Beranda / Romansa / Dinodai Sebelum Malam Pertama / 158. Permainan suami istri

Share

158. Permainan suami istri

Penulis: Piemar
last update Terakhir Diperbarui: 2023-06-09 10:21:26

Darren dan Nuha akhirnya bisa tidur pulas pagi itu. Saling berpelukan untuk melepas rasa rindu. Mereka terbangun tatkala mendengar suara dering telepon berasal dari ponsel Nuha beberapa kali.

Masih dalam keadaan mata terpejam dan rambut yang berantakkan Nuha meraba-raba ponsel yang berada di sampingnya tetapi dia malah salah menyentuh. Dia mengira sedang menyentuh bantal yang berada di sisinya. Ternyata tangannya menyentuh tepat simbol kejantanan sang suami. Sesuatu yang mengeras.

Menyadari seseorang tengah meraba-raba bagian tubuhnya Darren terkejut dan terbangun hingga membuat Nuha pun ikut terkejut dan membuka matanya dan melihat apa yang disentuhnya baru saja.

“Apa aku menyentuhnya?” tanya Nuha dengan begitu polosnya. Dia terlihat panik dengan kedua pupil mata yang melebar. Wajahnya sudah seperti kepiting rebus menahan rasa malu. Pikirannya mendadak lamban. Dia masih mengingat apa yang disentuhnya barusan seperti keras dan menegang. Dia menggeleng pelan.

Mendadak Darren mengangk
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
jihan sufyan
seru..next kak..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   159. Permintaan maaf

    Nuha berjalan dengan bergandengan tangan bersama siapa lagi jika bukan pengawalnya, sang suami. Sebenarnya Nuha merasa sangat malu berjalan bersama Darren. Terkadang dirinya merasa risi apalagi harus menjadi pusat atensi. Wajah dan penampilan Darren terlihat berbeda dan memukau. Nuha merasa geram saat melihat tatapan para gadis yang seolah terpesona akan ketampanan suaminya. Nuha sendiri tidak tahu mengapa dia merasa kesal melihat mereka. “Sayang, kenapa kau terlihat kesal?” tanya Darren melirik Nuha yang terlihat mengerucutkan bibirnya. “Mas, bukankah kau akan mengikuti rapat penting? Mengapa Mas ikut ke kampus?” Nuha menghentikan langkah kakinya dan melayangkan tatapan tajam pada suaminya. Darren sontak menghentikan langkah kakinya pula dan menurunkan dagunya, menyejajarkan matanya dengan mata istrinya. Nuha tertegun melihat manik bermata hazel yang begitu indah. “Mariyam Nuha, apa kau mendengar Masmu?” Darren mengangkat dagu Nuha yang terlihat seksi. “Oh, anu Mas … apa ya

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-10
  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   160. Mengantar sang ibu pulang

    Di dalam sebuah mobil SUV mewah dengan konfigurasi tujuh kursi penumpang terdengar celotehan para anak remaja yang tengah asik mengobrol untuk mengusir keheningan selama dalam perjalanan.Salwa dan Rasyid saling melempar candaan, sambung ayat hingga tebak-tebakan. Mereka akhirnya bisa tertawa kembali tatkala melihat ibu mereka telah sembuh dan bisa pulang ke rumah lebih cepat.Jika sudah berkumpul maka Salwa dan Rasyid akan mengobrol banyak hal yang seru. Selain itu Rasyid menantang sang kakak untuk melakukan sambung ayat.Rasyid yang cerdas lebih cepat dalam hafalan surat Alquran sehingga dia lebih unggul dari Salwa yang meskipun cerdas tetapi malas dalam menghafal atau mengulang hafalan. Mereka dimasukkan ke rumah Quran secara bersamaan. Namun hafalan Rasyid sudah mencapai empat juz Alquran sedangkan Salwa baru menginjak dua juz itu pun terkadang terbata-bata karena jarang melakukan muroja’ah.Salwa terlihat kesal karena adiknya selalu membacakan ayat-ayat yang panjang.“Sudah seles

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-11
  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   161. Air mata seorang ibu

    Menjelang magrib Aruni bersama anak-anaknya tiba di kediamannya. Pak Li yang mengantar mereka pun memutuskan untuk langsung kembali ke kediaman Darren.Kedatangan mereka disambut oleh Alwi dan istrinya yang selama ini menjaga ke dua anaknya dengan baik selama Aruni berada di rumah sakit. Alwi dan Sarah menyambut kedatangan Aruni dengan penuh haru.Nuha bergegas menurunkan kursi roda dan membantu ibunya untuk duduk di atasnya, mendorongnya masuk ke dalam pekarangan rumah. Namun sebelum Aruni tiba di ambang pintu rumah, Nuha tak lantas mendorong kursi rodanya. Nuha memberi isyarat pada adik-adiknya, menahan sang ibu sejenak sampai mereka tiba dan akan memberi kejutan manis pada sang ibu.Aruni sampai menitikan air mata saat melihat ada sebuah banner yang bertuliskan selamat datang Ummi Arunika. Alwi dan Salwa membentangkan banner yang bertuliskan selamat datang untuk sang ibu tercinta. Tak selang lama, beberapa detik kemudian terdengar suara letusan berasal dari confetti popper yang memu

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-11
  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   162. Gugatan cerai

    Di bawah langit yang sama, berbeda dengan suasana rumah Aruni yang meskipun berada di pedesaan akan tetapi begitu ramai karena kehadiran banyak tamu, suasana rumah mewah di sebuah perumahan elit di mana Naufal tinggal begitu hening bagai pemakaman. Malam belum terlalu larut tetapi masing-masing anggota keluarga memilih menyendiri tak seperti biasanya menghabiskan waktu quality time, berkumpul dan bercengkrama di ruang tamu. Saat itu Naufal hanya duduk termenung seraya menatap secarik kertas yang ditujukan pada pengadilan agama dengan tatapan yang rumit. Dia tidak mengira jika Sahila mampu melakukan itu semua padanya. Sahila berencana menggugat cerai Naufal. Tak terlintas sedikitpun Sahila bisa berpikir untuk berpisah dengannya. Sahila terlihat baik-baik saja setelah menjemput Kania di rumah sakit di mana saat itu Aruni tengah dirawat. Rupanya Naufal salah mengartikan bahwa Naufal dipersilahkan untuk menemani Nuha selama di sana oleh Sahila. Sebuah ungkapan yang tersirat yang berar

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-12
  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   163. Di pesisir pantai

    Di kediaman Aruni, para tamu wanita masih betah berlama-lama mengobrol di sana meski Aruni sudah lebih dulu istirahat di kamarnya. Alwi dan Sarah menemani mereka sembari menikmati kudapan dengan menggelar tikar di teras rumah yang cukup luas, menampung para wanita bertubuh gempal yang mendominasi. Nuha ikut duduk lesehan sembari menunggu Darren yang masih belum juga menampakan batang hidungnya. “Neng Nuha, kapan resepsi nya? Jangan lupa undang kami ya?” seru salah seorang tamu, Euis, wanita paruh baya dalam balutan busana berwarna merah terang. Semua orang tahu jika Nuha sudah menikah termasuk para tetangganya. Meski awalnya mereka tahu jika Nuha menikah dengan Attar bukan Darren. Nuha tersenyum tipis menanggapi wanita tersebut. “Insyaallah, Bu. Doakan saja Ummi lekas sembuh agar acara resepsi pernikahan segera digelar.” Nuha mengambil satu buah pisang goreng yang masih hangat dalam piring yang tersaji di atas tikar kemudian melahapnya. “Eh, Neng Nuha, di mana suaminya? Kok gak

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-12
  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   164. Tentang perasaan

    Kania dilarikan ke rumah sakit karena terserang demam tinggi. Untuk sementara waktu Naufal dan Sahila menunda urusan mereka demi kebaikan sang putri tercinta. Sahila merasa menyesal karena tidak memperhatikan putrinya akhir-akhir ini. Dia malah fokus memikirkan dirinya dan perasaannya. Mereka duduk menemani Kania yang tengah tertidur pulas karena sudah ditangani sang dokter. Mereka merasa lega melihat Kania selamat setelah sebelumnya panik karena mendapati Kania pingsan di kamarnya.“Sayang, lekas sembuh. Maafkan Mama yang kurang perhatian,”Sahila berbicara dengan mata yang berkaca-kaca. Tangannya terus mengenggam tangan sang putri dengan perasaan khawatir di sebelah kanannya. Sementara itu Naufal tak beda jauh dengan Sahila, mengenggam tangan kiri Kania di sebelah kirinya. Mereka akan menginap di rumah sakit demi menemani Kania.Sahila merasa menyesal karena tidak memperhatikan kesehatan sang anak. Sahila banyak menghabiskan waktunya dengan geng sosialita, nongkrong di cafe seked

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-13
  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   165. Wedding plan

    Darren tak bisa menyembunyikan raut bahagianya saat mendengar perasaan hati Nuha padanya. Darren menyingkirkan selimut yang membelit tubuhnya kemudian mendekap Nuha dengan begitu posesif. Dia sangat bersyukur Nuha bersedia menjadi istri dan ibu dari anak-anaknya kelak.Nuha pun hanya bisa pasrah mendapat perlakuan Darren karena tak bisa dipungkiri dirinya pun mulai merasa nyaman berada di sisi sang suami.“Sayang, aku jadi tak sabar ingin segera menjadi seorang ayah,”Darren mengelus perut Nuha hingga membuat jantung Nuha seakan meledak.Untuk memperoleh seorang anak bukankah harus melalui proses pembuahan.Nuha meneguk saliva yang terasa kecut dan seketika dia dihinggapi rasa gugup yang luar biasa. Dia memang bersedia melayani atau memberikan hak suami, akan tetapi dirinya masih merasa gugup dan takut. Nuha bergelut dengan trauma dan takut dosa tak bisa melayani suami.Darren menatap Nuha dengan tatapan yang membingungkan. Nuha mempelajari ekspresi sang suami yang tak terbaca.Tak s

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-14
  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   166. Hukum alam

    Salah satu hukum alam yang berlaku dalam hidup ialah hukum kausalitas, alias sebab dan akibat. Tak ada api jika tak ada asap. Apa yang kita tuai itulah yang kita tanam. Ketika kau menanam biji semangka maka akan tumbuh buah semangka. Tak mungkin menanam biji semangka berubah menjadi apel saat panen tiba.Daniel Dash merasa jika hukum tersebut tengah menimpanya. Dia merasa sudah banyak melakukan kejahatan pada banyak wanita yang tak berdaya dengan memanfaatkan segala pesona yang dia miliki. Perlahan tetapi pasti sang pencipta tengah mengambil satu per satu kenikmatan yang dia miliki. Daniel Dash telah mengalami peristiwa tak kalah menyakitkan dari apa yang dialami Nuha. Dia mengalami luka tusuk saat diserang preman di lembaga pemasyarakatan hingga mengalami luka yang cukup parah dan dilarikan ke rumah sakit.Kemudian dia diculik, disekap dan ditekan oleh Bik Sumi yang ternyata merupakan nenek dari perempuan yang pernah dia lukai. Saat ini para sahabatnya menjauh karena larangan ke dua

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-15

Bab terbaru

  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   Extra part

    Setahun kemudian,Yusuf dan Farah kini sudah tinggal terpisah dari keluarganya masing-masing. Sebagai seorang suami yang bertanggung jawab, Yusuf membangun sebuah rumah mewah untuk istrinya. Tak kalah mewah dengan rumah keluarga istrinya.Karena Yusuf seorang yang paham agama sehingga ia meyakini bahwa ia harus memberikan yang terbaik untuk istrinya. Bahkan ia memberikan nafkah terbaik, lebih baik dari apa yang istrinya dapatkan dari ayahnya. Yusuf bekerja keras di perusahaan sang ayah. Ia juga menjadi dosen di salah satu perguruan tinggi swasta di akhir pekan untuk mengamalkan ilmunya dalam ilmu Quran dan hadist. Selain itu, pemuda tampan itu membuat buku dan banyak melakukan seminar dan workshop sebagai seorang penulis dan pendidik.Malam itu, Yusuf pulang terlambat ke rumah. Tepat pukul sembilan malam, ia baru saja memarkirkan kendaraan SUV miliknya di halaman rumahnya yang sangat asri.Rumah itu dibangun di atas lahan hektaran. Pemuda yang visioner itu ingin kelak memiliki banyak

  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   Bab 95 (happy ending)

    Perlahan, Yusuf pun melepas jilbab Farah dan tersenyum menatapnya. Tangannya dengan lembut melepas ikatan rambut Farah hingga membuat rambutnya terburai. Rambutnya yang hitam nan panjang mencuri atensinya.Tanpa sàdar, Yusuf merengkuh sejumput rambutnya yang halus kemudian menciumnya seraya memejamkan matanya. Farah menatap suaminya dengan tatapan penuh damba. Pemuda tampan itu kita sudah menjadi miliknya seutuhnya.“Yusuf, aku mau mandi,” ucap Farah dengan gugup. Berdekatan dengan Yusuf sungguh membuat tubuhnya panas dingin. Ia butuh waktu untuk beradaptasi dengan suaminya.“Tentu, Sayang,” jawab Yusuf sembari berdiri. Pemuda tampan itu berjalan menuju lemari dan mengambil handuk. Kemudian ia menoleh ke arah Farah yang masih sibuk merapikan aksesoris pengàntin. “Sayang, ini handuknya. Aku taruh di atas nakas.”Dipanggil dengan sebutan sayang, Farah semakin salah tingkah. Ia lantas berpikir nama panggilan untuk suaminya. “Yusuf, aku harus memanggilmu apa? Hum, meskipun kita seumuran, k

  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   Bab 94

    Sebulan berlalu. Persiapan pernikahan Farah dan Yusuf sudah rampung. Hari bahagia yang dinantikan itu telah tiba. Setelah melewati berbagai macam ujian dan rintangan dalam kisah cinta mereka, akhirnya, Farah dan Yusuf bisa bersanding di sebuah tempat yang sakral dan suci.Pagi itu, pukul 09.00 WIB Farah dan Yusuf akan melangsungkan akad walimah yang diadakan di ballroom salah satu hotel bintang lima milik sang ayah. Di pelaminan, Yusuf dan sang ayah—Attar serta pamannya sudah bergabung dengan keluarga inti pihak perempuan; Darren Dash, Jonathan Dash yang kini sudah duduk di kursi roda, Naufal Alatas, Daniel Dash, penghulu, dan saksi. Di tempat yang berbeda Farah ditemani sang ibu dan keluarga perempuannya menunggu detik demi detik acara yang sakral itu dimulai. Pernikahan diadakan secara syariat di mana pihak lelaki dan perempuan dipisah.Suara microphone mulai menggema. Seorang MC mulai mengarahkan acara hingga tibalah waktunya Yusuf mengucapkan kalimat ijab qabul dengan lantang. Set

  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   Bab 93

    Darren mendapat telepon dari asistennya yang mengatakan bahwa putrinya mengendarakan mobil mewahnya dengan sangat cepat menuju pantai. Ia terkejut mendengarnya dan langsung berniat menyusul putrinya. Ia memiliki firasat buruk. Semenjak pagi ia merasa tak enak hati. Ia terus memikirkan putrinya.Tak biasanya putrinya pergi bepergian jauh tanpa mengabarinya. Terdengar aneh bukan!Darren Dash semakin tersulut emosi saat ia berada di jalan menuju pantai yang biasa putrinya kunjungi, ia melihat mobil Yusuf berada di depannya. Tak lain tak bukan, pemuda itu juga terlihat akan pergi ke pantai. Bahkan ia melajukan kendaraannya dengan sangat cepat. Sisi lain, Darren Dash memilih memelankan laju kendaraannya karena ingin tahu apa yang mereka lakukan di pantai berduaan. Tak bisa dibiarkan! Farah sudah keterlaluan.Darren berzikir untuk mengendalikan emosinya. Ia pun melihat mobil milik Yusuf sudah terparkir di area parkir yang luas area pantai. Pria dewasa itu terus melangkahkan kakinya, berjal

  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   Bab 92

    Setelah kejadian kecelakaan tadi, Yusuf tergesa-gesa mengejar kembali Farah meskipun kendaraannya ketinggalan jauh. Pemuda itu hanya mengkhawatirkan kondisi gadis itu yang tengah kalut. Kabar tentang cerita masa lalu ke dua orang tuanya sungguh melukai batinnya. Saat ini gadis bermanik hazel itu belum menerima fakta mengejutkan itu.“Argh! Farah jangan bertindak bodoh!” geram Yusuf usai membanting ponselnya hingga terbanting ke atas kursi. Beruntung, ponsel itu tidak jatuh ke kolong kursi mobil.Nomor telepon Farah tidaklah aktif. Yusuf hanya bisa menghela nafas berat mengingat karakter Farah yang memang keras kepala.“Allah, lindungilah Farah. Amin,” gumam Yusuf tak henti-hentinya berzikir. Yusuf mengedarkan pandangannya mencari mobil putih milik Farah. Sial, di jalan yang dilewatinya ada banyak mobil putih namun bukan mobil Farah barang tentu. Mobil Farah termasuk mobil mewah.Yusuf pun menepikan mobilnya menuju pom bensin terdekat. Ia akan mengisi bahan bakar terlebih dahulu untuk

  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   Bab 91

    Semua orang yang berada di cafe panik saat melihat adegan yang terjadi di antara Farah dan Elia.Tanpa belas kasih, Elia mengambil cangkir kopi dari nampan—yang dibawa pelayan kemudian menumpahkannya pada wajah Farah dengan gerakan yang sangat cepat.Namun, sebuah pertolongan datang. Dengan gerakan yang lihai dan gesit, sosok pemuda tampan maju, berusaha melindungi Farah. Ia memeluk Farah. Meski tidak benar-benar memeluk karena ke dua tangannya tidak menyentuh tubuh gadis itu.Farah hanya memejamkan matanya reflek saat air cipratan itu mengenai pipinya. Namun saat ia membelakan matanya, ia tersentak kaget, karena Yusuf berada di sana melindunginya dari aksi keji Elia. Kini punggung Yusuf yang terkena cipratan kopi yang panas itu.“Yusuf,” imbuh Farah dengan berurai air mata. Entahlah, perasaan Farah berkecamuk. Cerita dari bibir Elia tentang ayahnya dan menatap Yusuf yang selalu saja menjadi garda terdepan dalam menolongnya, membuat lelehan air mata terus menerus menetes.Tatapan Yusuf

  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   Bab 90

    Di sebuah ruang keluarga bernuansa mewah, terlihat sepasang suami dan istri yang sedang duduk berdua sembari menikmati tontonan chanel luar negeri—yang tengah menampilkan sebuah destinasi wisata di Eropa.“Mas, indah sekali ya? Aku pengen jalan-jalan lagi sekeluarga. Berkeliling Eropa dan menikmati musim semi yang indah di sana.”Nuha mengungkapkan keinginannya saat tatapannya tertuju pada colosseum Roma yang berdiri pongah.Darren hanya mengangguk pelan. Meskipun raganya berada di sana, namun pikiran Darren terseret pada memori-memori kelam nan buruk yang seringkali menghantuinya.“Mas, ini salad buah yang diminta,” ucap Nuha pada suaminya ketika ART menaruh semangkuk salad untuk menemani waktu rehat mereka. Darren pun melirik pada mangkuk salad kemudian ia berusaha mengambilnya.PrangTiba-tiba saja Darren menjatuhkan mangkuk salad buah itu. Namun dengan sigap, ART sudah langsung membereskan kekacauan yang ada. “Mas, kenapa?”Nuha terkejut saat melihat suaminya yang tampak syok dan

  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   Bab 89

    Dua orang wanita cantik berbeda usia sedang mengobrol di sebuah cafe. Suasana terasa tegang saat wanita berusia kepala lima itu mulai bercerita. Sebetulnya, wanita itu enggan bertemu dengannya setelah apa yang terjadi. Namun karena gadis muda itu bersikukuh akhirnya mau tak mau ia pun mengiyakan permintàan.Di sinilah mereka berada. Sebuah rooftop yang terletak di lantai dua sebuah kafe kopi yang berada tak jauh dari rumah sakit di mana gadis itu bertugas.Mereka adalah Farah dan Maesarah. “Jadi … Om Attar itu mantan tunangannya ibuku?”Farah pun menimpali cerita yang baru saja ibunya Yusuf katakan. Gadis bermanik hazel itu bertanya sekedar untuk mengkonfirmasi.Malam itu, Farah tak sengaja mendengar percakapan yang terjadi di antara ibunya dan tantenya. Namun percakapan itu hanya sekilas sehingga ia dilanda penasaran.Jika Farah bertanya pada mereka, ia yakin mereka tidak akan memberikan jawaban apapun yang memuaskan hatinya.Oleh karena itu, Farah berinisiatif bertanya langsung pad

  • Dinodai Sebelum Malam Pertama   Bab 88

    “Mas kenapa sih? Bete begitu!” beo Daniel pada sang kakak yang sedari tadi terlihat tidak fokus dalam bekerja. Daniel Dash sengaja datang ke kantor kakaknya, membawa sejumlah kontrak kerja hingga menjelaskan laporan soal saham perusahaan. Namun Darren Dash hanya terdiam dengan tatapan yang kosong mirip orang kesambet setan.Lama kelamaan Daniel mulai jenuh melihat respon kakaknya—yang seakan tidak menghargai usaha dirinya. Padahal ia sangat sibuk. Namun demi menyampaikan amanat perusahaan ia mengunjungi kantor pusat PT Jonathan Dash Group. “Mas Darren aku pamit pulang! Lain kali saja aku melapor,” ucap Daniel Dash kemudian membereskan berkas penting perusahaan dan memasukannya kembali ke dalam tas miliknya.“Tunggu! Apa? Kau bahas apa tadi? Sorry, Mas lagi banyak pikiran, jadi gak fokus,” imbuh Darren mengklarifikasi. Seharusnya, Darren juga bisa menahan diri untuk tidak melamun saat jam kerja. Namun siang itu seperti siang sebelumnya, ia masih kepikiran soal omongan Attar dan sikap

DMCA.com Protection Status