Share

Part 3

Author: Seema Zuhda
last update Last Updated: 2023-10-09 22:20:02

Aku segera menutup bercak darah yang terlihat sangat jelas di bad cover berwarna putih dengan motif bunga mawar itu dengan selimut, dan berusaha mengatur diri dari rasa panik yang tiba-tiba hinggap, mencoba tertawa pada Kiara untuk mengusir berbagai kemungkinan yang Kiara pikirkan.

"Mbak lagi haid, Ra," ucapku dengan senyum terpaksa untuk menutupi kebohongan.

"Mbak enggak usah bohong, ya? Kalau aku yang ngomong gitu mungkin orang akan langsung percaya, karena aku jorok, mageran, berbeda dengan Mbak Najma yang bukan tipe pemalas, selalu tau kapan harus ganti pembalut, dan menurut pengalamanku, nih, ya, Mbak! Sebagai adikmu, aku tidak pernah sekalipun melihat Mbak lagi haid trus bocor kayak gitu, jelas banget kalau Mbak lagi bohong," bukan Kiara jika tidak blak-blakan kayak gini, adikku ini sangat tau bagaimana aku.

Aku terdiam, cemas mulai menyapa diri, aku tau benar jika Kiara tidak pernah bisa dibohongi, namun untuk kebohongan yang aku tutupi saat ini bukan kebohongan biasa, aib luar biasa buruk yang tidak bisa aku bongkar dan beritahukan kepada siapapun.

"Mbak, kok, diem? Jadi makin kelihatan kalau Mbak lagi bohong,"

"Eng-enggak, kok, Ra! Mbak emang lagi haid. Udah, ya! Mbak ngantuk, mau tidur,"

Kiara melengos, dan beranjak pergi dari kamarku, aku hanya tersenyum kecut, biasanya ketika aku berbohong, adikku itu akan terus menggiringku dengan berbagai pertanyaan hingga ancaman lucu yang membuatku akhirnya mengaku. Mataku kembali berair, sesenggukan dibalik selimut yang menutupi seluruh tubuhku.

Ketukan pintu kamar membangunkan ku dari tidur sedihku, kulihat jam menunjukkan pukul dua belas malam.

Sudah hampir empat jam aku tertidur setelah menguras air mata dengan hebatnya, segera aku berjalan pelan menuju pintu, rasa sakit kembali menjalar di seluruh tubuhku akibat peristiwa keji beberapa jam yang lalu.

"Nduk, ada apa to? Katanya Kiara setelah tadi Mas Hendra pulang dari sini kamu jadi aneh?" ucap Ibu yang baru saja tiba dari luar kota, memegang lembut kepalaku, tatapan matanya tampak sangat khawatir melihatku.

Air mataku kembali luruh dengan derasnya, perhatian dan pelukan Ibu memang sangat aku butuhkan untuk saat ini, aku membenamkan wajahku pada pundak kiri Ibuku yang masih berpakaian lengkap.

Kerudung lebarnya basah karena air mataku yang tak kunjung berhenti mengalir, mampukah aku kembali berbohong? Setelah tadi Kiara, bagaimana aku akan membohongi Ibu setelah aku menunjukkan kesedihan ini padanya?

"Mau cerita sekarang?" tanya ibuku lembut setelah tangisku mereda.

Aku hanya menggeleng pelan, dari aku kecil, ketika aku sedih Ibu selalu menyuruhku menangis dalam pelukannya, setelah tangis reda Ibu baru bertanya kenapa, namun ketika aku belum mau bercerita, Ibu tidak memaksa, yang dilakukan hanya kembali memelukku dan menunggu hingga aku siap untuk menceritakan seluruhnya, dan bukan hanya kepadaku, Ibu juga memperlakukan kedua adikku sama sepertiku.

Ibu kembali memelukku, lalu mencium keningku, dan menyuruhku untuk kembali tidur, ketika ibu sampai di ambang pintu kamar, kulihat Ayah baru muncul, mungkin baru beres memarkir mobilnya, Ayah menatapku lalu melihat Ibu, Ibu menggeleng pelan, mengisyaratkan pada Ayah agar jangan dulu menggangguku.

Getaran ponsel tanda panggilan masuk membuyarkan lamunanku, segera kuambil gawai itu, kulihat panggilan itu tanpa nama, hanya deretan angka dengan foto profil salah satu tokoh anime Jepang.

Kumatikan sambungan telepon itu, dan mengecek pesan teks dari aplikasi hijau, dua belas pesan dari nomor yang barusan menelpon, tertera jam setengah tujuh tadi pesan ini masuk.

[Assalamualaikum, Najma.]

[Aku Irsyad,]

[Kuliah dimana sekarang, Ma?]

[Maaf, ya. Cuma mau ngasih tau kamu sesuatu,]

[Aku cinta sama kamu, bisa dibilang pada pandangan pertama, dari awal ospek kita waktu SMA,]

[Mengagumimu dalam diam, mendoakan yang terbaik untuk rasa ini,]

[Bahkan saat pindah kesini, rasa ini tidak pernah pudar, meskipun tanpa pernah tau bagaimana kabarmu,]

[Sejak pindah kesini aku menyibukkan diri dengan banyak hal. Prestasi akademik, ikut serta dalam kegiatan dakwah, dan juga bisnis yang Alhamdulillah sudah mencapai pasif income saat ini,"]

[Insya Allah bukan karena kamu, aku mencapai semua itu,]

[Tapi aku hanya ingin merayu Allah, dengan berusaha melayakkan diri menjadi suami di usia muda,]

[Tanpa basa-basi, aku ingin kamu jadi istriku, aku ingin memilikimu dengan cara halal, untuk kedepannya kita bareng-bareng melanjutkan pendidikan setinggi-tingginya, karena aku tau, kamu sangat bersenang-senang jika menyangkut pendidikan, untuk biaya sepenuhnya aku yang bertanggung jawab,]

[Jika kamu berkenan untuk menerima niatku ini, kamu bisa memberitahukan alamat lengkap rumahmu, ya.

Nb : sangat berharap agar tidak menerima penolakan, Terima kasih,"]

Aku memicingkan mata setelah membaca seluruh pesan manis ini, Irsyad? Aku bahkan tidak tau nama itu, mencoba mengingat seluruh kawan SMA yang belum lama ini aku berpisah dari mereka.

Ah! Aku mengingatnya, Irsyad yang pernah menjadi pembicaraan panas seluruh pelajar khususnya pelajar wanita, anak IPS yang disebut-sebut ketampanannya sekelas aktor Korea, bahkan ada yang bilang Irsyad adalah adiknya Lee Dong Wook, karena saking miripnya.

Waktu kelas satu SMA semester akhir, tersiar kabar bahwa si tampan Irsyad pindah sekolah, hingga membuat banyak dari pelajar wanita atau bahkan semuanya galau berat, tidak termasuk aku tapi, ya.

Karena aku hanya sekilas melihat Irsyad di mushola sekolah, aku yang waktu itu baru datang memasuki serambi mushola, dan Leni temenku tiba-tiba jingkrak-jingkrak kegirangan melihat Irsyad dengan wajah basah karena baru saja wudhu, aku melihat sekilas, dan pandangan kami bertemu, itu saja, aku tidak pernah lagi melihat Irsyad, meskipun kami satu sekolah, tapi tidak satu kelas, aku kelas IPA, dan Irsyad IPS.

Aku memang seperti yang dibilang Irsyad, bahwa pendidikan adalah duniaku, aku sangat senang dengan dunia akademik, untuk urusan cinta aku pernah satu kali mengagumi kakak kelas yang sangat genius, tapi ketika tau bahwa dia sudah berpacaran dengan teman sekelasnya, aku tidak lagi tertarik dengan urusan rasa.

Namun setelah lulus SMA, aku menjadi tertarik dengan urusan jodoh, tiba-tiba saja aku ingin menikah di usia muda. Toh, aku tetap bisa melanjutkan pendidikan setelah menikah, seru aja gitu waktu di bayangkan.

Dan datanglah tawaran perjodohan, dengan lelaki yang awalnya aku anggap kisahku nantinya akan penuh romansa, namun seperti dibuat terbang setinggi-tingginya, lalu dijatuhkan hingga hancur tak tersisa, bayangan indah itu berganti mimpi buruk yang akan selalu menghantui duniaku.

Lagi-lagi, air mata ini tidak pernah bosan membasahi pipi, rasa marah yang tak bisa kutahan, akhirnya mengarahkan tanganku untuk melepas kasar bad cover dengan noda darah diatasnya, memasukkan pada kantong kresek, dan berniat membuangnya esok.

Setelahnya aku pasang bad cover baru, aku melihat jam dinding yang terpasang di atas pintu kamarku, jam satu pagi kurang seperempat, aku terkejut setelah Ingat bahwa aku belum salat isya', aku berjalan pelan ke kamar mandi, rasa sakit di area bawah tubuhku seakan mengingatkanku agar aku mandi wajib dahulu sebelum menunaikan salat.

Meskipun merasa malu bertemu Allah karena dosa besar ini, aku ingin tetap melaksanakan kewajiban, dengan terisak aku memohon ampun dan mengadu pada penciptaku, bahwa dosa ini bukan salahku, aku sama sekali tidak menginginkan perbuatan itu terjadi, jika boleh aku meminta, agar waktu berputar mundur, aku ingin sekali menolak perjodohan ini, aku ingin kembali melanjutkan pendidikan, dan berjodoh dengan lelaki yang dekat dengan-Mu, bukan seperti Mas Hendra, manusia angkuh yang tidak percaya akan keberadaan-Mu.

[Jangan buat aku menunggu terlalu lama, maksimal satu kali dua puluh empat jam, ya! Terima kasih,]

Satu pesan lagi masuk, aku yang tadinya berniat mematikan data lalu tidur, mau tidak mau harus membalas pesan yang mungkin akan menyakiti hati si penerima pesan.

"Maafkan aku, Syad," ucapku hampir berbisik, sembari mengetik lalu mengirim pesan singkat sebagi balasan.

Bersambung..

Oleh : Seema Zuhda

Related chapters

  • Dinodai Pria Berseragam, Dicintai Teman SMA   Part 4

    "Saya terima nikahnya Haiba Najma Tsakiba Binti Qomaruddin dengan mas kawin uang dua ratus dua puluh dua ribu dua ratus rupiah dan seperangkat alat salat dibayar tunai!"Mendengar kalimat ijab dengan satu tarikan napas yang terucap dari lisan Mas Hendra, rasanya seperti mendengar petir di musim hujan yang disertai gemuruh angin, gelap dan mencekam, seperti suasana hatiku saat ini.Mencoba tersenyum dengan pantulan diriku di cermin rias, gaun pengantin berwarna putih, dengan kerudung senada menutup dada, hiasan melati di kepala, dan juga make up super tipis tanpa peran pensil alis, tanpa bulu mata palsu, dan tanpa perona wajah, persis seperti yang aku impikan, hanya saja impianku dulu tentunya menjadi pengantin dengan senyum bahagia, bukan dengan senyum terpaksa untuk sembunyikan derita."Lihatlah manusia itu Ya Allah, dia memberikan mahar seperangkat alat salat, namun dia bahkan tidak suka mendengar kata salat, apakah aku sekuat itu dalam pandangan-Mu? Buk

    Last Updated : 2023-10-09
  • Dinodai Pria Berseragam, Dicintai Teman SMA   Part 5

    POV IRSYAD[Maaf, Syad. Kamu terlambat,]Sebuah pesan balasan dari Najma yang masih belum aku mengerti maksudnya, segera aku tepis berbagai kemungkinan buruk yang tengah berkecamuk memenuhi rongga kepala, mencoba tersenyum untuk menyakinkan diri bahwa jawaban yang menyenangkan hati pasti akan terjadi.[Terlambat?][Kata orang, tidak ada kata terlambat untuk niat baik, Ma,] Balasku dengan tangan gemetar, keringat dingin pun tiba-tiba saja muncul bersamaan dengan rasa takut akan kehilangan wanita bernama Najma, apalagi ketika pesan yang aku kirim terlihat centang abu-abu satu.Aku beranjak dari tempat tidur, mengambil jaket dan juga helm, dalam perjalanan menyusuri jalanan di penghujung malam ibu kota, aku kembali disuguhi bayangan wajah dengan senyum terindah. Najma, seorang wanita yang menjadi cinta pertamaku, degup jantung yang selalu lebih cepat iramanya setiap aku tanpa sengaja selalu melihatnya kala itu, dan suatu

    Last Updated : 2023-10-09
  • Dinodai Pria Berseragam, Dicintai Teman SMA   Part 6

    Menjadi istri dari anak tunggal Pak Wiyoto dan Bu Lasmi, Bapak dan Ibu mertuaku, kini aku tinggal seatap dengan keduanya, setelah satu bulan lalu sah menjadi istri dari putra mereka, Mas Hendra.Mas Hendra dengan kesibukannya sebagai seorang Dandim di Kodim kabupaten, yang hanya seminggu sekali pulang ke rumah, hingga keinginanku untuk kembali menempuh pendidikan di perguruan tinggi masih urung aku sampaikan pada Mas Hendra.Sabtu malam, setiap Mas Hendra pulang, aku sama sekali tidak diberi kesempatan untuk berbicara, aku hanya ditugaskan untuk melayani nafsunya, setelah itu Mas Hendra akan tidur, dan ketika tengah malam, Mas Hendra terbangun dari tidur, aku kembali menjadi budak nafsunya, tanpa peduli denganku yang masih terlelap, setelahnya ia mandi, lalu pergi lagi untuk kembali ke tempat dinasnya.Seperti malam menjelang pagi kali ini, aku yang masih terbungkus selimut, menatap lelaki yang usianya terpaut empat belas tahun denganku, Mas Hendra dengan

    Last Updated : 2023-10-09
  • Dinodai Pria Berseragam, Dicintai Teman SMA   Part 7

    Dengan gamis hitam, dan kerudung instan merk lokal warna abu tua, tak lupa kaus kaki, yang kupakai dengan secepat kilat, aku segera melangkah ke ruang tamu, untuk menemui Tante Narti yang entah kenapa bisa berada di sini.Bukankah Tante Narti sekeluarga menetap di luar Jawa? Ah, aku lupa, mereka orang kaya, yang bisa kapan saja berkunjung ke tanah kelahiran mereka, tanpa terkendala biaya.Saat sampai di ruang tamu, orang pertama yang terlihat di mataku adalah Irsyad, aku mematung, mencoba mengkondisikan netra yang tidak juga beralih dari memandangnya, laki-laki yang merupakan anak tunggal dari Om Andri dan Tante Narti itu tengah sibuk dengan ponselnya.Laki-laki yang mungkin lebih tua beberapa bulan dariku itu memakai pakaian serba hitam ala idol Korea, celana panjang hitam, kaos polos hitam, lengkap dengan blazer selutut warna abu tua, ditambah kacamata yang semakin menambah tingkat ketampanannya.Andai Leni melihatnya, mungkin dia akan sangat heboh, jingkrak-jingkrak, lalu pingsan, s

    Last Updated : 2023-10-09
  • Dinodai Pria Berseragam, Dicintai Teman SMA   Part 8

    Responku?Entah kenapa, mendengar apa yang baru saja Tante Narti bilang, aku sama sekali tidak merasakan sakit hati, tidak ada air mata kesedihan, bahkan aku dengan lahap melanjutkan makan sosis bakar yang tinggal satu gigitan, lalu membuang tusuknya.Aku menarik nafas kasar, teringat kembali kejadian waktu itu, ketika aku dan Mas Hendra belum ada ikatan halal, dan aku dipaksa menjadi objek pemuas nafsunya, dengan ancaman jahat yang sudah direncanakan sedemikian rupa.Tante Narti memandangku dengan air muka heran, aku yang hanya tersenyum menatap ke arah bintang, sepertinya membuat Tante Narti semakin kebingungan dengan tingkahku."Tante memberitahu semua itu bukan bermaksud membuat kamu sedih atau apapun itu, Tante hanya tidak mau kamu menanggung derita, Nduk. Fakta bahwa Hendra adalah pria buruk membuat Tante tidak terima jika kamu harus seumur hidup bersama dengannya, apa jadinya kamu dimasa depan, bukan hanya kamu, suatu saat anak-anak kamu pu

    Last Updated : 2023-10-09
  • Dinodai Pria Berseragam, Dicintai Teman SMA   Part 9

    "Mas, aku mau ikut kamu, enggak apa-apa aku ngontrak yang penting dekat sama kamu, biar aku bisa masak buat kamu, biar setiap hari kamu pulangnya ke Aku, biar aku bisa melayani kamu sepenuhnya," pintaku pada Mas Hendra, mencoba bersikap manis kepada suami sendiri, berusaha berperan baik sebagai seorang istri. Mas Hendra baru saja pulang, seperti biasa, setiap sabtu malam Mas Hendra pulang, dan aku yang telah diberitahu Tante Narti tentang rahasia besar Mas Hendra yang memiliki banyak Istri dan suka gonta-ganti wanita untuk diajak zina. Belum lagi tentang Mas Hendra yang suka minum-minum, menjadikanku harus benar-benar memperhatikan Mas Hendra.Bukan karena cemburu, atau karena tidak mau dimadu maupun menjadi madu, tapi karena aku adalah Istri Mas Hendra, meskipun bukan satu-satunya, tapi sebagai Istri aku ingin suamiku kembali ke jalan yang lurus, aku ingin Mas Hendra sadar dan tobat nasuha dari kebiasaan buruknya."Enggak perlu, kamu disini saja temani Ibu, kamu mau ikut aku karena

    Last Updated : 2023-11-15
  • Dinodai Pria Berseragam, Dicintai Teman SMA   Part 10

    POV IRSYADKata orang, laki-laki itu semakin dewasa semakin susah mengeluarkan air mata, meskipun dikuasai luka sedemikian rupa, ia tidak akan menangis, karena sejatinya laki-laki itu qawwam, pemimpin, yang mengayomi, yang melindungi, menangis akan menampakkan sisi lemah laki-laki.Aku setuju dengan pendapat itu, meskipun kini air mata tidak hentinya mengalir deras membasahi pipi, dan mata masih setia menatap nanar rumah yang ditinggali Najma, ada rasa sakit dalam sepi malam ini, nyeri di dada karena wanita yang aku suka bernasib buruk karena menikah dengan pria buruk seperti Mas Hendra.Andai bukan Mas Hendra, meskipun bukan denganku juga, setidaknya lelaki yang bukan menjadi ujian berat untuk hidupnya, dia wanita, apakah akan baik-baik saja jika terus menerus menanggung derita?"Syad, sudah nunggu lama?" Aku menoleh ke arah suara, Beni yang tadi aku suruh kesini untuk menemaniku, akhirnya datang juga."Maaf, Bro. baru tutup toko, pas baca pesanmu juga tadi aku lagi antri di pom bens

    Last Updated : 2023-11-16
  • Dinodai Pria Berseragam, Dicintai Teman SMA   Part 11

    Sebuah kekerasan dalam rumah tangga nyatanya bukan hanya wacana semata, puluhan pukulan dari tangan seorang suami kini benar-benar mendarat di tubuhku, ngilu sekujur badan, dan satu hal yang belum pernah aku rasakan seumur hidupku, kini aku merasakannya, yakni mimisan.Darah segar yang tak berhenti keluar dari lubang hidungku, membuatku tersenyum miris, muncul tanya dalam kepala, akankah aku mampu menyerahkan seumur hidupku bersama pria seperti Mas Hendra? Apa yang akan aku dapat jika aku bertahan? Dan apakah dosa besar jika aku menyerah?Inginku menjadi wasilah hidayah untuk Mas Hendra, namun sepertinya keinginanku mustahil tercapai, terlalu tinggi dan tidak sebanding dengan nyaliku yang lemah.Seperti saat ini, lagi-lagi aku hanya bisa menangis. Setiap tuduhan, umpatan, dan pukulan dari Mas Hendra, aku tidak punya nyali setitik pun untuk melawan, hanya air mata yang tanpa malu-malu keluar, dan tak hentinya mengalir membasahi pipi."Maaf" ucap Mas Hendra sangat pelan, hampir tak terd

    Last Updated : 2023-12-12

Latest chapter

  • Dinodai Pria Berseragam, Dicintai Teman SMA   Part 11

    Sebuah kekerasan dalam rumah tangga nyatanya bukan hanya wacana semata, puluhan pukulan dari tangan seorang suami kini benar-benar mendarat di tubuhku, ngilu sekujur badan, dan satu hal yang belum pernah aku rasakan seumur hidupku, kini aku merasakannya, yakni mimisan.Darah segar yang tak berhenti keluar dari lubang hidungku, membuatku tersenyum miris, muncul tanya dalam kepala, akankah aku mampu menyerahkan seumur hidupku bersama pria seperti Mas Hendra? Apa yang akan aku dapat jika aku bertahan? Dan apakah dosa besar jika aku menyerah?Inginku menjadi wasilah hidayah untuk Mas Hendra, namun sepertinya keinginanku mustahil tercapai, terlalu tinggi dan tidak sebanding dengan nyaliku yang lemah.Seperti saat ini, lagi-lagi aku hanya bisa menangis. Setiap tuduhan, umpatan, dan pukulan dari Mas Hendra, aku tidak punya nyali setitik pun untuk melawan, hanya air mata yang tanpa malu-malu keluar, dan tak hentinya mengalir membasahi pipi."Maaf" ucap Mas Hendra sangat pelan, hampir tak terd

  • Dinodai Pria Berseragam, Dicintai Teman SMA   Part 10

    POV IRSYADKata orang, laki-laki itu semakin dewasa semakin susah mengeluarkan air mata, meskipun dikuasai luka sedemikian rupa, ia tidak akan menangis, karena sejatinya laki-laki itu qawwam, pemimpin, yang mengayomi, yang melindungi, menangis akan menampakkan sisi lemah laki-laki.Aku setuju dengan pendapat itu, meskipun kini air mata tidak hentinya mengalir deras membasahi pipi, dan mata masih setia menatap nanar rumah yang ditinggali Najma, ada rasa sakit dalam sepi malam ini, nyeri di dada karena wanita yang aku suka bernasib buruk karena menikah dengan pria buruk seperti Mas Hendra.Andai bukan Mas Hendra, meskipun bukan denganku juga, setidaknya lelaki yang bukan menjadi ujian berat untuk hidupnya, dia wanita, apakah akan baik-baik saja jika terus menerus menanggung derita?"Syad, sudah nunggu lama?" Aku menoleh ke arah suara, Beni yang tadi aku suruh kesini untuk menemaniku, akhirnya datang juga."Maaf, Bro. baru tutup toko, pas baca pesanmu juga tadi aku lagi antri di pom bens

  • Dinodai Pria Berseragam, Dicintai Teman SMA   Part 9

    "Mas, aku mau ikut kamu, enggak apa-apa aku ngontrak yang penting dekat sama kamu, biar aku bisa masak buat kamu, biar setiap hari kamu pulangnya ke Aku, biar aku bisa melayani kamu sepenuhnya," pintaku pada Mas Hendra, mencoba bersikap manis kepada suami sendiri, berusaha berperan baik sebagai seorang istri. Mas Hendra baru saja pulang, seperti biasa, setiap sabtu malam Mas Hendra pulang, dan aku yang telah diberitahu Tante Narti tentang rahasia besar Mas Hendra yang memiliki banyak Istri dan suka gonta-ganti wanita untuk diajak zina. Belum lagi tentang Mas Hendra yang suka minum-minum, menjadikanku harus benar-benar memperhatikan Mas Hendra.Bukan karena cemburu, atau karena tidak mau dimadu maupun menjadi madu, tapi karena aku adalah Istri Mas Hendra, meskipun bukan satu-satunya, tapi sebagai Istri aku ingin suamiku kembali ke jalan yang lurus, aku ingin Mas Hendra sadar dan tobat nasuha dari kebiasaan buruknya."Enggak perlu, kamu disini saja temani Ibu, kamu mau ikut aku karena

  • Dinodai Pria Berseragam, Dicintai Teman SMA   Part 8

    Responku?Entah kenapa, mendengar apa yang baru saja Tante Narti bilang, aku sama sekali tidak merasakan sakit hati, tidak ada air mata kesedihan, bahkan aku dengan lahap melanjutkan makan sosis bakar yang tinggal satu gigitan, lalu membuang tusuknya.Aku menarik nafas kasar, teringat kembali kejadian waktu itu, ketika aku dan Mas Hendra belum ada ikatan halal, dan aku dipaksa menjadi objek pemuas nafsunya, dengan ancaman jahat yang sudah direncanakan sedemikian rupa.Tante Narti memandangku dengan air muka heran, aku yang hanya tersenyum menatap ke arah bintang, sepertinya membuat Tante Narti semakin kebingungan dengan tingkahku."Tante memberitahu semua itu bukan bermaksud membuat kamu sedih atau apapun itu, Tante hanya tidak mau kamu menanggung derita, Nduk. Fakta bahwa Hendra adalah pria buruk membuat Tante tidak terima jika kamu harus seumur hidup bersama dengannya, apa jadinya kamu dimasa depan, bukan hanya kamu, suatu saat anak-anak kamu pu

  • Dinodai Pria Berseragam, Dicintai Teman SMA   Part 7

    Dengan gamis hitam, dan kerudung instan merk lokal warna abu tua, tak lupa kaus kaki, yang kupakai dengan secepat kilat, aku segera melangkah ke ruang tamu, untuk menemui Tante Narti yang entah kenapa bisa berada di sini.Bukankah Tante Narti sekeluarga menetap di luar Jawa? Ah, aku lupa, mereka orang kaya, yang bisa kapan saja berkunjung ke tanah kelahiran mereka, tanpa terkendala biaya.Saat sampai di ruang tamu, orang pertama yang terlihat di mataku adalah Irsyad, aku mematung, mencoba mengkondisikan netra yang tidak juga beralih dari memandangnya, laki-laki yang merupakan anak tunggal dari Om Andri dan Tante Narti itu tengah sibuk dengan ponselnya.Laki-laki yang mungkin lebih tua beberapa bulan dariku itu memakai pakaian serba hitam ala idol Korea, celana panjang hitam, kaos polos hitam, lengkap dengan blazer selutut warna abu tua, ditambah kacamata yang semakin menambah tingkat ketampanannya.Andai Leni melihatnya, mungkin dia akan sangat heboh, jingkrak-jingkrak, lalu pingsan, s

  • Dinodai Pria Berseragam, Dicintai Teman SMA   Part 6

    Menjadi istri dari anak tunggal Pak Wiyoto dan Bu Lasmi, Bapak dan Ibu mertuaku, kini aku tinggal seatap dengan keduanya, setelah satu bulan lalu sah menjadi istri dari putra mereka, Mas Hendra.Mas Hendra dengan kesibukannya sebagai seorang Dandim di Kodim kabupaten, yang hanya seminggu sekali pulang ke rumah, hingga keinginanku untuk kembali menempuh pendidikan di perguruan tinggi masih urung aku sampaikan pada Mas Hendra.Sabtu malam, setiap Mas Hendra pulang, aku sama sekali tidak diberi kesempatan untuk berbicara, aku hanya ditugaskan untuk melayani nafsunya, setelah itu Mas Hendra akan tidur, dan ketika tengah malam, Mas Hendra terbangun dari tidur, aku kembali menjadi budak nafsunya, tanpa peduli denganku yang masih terlelap, setelahnya ia mandi, lalu pergi lagi untuk kembali ke tempat dinasnya.Seperti malam menjelang pagi kali ini, aku yang masih terbungkus selimut, menatap lelaki yang usianya terpaut empat belas tahun denganku, Mas Hendra dengan

  • Dinodai Pria Berseragam, Dicintai Teman SMA   Part 5

    POV IRSYAD[Maaf, Syad. Kamu terlambat,]Sebuah pesan balasan dari Najma yang masih belum aku mengerti maksudnya, segera aku tepis berbagai kemungkinan buruk yang tengah berkecamuk memenuhi rongga kepala, mencoba tersenyum untuk menyakinkan diri bahwa jawaban yang menyenangkan hati pasti akan terjadi.[Terlambat?][Kata orang, tidak ada kata terlambat untuk niat baik, Ma,] Balasku dengan tangan gemetar, keringat dingin pun tiba-tiba saja muncul bersamaan dengan rasa takut akan kehilangan wanita bernama Najma, apalagi ketika pesan yang aku kirim terlihat centang abu-abu satu.Aku beranjak dari tempat tidur, mengambil jaket dan juga helm, dalam perjalanan menyusuri jalanan di penghujung malam ibu kota, aku kembali disuguhi bayangan wajah dengan senyum terindah. Najma, seorang wanita yang menjadi cinta pertamaku, degup jantung yang selalu lebih cepat iramanya setiap aku tanpa sengaja selalu melihatnya kala itu, dan suatu

  • Dinodai Pria Berseragam, Dicintai Teman SMA   Part 4

    "Saya terima nikahnya Haiba Najma Tsakiba Binti Qomaruddin dengan mas kawin uang dua ratus dua puluh dua ribu dua ratus rupiah dan seperangkat alat salat dibayar tunai!"Mendengar kalimat ijab dengan satu tarikan napas yang terucap dari lisan Mas Hendra, rasanya seperti mendengar petir di musim hujan yang disertai gemuruh angin, gelap dan mencekam, seperti suasana hatiku saat ini.Mencoba tersenyum dengan pantulan diriku di cermin rias, gaun pengantin berwarna putih, dengan kerudung senada menutup dada, hiasan melati di kepala, dan juga make up super tipis tanpa peran pensil alis, tanpa bulu mata palsu, dan tanpa perona wajah, persis seperti yang aku impikan, hanya saja impianku dulu tentunya menjadi pengantin dengan senyum bahagia, bukan dengan senyum terpaksa untuk sembunyikan derita."Lihatlah manusia itu Ya Allah, dia memberikan mahar seperangkat alat salat, namun dia bahkan tidak suka mendengar kata salat, apakah aku sekuat itu dalam pandangan-Mu? Buk

  • Dinodai Pria Berseragam, Dicintai Teman SMA   Part 3

    Aku segera menutup bercak darah yang terlihat sangat jelas di bad cover berwarna putih dengan motif bunga mawar itu dengan selimut, dan berusaha mengatur diri dari rasa panik yang tiba-tiba hinggap, mencoba tertawa pada Kiara untuk mengusir berbagai kemungkinan yang Kiara pikirkan."Mbak lagi haid, Ra," ucapku dengan senyum terpaksa untuk menutupi kebohongan."Mbak enggak usah bohong, ya? Kalau aku yang ngomong gitu mungkin orang akan langsung percaya, karena aku jorok, mageran, berbeda dengan Mbak Najma yang bukan tipe pemalas, selalu tau kapan harus ganti pembalut, dan menurut pengalamanku, nih, ya, Mbak! Sebagai adikmu, aku tidak pernah sekalipun melihat Mbak lagi haid trus bocor kayak gitu, jelas banget kalau Mbak lagi bohong," bukan Kiara jika tidak blak-blakan kayak gini, adikku ini sangat tau bagaimana aku.Aku terdiam, cemas mulai menyapa diri, aku tau benar jika Kiara tidak pernah bisa dibohongi, namun untuk kebohongan yang aku tutupi saat ini bukan kebohongan biasa, aib luar

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status