Share

Bab 120. Cukupkah hanya kata maaf?

"Bram!"

Merry terperanjat begitu membuka pintu apartemen, mendapati sosok yang tidak diperkirakan kedatangannya, kini bisa berdiri dengan kepala sedikit tertunduk di hadapannya. Benarkah itu Bram? Sahabat lama yang sekarang menjadi rival suaminya. Lantas, untuk apa dia datang? Mungkinkanā€¦?

"A-apa kabar Bram?" Tidak ingin semakin tenggelam dalam kecemasan, Merry berusaha bersikap ramah dengan menanyakan kabar terlebih dulu. Kendati mereka tidak memiliki masalah pribadi, akan tetapi Merry cukup sadar diri dengan menjadi istri Ziyan, walaupun jelas dari tatapan Bram padanya, masih sama seperti beberapa tahun lalu saat terakhir kali mereka bertemu.

"Seperti yang kau lihat, aku baik-baik saja, dan aku juga bisa melihat itu darimu."

Keduanya kompak tersenyum. Tapi Merry lebih menunjukkan senyum lega. Kekhawatiran yang sempat dirasakan sebelumnya pun perlahan memudar. Melihat bagaimana reaksi Bram padanya, bisa diartikan jika pria itu tidak mengaitkan dirinya ke dalam perselisihan yang sedan
Damaya

Mohin MaafšŸ™šŸ™ jika pada bab 119 terdapat kalimat belibet yang kurang pas, dan untuk saat ini masih dalam masa tinjauan setelah revisi. Bab akan maksimal pada hari senin, terima kasih juga untuk reader setia yang masih mengikuti kisah mereka sampai sejuh inišŸ˜˜šŸ˜˜šŸ„° see you

| 1
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status