Share

150. Pulang ke Jakarta

"Aku gak tahu, Sya," jawab Jelita gugup.

"Syukurlah kalau Non memang tidak tahu karena kalau Non tahu, pasti Non dinyatakan bersalah karena diam saja saat mengetahui ada penyekapan."

"Aku bersumpah aku gak tahu, Sya. Kamu nakutin aku aja nih." Syabil tersenyum.

"Kalau gitu, saya akan ikut pulang ke Indonesia. Saya akan dampingi Non di sana."

"Lalu kerjaan kamu?"

"Saya akan beli tiket untuk berangkat sore nanti. Semoga masih ada seat kosong. Pagi ini saya ke rumah sakit dulu, sekalian pamit sama Bu Gina."

"Bu Gina?" Jelita seperti tidak asing dengan nama tersebut.

"Iya, Bu Ginapok yang meminta saya mengurus sodaranya yang sakit. Sudah, saya berangkat ke rumah sakit dahulu ya. Siang nanti kita balik sama-sama." Jelita tersenyum sambil mengangguk.

Begitu Syabil pergi, Jelita tidak bisa melanjutkan kembali tidurnya, padahal biasanya ia akan tidur lagi setelah Syanil berangkat kerja. Wanita itu takut akan nasibnya saat nanti tiba di kampung. Lalu bagaimana papanya dan ada di mana papan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Carla
yaaaa ampun rana, kamu punya keluarga toxic banget sih ckckkk
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status