Di dalam sebuah mobil SUV mewah dengan konfigurasi tujuh kursi penumpang terdengar celotehan para anak remaja yang tengah asik mengobrol untuk mengusir keheningan selama dalam perjalanan.Salwa dan Rasyid saling melempar candaan, sambung ayat hingga tebak-tebakan. Mereka akhirnya bisa tertawa kembali tatkala melihat ibu mereka telah sembuh dan bisa pulang ke rumah lebih cepat.Jika sudah berkumpul maka Salwa dan Rasyid akan mengobrol banyak hal yang seru. Selain itu Rasyid menantang sang kakak untuk melakukan sambung ayat.Rasyid yang cerdas lebih cepat dalam hafalan surat Alquran sehingga dia lebih unggul dari Salwa yang meskipun cerdas tetapi malas dalam menghafal atau mengulang hafalan. Mereka dimasukkan ke rumah Quran secara bersamaan. Namun hafalan Rasyid sudah mencapai empat juz Alquran sedangkan Salwa baru menginjak dua juz itu pun terkadang terbata-bata karena jarang melakukan muroja’ah.Salwa terlihat kesal karena adiknya selalu membacakan ayat-ayat yang panjang.“Sudah seles
Menjelang magrib Aruni bersama anak-anaknya tiba di kediamannya. Pak Li yang mengantar mereka pun memutuskan untuk langsung kembali ke kediaman Darren.Kedatangan mereka disambut oleh Alwi dan istrinya yang selama ini menjaga ke dua anaknya dengan baik selama Aruni berada di rumah sakit. Alwi dan Sarah menyambut kedatangan Aruni dengan penuh haru.Nuha bergegas menurunkan kursi roda dan membantu ibunya untuk duduk di atasnya, mendorongnya masuk ke dalam pekarangan rumah. Namun sebelum Aruni tiba di ambang pintu rumah, Nuha tak lantas mendorong kursi rodanya. Nuha memberi isyarat pada adik-adiknya, menahan sang ibu sejenak sampai mereka tiba dan akan memberi kejutan manis pada sang ibu.Aruni sampai menitikan air mata saat melihat ada sebuah banner yang bertuliskan selamat datang Ummi Arunika. Alwi dan Salwa membentangkan banner yang bertuliskan selamat datang untuk sang ibu tercinta. Tak selang lama, beberapa detik kemudian terdengar suara letusan berasal dari confetti popper yang memu
Di bawah langit yang sama, berbeda dengan suasana rumah Aruni yang meskipun berada di pedesaan akan tetapi begitu ramai karena kehadiran banyak tamu, suasana rumah mewah di sebuah perumahan elit di mana Naufal tinggal begitu hening bagai pemakaman. Malam belum terlalu larut tetapi masing-masing anggota keluarga memilih menyendiri tak seperti biasanya menghabiskan waktu quality time, berkumpul dan bercengkrama di ruang tamu. Saat itu Naufal hanya duduk termenung seraya menatap secarik kertas yang ditujukan pada pengadilan agama dengan tatapan yang rumit. Dia tidak mengira jika Sahila mampu melakukan itu semua padanya. Sahila berencana menggugat cerai Naufal. Tak terlintas sedikitpun Sahila bisa berpikir untuk berpisah dengannya. Sahila terlihat baik-baik saja setelah menjemput Kania di rumah sakit di mana saat itu Aruni tengah dirawat. Rupanya Naufal salah mengartikan bahwa Naufal dipersilahkan untuk menemani Nuha selama di sana oleh Sahila. Sebuah ungkapan yang tersirat yang berar
Di kediaman Aruni, para tamu wanita masih betah berlama-lama mengobrol di sana meski Aruni sudah lebih dulu istirahat di kamarnya. Alwi dan Sarah menemani mereka sembari menikmati kudapan dengan menggelar tikar di teras rumah yang cukup luas, menampung para wanita bertubuh gempal yang mendominasi. Nuha ikut duduk lesehan sembari menunggu Darren yang masih belum juga menampakan batang hidungnya. “Neng Nuha, kapan resepsi nya? Jangan lupa undang kami ya?” seru salah seorang tamu, Euis, wanita paruh baya dalam balutan busana berwarna merah terang. Semua orang tahu jika Nuha sudah menikah termasuk para tetangganya. Meski awalnya mereka tahu jika Nuha menikah dengan Attar bukan Darren. Nuha tersenyum tipis menanggapi wanita tersebut. “Insyaallah, Bu. Doakan saja Ummi lekas sembuh agar acara resepsi pernikahan segera digelar.” Nuha mengambil satu buah pisang goreng yang masih hangat dalam piring yang tersaji di atas tikar kemudian melahapnya. “Eh, Neng Nuha, di mana suaminya? Kok gak
Kania dilarikan ke rumah sakit karena terserang demam tinggi. Untuk sementara waktu Naufal dan Sahila menunda urusan mereka demi kebaikan sang putri tercinta. Sahila merasa menyesal karena tidak memperhatikan putrinya akhir-akhir ini. Dia malah fokus memikirkan dirinya dan perasaannya. Mereka duduk menemani Kania yang tengah tertidur pulas karena sudah ditangani sang dokter. Mereka merasa lega melihat Kania selamat setelah sebelumnya panik karena mendapati Kania pingsan di kamarnya.“Sayang, lekas sembuh. Maafkan Mama yang kurang perhatian,”Sahila berbicara dengan mata yang berkaca-kaca. Tangannya terus mengenggam tangan sang putri dengan perasaan khawatir di sebelah kanannya. Sementara itu Naufal tak beda jauh dengan Sahila, mengenggam tangan kiri Kania di sebelah kirinya. Mereka akan menginap di rumah sakit demi menemani Kania.Sahila merasa menyesal karena tidak memperhatikan kesehatan sang anak. Sahila banyak menghabiskan waktunya dengan geng sosialita, nongkrong di cafe seked
Darren tak bisa menyembunyikan raut bahagianya saat mendengar perasaan hati Nuha padanya. Darren menyingkirkan selimut yang membelit tubuhnya kemudian mendekap Nuha dengan begitu posesif. Dia sangat bersyukur Nuha bersedia menjadi istri dan ibu dari anak-anaknya kelak.Nuha pun hanya bisa pasrah mendapat perlakuan Darren karena tak bisa dipungkiri dirinya pun mulai merasa nyaman berada di sisi sang suami.“Sayang, aku jadi tak sabar ingin segera menjadi seorang ayah,”Darren mengelus perut Nuha hingga membuat jantung Nuha seakan meledak.Untuk memperoleh seorang anak bukankah harus melalui proses pembuahan.Nuha meneguk saliva yang terasa kecut dan seketika dia dihinggapi rasa gugup yang luar biasa. Dia memang bersedia melayani atau memberikan hak suami, akan tetapi dirinya masih merasa gugup dan takut. Nuha bergelut dengan trauma dan takut dosa tak bisa melayani suami.Darren menatap Nuha dengan tatapan yang membingungkan. Nuha mempelajari ekspresi sang suami yang tak terbaca.Tak s
Salah satu hukum alam yang berlaku dalam hidup ialah hukum kausalitas, alias sebab dan akibat. Tak ada api jika tak ada asap. Apa yang kita tuai itulah yang kita tanam. Ketika kau menanam biji semangka maka akan tumbuh buah semangka. Tak mungkin menanam biji semangka berubah menjadi apel saat panen tiba.Daniel Dash merasa jika hukum tersebut tengah menimpanya. Dia merasa sudah banyak melakukan kejahatan pada banyak wanita yang tak berdaya dengan memanfaatkan segala pesona yang dia miliki. Perlahan tetapi pasti sang pencipta tengah mengambil satu per satu kenikmatan yang dia miliki. Daniel Dash telah mengalami peristiwa tak kalah menyakitkan dari apa yang dialami Nuha. Dia mengalami luka tusuk saat diserang preman di lembaga pemasyarakatan hingga mengalami luka yang cukup parah dan dilarikan ke rumah sakit.Kemudian dia diculik, disekap dan ditekan oleh Bik Sumi yang ternyata merupakan nenek dari perempuan yang pernah dia lukai. Saat ini para sahabatnya menjauh karena larangan ke dua
Seringai culas terukir di wajah cantik Kinan tatkala mendapat telepon yang selama ini dia nantikan. Tuhan telah mengabulkan doanya, pikir Kinan.Kinan berharap kedatangan Tania akan mengembalikan Darren pada Darren yang dulu. Darren yang selalu memprioritaskan ibunya daripada istrinya.Pun, kehadiran Nuha telah melukai putra semata wayangnya, Daniel.Alasan utama ialah Kinan tidak suka kehadiran Nuha dalam keluarganya. Sebuah kabar gembira tiba-tiba datang, Tania akan pulang ke Indonesia setelah menyelesaikan kuliahnya mengambil spesialis kedokteran di luar negeri.“Besok adalah hari yang paling aku nantikan. Terima kasih Tania. Mommy yakin kau juga sama masih mengharapkan Darren untuk menjadi pendamping hidupmu. Rasanya tak masuk akal jika Darren begitu saja melupakan dirimu dan cinta kalian yang kalian bangun sudah lama. Mommy yakin, cinta akan menemukan jalan sendiri untuk bersatu. Kau datang tepat waktu. Mommy berharap kau bisa bersatu dengan Darren. Mommy hanya ingin kau lah ya