Share

Bab 116 Merasa yang paling tersakiti

"Apa itu? siapa yang ada di balik pintu?"

Keduanya menegang. Namun, Bram yang tersadar lebih dulu segera bangkit, diikuti Thomas di belakangnya.

Begitu pintu ruang kerja Bram terbuka, ketegangan semakin terjadi. Tiara menatap dua pria di hadapannya dengan mata memerah penuh amarah. Bahkan ia tidak peduli, jika disekitarnya berdiri terdapat pecahan gelas yang berserakan.

"Kakak Ipar?" Seketika Thomas menelan kasar salivanya. Ia yakin, Tiara sudah pasti mendengar semua pembicaraannya dengan Bram tadi.

"Menyingkirlah Ara, kakimu bisa terluka. Pak Mun!"

Peringatan Bram tidak Tiara indahnya, tatapannya masih belum bergeser dari ambang pintu. Tepatnya lurus pada Bram yang tengah memanggil kepala pelayan di rumahnya.

"Iya, Tuan." Pak Mun datang. Tetapi ketika mengetahui ada begitu banyak pecahan gelas, pria paruh baya itu sontak terkejut. "Nyonya!"

"Tetap di tempat Anda, Pak Mun," lirih Tiara. Bram yang hendak melangkah pun mengurungkan niatnya. Ia sadar tatapan sang istri menyiratkan kekece
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status