Rumah Musik Yuntian. Pada dasarnya, tempat ini adalah tempat di mana semua jenis kesenian berkumpul. Ada banyak orang berbakat di bidang musik dan seni di tempat ini. Ada berbagai jenis musik yang ditampilkan untuk memikat pelanggan setiap harinya. Mereka juga mempekerjakan banyak penari berbakat dari seluruh penjuru Kekaisaran. Para musisi berkumpul untuk mendapatkan panggung masing-masing di tempat terkenal ini. Katanya, siapa pun yang pernah tampil di atas panggung Rumah Musik Yuntian, di masa depan, karirnya sebagai musisi atau penari, pasti akan berjalan lancar dan menguntungkan. Karena itu, banyak musisi dan penari di luar sana yang bermimpi ingin berdiri di atas panggung Rumah Musik Yuntian dan menyita perhatian publik melalui bakat yang mereka miliki. Tapi kesempatan itu tidak datang setiap hari dan prosesnya cukup rumit. Dalam satu kali seleksi yang biasanya hanya diadakan dua tahun sekali, terkadang hanya ada satu orang yang berhasil masuk. Kabarnya, tahun ini adalah
“Yu Xinyi, apakah suamiku, Tuan Muda Ketiga, pernah melihatmu mandi?” Yu Xinyi membulatkan mata tak percaya, dengan pipi memerah, dia menyangkal pertanyaan itu dengan tergeragap. “A-apa yang kau tanyakan itu, Xue Ningyan? Aneh sekali!” Yu Xinyi tertawa renyah dengan wajah kikuk. Xue Ningyan yang tidak mengerti apa arti dari reaksi Yu Xinyi itu hanya memasang wajah datar, lalu melanjutkan pertanyaannya, “Menurutmu, apa alasannya jika seorang suami meminta ingin mandi bersama saat kita sudah berada di dalam bak mandi duluan?” “Xue Ningyan!” Yu Xinyi membekap mulutnya dengan keringat bercucuran, “Bagaimana mungkin kau membicarakan hal seperti itu di tengah pertunjukan musik yang dihadiri banyak orang?” Xue Ningyan melirik ke sekitar yang mulai menatapnya dengan heran—padahal dia yakin mereka menatap ke arahnya karena Yu Xinyi yang tiba-tiba menutup mulutnya seperti itu. Xue Ningyan menghela napas pelan begitu Yu Xinyi melepaskan tangan dari mulutnya, wajahnya terlihat putus asa dan
Di Kediaman Tuan Muda Keempat. Xiao Ci sudah memegang pedang kayu dan memasang kuda-kuda kokoh. Rupanya dia belajar dengan sungguh-sungguh begitu Xue Ningyan memerintahkannya untuk belajar. Tang Yan duduk santai di beranda rumah sambil meminum teh. Sambil sesekali berseru ketika Xiao Ci melakukan kesalahan dalam gerakannya. Gadis itu mendengus, “Tuan tidak serius mengajari saya. Apakah Tuan meremehkan kemampuan saya?” “Tidak, kok. Banyak juga wanita yang pandai beladiri, mungkin kamu bisa menjadi salah satu dari mereka juga.” Tang Yan meletakkan cangkir tehnya. “Lantas kenapa Tuan hanya duduk-duduk malas-malasan tanpa mengajari saya dengan benar?” Xia Ci mengerutkan dahi. Tang Yan terkekeh, “Aku tidak bilang kalau aku meremehkan kemampuanmu, kan? Kau bahkan belum menunjukkannya sama sekali, bagaimana mungkin aku bisa meremehkanmu?” Xiao Ci berdiri tegak. “Apakah kuda-kuda saya sudah benar?” “Luruskan kaki kananmu, lebih dirapatkan lagi, jangan terlalu lebar. Caramu memegang pe
Demi mendengar kabar itu, Xue Ningyan segera mandi dan menunggu di luar. Dia ingin menyambut Shen Qi secara langsung. Suaminya itu pasti sangat lelah karena telah bekerja selama berhari-hari tanpa pulang ke rumah meski sebentar. Kali ini, mendengar Shen Qi akan pulang, Xue Ningyan merasa sangat senang. Karena ini lebih cepat dari dugaannya. Beberapa kali, penjaga gerbang Kediaman Shen membujuknya agar menunggu di dalam saja. “Nyonya Muda, malam ini udaranya cukup dingin, sebaiknya Anda menunggu di dalam saja.” “Tidak apa, aku ingin bertemu Tuan Muda dan menyambutnya secara langsung. Sebagai nyonya rumah, bukankah itu termasuk tugasku juga?” Para penjaga gerbang terdiam dan hanya bisa mematuhi perintahnya saja. Yang tidak mereka mengerti, dari mana Nyonya Muda tahu kabar kalau Tuan Muda akan pulang? Biasanya dalam masa sibuk, Tuan Muda mereka bisa tidak kembali hingga berminggu-minggu. Ini baru tiga hari penuh. Suara kereta kuda di kejauhan memotong pemikiran mereka. Semua mat
Xue Ningyan menahan napas saat Shen Qi semakin merapatkan tubuh ke arahnya. Karena merasa canggung, ia kembali berdiri, tapi justru malah kehilangan keseimbangan. Xue Ningyan yang nyaris terjatuh, refleks memegang apa saja di belakangnya untuk menahan tubuhnya. Suara Qin terdengar nyaring saat Xue Ningyan tak sengaja menyentuhnya dengan kencang. Shen Qi memeluk pinggang Ningyan karena tahu wanita itu kehilangan keseimbangan, senyum tipis menghiasi wajahnya. Dengan angkuh, dia bertanya, “Apakah ada yang ingin kau katakan padaku, Xue Ningyan?” Xue Ningyan menggeleng dengan panik. “Aku tahu semua yang kau perbincangkan dengan Yu Xinyi saat berada di Rumah Musik Yuntian, loh.” Mata Xue Ningyan membulat lebar, bagaimana mungkin bisa begitu? Apa yang dia ketahui? Shen Qi tertawa, “Sebenarnya aku tidak tahu apa-apa. Tapi karena reaksimu seperti itu, sepertinya tebakanku sudah sangat tepat sasaran, ya.” “Tuan Muda senang sekali mempermainkanku.” Xue Ningyan memalingkan wajah, tangann
Tang Yan tertawa renyah setelah mendengar Shen Qi mengatakannya, “Anda percaya diri sekali, Tuan Muda.” “Terserah kau saja.” Shen Qi berdiri dari tempat duduknya. “Bagaimana keseharianmu menjadi pengawal istriku?” Tang Yan meletakkan ibu jari dan telunjuknya di dagu, seolah sedang berpikir, “Awalnya saya merasa terbebani karena Anda langsung meminta saya untuk menggurui seorang pelayan dalam pelajaran beladiri.” “Tapi saya mulai menikmatinya beberapa hari ini karena pelayan itu memiliki kepribadian yang menarik.” Shen Qi terkekeh, “Justru akulah yang mengikuti aturan mainmu, Tang Yan. Aku tidak tahu apa rencanamu menjadi pengawal istriku. Tapi aku akan terus mengamatimu dan tak akan membiarkanmu kabur.”“Sekarang kita berada di perahu yang sama. Kau berjanji akan memberikan semua informasi berguna di dunia persilatan untukku. Dan aku akan membantumu dalam hubunganmu dengan bedebah itu.” “Sekali saja aku dianggap pengkhianat kekaisaran karena kau, kau akan langsung terseret begitu
Sore hari saat Festival Qixi.Sesuai keinginan Xue Ningyan, Shen Qi menepati janjinya dan tetap berada di rumah hingga malam festival datang. Xue Ningyan mengajaknya keluar tanpa menaiki kereta kuda. “Nanti kau bisa lelah,” awalnya Shen Qi menolak. “Bukan menikmati festival namanya kalau hanya berdiam di dalam kereta.” Xue Ningyan menyeringai lebar, menarik tangan Shen Qi berbaur dengan pejalan kaki yang lain.Sepanjang jalan, Xue Ningyan berhenti di berbagai kedai dan membeli camilan manis dan lentera gantung. Shen Qi memegang semua barang yang dibeli Xue Ningyan seperti seorang pelayan, namun dirinya sama sekali tidak mempermasalahkan hal itu. “Tuan Muda, silakan coba rasanya,” Xue Ningyan menyodorkan sate kambing yang dijual di pinggir jalan. Shen Qi refleks menghindar, “Kau saja, aku kenyang—” Hap!Sate itu lebih dulu masuk ke mulutnya sebelum dia sempat berkata apa pun lagi. Xue Ningyan tersenyum hingga matanya menyipit. Shen Qi mengunyah sate itu tanpa ekspresi, ada gura
Begitu membuka mata, pagi sudah datang. Dan Xue Ningyan menatap ke sekeliling, dan mendapati dirinya berada di penginapan. Dia menoleh ke samping, menatap Shen Qi yang tertidur tenang di sampingnya.Saat menyadari tubuh di balik selimutnya itu tidak memakai sehelai kain pun, senyumnya terbit tipis, “Semalam itu, kami ….”Semalam ….“Xue Ningyan, apakah kau sudah bersiap untuk mempertanggungjawabkan jawabanmu ini?” Shen Qi mendekatkan wajahnya ke leher Xue Ningyan dan membisikkan pertanyaan itu. “Aku …, mencintaimu, Shen Qi,” Xue Ningyan mengulangi kalimatnya dengan suara yang lebih jelas. Shen Qi langsung menyambar tengkuknya dan melumat bibirnya dengan ganas. Xue Ningyan terdorong ke belakang sedikit, Shen Qi memeluk semakin erat tanpa memunculkan jarak sedikit pun. Xue Ningyan nyaris kehilangan napas, tapi Shen Qi masih belum mau menghentikannya. ‘Hosh …, hosh ….’Shen Qi melepaskan pelukannya pada Xue Ningyan, menatapnya dengan penuh cinta dan membelai rambutnya yang panjang d
Setelah pesta pernikahan yang nyaris tak terjadi apa-apa itu, Shen Qi langsung membawa Xue Ningyan kembali ke rumah bersama seorang pelukis terkenal yang akan melukis wajah mereka. Menurutnya, momen saat Xue Ningyan mengenakan pakaian putih yang cantik ini, jarang sekali terjadi—karena belakangan Xue Ningyan sering memakai gaun berwarna merah atau hitam. “Kau duduk saja di sini, Istriku. Biar aku yang berdiri,” kata Shen Qi. Xue Ningyan menarik tangannya dan memintanya duduk di sebelahnya. “Kita duduk berdua saja.” Shen Qi tersenyum, menuruti perkataannya, duduk berdampingan tanpa jarak sedikit pun. Kedua tangan mereka saling berpegangan dan wajah mereka tersenyum berseri. Sejujurnya, sejak awal menginjakkan kaki di rumah setelah pesta pernikahan itu, jantungnya sudah berdegup tak jelas. Begitu duduk di kursi ini, perasaannya mulai semakin tak karuan. Sentuhan hangat dari telapak tangan Shen Qi membuat wajahnya bersemu begitu saja. Berdiam diri dan membiarkan pelukis itu mengam
Setelah itu, upacara pernikahan Tuan Muda Kelima Shen dengan Tuan Putri Yinyue pun digelar. Acaranya diadakan di kediaman Raja Yongheng dengan sangat mewah dan meriah. Berbagai orang dari kalangan atas menghadirinya dengan membawa hadiah besar. Yu Xinyi datang bersama suaminya, Song Xiuying tampak sudah duduk di meja duluan sambil menyuapi kue untuk putrinya yang berusia tiga tahun, sementara putra bungsunya yang baru berusia satu tahun, terlihat sedang digendong Tuan Muda Kedua.Zhu Mingyue juga tampak sudah datang dan tengah mengobrol santai dengan beberapa wanita sebayanya. Tuan Muda Pertama berkumpul dengan rekan kerjanya dan menggendong seorang anak laki-laki lima tahun. Di depan pintu masuk, kereta kuda Kediaman Tuan Muda Keempat baru saja merapat. Seluruh mata tertuju pada sepasang suami-istri yang keluar dari kereta kuda itu. Shen Qi menggandeng tangan Xue Ningyan dengan wajah yang tersenyum berseri. Langkahnya sengaja diperlambat untuk menyesuaikan dengan langkah Xue Ning
“Apa alasanmu menemuiku di waktu seperti ini, Liu Ling?” Pangeran bertanya. “Saya mau mengajukan satu permohonan pada Yang Mulia.”Pangeran tersenyum tipis, “Sepanjang hari mengenalmu, sepertinya ini termasuk pertama kalinya kau mengaku memohon padaku. Katakan apa yang kau inginkan, Liu Ling?” “Saya ingin …, Anda mengumumkan kedekatan saya dengan Shen Qi di hari pernikahan Tuan Putri Yinyue besok, Yang Mulia.” “Wah …, kau memang tidak terduga, ya? Tidak pernah memohon, tapi begitu memohon, kau memohon untuk hal yang tak disangka-sangka.” Pangeran Pertama tertawa. “Saya ingin membuktikan pada dunia, bahwa saya bukan wanita simpanan Shen Qi seperti yang dirumorkan.” “Saya ingin menunjukkan bahwa saya lebih pantas menyandang gelar sebagai istri Tuan Muda Keempat Shen dari pada wanita murahan bernama Xue itu.” Liu Ling berkata dengan hati mantap. “Tapi permohonanmu yang mendadak ini …, entah kenapa membuatku curiga berlebihan, Liu Ling. Bagaimana kau akan menghadapi kecurigaanku ini
Pada hari di mana Shen Qi melakukan kesibukan rapat di Biro Informasi, Pangeran Pertama beberapa kali mengunjunginya saat malam dan menerima laporan. Masalah yang melibatkan Aliansi Gelap dengan kasus pembunuhan Gubernur Bingzhou itu sudah selesai. Rupanya, itu hanya masalah bayar utang saja. Mu Sheng terlibat karena ia meminta sesuatu yang berharga dari Aliansi Gelap dan kematiannya adalah bayaran dari sesuatu yang berharga itu. Dalam arti, kasusnya sama sekali tidak berkaitan dengan kematian Gubernur Bingzhou yang memang disebabkan oleh Pangeran Kedua. Shen Qi menyebutkan bahwa keduanya hanya kebetulan terlibat dalam waktu yang sama, namun tidak terkait satu sama lain. Saat itu, Pangeran Pertama percaya padanya. Tapi ia merasakan sesuatu yang kurang dari laporan Shen Qi tentang kasus Mu Sheng dan Gubernur Bingzhou. Bahwa Shen Qi, sama sekali tidak menyebutkan apa pun tentang Aliansi Gelap. Tidak membocorkan satu pun informasi tentang mereka. Entah karena memang tidak tahu, a
Di hari yang sama, Kediaman Adipati Agung.“Saya melihat Tuan Tang Yan masuk ke Kediaman Shen, Putri.” Man'er melapor. Beberapa hari yang lalu, Liu Ling memberinya perintah untuk menyelidiki keberadaan Tang Yan setelah menerima laporan dari pembunuh bayaran yang disewanya hari itu. Dilaporkan bahwa Tang Yan melarikan diri kembali ke Ibukota setelah dihajar hingga nyaris sekarat. Padahal rencananya, ia hanya menggunakan para pembunuh itu untuk mengancamnya dan membawanya secara paksa ke Qingzhou. Tapi orang itu, jangankan pingsan, ia bahkan membunuh separuh dari pembunuh bayaran yang disewa untuk melumpuhkannya. Setelah benar-benar nyaris sekarat, ia masih memiliki tenaga untuk melarikan diri dari sisa orang-orang itu. Sekarang, setelah susah payah mencarinya selama berhari-hari, ditemukan bahwa Tang Yan berhubungan dengan Kediaman Shen?“Apakah dia ada urusan dengan salah satu Tuan Muda?” Liu Ling meletakkan cangkir tehnya. Raut wajahnya mulai terlihat tidak baik. Tangan kananny
Pagi itu juga, mereka langsung melakukan perjalanan kembali ke rumah—sebuah kereta kuda datang menjemput. Xue Ningyan duduk dengan canggung, jantungnya terus berdebar-debar tidak jelas begitu bangun dari tidur beberapa menit lalu. “Apa kau tidak enak badan, Istriku?” Xue Ningyan terhenyak, debarannya semakin kencang dan dia mulai sulit untuk memperhatikan ekspresinya. “Xue Ningyan.” “Ah, iya?!” Xue Ningyan mengangkat kepalanya dengan panik. “Kau tidak suka aku memanggilmu seperti itu?” tanya Shen Qi.“A-apa? Tidak suka? Tentu saja aku sangat suka, Tuan Muda. Memang biasanya Tuan Muda kan, selalu memanggilku seperti itu,” Xue Ningyan terkekeh-kekeh sendiri. ‘Dia kan memang selalu memanggil namaku langsung ….’ ‘....’‘Tapi kenapa hal seperti itu pun dia meminta izin? Apa maksudnya bukan tentang memanggil nama?’“Istriku.” “Eh?!” Xue Ningyan tersentak kaget. Shen Qi tersenyum, “Istriku.” “Istriku.” “Istriku ….”Kepala Xue Ningyan semakin tertunduk. Dia ingin menyembunyikan wa
Begitu membuka mata, pagi sudah datang. Dan Xue Ningyan menatap ke sekeliling, dan mendapati dirinya berada di penginapan. Dia menoleh ke samping, menatap Shen Qi yang tertidur tenang di sampingnya.Saat menyadari tubuh di balik selimutnya itu tidak memakai sehelai kain pun, senyumnya terbit tipis, “Semalam itu, kami ….”Semalam ….“Xue Ningyan, apakah kau sudah bersiap untuk mempertanggungjawabkan jawabanmu ini?” Shen Qi mendekatkan wajahnya ke leher Xue Ningyan dan membisikkan pertanyaan itu. “Aku …, mencintaimu, Shen Qi,” Xue Ningyan mengulangi kalimatnya dengan suara yang lebih jelas. Shen Qi langsung menyambar tengkuknya dan melumat bibirnya dengan ganas. Xue Ningyan terdorong ke belakang sedikit, Shen Qi memeluk semakin erat tanpa memunculkan jarak sedikit pun. Xue Ningyan nyaris kehilangan napas, tapi Shen Qi masih belum mau menghentikannya. ‘Hosh …, hosh ….’Shen Qi melepaskan pelukannya pada Xue Ningyan, menatapnya dengan penuh cinta dan membelai rambutnya yang panjang d
Sore hari saat Festival Qixi.Sesuai keinginan Xue Ningyan, Shen Qi menepati janjinya dan tetap berada di rumah hingga malam festival datang. Xue Ningyan mengajaknya keluar tanpa menaiki kereta kuda. “Nanti kau bisa lelah,” awalnya Shen Qi menolak. “Bukan menikmati festival namanya kalau hanya berdiam di dalam kereta.” Xue Ningyan menyeringai lebar, menarik tangan Shen Qi berbaur dengan pejalan kaki yang lain.Sepanjang jalan, Xue Ningyan berhenti di berbagai kedai dan membeli camilan manis dan lentera gantung. Shen Qi memegang semua barang yang dibeli Xue Ningyan seperti seorang pelayan, namun dirinya sama sekali tidak mempermasalahkan hal itu. “Tuan Muda, silakan coba rasanya,” Xue Ningyan menyodorkan sate kambing yang dijual di pinggir jalan. Shen Qi refleks menghindar, “Kau saja, aku kenyang—” Hap!Sate itu lebih dulu masuk ke mulutnya sebelum dia sempat berkata apa pun lagi. Xue Ningyan tersenyum hingga matanya menyipit. Shen Qi mengunyah sate itu tanpa ekspresi, ada gura
Tang Yan tertawa renyah setelah mendengar Shen Qi mengatakannya, “Anda percaya diri sekali, Tuan Muda.” “Terserah kau saja.” Shen Qi berdiri dari tempat duduknya. “Bagaimana keseharianmu menjadi pengawal istriku?” Tang Yan meletakkan ibu jari dan telunjuknya di dagu, seolah sedang berpikir, “Awalnya saya merasa terbebani karena Anda langsung meminta saya untuk menggurui seorang pelayan dalam pelajaran beladiri.” “Tapi saya mulai menikmatinya beberapa hari ini karena pelayan itu memiliki kepribadian yang menarik.” Shen Qi terkekeh, “Justru akulah yang mengikuti aturan mainmu, Tang Yan. Aku tidak tahu apa rencanamu menjadi pengawal istriku. Tapi aku akan terus mengamatimu dan tak akan membiarkanmu kabur.”“Sekarang kita berada di perahu yang sama. Kau berjanji akan memberikan semua informasi berguna di dunia persilatan untukku. Dan aku akan membantumu dalam hubunganmu dengan bedebah itu.” “Sekali saja aku dianggap pengkhianat kekaisaran karena kau, kau akan langsung terseret begitu