Share

Bab 10

"Sebentar," kata Febby, menghentikan kegiatan pemanasan mereka.

"Febbyyyyyyyy," teriak Rossa sekali lagi. Kali ini sambil menggedor pintu kamar sang adik tiri.

Rangga memijat kepalanya, kenapa istrinya seakan diperlakukan seperti pelayan? Bukankah rumah ini milik orang tua kandung Febby? pikir Rangga.

"Aku keluar dulu, ya," pamitnya pada Rangga setelah berhasil membuat pakaian Rangga berantakan.

Ceklek.

"Mana makan malamnya? Kami mau makan, karena akan pergi," ucap Rossa dengan suara keras.

"Sebentar, Kak, Febby siapkan dulu di meja makan," jawab Febby.

Febby melangkah menuju dapur, air mata yang akan tumpah sekuat tenaga dia tahan. Febby tak ingin memancing amarah sang kakak tiri lagi.

'Ya Tuhan, aku lelah,' keluh Febby dalam hati. Seharian ini dia tak sempat istirahat karena harus mengerjakan semua pekerjaan rumah, termasuk melayani kakak dan Mama tirinya.

Febby menyajikan semua makanan di atas meja, lalu memanggil kakak dan Mama tirinya.

"Tinggalkan kami, kami tak ingin satu meja d
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status