Share

Pintu Kamar

Penulis: Yenita Wati
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Hmmm aku suka orang yang memohon. Benar-benar terlihat menyedihkan!" Arjun menatap Fallen yang masih berdiri di depannya.

"Sekarang, pergi ke lantai tiga. Dan pastikan kau sampai sebelum aku sampai!" titah Arjun.

Fallen memperhatikan sebuah lift yang terletak di samping tangga. Ia merasa ragu bisa sampai di atas sebelum Arjun sampai.

"Bagaimana? Apa kau keberatan?" Arjun menatap Fallen lebih dekat. Membuatnya gadis itu memundurkan dirinya satu langkah ke belakang.

Arjun menyunggingkan sedikit senyuman devilnya. Kemudian, ia melangkahkan kakinya menuju lift yang akan membawanya ke lantai atas, yaitu menuju kamarnya yang berada di lantai tiga.

Dengan segera, Fallen langsung berlari menaiki anak tangga sebelum Arjun sampai. Sekuat tenaga ia berlari tanpa menghiraukan tubuhnya yang mulai lelah. Keringat bercucuran, larinya semakin berat karena kakinya benar-benar pegal. Namun, rasa takutnya membuatnya mempercepat larinya. Rumah luas dan berlantai banyak itu membuatnya harus berjuang ekstra untuk sampai lebih dulu.

Hingga akhirnya, ia berhasil mencapai lantai tiga dengan keringat membasahi wajah dan tubuhnya. Ia membungkukkan tubuhnya dengan nafas yang ngos-ngosan. Ia menyeka keringat dengan tangannya.

Lama ia menunggu, namun Arjun tidak muncul juga.

"Apa aku salah lantai?" gumam Fallen. Ia memperhatikan seisi lantai itu terdapat beberapa ruangan dan beberapa sofa besar di tengah-tengahnya.

Tingg, pintu lift pun terbuka. Tampak Arjun keluar dari dalamnya sembari menatap Fallen dengan tatapan tajamnya.

"Hebat! Kau bisa melampaui aku. Apa aku lama?" tanya Arjun.

Dengan cepat Fallen langsung menggelengkan kepalanya. "Tidak, Tuan."

"Aku tadi sudah memasuki lift, namun aku berhenti di lantai dua untuk mengecek keadaan sekitar. Aku selalu melakukannya setiap waktu," ucap Arjun dengan entengnya.

"Saya mengerti, Tuan." Fallen menunduk.

"Jadi kau tidak marah?" Arjun berjalan mendekati Fallen yang masih berdiri sambil menunduk.

"Aku tidak suka dengan orang yang tidak menatapku saat aku menatapnya."

Mendengar ucapan Arjun, Fallen langsung mendongak dan menatap wajah pria yang kini telah menjadi suaminya itu.

"Kau belum menjawab."

"Saya tidak marah, Tuan."

Arjun memperhatikan tubuh Fallen yang sudah setengah basah. "Lihatlah tubuh menjijikkan mu itu. Berkeringat dan kotor. Aku paling benci melihat orang yang kotor, kau bahkan lebih bau dari sampah." Menutup hidung dengan tangannya.

Fallen langsung memundurkan dirinya. Ia tidak ingin bau tubuhnya membuat Arjun marah.

"Masuklah ke kamar dan bersihkan tubuhmu!"

Fallen hanya diam. Ia melihat beberapa ruangan, namun tidak tahu yang mana kamar. "Saya tidak tahu dimana letak kamar, Tuan."

Arjun kembali menunjukkan senyum devilnya. "Kau harus menebaknya. Kau punya satu kesempatan untuk memilih kamar yang tepat, namun jika kau salah, maka aku harus mematahkan satu jarimu."

Tubuh Fallen langsung gemetaran mendapatkan ancaman seperti itu. Ia bingung, di sana ada tiga ruangan, namun dengan bentuk dan warna pintu yang sama.

"Kau punya waktu satu menit."

Sontak ucapan Arjun langsung membuat Fallen panik. Ia segera melangkah dan mengamati setiap pintu. Baik desain, maupun ukiran pintu terlihat sama saja. Ia bingung harus memilih yang mana. Tidak ada petunjuk ataupun gagang pintu yang usang seperti kamarnya, karena semua ruangan memiliki pintu otomatis yang hanya perlu digeser dengan sensor gerakan tangan ataupun dengan sentuhan langsung.

Fallen mulai berpikir, tampak jelas tubuhnya yang masih gemetaran.

"Waktumu tinggal sepuluh detik."

Ucapan Arjun langsung membuat Fallen semakin panik. Ia terus berlari mendatangi lagi pintu-pintu tersebut. Meneliti, menatap dari jarak dekat, hingga mengintip sela pintu, barangkali ada celah kecil untuk melihat ke dalam.

"Tiga, dua, satu. Waktumu habis, sekarang kau harus memilih. Jika salah, aku akan mematahkan jarimu langsung dengan tanganku." Arjun mengepal tangan kanannya, lalu meninju tangan kirinya sambil menatap Fallen dengan tatapan devil.

Fallen menyembunyikan tangannya ke belakang. Ia terlihat sangat pucat.

"Yang mana pintu kamar?" tanya Arjun sembari melangkah mendekati Fallen yang masih berdiri mematung.

Fallen kelabakan, ia memandangi semua jarinya lalu menoleh ke sebuah pintu tepat di belakangnya. "Ini, Tuan, saya rasa pintu ini adalah kamar."

"Hmmm, benarkah? Mari kita buktikan." Arjun mendekati pintu tersebut. Menggunakan sensor tangannya untuk membukanya.

Fallen menutup matanya kala Arjun telah membuka pintu tersebut.

"Buka matamu dan lihatlah!"

Perlahan Fallen mulai membuka satu matanya untuk mengintip. Namun, ketika ia melihat bahwa isi dari ruangan itu adalah kamar, ia pun dapat bernafas lega.

"Wah hebat sekali, kau benar!" seru Arjun sembari menepuk tangannya.

Fallen hanya tersenyum sembari beristighfar dalam hati. Jantungnya masih berdegup kencang dan tangannya masih gemetaran.

"Mari aku tunjukkan isi dari dua ruangan yang lain." Arjun berjalan ke sebuah pintu di sebelah barat diikuti Fallen.

Ia lantas membuka pintu tersebut dengan sensor tangannya. Saat pintu sudah dibuka, betapa terkejutnya Fallen karena isi dari ruangan itu juga kamar. Begitu juga dengan ruangan terkahir. Isinya juga kamar tidur. Ternyata semua ruangan adalah kamar dan Arjun telah mempermainkan dirinya habis-habisan.

"Kenapa diam saja? Apa kau tidak marah? Aku baru saja mempermainkan dirimu." Arjun menatap Fallen yang hanya diam mematung.

Ia tak mampu berekspresi. Ini hari pertamanya di rumah itu, namun ia sudah dibuat ketakutan setengah mati. Bahkan saat ini, jantungnya masih berdegup kencang.

"Saya tidak marah, Tuan."

"Kau sangat pintar berbohong. Apa Gunanda selalu mengajarimu?"

"Tidak, Tuan. Saya tidak berbohong."

"Baiklah, karena aku sedang buru-buru, kau masuk ke kamar, lalu bersihkan dirimu di kamar ini. Tanyakan pakaianmu pada pelayan, dan jangan sentuh apapun di dalamnya. Jika aku melihat ada satu benda yang bergeser satu inci dari tempatnya, maka kau bisa mengucapkan selamat tinggal pada jarimu." Arjun melangkah meninggalkan Fallen setelah memastikan gadis itu mengangguk mengerti.

Ia segera ke salah satu kamar yang merupakan ruang kerja yang dilengkapi ranjang. Ada tiga kamar, karena setiap malam, ia selalu berpindah kamar untuk tidur. Ia segera mengambil semua berkas yang diperlukan. Hanya dirinya yang boleh memasuki ruangan tersebut dikarenakan dirinya yang tidak mempercayai siapapun termasuk Jim, asisten pribadinya.

Setelah semua siap, Arjun segera menemui Jim yang sudah menunggunya di lantai bawah. Pria tinggi tegap itu tersenyum menanti kedatangan majikannya.

Mereka segera masuk ke dalam mobil dan melaju menuju target yang sudah diketahui keberadaannya. Ya, target pertama bersembunyi di kabin tengah hutan karena menghindari Arjun yang akan menagih hutangnya. Bahkan ia hampir saja membunuh dirinya sendiri jika orang suruhan Jim tidak menghentikannya.

Sementara itu.

"Airin, kau harus kuat. Kau harus mendapat maaf dari putramu. Ibu yakin, dia pasti bisa membuka pintu maafnya untukmu." Nenek Arjun menangis di samping seorang wanita paruh baya yang kini terbaring lemah dengan alat-alat medis. Matanya terbuka, namun tubuhnya tidak bergerak. Hanya air mata penyesalan yang mengalir di pelipis matanya. Ia adalah Airin, yang tak lain adalah ibu kandung Arjun.

Bab terkait

  • Dipaksa Menikahi CEO Kejam   Mimpi Buruk

    "Dasar anak tidak berguna! Mati saja kau! Aku sudah bilang kau tidak boleh makan!" Seorang wanita muda sedang mencambuk anaknya."Aaaa, ampun, Bu, ampun! Aku berjanji tidak akan mencuri makanan di dapur lagi!" pekik seorang anak laki-laki berusia sepuluh tahun."Aku akan memotong tanganmu karena kau sudah berani mencuri!" Sang ibu pun mengambil sebuah pisau daging, meletakkan tangan sang anak di atas meja. Ia menaikkan pisau daging tersebut lalu bersiap memotong tangan anaknya."Tidaaaaak!!!" Arjun terbangun dari mimpinya. Keringat bercucuran dari wajahnya. Ia melihat ke sekitar, ternyata ia masih berada di dalam bathtub.Sepulang dari hutan tadi, ia pergi mandi karena hutan telah membuat tubuhnya kotor. Namun karena kelelahan menghajar dan berteriak pada targetnya, ia pun tertidur dengan air hangat yang merendam tubuhnya.Arjun segera mempercepat mandinya. Setelah itu, ia keluar dengan baju mandinya. Tidak

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Dipaksa Menikahi CEO Kejam   Tugas Istri

    Arjun baru saja sampai di rumah. Saat itu, hari sudah malam. Saat membuka pintu, ia melihat Fallen sedang berdiri menunggu kedatangannya sambil tersenyum meski dengan terpaksa."Se-selamat datang, Tuan." Fallen membungkuk memberi hormat."Kenapa kau ada di sini? Siapa yang menyuruhmu?" tanya Arjun dengan tatapan tajamnya."Tadi saya bertanya pada kepala pelayan tentang apa yang tidak Tuan sukai, dan salah satunya melihat saya tidak menyambut Tuan datang," jelas Fallen."Apa sekarang kau sudah lebih baik? Kau sudah tidak takut jika jarimu hilang? Karena yang kau lakukan ini bukanlah perintahku. Artinya, kau melakukan sesuatu sesukamu." Arjun mempertegas ucapannya dengan penekanan pada setiap kata-katanya.Mendengar ucapan Arjun, Fallen langsung tertunduk. "Maafkan saya, Tuan. Saya tidak tahu kalau Tuan tidak menyukai hal ini."Arjun mengusap wajahnya. "Ah, maa

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Dipaksa Menikahi CEO Kejam   Sakit

    Pagi menjelang. Arjun baru saja membuka mata saat matahari sudah masuk melalui celah gorden jendela kamarnya. Ia merentangkan kedua tangannya, lalu bangkit dari posisinya.Ia berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya, lalu memakai pakaian untuk bekerja. Malam tadi ia tidur di kamar kerjanya karena pekerjaan yang mengharuskan ia lembur. Meski ia adalah seorang CEO, ia tidak ingin bermalas-malasan atau mengandalkan bawahannya. Karena sampai detik ini, ia belum bisa mempercayai siapapun kecuali almarhum ayah kandungnya yang meninggal lima tahun yang lalu akibat serangan jantung.Setelah selesai mandi dan berganti pakaian, ia pun baru tersadar telah melupakan sesuatu."Ah, aku sampai melupakan sampah kecil itu." Arjun segera bergegas ke kamar tempat ia menyuruh Fallen menyusun pakaiannya.Begitu membuka pintu, ia tidak melihat keberadaan Fallen di atas ranjang. Ia pun segera berjalan ke dala

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Dipaksa Menikahi CEO Kejam   Luka Hati

    "Apa kabarmu, Nak?" tanya sang nenek yang diketahui, ia bernama Rania."Jika nenek menginginkan aku menemui wanita itu, sebaiknya Nenek pergi saja," ucap Arjun setelah melepaskan pelukan sang nenek."Kenapa kau tega sekali mengusir Nenek?" Mata Rania berkaca-kaca mendengar ucapan sang cucu."Aku tidak akan mengusir Nenek jika tidak ada pembahasan tentang wanita itu." Arjun menatap ke sembarang arah sembari mengepal erat tangannya."Nak, tolong, singkirkan ego mu. Bagaimana pun juga, Airin adalah wanita yang melahirkan dirimu." Rania mencoba menjelaskan.Arjun langsung memencet remot, lalu pintu pun terbuka lagi. "Silakan keluar, Nek." Ia menunjuk arah pintu."Dokter berkata bahwa tidak ada harapan lagi. Temuilah dia sebelum kau,,,,,""Aku bahkan berharap dia mati hari ini. Disaat Nenek tidak di rumah, jadi dia mati dalam keadaan penuh kes

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Dipaksa Menikahi CEO Kejam   Kembali

    Fallen berdiri mematung sembari menundukkan kepalanya. Ia terlihat begitu takut, terlebih lagi karena Arjun mendengar apa yang ia katakan tentang ketenangan ketika tidak ada Arjun."Kau tadi mengatakan apa? Aku ingin mendengarnya lagi." Arjun berjalan mendekati Fallen dan yang kini bergetar ketakutan.Saat sudah berada di hadapan Fallen, Arjun langsung mencengkram tangan Fallen lalu menarik gadis itu mendekatinya. Ia pun berbisik di telinga Fallen. "Apa aku harus mengulangi pertanyaan ku? Karena jika aku mengulanginya, maka kau akan kehilangan satu telingamu." Menghembuskan nafas ke telinga Fallen hingga membuatnya semakin ketakutan."Ketika tidak ada Tuan, saya merasa tenang. Ma-maafkan saya, Tuan." Fallen berusaha menahan air matanya."Oh, jadi kau menginginkan aku tetap berada di luar agar kau selalu tenang? Kau mengusirku dari rumahku sendiri? Baiklah, aku akan pergi dari rumah ini sekarang juga.

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Dipaksa Menikahi CEO Kejam   Menghindar

    Setelah selesai makan, Fallen pun kembali ke kamar. Ia bermaksud ingin sedikit membaca buku untuk menghilangkan rasa bosannya. Namun, Asti datang dan memberikan sebuah perintah dari Arjun. "Nona, Tuan Arjun berpesan agar mulai besok, Nona jangan keluar kamar sebelum Tuan pergi bekerja, tepatnya sebelum jam delapan, Nona harus tetap berada di dalam kamar." "Tapi kenapa, Asti?" Fallen heran dengan ucapan Asti. Perintah Arjun benar-benar membuatnya terkejut. "Nona, saya belum selesai bicara. Selain itu, saat jam pulang kerja Tuan Arjun, Nona juga harus sudah berada di kamar. Makan malam akan di antar ke kamar Nona." "Asti, apa maksudnya ini? Kenapa Tuan Arjun menghindari ku? Apa aku punya salah padanya? Katakan, Asti." Fallen memegang tangan Asti sembari menangis. Seketika ia merasa bahwa ini adalah rumahnya sendiri, dimana ayahnya selalu menghindarinya meski hanya untuk beradu tatap saja. Rasa

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Dipaksa Menikahi CEO Kejam   Mimpi Buruk 2

    Arjun baru saja sampai di rumah. Tubuhnya terasa sangat letih. Karena setelah pertemuan dari Gunanda tadi, ia langsung pergi menghadiri beberapa meeting penting.Arjun berjalan ke sebuah kamar yang ia lupa bahwa di kamar itu ada Fallen. Yang ia ingat, setiap hari ia memang suka berpindah kamar. Karena itu ada tiga kamar di lantai tersebut.Ia sudah bermalam di ruang kerjanya, maka malam ini, ia akan bermalam di kamar tengah. Sementara kamar yang ada di bagian timur adalah kamar ketiga.Arjun memasuki kamar tersebut. Merenggangkan dasinya, lalu berjalan menuju kamar mandi. Namun, langkahnya terhenti saat mendengar air hidup dari dalam kamar mandi. Ia tertegun, apakah air sedang rusak? Perlahan ia membuka pintu yang tidak terkunci itu. Dan alangkah terkejutnya saat ia melihat sosok Fallen sedang berendam di dalam bathtub dengan busa dan kelopak bunga mawar. Mata Fallen masih tertutup karena ia sepertinya ketiduran.

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Dipaksa Menikahi CEO Kejam   Negosiasi

    Hari-hari dilalui Fallen dengan rasa kesepian dan kesendirian. Tanpa terasa sudah dua sebulan lamanya ia tidak bertatap muka dengan Arjun. Hal positif yang ia terima, yaitu tidak menerima perlakuan kasar, teriakan, bentakan, ataupun ketakutan yang luar biasa. Berat badannya pun sudah ideal karena pola makan yang teratur wajib habis jika ingin tetap hidup.Setiap hari, Fallen hanya duduk di taman pada siang hari, dan menghabiskan waktu di kamar pada malam harinya. Menonton televisi, menatap foto ibunya, atau memandangi pemandangan dari balkon kamarnya. Sama seperti saat di rumah ayahnya.Asti masuk ke dalam kamar Fallen saat ia sedang duduk merenung di sofa kamarnya. Ia memberikan sarapan untuk Fallen nikmati pagi ini.Fallen menerimanya sembari tersenyum. "Terimakasih, Asti."Asti mengangguk dan tersenyum."Asti, bolehkah aku bertanya? Mengapa Tuan Arjun selalu berpindah kamar se

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • Dipaksa Menikahi CEO Kejam   Akhir kisah yang bahagia

    Sore harinya, terdengar suara tawa dari taman belakang.Kate yang merasa heran langsung mendatangi adanya sumber suara itu."Bagaimana? Terasa, kan?" tanya Fallen sambil menempelkan kepala Arjun di perutnya."Hahaha, dia baru saja menendangku." Arjun tergelak saat merasakan tendangan di bagian pipinya."Sepertinya dia ingin menjadi pemain sepak bola." Fallen menanggapi."Ya, kalau begitu, aku harus mempersiapkan lapangan sepak bola untuknya nanti," sahut Arjun dengan antusias."Jadi benar, anaknya laki-laki?" tanya Kate yang baru saja datang menghampiri mereka."Siapa yang bilang?" tanya Arjun."Kau ingin membelikannya lapangan sepak bola. Dia pasti laki-laki, iya, kan? Kalian tidak mau memberitahu kami hasil USG. Memangnya apa salahnya kalau kami tahu.""Kakak, bukan begitu, kami hanya tida

  • Dipaksa Menikahi CEO Kejam   Sensitif

    "Arjun!" teriak Airin yang sedang berdiri di ambang pintu kamar Arjun dan Fallen. "Hmmm, ada apa, Bu? Kenapa teriak-teriak?" tanya Arjun yang masih berbaring di atas ranjangnya dengan pakaian kerjanya. "Sedang apa kau di sini, Nak. Apa kau tahu, Kate kerepotan karena mengurus klien yang kau tinggalkan di restoran barusan." Arjun bangkit dari posisi berbaring nya. "Aku terpaksa meninggalkan mereka karena Fallen tiba-tiba saja memintaku pulang dengan sebuah tangisan dari seberang telepon." "Hah? Ada apa dengannya?" tanya Airin dengan khawatir. "Mau melahirkan? Tapi kan masih beberapa minggu lagi." "Tidak, Bu. Ternyata dia hanya merindukan aku. Dia bahkan tidak mau berpisah jauh-jauh dariku. Dan sekarang aku disuruh menunggunya yang sedang mandi." Arjun menjelaskan. "Astaga, ibu kira apa. Lalu, kenapa kau terlihat mengantuk sekali?" Airin berja

  • Dipaksa Menikahi CEO Kejam   Identitas Asli Jim

    Beberapa bulan telah berlalu. Kini, hidup Arjun maupun Fallen sudah bahagia. Mereka tengah menantikan kehadiran buah hati yang sebentar lagi akan lahir ke dunia ini, hanya tinggal menghitung minggu.Rania dan Airin tinggal di sebelah rumah Arjun. Ya, Arjun membeli rumah untuk nenek dan ibunya tepat di samping rumahnya agar ia mudah jika ingin bertemu dengan mereka. Terlebih lagi, Fallen yang tengah hamil trimester ke-tiga itu tidak bisa terlalu lama melakukan perjalanan.Pagi ini, bertepatan dengan hari libur, mereka tengah bersantai di taman belakang rumah. Ditemani Kate dan Airin. Sedangkan Rania sedang ada acara arisan di rumah temannya."Indah sekali pagi ini, ya, Bu." Arjun menatap langit yang sama sekali tidak ada matahari karena tertutup awan mendung."Indah apanya? Ini sedang mendung," gerutu Kate."Aku berkata pada ibu ku, bukan pada mu." Arjun menatap Kate dengan kesal.

  • Dipaksa Menikahi CEO Kejam   Maafkan Aku

    Seminggu telah berlalu, hari ini adalah hari yang ditunggu oleh seluruh stasiun televisi. Pasalnya, hari ini, jam ini, detik ini tengah diadakan konferensi pers oleh Arjun dan Fallen di sebuah gedung yang merupakan milik Arjun.Para reporter mengajukan beberapa pertanyaan pada mereka. Dengan jelas, Arjun menceritakan setiap detail kejadian yang mereka alami. Begitu juga dengan Fallen, ia menceritakan bagaimana kejahatan ayahnya terbongkar."Jadi, karena kecelakaan yang disengaja oleh Gunanda, makanya Nona Fallen berhasil mengingat kenangan masa kecil yang menyimpan rahasia besar tersebut?" tanya seorang reporter."Benar, bisa dikatakan, bahwa Gunanda sendirilah yang telah membuat kejahatannya selama ini terbongkar." Arjun menjawab."Tuan, kami dengar, Anda membantu anak dari orang yang dijadikan kambing hitam, setelah ditelusuri, ternyata suami dari wanita itu adalah Tuan Danu, yang mempunyai hutang

  • Dipaksa Menikahi CEO Kejam   Heboh

    Arjun merangkul pundak Fallen, menemaninya berjalan keluar dari lapas tersebut setelah polisi memastikan semua bukti yang ada di kartu memori yang ia bawa adalah asli. Dengan begitu, Gunanda akan segera diproses hukum sebagaimana mestinya.Sepanjang perjalanan Fallen masih saja menangis. Bukan karena kenyataan pahit yang kini ia terima, melainkan karena ia adalah seorang yatim piatu. Tiada ayah dan ibu, hanya sebatang kara di dunia ini."Bahkan dulu aku sangat menyayanginya meski dia sangat membenciku." Fallen menangis tersedu-sedu."Tenangkan dirimu, Sayang." Arjun memeluk Fallen, lalu mengusap rambutnya dengan lembut."Aku bahkan menyesali kenapa ingatanku malah pulih. Lebih baik aku hilang ingatan seumur hidup, daripada mengetahui bahwa kenyataan sepahit ini.""Sayang, dengarkan aku, ini semua adalah takdir. Kau tidak boleh menyesalinya. Bayangkan jika saat ini ingatanmu belum

  • Dipaksa Menikahi CEO Kejam   Memori yang hilang

    Flashback On Setelah kecelakaan yang menimpa Arjun, Fallen, serta Kate, satu persatu ingatan Fallen mulai muncul. Semula, ia berpikir bahwa itu adalah mimpi. Namun, lama-kelamaan bayangan itu semakin jelas. Beberapa kali ia mengingat peristiwa kecelakaan yang menimpa dirinya serta ibunya yang ternyata disebabkan mobil yang kehilangan kendali karena dikejar seseorang. Hingga saat ia sudah pulang dari rumah sakit, ia akhirnya mengingat seluruh memori yang selama ini hilang. Dan salah satunya adalah penyebab kecelakaan dan ucapan sang ibu yang selama ini selalu mengisi mimpinya namun hanya sepenggal. Sedangkan kali ini, ucapan ibunya terngiang sangat jelas. Saat Arjun menanyakan perihal sikapnya yang aneh, Fallen belum berani mengatakan perihal ingatannya. Namun, setelah ia mendengar bahwa Gunanda berusaha mencelakai mereka, barulah ia bertekad membuka kedok Gunanda. Pagi ini, setelah Arjun perg

  • Dipaksa Menikahi CEO Kejam   Penangkapan

    Beberapa hari kemudian.Seorang pebisnis yang bernama Gunanda Permana diamankan pihak kepolisian setelah terbukti melakukan tindakan percobaan pembunuhan terhadap Arjun Wijaya.Begitulah berita yang saat ini tengah menggemparkan dunia bisnis. Ya, Gunanda ditangkap pagi ini setelah Arjun menyerahkan semua bukti atas tindak kriminal yang ia lakukan.Ditemui di kediamannya, Arjun tak banyak bicara saat ia melewati para wartawan yang telah menunggunya di depan gerbang rumahnya.Dengan mobil mewahnya, ia pun melaju ke kantor polisi untuk menemui Gunanda untuk mendapatkan jawaban atas apa yang telah ia perbuat.Sepanjang jalan, Arjun hanya diam. Ia masih memikirkan Fallen yang memang terlihat sangat aneh belakangan ini. Contohnya seperti malam tadi.Flashback OnArjun dan Fallen baru selesai makan malam. Mereka pun duduk di sofa kamar itu.

  • Dipaksa Menikahi CEO Kejam   Keanehan

    Hari ini, Kate dan Fallen sudah boleh pulang ke rumah. Dengan dituntun Arjun, Fallen melangkah dengan perlahan menuju pintu utama rumah mereka.Sedangkan Kate dituntun Jim meskipun berkali-kali menolak, bahkan menginjak kaki Jim."Kate, bisakah kau bersikap sedikit lembut pada Jim?" tanya Arjun saat mereka sudah sampai ruang tamu rumah itu."Salah sendiri kenapa tidak menurut. Aku tidak hamil dan aku bukan wanita tua yang harus dituntun," gerutu Kate tanpa memperdulikan keberadaan Jim di samping Arjun."Maafkan kakak ipar, ya, Jim." Fallen menambahkan.Jim hanya mengangguk dan tersenyum. Ia tidak begitu peduli tentang hal yang mereka ucapkan, yang penting sekarang, kakinya seakan mati rasa karena terlalu sakit. Tenaga Kate memang lumayan kuat hingga injakan kakinya membuat Jim kesakitan."Sekarang katakan, apakah pelakunya sudah ditangkap?" tanya Kate pada Ar

  • Dipaksa Menikahi CEO Kejam   Tak Disangka

    Beberapa hari telah berlalu. Keadaan Fallen maupun Kate sudah berangsur membaik. Saat ini, Arjun tengah duduk di depan seorang wanita yang merupakan tersangka atas kasus kecelakaan yang menimpanya beberapa waktu lalu, yaitu Farah, wanita separuh baya yang pernah ia tolong, kedua anaknya pun selalu dijaga dan diberikan santunan setiap bulan.Farah ditetapkan sebagai tersangka setelah liontin miliknya yang berisikan fotonya dan keluarganya ada di sana.Saat kejadian kecelakaan itu pun, Farah tidak berada di rumah. Dan ketika ia berdalih, ia tidak punya alibi karena ia keluar tanpa bertemu dengan seseorang yang bisa menguatkan alibinya."Farah, apa salahku padamu? Setelah apa yang aku lakukan untukmu, kau malah mencoba membunuh keluarga ku." Arjun menatap Farah dengan tatapan penuh kekecewaan."Aku bersumpah, Arjun. Aku tidak mencelakai keluarga mu! Ku mohon, percayalah padaku!" Farah memohon sembari me

DMCA.com Protection Status