Wilayah Bingzhou. Kereta kuda mewah Liu Ling merapat di depan kediaman Jenderal. Perjalanan sudah ditempuh selama dua hari dua malam. Tiba di sini pada waktu malam termasuk waktu yang sudah sangat cepat dibanding prediksi awal. Liu Ling turun lebih dulu, mendongak menatap gerbang Kediaman Jenderal Ye yang kokoh. Jenderal yang menjaga wilayah Bingzhou ini berteman dekat dengan ayah Liu Ling. “Sebelum tiba, aku sempat menghubungi Jenderal Ye untuk ikut menginap selama dua minggu,” itulah yang dikatakan pada Liu Ling saat mengatakan bahwa kereta ini bertujuan pergi ke Kediaman Jenderal. “Kau itu kan Putri, kenapa tidak punya etika sekali minta menumpang di rumah orang?” “Dia itu teman ayahku, tentu tidak akan keberatan. Aku juga sudah minta izin dan sudah diizinkan, berarti aku punya etika. Lagi pula, lebih tidak mungkin putri sepertiku menginap di penginapan, kan? Rendahan sekali.” Liu Ling mendengus. Pada akhirnya, di sinilah mereka, di depan Kediaman Jenderal Ye, tepat pada puk
Esok harinya, Liu Ling dijemput untuk berkumpul di ruang makan bersama keluarga Jenderal Ye. Dia melongok ke kamar tamu sebelahnya untuk melihat apa yang sedang dilakukan Shen Qi. Lalu seorang pelayan mendekat dan memberitahunya, “Tuan Muda Keempat sepertinya sudah bangun, Putri. Soalnya beliau tidak ada di kamar, saya sudah memanggilnya dari tadi.” “Oh, begitu, kah?” Liu Ling tersenyum, “Memang benar sih, Shen Qi selalu bangun pagi dan pergi jalan-jalan di luar sampai pukul delapan. Sepertinya sebentar lagi pulang.”“Wah …, Putri sangat memahami Tuan Muda, ya.” Pelayan itu tersenyum geli, “Kalau begitu saya pergi dulu, Putri.” Pelayan itu lalu melangkah pergi. Liu Ling pergi ke ruang makan keluarga Jenderal Ye bersama pelayan yang mendampinginya. Saat tiba di sana, Jenderal Ye dan istrinya sudah menunggu. Juga ada seorang anak perempuan berusia dua belas tahun dan anak laki-laki seusia dengannya yang duduk di sana. “Selamat pagi, Putri, apakah tidur Anda nyenyak?” Jenderal Ye te
Beberapa hari setelah itu, Shen Qi selalu keluar dari pagi hingga sore dengan Liu Ling untuk menggali informasi dari tempat-tempat besar yang ramai orang. Belakangan, sedang ramai rumor tentang pengganti Gubernur Bingzhou yang katanya berasal dari Ibukota. Shen Qi tidak mengetahui kabar itu karena sepertinya bukan berasal dari faksi Pangeran Pertama. “Berarti tujuan mereka bukan hanya untuk memfitnah dan memecah belah faksi Yang Mulia. Tapi sekaligus mencuri orang juga.” Liu Ling mendengus kasar, tiba-tiba saja rasa makanannya jadi hambar setiap kali membicarakan pekerjaan. “Belum tentu. Jika memang itu yang mereka inginkan, mereka tidak akan menyebarkan rumor seperti itu yang kemungkinan besar terdengar faksi kita.” Shen Qi menggeleng tidak setuju. “Tapi bisa saja mereka sengaja melakukannya untuk meremehkan kita, kan?” protes Liu Ling, merasa tidak terima saat pendapatnya disanggah begitu saja. “Itu juga mungkin.” Shen Qi meletakkan sumpitnya, suasana makan di restoran ini sang
Kediaman Tuan Muda Pertama. Li Li menekuk kakinya di depan Zhu Mingyue, tatapannya hanya mengarah ke lantai dengan perasaan gugup dan cemas yang bercampur. Ini bukan pertama kali, tapi rasanya selalu menakutkan saat bertemu dengan Nyonya Muda Pertama untuk melaporkan tugasnya. “Saya sudah menyebarkan rumor tentang Tuan Muda Keempat dan Putri Tianqing sesuai arahan Nyonya Muda Pertama. Sekarang rumor itu sudah panas dibicarakan semua kalangan.” Zhu Mingyue tersenyum, “Kau menyebarkannya di sekitar jalan Wuliang?” “Benar, Nyonya Muda. Sesuai arahan Anda, saya memberi sejumlah uang kepada wanita-wanita yang berkumpul di kios arak dan menyebarkan rumor itu. Tentu saja, mereka juga tidak tahu identitas saya.” “Bagus, Li Li. Akhirnya kau benar-benar melakukan sesuatu yang berguna juga.” Zhu Mingyue terkekeh pelan. “Apakah ada lagi yang ingin Nyonya Muda ketahui?” Li Li bertanya pelan. “Bagaimana keadaan Xue Ningyan sekarang? Apakah dia tertekan? Atau stress? Atau dia mungkin merasa
Setelah menyerahkan surat balasan untuk Yu Xinyi, Xue Ningyan segera menyiapkan diri untuk melakukan kegiatan sehari-hari seperti biasa. Pagi tadi, selain surat dari Yu Xinyi, dia juga mendapat laporan bahwa Tuan Muda Lv Xian akan datang berkunjung pada pukul sepuluh. Xue Ningyan meminta secara khusus pada pelayan dapur untuk menyiapkan teh herbal yang diberikan Yu Xinyi untuk dihidangkan di paviliun taman ketika Lv Xian datang nanti. Sepanjang pagi, dia menyulam di paviliun sambil menunggu Lv Xian datang. “Nyonya Muda, tamunya sudah tiba.” Seorang pelayan datang untuk melapor. “Baiklah, terima kasih.” Xue Ningyan berdiri untuk menyambut Lv Xian keluar. Namun, pria itu tampak sedang berjalan ke arahnya dengan senyum tipis yang mengembang. Xue Ningyan terkejut karena Lv Xian masuk sendiri tanpa diantarkan seorang pelayan pun. Lalu di belakangnya, Li Li membungkuk dan meminta maaf, “Mohon maaf, Nyonya Muda. Tuan Muda Lv Xian bersikeras ingin masuk sendiri karena tidak ingin mere
Dua minggu kemudian. Shen Qi keluar dari kereta kuda Liu Ling tepat setelah kereta itu merapat di depan gerbang Kediaman Shen. Liu Ling sempat melongokkan kepalanya sebentar. “Jangan lupa untuk melaporkannya kepada Yang Mulia sebelum matahari tenggelam,” katanya. Shen Qi mendengus, “Mataharinya saja masih belum terbit, Bodoh. Untuk apa begitu terburu-buru?” “Aku hanya mengingatkan bahwa Yang Mulia memberimu kesempatan untuk beristirahat seharian. Apalagi istrimu itu seharusnya sudah sangat rindu padamu, kan …?” Shen Qi menatapnya dengan jengkel, “Apakah kau memang orang yang suka bicara begitu, Liu Ling?” “Ah, Shen Qi …, kita sudah ada di Ibukota, kuharap kau lebih sopan lagi saat bicara denganku.” Liu Ling kembali memasukkan kepalanya ke dalam. “Baik, Putri.” “….” Shen Qi masuk ke dalam rumah tanpa siapa pun yang menyambutnya, karena ini baru pukul dua malam, setidaknya itu yang dia pikirkan. Tapi begitu tiba di kediamannya, yang menyambutnya justru adalah suara pecahan gel
Saat cahaya matahari menembus celah jendela kamar dan menyinari sebagian tempat, Xue Ningyan membuka matanya perlahan, pandangannya tertuju pada sosok Shen Qi yang tertidur di sebelahnya dengan posisi duduk di lantai. Xue Ningyan mengembuskan napas pelan, ‘Padahal tempat tidur di sampingku kosong ….’ Tangannya bergerak perlahan hendak mengusap puncak kepala pria yang tertidur lelap itu. Tapi entah kenapa mengangkat tangan sebentar pun rasanya sangat melelahkan. Xue Ningyan mendengus, masih menatap Shen Qi separuh tidak percaya, “Sebenarnya kenapa kau melakukan ini, Shen Qi?” dia bergumam pelan sampai suaranya tak terdengar. Dia terdiam sambil menatap sekitar tempat tidurnya. Terutama lantai bersih di sekitar Shen Qi itu ….‘Dia menyuruh orang untuk membersihkan lantai yang kotor karenaku, dan membiarkanku tidur lelap.’ Xue Ningyan menatap wajahnya yang terlihat lelah. ‘Pantas saja tidurnya lelap sekali, rupanya dia kelelahan.’ Xue Ningyan mengulas senyum tipis. Shen Qi tiba-tiba
“Pelayan ini sudah melalaikan tugasnya dan tidak melayani Nyonya Muda Keempat dengan baik. Saya dengar dia dihadiahkan oleh Nyonya Muda Pertama sebagai hadiah pernikahan. Karena itu saya membawanya ke sini untuk meminta pendapat Nyonya Muda Pertama tentang bagaimana cara mengadilinya?Saya merasa bahwa saya dan orang-orang di Kediaman Tuan Muda Keempat, begitu juga Nyonya Muda dan Tuan Muda tidak pantas menghukum pelayan yang dihadiahkan oleh Nyonya Muda Pertama. Jadi saya selaku penanggungjawab semua pelayan yang ada di Kediaman Tuan Muda Keempat, hanya bisa mengirimnya kembali kepada Anda untuk diadili dengan adil. Saya mengucapkan terima kasih atas nama Tuan Muda dan Nyonya Muda jika Nyonya Muda Pertama berkenan untuk memberikan hukuman yang pantas kepada pelayan berdosa ini.”Zhu Mingyue menahan napasnya yang menggebu, selembar kerta yang ditulis oleh kepala pelayan Kediaman Tuan Muda Keempat atas perintah Shen Qi itu berubah menjadi potongan-potongan kecil karena dia merobekny
“Minumlah. Kau pasti ketakutan.” Tang Yan meletakkan semangkuk air putih di hadapan Liu Ling yang memejamkan mata sambil memijat pelipisnya. “Terima kasih karena sudah menolongku.”Tang Yan terdiam sejenak, kemudian menyeringai lebar, “Aku akhirnya berguna juga untukmu, ya!” Berkat Tang Yan, tiga pria bodoh itu sudah diatasi dengan cepat dan Liu Ling segera meninggalkan lorong itu bersamanya. “Aku bisa menghadapi mereka sendirian.” “Kalau bisa, kenapa kau malah melangkah mundur bukannya maju dan memukul?” “Itu karena kau datang duluan.” “Ah …, kalau begitu, apa seharusnya aku tidak usah datang saja?” Tang Yan memasang wajah menyesal seolah-olah tindakannya memang salah. Liu Ling menyorot datar, ‘Dia bercanda, ya?’ “Kalau sebenarnya kau bisa menghadapi mereka, seharusnya aku diam saja supaya bisa menghemat energi.” Tang Yan mengembuskan napas pelan, meraih kendi arak yang baru saja dibelinya dari kedai yang sama. Liu Ling menghabiskan air di mangkuknya. Sambil mengamati Tang Y
Istana Selatan. Tang Yan melihat Liu Ling keluar dari paviliun itu setelah pukul tujuh malam. Dan hanya pulang berjalan kaki dengan pelayan pribadinya. “Kenapa dia tidak naik kereta kuda saja?” Tang Yan berjalan mengikutinya diam-diam. Tapi kalau diperhatikan lagi, suasana malam hari di Ibukota sangat ramai dan terlihat aman, tidak menyeramkan seperti Qingzhou. Dan pasti ada alasan yang jelas mengapa Liu Ling memilih untuk tidak menggunakan kereta kudanya. Tang Yan merasa tenang. Dia mengikuti Liu Ling diam-diam dengan niat untuk melindunginya. Dia sungguh tidak memiliki maksud apa pun dan hanya ingin melindunginya. “Putri, ini indah sekali!” Man'er berseru antusias sambil mencoba sebuah tusuk rambut yang dijual di pinggir jalan. Liu Ling mendengus, “Aku bisa membelikanmu yang lebih mahal dari ini, Man'er, letakkan itu.” “Tapi, Putri. Saya benar-benar menyukai ini.” Man'er enggan meletakkannya. “Aku sudah bilang aku akan membelikanmu yang lebih bagus dan mahal, kan? Ini sama
Setelah percakapan yang penuh intensitas itu, Shen Qi pergi meninggalkan Xue Ningyan begitu mendengar jawaban tidak disangka itu. Dia menutup mulut dan hidungnya dengan wajah yang panas, “Yang benar saja? Mengapa aku bisa begitu tidak tahu malu menginginkan hal semacam itu dari seorang wanita yang bahkan tidak kukenal?”“Yeah …, memang dia bilang aku menginginkannya setelah satu bulan pernikahan kami. Tapi itu tetap saja di luar dugaan. Kenapa pula aku menginginkan seorang putra dari rahimnya? Tidak masuk akal.” “Apanya yang tidak masuk akal, Tuan Muda? Anda sendiri yang mengusulkan hal itu.” Zhong Li yang sedang memeriksa dokumen di sudut ruangan, mengomentari pemikirannya. Shen Qi menyorot dengan tatapan membunuh. Seolah baru tahu kalau Zhong Li berada di sana lebih dulu darinya. Zhong Li langsung menyembunyikan kepalanya dengan tumpukan dokumen, “Se-sebenarnya saya sibuk bekerja, Tuan Muda ….”“Kalau bekerja ya bekerja saja. Jangan sibuk mengurusi urusan orang lain.” “Baik ….”
Istana Selatan.Saat ini, Tang Yan berada di sana. Dia memakai seragam pelayan pria dan mencari kesibukan dengan menyapu halaman. Sambil melakukan itu, matanya mengawasi kamar pribadi Pangeran Pertama. Dan tidak melihat ada hal yang mencurigakan yang bisa membantu penyelidikannya. Sebenarnya, sudah dua hari sejak ia berada di sini untuk mengawasi Pangeran Pertama secara langsung. Tapi dia bahkan tidak melihat sang Pangeran bertemu orang selain Baginda Kaisar dan para pejabat di Istana yang bertegur sapa setelah rapat rutin berakhir. Padahal dia yakin sekali akan bertemu pria misterius itu jika menyusup ke Istana Selatan. ‘Omong-omong, aku juga mendengar kalau Liu Ling sangat dekat dengan Pangeran Pertama, kan?’ Tang Yan menghentikan aktivitas menyapu halamannya. Dan beralih mencabuti rumput di sekitar paviliun. Berharap ia bisa menemukan sesuatu jika bekerja di dekat tempat di mana Pangeran biasanya menerima tamu. Dan benar saja, beberapa saat kemudian, dia melihat Pangeran Per
Xue Ningyan mematung di depan pintu. Melihat Shen Qi sudah rapi dengan warna pakaian yang senada dengannya. Pakaian itu juga dipakai Shen Qi saat menghadiri pesta pernikahan Tuan Putri Yinyue. ‘Bagaimana bisa begitu kebetulan ….’ Xue Ningyan ragu-ragu menerima uluran tangan Shen Qi. Tapi Shen Qi langsung menggenggamnya dan mengajaknya berjalan tanpa mengatakan apa pun. Zhong Li sudah mengabarkan kalau Qin Wanzhi sudah berada di ruang makan keluarga setelah memasak beberapa hidangan kesukaan Shen Qi. Matanya melirik menatap Xue Ningyan yang berjalan dengan pandangan lurus tanpa menunjukkan ekspresi apa pun. Meski semalam ia menyuruh Xue Ningyan tidur di kamarnya, tapi ia sama sekali tidak memasuki kamar itu semalam penuh. Mungkin ia mengerti kenapa Xue Ningyan seperti tidak melihatnya sekali pun pagi ini walau sempat tercengang sedikit. “Anu …, aku minta maaf tentang semalam,” Shen Qi membuka percakapan. “Saya sudah memaafkannya,” jawab Xue Ningyan, pendek dan datar. Shen Qi
“Nyonya Muda, bangun …, sudah saatnya Anda bangun, Nyonya Muda.” Suara Xiao Ci terdengar menerobos alam mimpinya. Xue Ningyan membuka dan melihat Xiao Ci sedang membuka jendela. “Pukul berapa sekarang, Xiao Ci?” Xue Ningyan beringsut duduk. “Sekarang pukul tujuh pagi, Nyonya Muda.” Xiao Ci tersenyum dan mendekat, “Saya sudah menyiapkan air hangat untuk Anda mandi.” “Ah, iya.” Xue Ningyan berdiri dan bersiap untuk mandi. Semalam, Zhong Li mendatanginya dan menyuruhnya segera pindah kembali ke kamar Shen Qi. Dia juga mendengar bahwa alasannya adalah karena kedatangan Nyonya Qin yang tiba-tiba. Tapi Xue Ningyan tidak bisa menolak permintaan itu dan segera pindah ke kamar Shen Qi. Semalam itu …, dia menangis karena tidak mampu menahan kekecewaannya terhadap Shen Qi. Ia memahami bahwa yang ia hadapi sekarang bukan Shen Qi yang mampu bersikap dewasa karena ingatannya seolah tertahan di usia dua puluh tahun.Mungkin saat ini Shen Qi merasa bahwa seperti itulah dia harus bersikap padan
“Itu maksudnya adalah hubungan suami-istri.” Suara lain telah menyahut. Shen Qi terkesiap dan menoleh ke belakang. “I-Ibu?! Kenapa ada di sini?”“Haah, kau sudah dewasa dan sudah mengalaminya, kan? Bagaimana mungkin tidak tahu?” Qin Wanzhi menepuk dahi dan mengambil posisi duduk di hadapannya. “A-apa hubungannya itu dengan Ibu?! Lagipula, Ibu belum menjawab pertanyaanku, kenapa Ibu ada di sini?” Shen Qi menatap jengkel.Qin Wanzhi tersenyum lebar sambil menyipitkan mata. “Aku datang karena merindukan menantuku.”Shen Qi berdecak kesal, memilih untuk tidak mengindahkan pengakuan Qin Wanzhi. Tapi di sisi lain, dia merasa resah karena ternyata Qin Wanzhi datang untuk Xue Ningyan. Zhong Li berbisik di telinganya, “Nyonya Qin sangat dekat dengan Nyonya Muda. Jadi sebaiknya Anda bersandiwara sebentar seolah-olah tidak ada yang terjadi, Tuan Muda. Atau saya perlu mengatakan pada beliau bahwa Anda hilang ingatan?” “Tidak perlu, Zhong Li. Aku bisa menghadapinya,” balas Shen Qi. “Jadi, sur
Zhong Li berlari kembali ke Paviliun Taman setelah mengambil sesuatu dari kamarnya. Wajahnya tak berhenti tersenyum seolah-olah ini adalah perkembangan yang cukup berarti bagi Shen Qi. “Saya sangat senang Anda mulai penasaran tentang ingatan yang hilang itu, Tuan Muda. Saya sangat menyayangkannya jika Anda menikah dengan Putri Tianqing tanpa melindungi perasaan Nyonya Muda.” Zhong Li tersenyum lebar. “Sudah kubilang dia tetap akan menjadi selir, Zhong Li.” Shen Qi mendengus, “Bagaimana pun, jika aku menikahi Liu Ling, dia tidak boleh menempati posisi selir. Aku bisa mendapat kritik karena telah merendahkan seorang putri Adipati Agung.” “Ah, lupakan saja soal itu, dan lihat ini saja, Tuan Muda.” Zhong Li mengeluarkan sebuah kertas yang sudah cukup lusuh dari dalam sebuah amplop merah.“Ini adalah surat yang dikirimkan Nyonya Muda saat kita berhenti di perbatasan Nanhu. Saat itu Anda selalu menyimpannya di saku Anda, lalu membacanya berulang kali setiap kuda kita berhenti untuk isti
“Anda tidak tahu malu sekali, Tuan Muda,” Xue Ningyan berkata tajam. Shen Qi menyeringai lebar, “Apakah saat ini kamu sedang mempermasalahkan perihal istri sah dan selir?”“Tidak, Tuan Muda. Saya mempermasalahkan kepribadian Anda. Bagaimana mungkin Anda meminta saya, yang merupakan wanita yang lebih dulu menikah dengan Anda untuk memilihkan gaun untuk wanita yang akan menikah dengan Anda dan merebut posisi saya?” “Kalau Anda orang yang tahu malu, setidaknya meski pun kejam, Anda tidak akan peduli pada saya sampai permasalahan pernikahan itu selesai.” “Tuan Muda, saya bukan menolak perintah Anda sebagai suami. Tapi saya berhak menolaknya karena Anda sendiri yang berkata bahwa Anda tidak menganggap saya sebagai istri Anda. Jangan-jangan Anda juga melupakan apa yang baru saja Anda katakan?” Shen Qi terkekeh, “Hahaha …, kau pandai bicara juga, ya, Xue Ningyan.” “Saat ini saya sudah cukup kenyang menerima ucapan cinta penuh kebohongan Anda, Tuan Muda. Jadi saya sudah menguatkan hati s