"Kudengar Shen Jinyang akan segera menikah dengan Putri Yinyue. Benarkah?" tanya Zhu Mingyue.
Putri Yinyue adalah keponakan Kaisar, dia dijodohkan dengan Tuan Kelima atas berkat yang langsung diturunkan oleh Baginda Kaisar sendiri. Raja Yongheng terlihat senang dengan berkat itu dan antusias menanti pernikahan putrinya. "Benar, Nyonya Muda. Pertunangan mereka sudah diadakan di kediaman ini dua minggu yang lalu. Raja Yongheng sedang menyiapkan pesta pernikahan besar di kediamannya. Mungkin acaranya diadakan dua bulan lagi.” "Apakah Baginda Kaisar ikut campur?" "Hanya ada campur tangan Yang Mulia Permaisuri saja, Nyonya Muda. Yang Mulia Permaisuri dipercayakan Baginda Kaisar untuk mengurus pernikahan itu selama dirinya sibuk dengan perubahan di antara para pejabatnya." Zhu Mingyue menghela napas, "Kalau begitu, tak perlu dipikirkan. Mari kita urus kutu ini dulu." Zhu Mingyue berbalik menatap Mu Bai yang sudah berdiri lagi. "Kau kirim salah satu pelayan kita untuk memata-matainya. Dia terlihat polos dan lugu, kalau kita memberikan pelayan ini sebagai hadiah atas pernikahannya, sepertinya dia sudah cukup ceroboh untuk tidak menyadarinya." Zhu Mingyue memerintah Mu Bai. "Baik, Nyonya." "Mu Bai, jangan mengabaikan Song Xiuying. Menteri Administrasi tidak akur dengan Menteri Pekerjaan Umum setelah Tuan Zhang mengeluarkan Xue Yuan dari faksi Pangeran Kedua. Kau bisa membela Xue Ningyan di depan Song Xiuying, itu akan membuatnya waspada dan merasa gadis itu didukung oleh kita." "Di lain sisi, Xue Ningyan akan merasa aman di depan serigala yang siap menerkamnya kapan saja. Itu juga akan menjebak Menteri Pekerjaan Umum secara tidak langsung, yang mungkin berpikir kalau kita berpihak padanya hanya karena mendukung anaknya di kediaman Menteri Keuangan." "Pejabat rendah sepertinya memang tidak pantas ikut campur dalam faksi besar kita. Aku tidak sedang memedulikan urusannya dengan ayahku. Tapi kalau sampai ayahku kalah dengan posisi Xue Yuan di rapat istana, Menteri Keuangan akan mulai menatapnya dan menyayangi putrinya juga." “Apalagi, dia hanya pejabat tingkat empat yang ditendang keluar dari faksi yang melawan ayahku dan Tuan Besar Shen.” "Jika kita tidak bisa menghadapinya, Baginda Kaisar pasti akan mulai menatapnya juga, dia bisa dengan cepat dipromosikan menjadi pejabat tingkat tiga dan seterusnya jika kita tidak bisa menjebak putrinya di sini." Mu Bai mengangguk, "Saya undur diri." *** Mu Bai datang ke Kediaman Shen Qi bersama seorang pelayan bernama Li Li yang usianya 17 tahun. Kedatangan mereka sedikit terlambat, sebab Song Xiuying, istri dari Tuan Kedua itu sudah lebih dulu berada di sana. Ningyan duduk di tanah dengan pakaian basah dan berbau. Mu Bai tidak mengerti bagaimana Ningyan begitu sial hingga menyinggung Song Xiuying di hari pertamanya sebagai istri Tuan Muda Ke-empat. Dia beruntung karena Shen Qi sudah pergi bekerja. "Apa yang terjadi?" tanya Mu Bai, berjalan mendekat, Li Li menunduk di belakangnya. "Ah, Mu Bai. Apakah kau sudah mendengar tentang gadis ini? Dia putri pertama Menteri Pekerjaan Umum." Song Xiuying melipat lengan di depan dada, berlagak sombong. Kakinya yang berbalut sepatu mahal dari kulit berkualitas tinggi itu menginjak punggung tangan Ningyan sampai Ningyan mengerang kesakitan. Song Xiuying terkekeh, "Aku membantu Kakak Ipar Pertama meluapkan kebosanan." Mu Bai menatap Ningyan dengan sorot datar. Lalu bertanya pelan, "Nyonya Muda Ke-empat, apa yang Nyonya Muda Kedua perbuat padamu?" Ningyan perlahan mengangkat kepala, dia melihat Mu Bai yang hanya berpakaian pelayan. Tapi saat Mu Bai bertanya seperti itu, Song Xiuying terlihat ketakutan. Ningyan berpikir dalam hati, 'Siapa orang di belakang pelayan bernama Mu Bai ini?' Mu Bai memiringkan kepala bingung saat tidak mendapatkan jawaban. "Apakah Nyonya Keempat bisu?" Song Xiuying tertawa. "Kau benar! Karena terburu-buru, katanya dia menikah di hari sial, pernikahannya saja sudah begitu sial, menurutmu apakah dia si Bisu Pembawa Sial?" Mu Bai menatap malas ke arah Song Xiuying, "Sepertinya Nyonya Muda Keempat hanya malas berbicara di depan sampah sepertimu." Ekspresi penuh kemenangan Song Xiuying langsung redup, dia mengerutkan kening. "Apa maksudmu?" Mu Bai menggeser kakinya ke kiri, Li Li terlihat menunduk ketakutan, dia membungkuk takzim di depan Ning Yan dengan perasaan gugup. "Nyonya Muda Pertama tidak peduli dengan hari sial yang menjadi hari pernikahan Nyonya Muda Keempat. Dia merasa kau sedikit kesepian dan kerepotan jika harus melakukan semua pekerjaan sendiri." "Sepertinya kau juga tidak terbiasa mengingat di rumah orang tuamu kau sedikit dimanja. Nyonya Muda Keempat, apakah pelayanmu tidak mengikutimu sampai menikah? Siapa namanya? Aku melihatnya di hari pernikahanmu kemarin." Mu Bai mendekat dan membantunya berdiri. Ningyan menelan ludah, ‘Tidak mungkin mengatakan padanya kalau Xiao Ci tinggal di rumah untuk mengawasi Xue Fengzhi, kan?’ "Em …, aku tidak membiarkannya mengikutiku sampai menikah, karena dia memiliki ibu tua yang harus dijaga." Ningyan menjawab gugup. Mu Bai tersenyum, "Kau sangat baik hati untuk membiarkan pelayanmu pensiun dini." Dia menarik tangan Li Li mendekat padanya. "Ini adalah niat baik dari Nyonya Muda Pertama. Dia bilang anggap saja sebagai hadiah pernikahan karena tidak bisa hadir saat upacara. Pelayan ini masih berusia 17 tahun dan Nyonya Muda Pertama baru saja membelinya. Kau terimalah ia sebagai tanda terima kasih." Li Li membungkuk lagi, "Saya siap melayani Anda, Nyonya Muda Keempat." Ning Yan terdiam sejenak, 'Benarkah dia pelayan yang baru dibeli?' *** Saat Ningyan duduk di kursi dan menikmati teh, Li Li melihat-lihat ke dalam kamarnya dan tidak menemukan setitik pun debu. Bahkan semua buku-buku dan benda lain telah ditata dengan rapi di tempatnya. Li Li merasa bingung. Seingatnya, Kediaman Tuan Muda Keempat tidak mempunyai pelayan khusus untuk membersihkan ini semua kecuali pelayan kediaman yang setiap pagi datang untuk membersihkan. Namun sejak kedatangan Nyonya Muda Keempat, Li Li belum mendengar mereka telah datang untuk membersihkannya. Saat datang ke sini, dia berpikir akan disambut dengan ruangan berantakan yang harus dibersihkan segera. Dia berdiam di tempat dan menatap Ningyan lamat-lamat. Dalam hati, dia bertanya-tanya, 'Mungkinkah Nona Pertama Xue yang membersihkan ruangan?' "Li Li, kau boleh beristirahat di kamarmu, hari ini tidak ada pekerjaan." Ningyan berbicara setelah melihat ekspresinya yang mencari pekerjaan. Li Li merasa kalimat itu adalah ancaman baginya, dia langsung berlutut dan menjatuhkan kepala. "Nyonya Muda Keempat, saya meminta maaf, saya akan segera mencari kesibukan lain di luar kamar!" Ningyan langsung meletakkan cangkirnya dan pergi untuk membuat Li Li segera berdiri. "Apa yang kau lakukan? Aku hanya terbiasa membersihkan kamarku sendiri dan tidak begitu suka memerintah orang." Li Li mengangkat kepalanya dengan terkejut, “Nyonya Muda …?" "Kenapa?" Ningyan dengan lembut mengajaknya duduk di kursi yang sama dengannya. "Anda …, apakah Anda baik-baik saja?" Li Li menunduk. "Hah?" Ningyan menaikkan sebelah alisnya. Li Li mengangkat kepalanya dan memberanikan diri menjawab, “Anda selalu terlihat pucat, Nyonya Muda Keempat. Saya melihat Anda ditindas oleh Nyonya Muda Kedua tadi. Anda hanya mandi air dingin dan mengganti pakaian hanya dengan pakaian tipis. Apakah Anda baik-baik saja?” Gerakan tangan Ningyan terhenti, dia menatap Li Li yang kembali menunduk. Dalam pikiran Ningyan, 'Apakah dia dikirim ke sini oleh Nyonya Muda Pertama benar-benar untuk membantuku? Dia terlihat tulus memperhatikanku, tapi dia datang ke sini bukan karena alasan sederhana itu, kan?” Li Li tiba-tiba menjatuhkan lutut dengan tubuh gemetar dan wajah ketakutan. "Nyonya Muda, maaf, saya tidak bermaksud merendahkan Nyonya Muda!” Ningyan kembali mengajaknya untuk duduk. "Tidak perlu seperti itu, sungguh, aku tidak terbiasa." Li Li menelan ludah, “Apakah Nyonya ingin saya buatkan sup ayam untuk menghangatkan tubuh?” “Pergilah, aku ingin makan sesuatu.” Li Li tersenyum sumringah, segera mengangguk dan pergi ke dapur.Biro Informasi. Shen Qi duduk di meja kerjanya, dia terlihat letih, tangan kanannya memijat pelipis dengan tenang. Zhong Li membuka pintu, langsung mengambil posisi duduk di depannya dan meraih sebuah dokumen. Shen Qi menatapnya, “Bagaimana?” Gerakan tangan Zhong Li terhenti, dia bingung sesaat tentang ‘bagaimana’ apa yang dimaksud Shen Qi saat ini? Lalu, ketika mengingat tugasnya sendiri, Zhong Li langsung menjawab, “Belum ada perkembangan tentang orang-orang dari aliansi gelap yang memburu Anda empat hari yang lalu, Tuan Muda.”Shen Qi terdiam, “Belum ada ya ….” Empat hari lalu, saat pertama kali dia menerima surat dari Xue Ningyan yang memintanya untuk bertemu di Restoran Taiji itu, adalah hari di mana dia mengalami masalah besar dalam pekerjaannya. Entah berasal dari mana, sekelompok orang berbaju hitam yang diduga berasal dari aliansi gelap tiba-tiba saja menyerangnya yang dalam perjalanan pulang dari ekspedisi pencari informasi di wilayah barat Ibukota. Pada awalnya, har
Kediaman Tuan Muda Pertama. “Nyonya. Li Li datang untuk menghadap.” Zhu Mingyue memalingkan tatapannya dari buku yang sedang dia baca. Menatap wajah Li Li yang menyedihkan itu. Dia tersenyum tipis, “Bagaimana? Apakah kau nyaman bekerja dengan Nyonya Muda Keempat?” Li Li menunduk, “Majikan yang dipilih Nyonya Muda untuk saya sudah pasti adalah bentuk kebaikan Nyonya Muda pada saya. Mana mungkin saya berani berkata tidak nyaman.” Zhu Mingyue terkekeh, tangan lentiknya menutupi mulutnya dengan anggun. “Jadi, menurutmu, lebih nyaman bekerja denganku atau dengan Nyonya Muda Keempat?” “Saya tidak berani memilih. Nyonya Muda yang sudah memberikan kehidupan baru kepada saya, sedangkan Nyonya Muda Keempat adalah majikan baru pilihan Nyonya Muda. Saya nyaman bekerja dengan siapa pun selama Nyonya Muda yang memilihnya.” Li Li menjawab dengan mantap. “Informasi apa yang kamu dapatkan hari ini?” tanya Zhu Mingyue. “Nyonya Muda Keempat lebih menyukai kesendirian, dan suka melakukan pekerjaan
Ningyan menghela napas pelan, menatap Shen Qi yang tidur tenang di ranjang tidur. Dalam situasi tertentu seperti sekarang, Ningyan terkadang berpikir apakah Shen Qi benar-benar suami sahnya? “Tidak masalah jika aku tidur di sampingnya, kan? Aku kan istrinya.” Ningyan bergumam pelan, menghela napas berat. Tidak ada tempat tidur lain di Kediaman Tuan Muda Keempat, dan tidak mungkin dia meminjam kamar dari para pelayan untuk semalam. Bisa-bisa muncul rumor tak mengenakkan tentang rumah tangganya yang baru dimulai ini. Bahkan kain-kain merah masih menjuntai hingga ke lantai kamar dan belum dilepaskan sejak hari pernikahan mereka. Ningyan menghela napas lagi, “Memang tidak ada cara lain.” Pelan-pelan dia merebahkan tubuhnya di samping Shen Qi tertidur. Sebisa mungkin tidak menciptakan sedikit pun guncangan yang bisa membuat tidur pria itu terganggu. Ningyan memejamkan mata, merasakan jantungnya yang berdegup dengan irama yang jelas seolah getarannya sangat terasa. ‘Aku mengantuk, ta
“Apa yang Xue Ningyan lakukan seharian ini?” Zhong Li memperbaiki posisi berdirinya. “Hari ini sama seperti kemarin, Tuan Muda. Nyonya Muda tidak banyak pergi keluar dari kediaman.” “Benarkah?” Shen Qi menatapnya seolah tidak percaya. “Bukankah Anda sendiri yang melarangnya?” Zhong Li bertanya memastikan. “Ah …, benar juga. Kau lanjutkan.” “Baik, Tuan Muda.” Zhong Li menghela napas lega, syukurlah dia tidak melakukan kesalahan. “Di pagi hari, Nyonya Muda duduk di paviliun sambil menyulam. Lalu setelah makan siang, dia beristirahat siang setelah membantu Li Li membereskan rumah. Sore ini, beliau kembali melanjutkan menyulam di paviliun.” Shen Qi tersenyum tipis, “Baiklah, tugasmu hari ini selesai, kau sudah bisa mengurus tugas resmimu sebagai wakil kepala Biro Informasi.” “Tuan Muda, menurut saya, tindakan Anda belakangan ini terlihat aneh.” “Apanya aneh?” “Anda seperti sangat peduli pada Nyonya Muda. Tapi tidak pernah menunjukkannya secara langsung.” Zhong Li menggaruk tengku
Lengang.Meski ada dua orang yang saling berhadapan di meja makan, tidak ada suara apa pun yang keluar dari mulut mereka. Shen Qi makan dengan tenang sambil sesekali memperhatikan raut wajah Ningyan yang seperti kesulitan setiap kali menelan makanan di mulutnya..Namun meski begitu, Ningyan masih bisa menjulurkan sumpit dan meletakkan lauk baru di atas mangkuk nasi Shen Qi sambil berkata untuk makan dengan lahap. Shen Qi mendengus pelan, “Kalau kau tidak menyukai hidangannya, kenapa terus memaksakan diri untuk menelannya?”“Eh?” Ningyan menghentikan aktivitas makannya, menatap Shen Qi dengan raut terkejut. “Kau tidak suka udang, kan? Kenapa masih memaksakan diri memakannya?” “Bagaimana …, bagaimana Tuan Muda mengetahui itu?” “Wajahmu terlihat seperti mau memuntahkannya setiap kali berusaha menelan.” Shen Qi meletakkan sumpitnya di atas meja, menatapnya dengan lebih baik seolah menunggu jawabannya.Ningyan tersenyum tipis, “Ah …, itu karena suami saya menyukainya, jadi saya pun ha
Sejak kedua pangeran telah memasuki usia dewasa dan memenuhi tanggung jawab dalam banyak pekerjaan resmi, Baginda Kaisar masih belum menentukan siapa yang akan menjadi penerus tahta. Ketidakpastian itu membuat kedua pangeran bersaing ketat dalam pengadilan istana dan saling memamerkan kemampuan di hadapan rakyat. Karena itu, para pejabat resmi kekaisaran terbagi menjadi dua kelompok. Masing-masing dipimpin oleh menteri tingkat tinggi yang berpengaruh. Seiring berjalannya waktu, rakyat pun mulai menentukan pilihannya. Tak sedikit pengusaha dan bangsawan dari kota-kota lain menunjukkan dukungannya pada salah satu dari kedua pangeran itu. Namun, setelah dirangkum dari laporan yang selama ini dikirim kepada Baginda Kaisar, beliau menemukan bahwa sebagian besar pejabat dan rakyat di dalam Kota Kekaisaran cenderung mendukung Pangeran Kedua, Wang Ying. Berkat keterlibatan Menteri Perang dan Kanselir di faksi Pangeran Kedua, Wang Ying mendapat posisi yang kuat jika sewaktu-waktu takhta i
“Hari ini Nyonya Muda melakukan aktivitas yang sama seperti kemarin,” Zhong Li menceletuk. Kereta kuda terus bergerak menuju Istana Kekaisaran. Sore ini, Shen Qi memiliki jadwal berkunjung ke Istana Selatan untuk memenuhi janjinya dengan Pangeran Pertama. “Lalu?” sahut Shen Qi. “Saat bangun tidur, Li Li juga menyiapkan sarapan yang sebelumnya sudah dipesankan Tuan Muda, yaitu semua hidangannya tidak terbuat dari binatang laut. Hanya saja ….” Zhong Li menghela napas pelan. “Apakah ada sesuatu yang terjadi?” tanya Shen Qi, tampak penasaran. “Aku tidak mendengar dengan jelas, sih …, tapi tampaknya Nyonya Muda akurang nyaman dengan pergerakan Li Li. Meski tidak menunjukkannya dengan jelas, dia sepertinya merasa waspada karena Li Li hadiah yang diberikan Nyonya Muda Pertama,” jelas Zhong Li. “Apakah wanita itu memang sepintar itu?” Zhong Li mengangkat bahu, “Bagaimana menurut Tuan Muda?” “Aku tidak peduli.” “Apakah kita biarkan saja Li Li berada di sisinya sebagai pelayan?” “Atau
Alasan kenapa Liu Ling tidak mendapatkan gelar Junzhu sejak lahir adalah karena dia kerabat Ibu Suri yang tidak menetap di Ibukota Kekaisaran. Ayahnya, Adipati Agung Liu adalah adik kandung Ibu Suri yang diperintahkan untuk menjaga wilayah Qingzhou.Pada perayaan tertentu, keluarga ini akan diminta pulang ke Ibukota untuk menerima hadiah atas kontribusi mereka. Liu Ling sendiri sangat dekat dengan Pangeran Pertama. Namun Baginda Kaisar tidak menunjukkan kedekatan yang sama meski Liu Ling adalah keponakan yang sangat disayangi ibunya. Selama bertahun-tahun sejak Adipati Agung menjadi penguasa wilayah Qingzhou, ini adalah pertama kalinya Baginda Kaisar menghadiahkan sebuah gelar pada keluarga ini selain gelar Adipati Agung yang didapatkan dari Baginda Kaisar Terdahulu yang sangat menyayangi Ibu Suri sehingga mengakui semua keluarganya. Entah Baginda melakukannya atas kemauan sendiri, atau seseorang yang sengaja memohon padanya untuk gelar itu. Shen Qi memijat pelipisnya yang berdeny
Tanpa bisa menolak atau pun menghindar, Xue Ningyan akhirnya duduk di kedai teh bersama Tang Yan dengan alasan kenalan yang tak sengaja bertemu. Sebenarnya, dari mana datangnya kata ‘kenalan’ ini? Padahal mereka hanya sekali saja tidak sengaja bertemu karena hal yang sangat biasa. “Saya baru tahu Tuan Tang Yan juga akan mendatangi tempat seperti ini.” Xue Ningyan membuka percakapan sambil menyeruput santai teh miliknya. “Dibanding saya yang orang dunia persilatan, justru tidak terduga sekali bertemu Nyonya Muda Keempat Shen di tempat seperti ini, bukan?” Tang Yan tersenyum. Ah …, kalimatnya itu sulit dibantah. “Dari yang saya lihat saat pertemuan yang lalu, sepertinya hubungan antara Nyonya Muda dan Tuan Muda Keempat sangat baik, ya? Kenapa Nyonya Muda bisa ada di sini?” “Sebelum menikah, saya biasanya memang datang ke sini. Tapi akhir-akhir ini tidak lagi, dan saya baru saja berpikir untuk mengunjungi anak-anak kenalan saya di sini.” Xue Ningyan menjawab apa adanya. “Rupanya N
Xue Ningyan memasuki paviliun dan membiarkan Xiao Ci duduk di depannya. “Terlihat sekali kalau kau membencinya, Xiao Ci.” “Saya memang membencinya.” “Aku bertanya kenapa kau begitu membencinya?” Xiao Ci terdiam sejenak. “Hal pertama, adalah karena dia hampir saja merebut posisi saya di hati Nyonya Muda. Saya sangat tidak menyukai orang yang sok dekat sepertinya itu, padahal dalam hati munafik. Karena tidak ada pelayan yang begitu setia pada majikannya tanpa alasan khusus.” “Hal kedua, adalah karena dia itu benar-benar tidak tulus melayani Anda. Saya sudah mendengar semuanya dari Tuan Muda tentang kelicikan pelayan itu. Benar-benar terbukti bahwa pelayan tidak akan menyatakan sumpah setia begitu saja tanpa alasan pada seorang majikan.” bla bla bla … ….Xue Ningyan mengamatinya yang terus berbicara tanpa henti. Raut wajah Xiao Ci selalu serius saat membicarakan kekhawatiran tentang dirinya. Bahkan terkadang tidak bisa mengendalikan amarahnya saat bertemu orang yang merendahkan ata
Kecupan di dahi pertama yang mendarat pagi ini, Xue Ningyan tersenyum sambil tersipu malu. “Tuan Muda harus menjaga pola makan dan jangan lupa beristirahat, ya.” “Kau juga. Obatmu harus tetap diminum meski kau tidak merasa sakit lagi.”“Aku akan mengingat pesan Tuan Muda.” Xue Ningyan tersenyum lebar. “Kau boleh datang ke Biro Informasi kapan pun kau mau, tapi lebih baik kalau datang bersama Lv Xian karena dia memiliki akses untuk langsung masuk ke ruanganku.”“Benarkah? Terima kasih, Tuan Muda.” Xue Ningyan tersenyum. “Kau juga boleh melakukan apa pun di kediaman ini, sesuka hatimu. Kau boleh membuang apa pun yang tidak kau suka, kau juga boleh pergi ke mana pun kau mau, membeli apa pun yang kau suka. Karena kau adalah Nyonya Muda Keempat Shen. Kau tidak boleh membatasi aktivitas lagi.”Xue Ningyan berkedip beberapa kali, tidak menyangka Shen Qi akan memberikan kebebasan hingga sebesar itu padanya. “Aku sungguh berterima kasih sekali pada Tuan Muda ….” “Bukankah kau juga berpik
Pagi setelah malam itu, Shen Qi menyiapkan sarapan bersama ‘terakhir’ dengan Xue Ningyan sebelum memulai kesibukannya selama beberapa hari di Biro Informasi. Kedua kalinya, setelah bangun tidur, Xue Ningyan tidak begitu canggung seperti saat pertama kali melakukannya. Dia juga bisa menatap wajah Shen Qi dengan normal seperti biasa. Yang berubah hanyalah cara bicaranya yang lebih akrab dengan Shen Qi. Bahkan tindakannya sedikit demi sedikit juga mulai menjadi lebih santai. “Tuan Muda, apakah aku bisa pergi ke Biro Informasi sesekali seperti yang Tuan Muda katakan semalam?” Shen Qi meletakkan cangkirnya. “Kau ingin?” “Kalau Tuan Muda sibuk setiap hari, aku khawatir Tuan Muda tidak makan dan tidur dengan teratur, jadi aku ingin datang sesekali untuk membawakan makanan.” “Apakah ini adalah sisi baikmu yang lain?” Shen Qi menyeringai. “Apa maksud Tuan Muda?” “Sekarang kau sudah bisa memperhatikan keseharian suamimu, ya.” “Memang banyak sekali perubahan pada diriku setelah Tuan Mud
“Anda sudah pulang, Tuan Muda?” Xue Ningyan tersenyum dan membuka pintu kamar. “Kenapa kau masih belum tidur?” Shen Qi merengkuh tengkuk Xue Ningyan dan mencium dahinya. Wajah Xue Ningyan mulai terasa panas tanpa bisa dikendalikan, ‘Belakangan Tuan Muda berterus-terang sekali bersikap hangat kepadaku ….’ “Aku bertanya padamu, Xue Ningyan.” Dahi Shen Qi berkerut. “Ah, saya tidak sengaja terbangun, dan mendengar suara kereta kuda di luar, jadi saya mengira Anda baru saja pulang lalu memutuskan untuk menyambut, tapi ternyata Anda sudah di sini ….”“Ayo kita tidur.” Shen Qi melepas pakaian resminya dan berganti menjadi pakaian tidur yang santai. Xue Ningyan duduk di tepi ranjang, mengamati kelembutan Shen Qi yang benar-benar terlihat seperti sosok suami yang sayang menyayangi istrinya ini ….“Kau memikirkan apa sampai melihatku seperti itu?” Eh?! Xue Ningyan terperanjat. “Aku memang tampan, tapi tidak perlu sampai seperti itu menatapnya. Kau juga bukan tidak bisa menikmati ketampan
Xue Ningyan merebahkan tubuh di atas ranjang, matanya melihat ke langit-langit kamar, sesekali mengembuskan napas panjang. “Hari ini Tuan Muda sangat overprotektif terhadapku. Apakah karena semalam, ya?” Xue Ningyan bertanya pada dirinya sendiri. Pintu tiba-tiba diketuk dua kali, “Nyonya Muda, saya Xiao Ci.” Xue Ningyan segera membukakan pintu, matanya menatap terkejut saat Xiao Ci benar-benar sudah berdiri tegak sambil membawa nampan berisi makan malam bersama pelayan-pelayan dapur yang membantunya. “Kenapa kau ada di sini, Xiao Ci? Bukankah aku sudah menyuruhmu beristirahat lebih lama?” Xiao Ci tersenyum lebar, “Saya sudah lama tidak merasakan tubuh sangat sehat seperti sekarang, Nyonya Muda. Anda juga tahu, stamina saya kan, memang berbeda dengan wanita kebanyakan.” Xue Ningyan terkekeh, “Masuklah, temani aku makan malam juga.” “Apakah hari ini Tuan Muda tidak pulang lebih awal? Saya mendengar dari Li Li kalau beliau biasanya pulang pukul delapan malam.” Xiao Ci masuk membaw
“Xue Ningyan.” Shen Qi memanggilnya saat dia sudah berhasil menyusulnya di bawah. Xue Ningyan menoleh, tersenyum lebar saat melihat Shen Qi berdiri tak jauh dari dirinya berada. “Tuan Muda? Bagaimana Anda bisa berada di sini?” Shen Qi berjalan mendekat dan merengkuh pinggangnya. “Aku baru daja menyelesaikan sebuah urusan di dekat sini dan melihatmu sedang jalan-jalan, jadi aku mendekat. Kau tidak suka?”Xue Ningyan menggeleng cepat, “Saya justru merasa senang karena Tuan Muda ada di sini. Saya keluar untuk membeli anggur kering.” “Kau sudah mendapatkannya?” Shen Qi menatap tangan kanan Zhong Li yang membawa sebuah kantong manisan. “Iya, sekarang kami sudah mau pulang.” Xue Ningyan mengangguk penuh semangat. “Kalau begitu, berhati-hati, ya. Pekerjaanku belum selesai, jadi sampai malam hari, Zhong Li yang akan menjagamu. Jangan berkeliaran lagi dan cepat pulang.” Shen Qi mengusap puncak kepalanya, tersenyum. Jantung Xue Ningyan berdebar kencang hanya dengan perlakuan sederhana sem
Pada sore harinya, persis setelah mempertimbangkan dokumen rahasia yang diberikan Tang Yan kepadanya, Shen Qi keluar dari Biro Informasi menunggangi kuda menuju Restoran Taiji untuk menemui orang tersebut. Kata Zhong Li, Tang Yan yang memberikan informasi rahasia terkait Aliansi Gelap ini sudah menunggu sejak pagi di Restoran Taiji untuk bertemu dengannya. Shen Qi mendengus pelan, orang itu bahkan memesan ruangan di lantai dua hanya untuk pertemuan semacam ini? Tapi wajar saja, karena yang akan dibahas adalah informasi rahasia. Bahkan kalau menuruti kemauannya, Shen Qi berencana untuk menyeret Tang Yan ke Biro Informasi untuk diinterogasi secara resmi. Namun itu justru akan mengundang perhatian orang-orang untuk membicarakannya, dan tak sedikit kemungkinan kabar itu akan sampai hingga ke telinga Yang Mulia Pangeran Pertama dan Liu Ling.Alhasil, tanpa mengharapkan apa pun, Shen Qi pergi menemui Tang Yan di tempat yang sudah dijanjikan sebelumnya. Zhong Li juga mengatakan tentang
Saat hari semakin siang, Xue Ningyan menerima surat yang dikirim dari Biro Informasi, dan orang yang mengantarkannya adalah Zhong Li. Pengawal itu berkata, “Hari ini saya diperintahkan untuk menemani Nyonya Muda sepanjang hari. Jadi, jika ada tempat yang ingin Nyonya Muda kunjungi di luar kediaman, atau di mana pun itu, Anda bisa langsung mengatakannya pada saya.” Xue Ningyan membuka surat yang diberikan Shen Qi. “Aku akan pulang sangat larut hari ini, jadi kau tidak perlu menungguku.” Xue Ningyan menghela napas pelan, menatap Xiao Ci yang baru saja tertidur setelah mengobrol cukup lama dengannya. “Aku ingin pergi ke toko camilan,” ucap Xue Ningyan.“Baik, Nyonya Muda, akan saya antarkan.” Zhong Li mengangguk sopan.Li Li mendekat ragu-ragu, “Anu …, Nyonya Muda, apakah saya—”“Kau di rumah saja, sudah ada Zhong Li yang menemaniku.” Xue Ningyan menjawabnya dengan senyum tipis.“Baik, Nyonya Muda.” Li Li tertunduk perlahan. Sepeninggal Xue Ningyan dan Zhong Li, Li Li terus berdiri