Share

154. Doa Qunut

"Halo, ada apa, Non?" suara Syabil terdengar khawatir. Ini masih jam lima pagi, tetapi Jelita sudah meneleponnya.

"Mau nanya doa qunut apaan?"

"Hah, doa qunut? Non mau ngapain?"

"Mau bakar rumah orang, Syabil. Ya jelas mau solat. Biar gak gampang digoda oleh setan yang bentukannya kadang berubah mirip kamu."

"Ha ha ha ... kayaknya kesambet banci negara tetangga ini ya."

"Biarin, udah cepet apaan doanya. Ngobrol sama kamu lama-lama di telepon bisa bikin aku pengen cepet daftar ke KUA." Lagi-lagi Syabil terbahak karena ucapan Jelita yang sangat aneh di subuh hari.

"Udah sehat kalau udah bisa becanda gini. Saya tulisan dulu doa qunut dalam tulisan bahasa Indonesia ya, nanti sekalian saya bawa pas ke rumah Non."

"Iya, bawakan juga ayat qursi kalau ada yang hiasan dinding ya. Aku pengen gantung di rumah. Biar gak ada jin yang masuk ke rumahku."

"Bukannya udah ada satu orang jin yang masuk? Namanya Adis, belum kenalan emang? ha ha ha ...."

"Ish, orang serius, dia malah bercanda. Ya sudah,
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Carla
dih masih sombong aja si adis,, belum tau aja klo udah positif hiv
goodnovel comment avatar
Yunita Anisyah
eh ternyata adis hiv juga, cocok dah am juragan andri
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status