahwa Zia pasti akan menentangnya untuk pergi, tetapi hidup ibunya sedang terancam. Para perawat mengatakan bahwa Zia masih harus bekerja delapan jam lagi. Riana tidak bisa menunggu lebih lama, jadi dia memutuskan untuk menandatangani surat pengabaian keluar rumah sakit meskipun bertentangan dengan saran medis.

Setelah meninggalkan rumah sakit, Riana pergi ke rumah ibunya untuk menyegarkan diri dan berganti pakaian. Kemudian, dia tiba di RSU Aruna.

"Aku di lobi. Di mana kamu?" tanya Riana melalui telepon kepada Beni.

"Di lantai ICU, cepatlah," jawab Beni dengan nada dingin.

Dalam empat tahun pernikahannya dengan Beni, Riana memang telah menghasilkan banyak uang dengan memimpin tim desain perusahaan mereka. Namun, dia juga menghabiskan banyak uang untuk ibunya.

Ranita Arjasa adalah seorang ibu tunggal yang telah membanting tulang untuk membesarkan Riana. Ketika Riana sudah bisa menghasilkan banyak uang, dia pun membelikan rumah, mobil, perhiasan, dan berbagai barang-barang mewah untuk ibunya.

Riana juga memiliki investasi pribadi. Secara aset, dia mampu menutupi biaya rumah sakit ibunya sendiri. Namun, dia kekurangan uang tunai, jadi solusi tercepat hanyalah meminta Beni membayar tagihan rumah sakit ibunya.

Saat tiba di ICU, Riana melihat Beni bersama ibunya, Bianka, tengah berdiri di ruang tunggu. Riana menggelengkan kepala dan berjalan mendekat mereka.

Syukurlah, tidak ada orang lain di dekat mereka. Beni langsung menyerahkan surat perceraian itu pada Riana. "Tandatangani ini, lalu akan kubayar biaya rumah sakit ibumu."

Riana merasakan tatapan Beni yang penuh rasa ingin tahu padanya. Sementara itu, Bianka, ibunya Beni, terus melototinya. Riana pun mengambil surat itu, mencari tempat duduk, dan mulai membaca isinya. Dia terkejut dengan syarat Beni. Beni ingin mengambil kembali seluruh saham yang dimilikinya!

Riana kaget hingga alisnya terangkat. Dia mengklarifikasi, "Kamu mau mengambil kembali sahamku?"

Beni menjelaskan, "Aku yang mendanai perusahaan ini. Aku memberimu saham itu, jadi aku berhak mengambilnya kembali. Sebagai bagian dari syarat perceraian, kamu akan menerima tujuh puluh lima miliar dan akan kubayar biaya rumah sakit ibumu sampai hari ini."

Riana menarik napas dalam-dalam. Memang benar, dia tidak menginvestasikan uang dalam perusahaan itu, namun dia telah mengorbankan banyak usaha dan tenaga. Dia menjawab, "Mungkin itu benar, tapi kamu nggak boleh mengabaikan kontribusiku pada kesuksesan perusahaan ini."

"Siapa bilang? Kamu cuma seorang desainer perhiasan. Putraku bisa dengan mudah merekrut orang lain. Kamu cuma mendapatkan posisi direktur karena kamu istri Beni!" kata Bianka Chandra dengan nada tajam.

Kebencian Bianka pada Riana berasal dari pilihan investasi Beni. Dia selalu menginginkan Beni berinvestasi di dunia perfilman dan real estat, bukannya perhiasan. Namun, Riana selalu bermimpi ingin menjadi seorang desainer perhiasan. Karena itu, Beni mendirikan perusahaan perhiasan untuknya.

Dikarenakan hubungan Riana dan ibu mertuanya yang tidak begitu baik, Riana tidak lagi terkejut ketika Nyonya Chandra yang lebih tua ini membela selingkuhan Beni.

Riana melanjutkan membaca syarat-syarat dalam kontrak itu. Setelah selesai membaca, dia menyeringai dan berkata, "Kamu mau aku serahkan semua kepemilikan desain-desainku padahal semua itu desainku sendiri?"

"Desain perusahaan, Riana. Sebagai seorang karyawan, semua pekerjaanmu adalah milik perusahaan," koreksi Beni. "Selain itu, kamu akan dipecat."

"Kami berdua tahu kalau kamu nggak mungkin menyetujui syarat ini," jelas Beni. "Jadi, syarat lainnya yaitu memberimu uang sebesar satu setengah miliar sebagai kompensasi atas pemecatanmu."

"Pikirkan baik-baik, Riana. Habis ini, kita nggak akan ada urusan lagi. Aku akan melanjutkan hidupku dan begitu juga kamu," kata Beni mengakhiri.

'Itu masih sakit,' batin Riana. Sebanyak apa pun dia memikirkan tentang hal itu, dalam hatinya tetap terasa sakit. Namun, dia menyadari bahwa apa yang dikatakan Beni ada benarnya.

Meskipun merasa tidak dibayar dengan pantas untuk desain perhiasannya, dia juga menginginkan ini. Ini adalah kesempatan untuk tidak lagi terhubung dengan Beni dan keluarganya.

Riana menarik napas dalam-dalam. Dia menutup matanya dan berfokus pada perasaan marahnya. Beni telah membuatnya stress berat dan mencampakkannya demi selingkuhan itu. Beni juga yang menyebabkan keguguran Riana.

Ketika Riana membuka matanya, setetes air mata mengalir di pipinya. Dia melihat langsung ke mata Beni, lalu berkata dengan penuh keyakinan, "Aku menyesali semua ini. Aku menyesal mencintaimu dan menikahimu. Kamu benar. Aku nggak mau punya hubungan lagi denganmu. Aku membencimu. Begini lebih bagus."

Riana melihat ekspresi terkejut di wajah Beni. Namun, dia tidak memberi kesempatan kepada Beni untuk bereaksi. Dia langsung menandatangani namanya di semua surat itu.

Beni kemudian memberikan ceknya kepada Riana dengan canggung. Riana pun langsung memasukkannya ke dalam tas. Dia bangkit dari kursinya dan berkata, "Sekarang, bayar biaya rumah sakitnya, Beni. Mulai hari ini, kita adalah orang asing."

Setelah meninggalkan Beni dan Bianka, Riana langsung menuju ICU. Dada Riana terasa sesak, masih sakit setelah bertemu dengan suaminya. Namun, begitu melihat ibunya, dia langsung merasa lega dan menangis. Ternyata, ibunya sudah sadar dan sekarang dia tidak lagi menggunakan ventilator.

Ranita mengangkat tangannya meraih Riana.

"Ri …." Ranita mencoba berbicara, namun tidak ada suara yang keluar.

"Tenanglah, Ibu," kata Riana sambil memeluk ibunya. "Aku di sini. Aku ada di sini. Aku nggak akan meninggalkanmu. Kamu akan segera sembuh. Kita pasti akan bersama lagi."

Dokter di belakang Riana menjelaskan, "Berhubung kami baru saja melepaskannya dari ventilator, dia butuh beberapa hari agar suaranya kembali."

"Kami sudah jelaskan semua ini padanya. Sejauh ini, dia menurut, mengangguk, dan menangis. Dia paham dengan kondisinya. Dia cuma butuh waktu lebih lama untuk memulihkan tenaganya," tambah dokter itu.

Riana terus memeluk ibunya, dia sudah merasa lega. Dia memang kehilangan suaminya dan bayinya, tetapi dia mendapatkan kembali ibunya. Riana merasa bahwa ini adalah cara Tuhan membalas semua kehilangannya. Ibunya yang kembali sudah lebih dari cukup.

Dengan air mata yang terus mengalir di pipinya, Riana mengucapkan, "Terima kasih! Terima kasih atas kesembuhan ibuku."

....

Beberapa jam kemudian.

"Nyonya Chandra ...."

"Tolong, jangan panggil aku begitu. Aku sudah bercerai dengan Beni," jelas Riana kepada Dokter Wilson.

"Oh, saya sangat menyesal mendengarnya," jawab dokter itu.

Dari luar ruang ICU, Dokter Wilson membahas rencana perawatan Ranita, "Kami akan mulai memberikan diet ringan untuk ibumu dan makanan yang mudah ditelan. Namun, sebagian besar nutrisinya masih akan diberikan melalui infus."

Dokter Wilson melanjutkan, "Yang kukhawatirkan adalah rehabilitasinya. Meskipun kami menawarkan rehabilitasi dasar, alat-alat di rumah sakit kami nggak lengkap. Kami sangat menyarankan untuk memindahkan perawatan ibumu ke RS Nugroho. Mereka punya dokter terbaik dan fasilitas yang mewah."

Setelah mendengar saran dokter itu, Riana menjawab, "Kurasa itu bagus juga."

Dokter itu pun meninggalkan Riana setelah menjelaskan rencana perawatan Ranita. Kemudian, Riana menerima panggilan telepon dari Zia. Zia berkata, "Riana, teganya kamu melakukan ini padaku. Apa kamu nggak tahu kalau aku bisa dipecat karena meninggalkan rumah sakit?"

"Zia, kamu nggak bakal dipecat. Aku sudah menandatangani surat pengabaiannya. Aku sudah mengirimkan semua rinciannya lewat pesan. Ibuku sudah sadar. Dia membutuhkanku, " jawab Riana.

"Bukan itu! Bos bakal memecatku! Kamu kan tanggung jawabku!" kata Zia sambil berpura-pura menangis di telepon.

"Bos?" tanya Riana. "Maksudmu Adrian Nugroho? Jangan bercanda, Zia. Kenapa dia harus sampai memecatmu?"

"Tapi dia … dia." Di sisi lain, Riana mendengar suara seorang pria berbicara dengan Zia. Dia menduga bahwa itu adalah Adrian. Ketika Zia kembali berbicara di telepon, dia berkata, "Tuan Nugroho bilang dia kembali ke rumah sakit untuk menagih janjimu."

'Menagih janji?' pikir Riana. Kemudian, dia teringat perbincangan mereka tadi malam.

"Oh, begitu." Riana menelan ludah. "Aku nggak bakal kabur. Aku cuma mau lihat ibuku. Sekarang, cuma dia satu-satunya yang kupunya, Zia."

Sebelum Riana mengetahuinya, Adrian sudah berbicara padanya di telepon. Dia berkata dengan nada yang dalam, "Temui aku di Hotel Platinum setengah jam lagi. Ini penting."

....

Setengah jam kemudian, Riana duduk di meja berhadapan dengan Adrian Nugroho.

Seperti biasa, Adrian terlihat sangat berwibawa meski duduk di kursi roda. Wajahnya sangat tampan, dengan garis rahang yang tajam, hidung panjang dan lancip, serta mata abu-abu yang menawan.

Selain diberkahi dengan penampilan yang luar biasa, Adrian juga memancarkan aura kewibawaan yang luar biasa. Tatapannya tajam dan tidak tergoyahkan, mencerminkan kekuatan karakter yang dimilikinya.

Adrian sudah mendengar semua yang terjadi pada Riana hari itu. Tanda tangan surat perceraiannya, ibunya yang sudah sadar, dan kemungkinan memindahkan ibunya ke rumah sakit lain. Adrian berkata, "Aku akan mengatur pemindahan ibumu ke RS Nugroho secepat mungkin."

"Nggak usah buru-buru. Ibuku belum siap untuk rehabilitasi dalam beberapa hari ke depan," kata Riana. "Tapi aku sangat berterima kasih atas bantuanmu. Aku pasti akan membalas kebaikanmu."

"Aku cuma butuh satu permintaan darimu," kata Adrian. Dia terlihat tenang, tanpa ekspresi yang memperlihatkan apa yang ada dalam pikirannya.

"Baik, apa itu? Sebutkan apa saja," jawab Riana dengan tulus.

Adrian menatap Riana dalam-dalam dan mendeklarasikan, "Setelah urusan perceraianmu selesai, menikahlah denganku."

Riana kaget hingga mulutnya ternganga. Matanya terbelalak dalam keterkejutan. "A-apa?"
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Ikha Handayani
aneh liat sikapnya Adrian, kita tunggu kelanjutan nya
goodnovel comment avatar
Chantiqa Chiqa
dibantu bukannya berterima kasih malah menolak
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Miliarder   Bab 6 Tuan Nugroho Menginginkan Seorang Istri

    Riana terbelalak tak percaya. Matanya terbuka lebar dan pikirannya berusaha untuk memproses tawaran pernikahan yang tak terduga ini. Dia berkedip berulang kali, mungkin sampai tiga kali."Aku melewatkan sesuatu yang penting semalam, jadi sekarang aku membutuhkan seorang istri. Berhubung kamu berutang budi padaku, kuharap kamu mau menikah denganku," kata Adrian dengan ekspresi datar seolah-olah tawaran pernikahan itu begitu penting."A-apa?" Riana menelan ludah. "Menikah sebagai imbalan?"Adrian tidak menjawab. Dia hanya menatap Riana dengan tajam, lalu menunjuk asisten di belakangnya dan memberi perintah, "Jelaskan."Riana beralih ke pria yang berdiri di belakang Adrian. Asisten Adrian yang dikenalnya sebagai Kris Bimantara mulai menjelaskan, "Nona Arjasa, beberapa hari yang lalu, untuk membawamu ke rumah sakit dan memastikan kesehatanmu, Tuan Nugroho melewatkan pesta pertunangan bersama tunangannya, Leni Erlangga, pewaris Imperium Erlangga di Kota Dowel.""Dan berhubung Tuan Nugroho m

  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Miliarder   Bab 7 Pembatalan Pertunangan

    Di Hotel Platinum, mulut Riana tengah ternganga lebar saat dia merenung dalam-dalam. Dia bertanya kepada Adrian, "Kenapa kamu nggak memperbaiki saja pertunanganmu sama Leni Erlangga?"Mata Adrian menyipit. Dia menjawab, "Sayangnya, pertunangan itu sudah nggak bisa diperbaiki.""Apa … apa kamu sudah coba membicarakannya sama Nona Leni Erlangga?" tanya Riana penasaran."Kamu nggak bakal ngerti sebelum ketemu sama dia. Pertunangan kami sudah berakhir dan itu sudah pasti. Sekarang, aku butuh seorang istri," kata Adrian.Riana terkejut dan membalas, "A-aku rasa ini bukan ide yang bagus, Adrian. Aku sedang trauma berat sekarang …. ""Riana, aku bukanlah Beni. Aku benar-benar lelaki yang berbeda," balas Adrian. "Dan, seperti yang kamu sarankan, ini akan seperti pernikahan dengan syarat yang harus disepakati sebelumnya."Riana menelan ludah. Dia menatap Kris, berharap mendapatkan bantuan, tetapi tentu saja Kris tetap diam. Jadi, dia berkata kepada Adrian, "Tapi, kita nggak saling mencintai ….

  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Miliarder   Bab 8 Serangan Jantung

    Di rumah Ranita Arjasa[ Kris: Nona Arjasa, Bos mau tahu apa kamu sudah mempertimbangkan tawarannya? ]Riana terhenyak saat membaca pesan dari Kris. Dia menggigit bibirnya dan menatap dirinya di depan cermin kamar mandi.Sudah lima hari sejak Adrian melamarnya. Dia belum memberikan jawaban, namun sudah berniat untuk menolak tawaran tersebut.Di cermin, dia melihat pantulan seorang wanita dengan tatapan mata yang penuh kesedihan. Selain mempunyai lingkaran hitam di bawah matanya, Riana merasa wajahnya tidak lagi memancarkan cahaya kebahagiaan seperti dulu saat bersama Beni.Selama beberapa hari terakhir, dia fokus merawat ibunya yang sakit dan berusaha sekuat tenaga untuk melupakan rasa sakit akibat perceraiannya. Namun, dia tahu penyembuhan bukanlah hal yang instan.Riana merapikan rambut pirangnya yang kusut dan berbisik, "Kapan terakhir kali aku ke salon?"Riana menghela napas, lalu kembali bertanya pada dirinya sendiri, "Gimana aku bisa dibandingkan sama Leni Erlangga? Adrian memang

  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Miliarder   Bab 9 Keputusan Riana

    Ibu Clara, Maria Damanik, mengunjungi putrinya di rumah sakit.Beni telah meninggalkan mereka untuk mengurus urusan perusahaan. Setelah Beni pergi, Clara memanfaatkan kesempatan itu untuk membicarakan perceraian Beni.Maria si cerminan Clara bertanya, "Clara, kamu yakin kalau wanita itu sudah menandatangani surat cerainya?""Ya, Bu! Beni pasti akan menikahiku," seru Clara.Mata Maria bersinar. Dia berkata, "Ini kesempatan kita untuk menikahi orang kaya! Aku sudah bisa membayangkan kita tinggal di rumah megah, memiliki mobil, tas, dan sepatu mewah.""Aku bisa masuk ke sekolah privat!" seru Sarah, adik Clara."Hidup kita akan jauh lebih baik sekarang," kata Maria."Benar, Bu. Beni pasti akan merawat kita karena dia mencintaiku. Aku merasa sangat beruntung bertemu dengannya." Clara mengangguk. Lalu, tiba-tiba dia teringat sesuatu. Dia bergumam, "Andai saja Beni nggak memberikan uang pada wanita itu untuk perceraiannya.""Dia kasih uang ke mantan istrinya untuk perceraiannya?" tanya Maria

  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Miliarder   Bab 10 Persyaratan Adrian

    "Kamu harus makan. Bagaimana kamu bisa merawat ibumu kalau kamu nggak makan?" kata Adrian sambil mendorong semangkuk ramen ke arah Riana. "Kaldu kental ini baik untukmu. Kamu sangat kurus."Riana mengerutkan kening. Dia melihat lengannya sendiri dan tidak bisa menyangkal komentar Adrian. Berat badannya berkurang banyak dalam beberapa hari terakhir. Dia menerima ramen itu dan perlahan-lahan menyeruput kuahnya.Adrian bersikeras agar Riana beristirahat dari menjaga ibunya, meskipun hanya beberapa jam. Jadi, mereka berada di restoran makanan khas Arpendia terkenal ini. Restoran ini tadinya hampir tutup, tetapi Adrian dari Keluarga Nugroho dan pemilik restoran sangat bersedia untuk melayaninya.Riana merasa lebih baik saat makan ramen itu. Kuah dan mi menghangatkan perutnya. Tiba-tiba, Adrian bertanya, "Apa kamu benar-benar akan menentang perjanjian perceraian itu?"Riana menatapnya. Mereka sebelumnya berbicara tentang pertemuannya dengan ibu Clara dan ancaman yang dilontarkan wanita itu.

  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Miliarder   Bab 11 Kecelakaan

    Ketika menyebutkan kemungkinan memiliki anak, Riana merasa lebih malu. Dalam pembelaannya, dia menjelaskan, "Karena kamu bilang bahwa kakekmu ingin meneruskan warisan keluargamu.""Kita nggak perlu punya anak kalau kamu nggak menginginkannya," ucap Adrian meyakinkannya. "Kakekku nggak perlu tahu hal itu nggak ada dalam rencana kita.""Apa aku nggak ingin punya anak?" tanya Riana kepada dirinya sendiri. Tentu saja, dia menginginkannya. Namun, apakah memiliki anak adalah keputusan tepat ketika tidak ada cinta di antara dia dan Adrian?"Kalau kamu ingin punya anak tapi nggak ingin berhubungan intim, kita bisa mengaturnya," saran Adrian dengan tenang. "Di zaman modern sekarang ini, segalanya mungkin.""Jangan terlalu memikirkannya. Kita jalani saja dulu," usul Adrian. "Apa ada yang lainnya?""Apa aku- apa aku boleh tidur di kamar yang berbeda?" tanya Riana dengan gugup."Tentu saja. Itu sudah pasti. Kamu akan punya kamarmu sendiri dan aku punya kamarku sendiri," jawab Adrian tanpa ragu. "P

  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Miliarder   Bab 12 Bercerai Secepat Mungkin

    Kilas balikLebih dari enam tahun lalu di Widenia.Adrian baru saja berusia dua puluh satu tahun. Dia suka bermain ski es. Abas Nugroho, kakek Adrian, membeli vila di Widenia karena kecintaannya pada olahraga tersebut.Vila itu adalah rumah bata empat lantai yang terletak di puncak bukit. Setidaknya setahun sekali, seluruh Keluarga Nugroho mengunjungi vila ini.Adrian baru saja kembali ke puncak bukit setelah memeriksa jalan setapak untuk memastikan tidak ada puing yang tidak diinginkan. Dia menatap kakeknya, yang berdiri di balkon lantai dua, dan Adrian melambaikan tangan. "Siap untuk pertunjukan, Kakek?"Kakek Adrian, Abas Nugroho, berdiri siap dengan kamera videonya, melambangkan dukungan dan kebanggaannya yang tidak tergoyahkan atas keterampilan cucunya."Kakek siap saat kamu siap, Adrian!" serunya, suaranya penuh dengan semangat.Dengan seringai percaya diri di wajahnya, Adrian mengenakan helm dan kacamata skinya. Dia melompat di tempat untuk memeriksa apakah skinya dalam kondisi

  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Miliarder   Bab 13 Pertemuan Pertama

    "Ibu Anda sudah membaik, Bu Riana. Kita perlu melatih otot-ototnya, termasuk jantungnya. Dia nggak bisa menggunakan tubuhnya karena koma sehingga kehilangan banyak kekuatan.""Beruntung dia segera mendapatkan pertolongan medis setelah mengalami serangan jantung. Serangan itu nggak menyebabkan kerusakan pada otaknya.""Membuatnya bergerak itu sangat penting. Kita akan mulai dengan terapi okupasi sederhana.""Minggu depan, kita bisa memindahkan ibu Anda ke kamar pribadi. Pak Adrian sudah meminta dua orang perawat untuk merawat ibu Anda dua puluh empat jam sehari."Riana berdiri di samping ranjang rumah sakit Ranita, mendengarkan tiga dokter. Selama beberapa hari terakhir, tiga dokter spesialis telah mengunjungi ibu Riana. Para dokter tersebut adalah yang terbaik di bidangnya, dan Riana sangat berterima kasih kepada Adrian karena telah mengundang mereka.Baik Riana maupun Ranita sangat diperhatikan di RS Nugroho. Ke mana pun Riana pergi, staf selalu tersenyum kepadanya atau bertanya apaka

Latest chapter

  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Miliarder   Bab 100 Tagihan

    "Suamimu membayar operasi Clara serta biaya hidup keluarganya termasuk makanan dan sewa. Dia juga baru saja menanggung biaya apartemen mereka di Caraka Indah," lapor Adrian.Banyak informasi terungkap, termasuk bagaimana Burhan meminta sekretarisnya untuk menyuap teknisi laboratorium di RSU Aruna agar memalsukan tes DNA.Anak buah Adrian mendapatkan informasi dari teknisi laboratorium, termasuk tangkapan layar komunikasi mereka dengan sekretaris Burhan.Bukti itu sudah tidak terbantahkan, terutama karena Cindy memiliki kontak sekretaris Burhan di daftar nomornya.Setengah jam berlalu. Riana membantu Cindy duduk. Cindy meneliti setiap bukti di atas meja, tubuhnya gemetaran akibat pengkhianatan yang begitu nyata. Semua orang bisa melihat bahwa dia sangat marah.Hati Riana sakit melihat Cindy. Dia bersimpati. "Maaf kami harus memberitahumu. Kami nggak ingin ikut campur dalam hubunganmu, tapi kami juga nggak bisa menutup mata."Riana menjelaskan bagaimana Clara menghancurkan pernikahannya.

  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Miliarder   Bab 99 Apa yang Aku Lakukan Padamu?

    "Ini adalah peluang besar," ujar Cindy sambil melangkah masuk ke Hotel Platinum."Ya, tapi siapa orang ini? Kenapa begitu misterius?" tanya Burhan pada istrinya."Dia bilang kamu akan terkejut! Jadi, aku akan merahasiakannya sampai kita tiba di tempat pertemuan." Cindy berkata sambil meletakkan satu tangan di pinggangnya. "Ayo."Mereka akan bertemu dengan calon pembeli Farmasi Asri. Bukan berarti mereka berencana menjualnya, tetapi karena seseorang menyatakan ketertarikan, Cindy dan Burhan mempertimbangkan untuk bermitra atau menjualnya dengan harga yang sangat tinggi.Anehnya, Cindy berkata bahwa pembeli itu ingin tetap misterius, setidaknya bagi Burhan. Kenapa?Sayangnya, Burhan tidak bisa mendapatkan jawaban dari istrinya. Jadi, dia hanya mengikuti langkahnya menuju sebuah ruang konferensi kecil. Seorang pria dengan ekspresi serius telah menunggu mereka. Dia berkata, "Namaku Juna. Bos akan datang sebentar lagi."Burhan dan Cindy menunggu dengan cemas. Hanya butuh lima menit sebelum

  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Miliarder   Bab 98 Tes DNA Kedua

    "Itu cuma Viagra. Jadi santai saja. Kalau pun kamu meminumnya, paling buruk, kamu cuma bakal ereksi," kata Zia kepada Kris, sambil menunjukkan kemasan yang ditemukan di tas Clara."Zia, aku merasa perlu membersihkan diri selama sebulan," keluh Kris.Tawa kecil lolos dari bibir Zia. Dia menanggapi, "Dia bukan penderita Ebola! Dia cuma punya kelamin yang kotor.""Kamu serius? Bukankah kita baru menyimpulkan kalau dia mau berhubungan seks denganku? Itu sangat menjijikkan!" seru Kris, memasang ekspresi jijik.Sementara Zia tertawa, Kris menceritakan kejadian saat makan siang dan makan malam dengan Clara dan Maria. Mereka juga membahas keberhasilan rencana mereka untuk menjalankan tes DNA. Setelah itu, Kris bertanya, "Jadi, Viagra itu yang bikin dia pingsan?""Yap. Viagra bisa menurunkan tekanan darah, dan mungkin itu yang terjadi padanya, apalagi dia memang sudah merasa mual, seperti yang kamu bilang." Zia mengonfirmasi. "Tapi kamu membawanya ke sini, jadi semuanya berjalan sesuai rencana.

  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Miliarder   Bab 97 Menuju Rumah Sakit Nugroho

    Krista sedang merajuk di pantai. Selama beberapa malam terakhir, dia terus datang ke tempat yang sama, mencoba memikirkan apa yang harus dilakukan dalam hidupnya sejak kehilangan pekerjaannya.Sambil duduk di area paling gelap di tepi pantai, dia memeluk dirinya sendiri. Dia mengenakan jaket hitam dan celana jeans, menyatu dengan kegelapan.Saat itulah Krista melihat sepasang kekasih berjalan melewatinya. Dia tidak bisa melihat pria tinggi itu dengan jelas, tetapi gadis berbaju merah itu tampak sangat familier. Setelah mengamati beberapa saat, dia menyadari bahwa itu adalah Riana!"Apa yang Riana lakukan di sini? Siapa pria yang bersamanya?" Krista mulai mengikuti mereka. Keduanya begitu tenggelam dalam dunia mereka sendiri hingga tidak menyadari keberadaannya.Tak lama kemudian, Krista mendapat pandangan yang lebih jelas tentang wajah gadis itu dan memastikan itu memang Riana. Kemudian, dia melihat Riana mencium pria misterius yang mengenakan topi itu."Aku nggak percaya ini!" seru Kr

  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Miliarder   Bab 96 Tempat Semua Bermula

    "Dari Hendri ke Burhan, lalu Geri, dan kemudian Beni," Clara bergumam. "Pria yang tertarik padaku semakin muda setiap saat!""Kristian hampir seumuranku. Dia baru dua puluh lima tahun! Ini bisa berhasil, Bu!" Clara berseru di kamarnya sambil berputar."Dengar aku, Clara. Kamu harus menjebak pria ini. Cara terbaik untuk melakukannya adalah dengan tidur dengannya!" Maria menyatakan.Clara memanyunkan bibirnya. Dia berkata, "Tapi Bu, aku sedang hamil.""Itu nggak masalah. Seks tetaplah seks! Jangan sia-siakan operasi payudaramu dan manfaatkan sebaik mungkin besok!" Maria memberikan jempol sebelum keluar dari kamar.Saat Clara sendirian, dia memikirkan Kristian. Dia menghela napas dan berkata, "Oh Tuhan, dia benar-benar tampan."Dia masih merasa wajahnya familier, tetapi tidak bisa mengingat dari mana. Meski begitu, memikirkan berhubungan seks dengannya membuatnya bersemangat. Saat bersama Beni, setidaknya dia masih bisa menikmati orgasme secara rutin, tetapi berkat Adrian dan Riana, semua

  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Miliarder   Bab 95 Kristian Biantara

    Di lobi Caraka Indah, Clara dan Maria muncul untuk menyaksikan percakapan antara pemilik gedung dan seorang pria yang tampak sangat kaya."Siapa itu?" Maria bersiul, matanya berbinar saat memandangi pria tak dikenal itu."Dia kelihatan kaya, Bu," komentar Clara.Pria yang berdiri beberapa meter dari mereka mengenakan setelan biru yang dijahit dengan rapi, dengan kancing manset berlian di kemejanya. Sosoknya tinggi dan gagah, dengan fitur wajah yang tegas, rambut pirang gelap yang dipangkas rapi, dan kacamata berbingkai hitam."Tapi dia kelihatan familier, sepertinya aku pernah melihatnya sebelumnya," kata Clara sambil memiringkan kepala untuk melihat wajahnya lebih jelas."Mungkin di majalah bisnis?" bisik Maria."Mungkin," jawab Clara."Pak Kristian, kami sangat senang mendengar Anda mempertimbangkan untuk membeli seluruh gedung apartemen ini. Kami sudah menawarkannya selama setahun terakhir, tapi banyak yang bilang harga yang kami pasang terlalu tinggi." Pemilik gedung mengakui."Ber

  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Miliarder   Bab 94 Meminta Permintaan Maaf Riana

    Beni menangis mendengar perkataan Adrian.Adrian benar! Riana tampak jauh lebih bahagia dan puas sekarang setelah bersamanya, sesuatu yang gagal diberikan Beni padanya.Beberapa hari terakhir, Beni merenungkan apa yang telah dia kehilangan. Dia ingin Riana kembali, tetapi sayangnya, dia sudah menikah dengan Adrian.Masalah dengan Clara membuat dia sangat tersadarkan.Tentu saja, ditambah fakta bahwa Riana pernah mengandung anak mereka. Beni sebenarnya memiliki kehidupan yang sempurna, tetapi dia menghancurkannya karena tidak bisa menahan diri.Saat Beni terisak, Adrian membentak, "Pukulan itu untuk semua rasa sakit yang kamu berikan pada Riana, untuk malam-malam dia menangis karenamu dan untuk rasa sakit yang sama yang kamu berikan pada Bu Ranita!""Selama berbulan-bulan setelah dia mengetahui perselingkuhanmu, Riana kehilangan sebagian dari dirinya sendiri dan aku membencimu karena itu!" Adrian menambahkan. "Tapi, meskipun aku sangat membencimu, aku rasa istrimu yang sampah itu perlu

  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Miliarder   Bab 93 Riana Bersamaku

    Siapa atau apa yang menginspirasimu untuk menciptakan Takhta Nugraha? Sungguh luar biasa bagaimana satu set perhiasan pria bisa meraih ketenaran begitu besar hanya dalam waktu seminggu setelah peluncurannya," tanya pembawa acara TV kepada Riana, menyoroti kesuksesan tak terduga dari koleksi tersebut.Sebagai bagian dari strategi pemasaran PT Adriana, mereka secara strategis memanfaatkan wawancara singkat berdurasi sepuluh menit yang disiarkan langsung di TV nasional. Meski singkat, waktu itu lebih dari cukup untuk meningkatkan profil mereka."Takhta Nugraha sebenarnya terinspirasi oleh suamiku," jawab Riana dengan senyum. Matanya berbinar melalui layar televisi dan senyumnya semakin lebar. "Dia nggak terlalu suka memakai perhiasan yang terlalu mencolok, itulah sebabnya sebagian besar set perhiasan ini dilapisi enamel hitam.""Kenyataannya, nggak banyak perhiasan yang dirancang untuk pria, jadi aku pikir itu juga berkontribusi pada kesuksesan koleksi ini." Riana menyentuh dadanya dan me

  • Diselingkuhi Suami, Dinikahi Miliarder   Bab 92 Tes DNA

    "Maria! Buka pintu!" teriak Beni sambil menghantam pintu apartemen."Buka pintunya, dasar nenek lampir! Berani-beraninya kamu menipuku?" teriak Bianka.Sementara itu, Dustin terus menelepon kantor administrasi gedung karena Maria dan Clara tidak mau membuka pintu apartemen."Kamu nggak punya kuncinya, Beni?" tanya Dustin."Aku memberikannya pada mereka," jawab Beni dengan frustrasi.Saat itu juga, sebuah keluarga tiba dan bertanya, "Permisi? Kenapa kalian menggedor pintu unit kami? Ada masalah apa?"Beni kebingungan. Dia menyipitkan mata dan bertanya, "Apartemen kalian? Ini unit milikku."Pria dan istrinya saling berpandangan dengan bingung. Wanita di sebelah pria itu berkata, "Kami membeli apartemen ini seminggu yang lalu dari Clara Damanik. Apa kalian sedang mencoba menipu kami? Apartemen ini atas nama dia!""Apa?" Beni bertanya dengan ngeri. Dia mengulang, "Clara menjual apartemen ini?""Ya, kami kebanyakan berurusan dengan ibunya, Maria," kata pria itu. "Omong-omong, siapa kalian?"

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status