Darren tak bisa menyembunyikan raut bahagianya saat mendengar perasaan hati Nuha padanya. Darren menyingkirkan selimut yang membelit tubuhnya kemudian mendekap Nuha dengan begitu posesif. Dia sangat bersyukur Nuha bersedia menjadi istri dan ibu dari anak-anaknya kelak.Nuha pun hanya bisa pasrah mendapat perlakuan Darren karena tak bisa dipungkiri dirinya pun mulai merasa nyaman berada di sisi sang suami.“Sayang, aku jadi tak sabar ingin segera menjadi seorang ayah,”Darren mengelus perut Nuha hingga membuat jantung Nuha seakan meledak.Untuk memperoleh seorang anak bukankah harus melalui proses pembuahan.Nuha meneguk saliva yang terasa kecut dan seketika dia dihinggapi rasa gugup yang luar biasa. Dia memang bersedia melayani atau memberikan hak suami, akan tetapi dirinya masih merasa gugup dan takut. Nuha bergelut dengan trauma dan takut dosa tak bisa melayani suami.Darren menatap Nuha dengan tatapan yang membingungkan. Nuha mempelajari ekspresi sang suami yang tak terbaca.Tak s
Salah satu hukum alam yang berlaku dalam hidup ialah hukum kausalitas, alias sebab dan akibat. Tak ada api jika tak ada asap. Apa yang kita tuai itulah yang kita tanam. Ketika kau menanam biji semangka maka akan tumbuh buah semangka. Tak mungkin menanam biji semangka berubah menjadi apel saat panen tiba.Daniel Dash merasa jika hukum tersebut tengah menimpanya. Dia merasa sudah banyak melakukan kejahatan pada banyak wanita yang tak berdaya dengan memanfaatkan segala pesona yang dia miliki. Perlahan tetapi pasti sang pencipta tengah mengambil satu per satu kenikmatan yang dia miliki. Daniel Dash telah mengalami peristiwa tak kalah menyakitkan dari apa yang dialami Nuha. Dia mengalami luka tusuk saat diserang preman di lembaga pemasyarakatan hingga mengalami luka yang cukup parah dan dilarikan ke rumah sakit.Kemudian dia diculik, disekap dan ditekan oleh Bik Sumi yang ternyata merupakan nenek dari perempuan yang pernah dia lukai. Saat ini para sahabatnya menjauh karena larangan ke dua
Seringai culas terukir di wajah cantik Kinan tatkala mendapat telepon yang selama ini dia nantikan. Tuhan telah mengabulkan doanya, pikir Kinan.Kinan berharap kedatangan Tania akan mengembalikan Darren pada Darren yang dulu. Darren yang selalu memprioritaskan ibunya daripada istrinya.Pun, kehadiran Nuha telah melukai putra semata wayangnya, Daniel.Alasan utama ialah Kinan tidak suka kehadiran Nuha dalam keluarganya. Sebuah kabar gembira tiba-tiba datang, Tania akan pulang ke Indonesia setelah menyelesaikan kuliahnya mengambil spesialis kedokteran di luar negeri.“Besok adalah hari yang paling aku nantikan. Terima kasih Tania. Mommy yakin kau juga sama masih mengharapkan Darren untuk menjadi pendamping hidupmu. Rasanya tak masuk akal jika Darren begitu saja melupakan dirimu dan cinta kalian yang kalian bangun sudah lama. Mommy yakin, cinta akan menemukan jalan sendiri untuk bersatu. Kau datang tepat waktu. Mommy berharap kau bisa bersatu dengan Darren. Mommy hanya ingin kau lah ya
Senja telah bertandang, Nuha dan Darren kembali ke resort untuk istirahat. Saat malam menjelang seperti biasa Darren akan mengajak Nuha berbincang sebelum tidur, pillow talk untuk mempererat hubungan emosional mereka sebagai suami istri. Terkadang mereka membahas hal kecil hingga hal besar.Nuha masih terlihat masam setelah mendengar pertanyaan Darren soal mengundang Naufal. Nuha tidak polos, dia paham apa yang dimaksud ‘mengundang’. Mengundang yang dimaksud Darren mengandung arti lain yakni menjadikannya sebagai sosok ayah untuk Nuha yang nanti akan bersanding dengan sang ibu.Membayangkan Arunika bersanding dengan Naufal membuat Nuha merasa geram. Bukan tanpa alasan, Nuha begitu marah padanya. Nuha menganggap Hilal ayah kandungnya. Dia tidak rela jika harus melihat sang ibu bersama pria lain selain Hilal. Membayangkannya saja membuat Nuha ingin mengamuk.Darren sama sekali tak marah saat melihat reaksi Nuha mengenai ayahnya. Hal yang wajar Nuha masih merasa kecewa dan merasa dibohon
“Ummi Aruni sangat beruntung ya memiliki putri secantik Mbak Nuha. Pantas saja dapetin cogan sekelas Pak Darren,” seru Adelia seraya mendorong kursi roda Aruni, keluar rumah sekedar berjalan-jalan di sekitar halaman yang dipenuhi banyak pohon rindang. Aruni merasa bosan selalu diam di rumah sepulang dari rumah sakit oleh karena itu dia meminta sang perawat untuk menemaninya jalan-jalan di luar rumah.Kemudian mereka berhenti di samping bangku taman. Adelia duduk di sana menemani Aruni saat Aruni merasa jenuh diam di rumah sedangkan anak-anaknya sibuk memiliki kegiatan di luar rumah.Mendengar komentar Adelia, Aruni hanya menunduk dengan menyematkan senyum tipis. Seperti itulah hidup.Setiap orang hanya bisa berprasangka tanpa mengetahui fakta yang terjadi di lapangan.Adelia tidak tahu apa yang dialami Nuha hingga di titik ini Nuha memperoleh kebahagiaan karena dipersunting oleh sosok pria yang bertanggung jawab dan menyayanginya.Aruni hanya menghela nafas panjang kemudian dia menat
Kinan terlihat syok saat sang dokter mengatakan padanya bahwa putra semata wayangnya kini menderita penyakit leukimia stadium empat. Dalam arti harapan hidupnya cukup singkat.Barangkali pengobatan dan terapi yang dilakukan oleh pasien setidaknya mengurangi sel-sel kanker yang menggerogoti bagian organ tubuh lainnya yang terdampak. Namun kesembuhan ialah sebuah mukjizat.Air mata Kinan terus mengalir deras malam itu, melihat Daniel terbaring di atas ranjang rumah sakit.“Honey, tenanglah! Kau harus berpikir jernih! Dokter hanya memvonis tetapi yang berkuasa di atas segalanya Tuhan, bukan dokter.” Jonathan terus menenangkan Kinan.“Betul, Mom apa yang dikatakan Daddy. Dokter hanya memiliki tugas mengobati akan tetapi kesembuhan hanya Tuhan yang menghendaki.”Nuha ikut bersuara.Sepulang dari pantai dirinya pergi bersama Darren langsung ke rumah sakit meski tubuhnya saat ini tengah sakit karena masuk angin. Tubuhnya juga mulai terserang demam. Namun Nuha tidak menampakan sakitnya karena
Darren berusaha melepaskan pelukan Tania dari tubuhnya kendati dia merasa tak tega melihatnya terpuruk dengan tangisan yang meruah, membasahi pakaiannya.Darren memegangi ke dua pundaknya dan mendorongnya dengan lembut.“Maaf, Tania, aku sudah menikah,” ucap Darren menampar batin Tania. Tania menatap Darren dengan tatapan sendu. Darren yang berhati lembut merasa tak tega melihat seorang wanita menangis. Darren menyodorkan sehelai sapu tangannya pada Tania. “Hapuslah air matamu! Jangan mengasihani dirimu,” pungkas Darren dengan beringsut mundur, menghindarinya.Tania menerima sapu tangan tersebut dengan perasaan yang hancur. Mengapa sikap Darren berubah padanya. Semudah itukah Darren melupakannya, perasaannya dan kenangan indah bersamanya.Siapakah gadis yang telah dinikahi olehnya? Seperti apakah wanita itu hingga bisa membuat Darren berpaling darinya?Ada banyak teka-teki pertanyaan dalam benak Tania tentang keputusan Darren untuk hubungan mereka.Dengan mengumpulkan sejumput keku
Suasana terasa hening padahal para pengunjung rumah sakit mulai hilir mudik menciptakan keramaian di berbagai sudut.Percakapan terasa canggung. Baik Darren Dash maupun Tania Anne Sudibyo sibuk dengan pikiran masing-masing.“Tania, mungkin aku bukan jodohmu. Mungkin kau akan memperoleh pendamping yang lebih baik dariku.”Darren menatap Tania yang menatapnya pilu. Darren bersikap tegas dalam hal ini. Darren sudah memutuskan menikahi Nuha dan melepaskan Tania.Tania diam tergugu. Dia kehabisan kata-kata. Tak ingin mengulur waktu, Darren mengalihkan topik bahasan. Dia merasa sudah cukup memperjelas hubungan di antara dirinya dan mantan kekasihnya. Perkara Tania menerima atau tidak bukan urusannya lagi. Tania harus sadar jika Darren bukan jodohnya.Tania merasa sesak mendengar perkataan Darren berikutnya. Dia berusaha menerima itu meski sakit menyayat sembilu. Tak mungkin dirinya memaksakan diri. Keputusannya keliru dengan mengunjunginya karena hanya menambah luka.“Bernard masih di hote