Home / Pernikahan / Dinikahi Tuan Muda Lumpuh / 3. Wanita Pembangkang

Share

3. Wanita Pembangkang

Author: Shinee
last update Last Updated: 2023-08-24 21:14:03

Sofia spontan mengembuskan napas begitu ia keluar dari dalam kamar Aland. Tubuhnya bersandar di daun pintu sambil memegangi dadanya. Degupannya begitu terasa di tangan. Sumpah demi apa pun, dia begitu gugup, panik, takut dan juga iba. Aland begitu berbeda, sangat berbeda dari yang ada di dalam ingatannya. Yang sama, hanya ketampanannya, tidak berubah sama sekali. Bahkan Sofia menganggap bahwa Aland semakin menawan dengan tatapan bengis dan aura yang menakutkan itu. Konyol emang.

"Apa dia membuatmu takut?"

Sofia berjengkit kaget, "Uncle!!" Memekik dengan suara tertahan.

"Sepertinya Aland memang membuatmu takut." Mr. Amstrong terlihat kecewa. Jika Sofia takut begini sangat memungkinkan bahwa Sofia akan menolak lamarannya untuk Aland.

Sofia buru-buru menggelengkan kepala, "Tidak benar-benar membuatku takut, aku hanya kaget, terkejut dengan penampakannya. Dia... Hmmm... Aland sangat berbeda."

Sofia tidak melihat lagi sisa-sisa kejenakaan di tatapan Aland. Dulu, mata itu sering menggoda dan menjahilinya. Mereka memang tidak bisa dikatakan dekat, tapi mereka juga tidak merasa asing satu sama lain.

Aland dan Sofia cukup sering menghabiskan waktu berdua. Terkadang, Aland menghampirinya saat sedang menggambar anime dan terkadang Aland memintanya memasak mie instan ala Sofia.

Sebelum Sofia datang ke rumah ini, Aland tidak pernah memakan mie instan, dia selalu memakan apa yang disajikan oleh pelayan. Tapi suatu malam, Sofia kelaparan dan memasak mie instan. Kebetulan, Aland juga ke dapur karena merasa lapar. Pria itu mencium aroma masakan Sofia. Sejak saat itu, Aland selalu meminta Sofia memasak mie instan untuk dirinya.

"Ya, aku hampir tidak mengenalnya." Mr. Amstrong berucap lirih.

"Apakah dia juga menolak bicara denganmu, Uncle?"

Mr. Amstrong menggeleng, "Dia tidak mengusirku, tapi dia hanya menjawab pertanyaanku seadanya. Tidak ada perbincangan hangat lagi. Apa yang dia katakan padamu?"

"Dia bertanya apa aku membawa ayahku juga." Sofia manarik napas panjang, "Aland bukan pria yang mudah memafkan atau melupakan kesalahan orang lain. Sepertinya dia akan menganggapku musuh."

Mr. Amstrong ikut menarik napas. Jika begini, tipis kemungkinan Sofia bersedia menikah dengan putranya.

"Omong-omong, Uncle, siapa yang akan membantunya berpakaian jika tidak ada perawat?"

"Zoe, satu-satunya orang yang kebal dengan sikapnya." Zoe, asisten pribadi Aland yang merangkap sebagai sekretaris perusahaan juga merupakan sahabatnya.

Sofia terkekeh, "Sepertinya Aland tidak mau terlalu keras, karena jika Zoe sakit hati, tidak akan ada yang membantunya untuk berpakaian. Aland sepertinya masih takut masuk angin."

Mr. Amstrong ikut tertawa, "Ya, kurasa juga begitu."

"JANGAN MEMBAHAS TENTANGKU DI SANA, SIALAN!!"

Sofia sampai melompat karena kaget. Suara Aland begitu menggelegar. Sofia yakin, jika Aland bisa mengangkat tangannya, tidak usah diragukan lagi, Aland pasti menggerakkan kursi rodanya dan mendobrak pintu kamarnya sendiri.

Sofia membuka pintu, lampu masih menyala. Ya, memangnya siapa yang bisa memadamkannya. Aland tidak berdaya.

Sofia tersenyum begitu menemukan wajah sinis Aland.

"Syukurlah pendengaranmu masih berfungsi dengan benar. Aku dan ayahmu padahal hanya berbisik-bisik. Gimana, apa kau berniat bergabung dengan kami, Al?"

Aland mendengus, "Pergi lah ke neraka dan berhenti memanggilku seperti itu."

"Potong lidahku jika begitu, Al."

Tatapan Aland semakin sinis dan tajam. Sofia justru semakin tertawa.

"Apa yang kau tertawakan?"

"Menurutmu?"

"Apa kondisiku seperti lelucon bagimu?"

"Ya, sedikit menghibur."

"Perempuan sialan!!"

Sofia kembali melangkah masuk ke dalam kamar, melintasi ruangan, melewati Aland begitu saja dan mengabaikan makian pria itu.

"Jangan berani menyentuhnya! Aku akan membunuhmu jika berani melakukan..."

Srek!!!

Kalimatnya terputus. Sinar matahari memenuhi ruangan tersebut. Ya, Sofia membuka kirai dan jendela.

"Udara pagi dan sinar matahari bagus untuk kita. Hei, nikmatilah keAgungan Yang Kuasa." Sofia kini berdiri di hadapannya. "Jika ingin membunuhku, sembuhlah terlebih dahulu. Dengan begitu, kau bisa melakukan niatmu, Tuan Al." Sofia berucap tenang sambil tersenyum. Senyum yang dianggap Aland sebagai senyum meremehkan.

"Pergi dari kamarku!!"

"Tentu saja. Aku tidak akan betah berlama-lama di sini."

"Apa yang kau lakukan?!" Aland protes saat Sofia memutar kursi rodanya dan mendorongnya ke arah jendela. Setelah hampir tiga tahun, Aland akhirnya bisa melihat langit, matahari, halaman dan pohon mangga.

"Kau sepertinya memang benar-benar sudah bosan hidup."

"Katakan itu pada dirimu. Gimana? Kau menyukainya?"

"Tidak ada hal yang lebih kusukai selain godaan untuk mencekik lehermu."

Lagi, Sofia tersenyum, "Sembuh dulu, ancamanmu tidak berarti apa-apa, Al. Justru terdengar sangat menyedihkan."

"Keparat..."

"Lihat, pohon mangganya sedang berbuah. Apa yang kau ingat saat melihat pokok mangga itu."

"Monyet betina."

Sofia tergelak, "Sepertinya aku memberikan kesan yang cukup bermakna. Kau mengingatnya."

"Aku bukan orang yang mudah melupakan kesalahan orang lain. Terlebih seorang pencuri."

"Tuduhanmu kejam sekali. Aku bukan pencuri, Uncle memberiku hak penuh, bebas mengambil sebanyak yang kumau."

"Pencuri tetaplah pencuri. Tutup jendelanya sebelum aku benar-benar marah!"

"Murkamu tidak berarti apa-apa. Hanya akan terdengar seperti kicauan burung yang sedikit berisik. Tidak terlalu berpengaruh. Kau sudah tidak sehebat dulu."

"Dan kau mulai lancang, terkesan tidak tahu diri. Ingat batasanmu!"

"Opps!! Ternyata benar apa yang dikatakan orang-orang. Orang lemah yang tidak berdaya cenderung melindungi diri dengan merendahkan orang lain. Sayang sekali, hal seperti ini tidak akan memberi pengaruh padaku."

"Tutup jendelanya!!"

"Lakukan sendiri. Aku permisi."

"Sofia!! Sialan... Kemari kau!! Sofia..."

Sofia menulikan telinga, memperpanjang langkah dan segera menutup pintu.

"Apa yang kau lakukan, Sofia? Kenapa Aland histeris begitu?"

"Zoe!!"

"Ya, aku." Ucap pria itu.

"Astaga, kau tidak berubah sama sekali."

"Justru kaulah yang terlihat berbeda. Hijab?" Zoe menunjuk kepalanya.

Sofia tersenyum, "Identitas dan juga pelindungku."

"Wuah, inikah Sofia yang dulu sering memanjat pokok mangga?"

"Inilah Sofia yang dulu sering membeli rokok untukmu, Aland dan teman-teman kalian."

Zoe tertawa, "Aku senang kau kembali."

"Dan aku menyesal kenapa harus kembali sekarang."

Zoe kembali tertawa, "Kenapa? Karena Aland tidak seperti dulu lagi."

Sofia mengidikkan bahu, "Bagaimana kejadiannya? Aku tidak bertanya kepada Uncle, khawatir dia semakin terluka."

"Ya, dia orang yang paling terpukul pada saat itu. Julia berselingkuh, tidak benar-benar tulus padanya. Julia hanya ingin menguasai hartanya. Aland begitu marah mengetahui fakta tersebut. Dan salah satu teman kami memberitahu bahwa Julia sedang ada di Hotel Royal. Aland mengemudi mobil dalam keadaan marah dan emosi. Naas, seperti inilah akhirnya. Julia menghilang, dan Aland meratapi nasibnya."

"Dia dan Julia?"

"Mr. Amstrong langsung mengurus surat perceraian keduanya."

"Aland yang malang."

"Ya, sangat malang dan menyedihkan. Aku senang kau kembali. Ck! Kau benar-benar membuatku pangling. London memberi keajaibannya pada gadis yang dulu terlihat seperti upik abu. Aku masuk dulu, penasaran dengan apa yang sudah kamu lakukan."

"Silakan, kurasa dia juga sudah kedinginan."

"Dia telanjang?"

"Yang benar saja!"

"Kudengar, Mr. Amstrong melamarmu."

"Wuah, beritanya begitu cepat tersebar."

"Kuharap kau menerimanya."

"Mengabdikan diriku pada pria lumpuh yang angkuh?"

"Kau juga cukup angkuh, Sofia." Kelakar pria itu. "Aku yakin, kamu adalah obat yang dia butuhkan."

"Dia memakiku."

"Karena kau memancingnya."

"Ya ampun, kau selalu membelanya."

"Dia yang memberiku gaji."

"Astaga, dia tidak akan berani memecatmu. Keselamatan tubuhnya tergantung padamu."

"Benar juga. Apakah sebaiknya aku membangkang, Sofia?"

"Coba saja. Pasti sangat seru."

Comments (1)
goodnovel comment avatar
kak via
mbak sofi... ...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Dinikahi Tuan Muda Lumpuh   4. Aku Menolak

    Aland sudah bersiap hendak menyemburkan makian begitu mendengar pintu kamarnya dibuka lagi. Begitu melihat sahabatnya, Zoe, ia hanya mendengus, memalingkan wajah."Hei, Dude...""Kenapa kau lama sekali, aku hampir mati kedinginan.""Yang kulihat justru sebaliknya," Zoe sengaja memancing dan tepat sasaran. Aland mengapresiasi pancingannya itu dengan tatapan super maut andalannya."Aku bertemu Sofia di depan pintu kamar," Zoe tertawa, tidak terusik sama sekali dengan tatapan Aland yang mematikan."Tarik tirainya!" Aland memberi titah. Perintah yang tidak berarti apa-apa, karena Zoe hanya menanggapinya dengan tawa.Zoe melenggang santai menuju ruang ganti untuk mengambil pakaian bos yang merangkap sebagai sahabatnya itu."Zoe, kau tidak mendengarku?! Matikan juga lampunya! Zoe, sialan, Zoe... Kau ingin kupecat!"Zoe muncul membawa pakaian Aland. "Kau tahu apa yang dikatakan Sofia, Bung?""Aku tidak mau tahu! Tarik tirai dan padamkan lampunya!""Dia mengatakan bahwa kau tidak mungkin meme

    Last Updated : 2023-08-24
  • Dinikahi Tuan Muda Lumpuh   5. Aku Akan Menjadi Bayanganmu

    "Dia terlihat menyedihkan, Ibu." Yang dimaksud Sofia adalah Aland. "Pria itu terlihat seperti singa yang kehilangan kuasanya. Aland benar-benar menderita kurang gizi.""Ya," sahut Ibu Rahayu dari seberang telepon. "Mr. Amstrong selalu mengatakan hal yang sama setiap kami bertemu. Apa dia mau bicara padamu. Biasanya dia menolak berbicara dengan siapa pun.""Dia bahkan memakiku," ucap Sofia sambil tertawa."Oh ya?" Ibu Rahayu ikut tertawa."Ibu, kau sungguh tidak keberatan aku harus mengabaikanmu lagi?""Kau tidak pernah mengabaikanku, Sayang. Tidak pernah sama sekali. Aland lebih membutuhkan bantuanmu. Ibu bisa menunggu dan Ibu akan baik-baik saja. Sementara Aland sudah sekarat. Sementara aku sedang menikmati hidupku dengan teman-temanku di sini." Yang dimaksud di sini adalah di panti sosial. Sejak dua tahun lalu, Ibu Rahayu memang memutuskan tinggal di panti sosial dimana Mr. Amstrong adalah donatur tetap di sana. Ibu Rahayu merasa lebih hidup karena di sana ia membantu menyiapkan ma

    Last Updated : 2023-08-31
  • Dinikahi Tuan Muda Lumpuh   6. Sarapan Pagi

    "Aku mendengar Aland berteriak."Sofia yang baru menutup pintu kamar pasien barunya berbalik, menatap wajah pria yang sudah tua itu mengkhawatirkan putranya."Ya, dia memakiku, Uncle."Seketika Sofia melihat helaan napas lega di wajah Mr. Amstrong."Biar kutebak bahwa kau baru saja mengumumkan akan menjadi perawatnya yang baru."Sofia mengangguk semangat, "Dan dia marah, memandangku tidak percaya. Uncle, aku membutuhkan gimnasium. Apakah kita bisa membuatnya di dekat kolam berenang. Beberapa alat olahraga diperlukan guna menunjung kesembuhannya.""Tentu saja bisa. Aku akan meminta Zoe menyiapkan semuanya.""Terima kasih, Uncle.""Apakah ada harapan?" Mr. Amstrong bertanya penuh harap. Mereka berdua berjalan menuju dapur. Sarapan Aland juga harus diganti. Tidak akan ada kopi. Sofia akan memberikan daftarnya pada pelayan."Selalu ada harapan, Uncle." Sofia tersenyum hangat. "Paling cepat enam bulan, InsyaAllah, Aland akan bisa berjalan kembali."Mr. Amstrong tidak bisa menyembunyikan bin

    Last Updated : 2023-08-31
  • Dinikahi Tuan Muda Lumpuh   7. Sesi Pertama

    Hawa masih dingin saat Sofia menurunkan kaki dari ranjang. Dia sudah bangun sebelum alarm berbunyi. Sofia selalu bangun dengan segera, alasan kenapa dia bisa menjadi terapis handal, jika dibutuhkan pasien, dia selalu bersedia, sekalipun tengah malam, tidak akan ada jalan sempoyongan atau menguap sambil menggosok-gosok mata. Sofia selalu melakukan apa pun yang dibutuhkan dari dirinya.Ia mengayunkan kaki menuju toilet. Mandi dan mengenakan pakaian seefesien mungkin.Ia sudah siap untuk melakukan pekerjaannya dengan pasien yang ia ketahui cukup keras kepala.Sofia tersenyum saat memasuki kamar Aland setelah mengetuk dua kali."Selamat pagi," sapanya seriang mungkin. Kakinya berjalan menuju balkon, menyingkap tirai dengan satu kali tarikan. Cahaya matahari seketika memenuhi ruangan.Terdengar makian lirih dari arah ranjang. Aland berbaring telentang, kakinya sedikit canggung seolah pria itu mencoba menggerakkan tungkainya tadi malam.Sofia memperhatikan Aland membuka mata, pria itu berusa

    Last Updated : 2023-08-31
  • Dinikahi Tuan Muda Lumpuh   8. Aku Akan Menendangmu

    "Dia sungguh menggerakkan tangannya?" Manik Mr. Amstrong berkaca-kaca. Ini kabar bagus, amat sangat bagus menurutnya. "Katakan jika bocah tengil itu sungguh bisa menggerakkan tangannya, Sofia?"Sofia tersenyum, ia sudah biasa menghadapi keluarga pasiennya yang langsung bersemangat begitu ada kemajuan pada diri pasien walau hanya setitik. "Uncle, dari awal, Aland mengatakan bahwa tangannya memang tidak mempunyai masalah. Hanya suka kebas dan terasa berat. Akhirnya ia memilih untuk tidak menggerakkan tangannya. Seperti yang Uncle katakan, Aland tidak mempunyai semangat untuk hidup, bunuh diri secara perlahan adalah misinya dan ia berpikir untuk melumpuhkan dirinya secara total. Cara yang dia lakukan mungkin hampir berhasil, nyatanya dia tidak menggunakan tangannya selama ini. Ini kali pertama dalam satu tahun terakhir, tangan itu kembali melakukan apa yang dia inginkan." Tidak seperti kakinya yang sudah lumpuh setelah hampir tiga tahun, nasib tangan Aland memburuk satu tahun terakhir

    Last Updated : 2023-09-14
  • Dinikahi Tuan Muda Lumpuh   9. Tidak Tertarik

    "Jika sangat muak kepadaku, kenapa kau menerima pekerjaan ini?"Sofia mengedikkan bahu, "Kau memiliki uang yang sangat banyak yang sebagian akan beralih padaku jika aku tinggal di sini dan memberikanmu terapi fisik.""Yeah, sudah kuduga ini tentang uang." Aland menyahut dengan nada sinis. Sofia megerjap, "Memangnya kau kira ada alasan yang lebih masuk akal?" Aland terdiam, memilih tidak menyahut lagi. "Tapi, semuanya bukan hanya tentang uang," Sofia menambahkan setelah keheningan selama setengah menit. "Aku tidak akan percaya kalau kau mengatakan bahwa kau bersedia karena niat tulus hatimu yang luar biasa."Sofia melipat bibirnya, menahan agar senyumnya tidak lepas, "Sepertinya kau sangat mengenalku," tuturnya dengan sarkas."Kalau begitu karena apa?" Aland mulai penasaran. Tapi ia mengatur suaranya agar terdengar malas-malasan, seolah ini hanya perbincangan penuh basa basi. "Bayangkan betapa menguntungkannya bagiku bekerja dengan Aland Amstrong yang hebat. Aku baru terjun selama

    Last Updated : 2023-09-19
  • Dinikahi Tuan Muda Lumpuh   10. Menertawakanku, Heh?

    "Aku berkeringat, sebaiknya aku mandi." Suara Aland tenang, tapi tidak dengan sorot matanya yang tajam. "Zoe akan membawaku ke kamar mandi," ia tidak membiarkan Sofia membantah dan memang ia tidak ingin dibantah. Hanya perkataanya yang akan didengar di sini, bukan Sofia. Sofia yang sudah sangat faham dengan sikap keras kepala pria itu memilih setuju. Sepertinya Aland tidak suka Maurin melihat penampilan dirinya yang sedikit kacau. "Kami akan segera kembali," Zoe berpamitan kepada kedua wanita itu. Sofia menganggukkan kepala sementara Maurin hanya bergeming. Keheningan menyelimuti kedua wanita itu untuk sepersekian menit yang terasa begitu lama. "Aku masih tidak menyangka ini dirimu." Akhirnya Maurin lah yang memecahkan keheningan yang terasa canggung ini. Sofia tersenyum samar, "Apa aku terlihat begitu berubah? Atau kau hanya tidak menyangka bahwa aku tumbuh dengan baik?" Wajah Maurin berubah merah seketika, antara malu dan marah. Wanita itu tertawa hambar, "Ya, aku bisa melihat

    Last Updated : 2023-09-23
  • Dinikahi Tuan Muda Lumpuh   11. Tidak Ahli Merayu

    "Zoe wakil yang hebat," Aland bersuara begitu Zoe pamit undur diri. Sofia juga hendak beranjak, tapi tertahan karena ucapan Aland. Sepertinya pria itu ingin berbincang-bincang sebentar. Oke, dia akan meladeninya beberapa menit. Dua menit mungkin."Dia juga sahabat yang baik," Sofia hampir mengenal semua kelompok pertemanan Aland. Dulu, mereka sering datang ke rumah ini. Hampir satu minggu di sini, hanya Zoe yang ia lihat, kemana yang lainnya? "Tapi dia bukan tunangan yang hebat." Suaranya rendah dan dingin.Pernyataan Aland sontak saja sedikit membuat Sofia terkejut. Zoe sudah bertunangan? Wow! Ia kira Zoe tipikal pria yang tidak percaya dengan sebuah komitmen. "Zoe dan Maurin bertunangan."Kali ini Sofia tidak bisa menyembunyikan rasa terkejutnya. Zoe dengan Sofia? Astaga! Seingat Sofia, dulu Zoe salah playboy yang tidak tahan dengan satu wanita. Memiliki paras rupawan dan kantong tebal tentu bukan hal sulit bagi Zoe untuk mendapatkan wanita yang ia inginkan. Siapa sangka ia justru

    Last Updated : 2023-09-28

Latest chapter

  • Dinikahi Tuan Muda Lumpuh   22. SAH

    "Kau terlihat sangat menawan." Zoe bersiul memuji ketampanan Aland yang ternyata tidak memudar sama sekali meski tidak terawat selama bertahun-tahun. Yah, kalau dari awal setelan pabriknya sudah oke, pasti akan tetap oke. "Kupikir setelan tuxedo ini tidak cocok untukmu." Aland tampil begitu memukau dengan tuxedo warna putih pilihan Zoe. Setiap detail pakaian tersebut menunjukkan keanggunan dan ketampanannya. Tuxedo putih tersebut sangat pas dengan tubuhnya yang tinggi, beruntung bobot tubuhnya sudah mulai bertambah.Kemeja putih yang dikenakannya melengkapi tuxedo dengan sangat sempurna, menciptakan kontras yang elegan. Dasinya ditenun dengan rapi, memberikan sentuhan klasik pada penampilannya. Lengkungan kerah tuxedo yang dipadukan dengan dasi hitam membuatnya terlihat sangat berkelas. Aland juga memilih sepatu kulit hitam yang mengkilap dan sesuai dengan tuxedo putihnya. Semua elemen penampilannya saling melengkapi, menciptakan citra seorang pria yang sangat rupawan dan berwibawa p

  • Dinikahi Tuan Muda Lumpuh   21. Tidak Ada Batasan

    "Apa kau berencana untuk hidup selamanya denganku?" Pertanyaan Aland mengandung sarkasme. Sofia tertegun mendengar pertanyaan tidak terduga itu. Sejujurnya dia juga tidak tahu bagaimana konsep pernikahan dadakan ini. Namanya pernikahan tentu hanya sekali seumur hidup. Setidaknya begitu lah Sofia memaknainya. Namun, beberapa perkataan Aland yang seolah sengaja ingin mencecarnya, menunjukkan bahwa Aland tidak menginginkan pernikahan ini sama sekali."Pastinya kau akan pergi meninggalkanku begitu kau berhasil mencapai tujuanmu, bukan?""Kenapa kau harus menduga-duga sampai sejauh itu.""Itu bukan dugaan. Tapi kenyataan. Hanya wanita gila yang mau menikah dengan pria lumpuh impoten. Dan jelas kau bukan wanita gila.""Bisa tidak kau tidak bicara terlalu sinis.""Wuaaahh, wanita alim penuh nurani rupanya merasa tersinggung."Sofia mengembuskan napas jengah. Aland pria keras kepala, tidak akan ada habisnya sindiran pedas yang dilayangkan pria itu padanya jika ia terus meladeninya. Tapi, j

  • Dinikahi Tuan Muda Lumpuh   20. Kami Akan Menikah

    "Mulai!" Zoe memberikan aba-aba.Baik Sofia atau pun Aland tidak memperlihatkan gerakan menyentak, tetapi tubuh mereka tiba-tiba tegang dan saling menggenggam dengan erat."Kamu ingat taruhannya?" Sofia mempertahankan ekspresi wajahnya tetap terlihat tenang. Tidak mempertontonkan pada Aland betapa keras usaha yang ia kerahkan untuk tetap mempertahankan pergelangan tangannya tetap lurus.Aland tidak merespon. Pria itu lebih memilih fokus pada pertarungan daripada perjanjian sepihak yang dicetuskan oleh Sofia. Andai Maurin tidak meragukannya, Aland tidak akan merespon ide konyol wanita yang bertarung dengannya ini. Astaga, ia tidak tahu apa ia harus terkejut atau tertawa. Menikah karena kalah tarung panco, ia tidak akan membiarkan hal itu terjadi. "Aku tahu kau ingat dengan kesepakatannya." Sofia kembali berkata. "Tapi aku akan mengingatkanmu sekali lagi. Jika aku menang, kita akan menikah." Sofia tidak menambahkan kemungkinan jika dia kalah, karena dia sangat yakin bahwa kemenangan a

  • Dinikahi Tuan Muda Lumpuh   19. Aku Siap!

    "Bagaimana kalau kita adu panco?"Aland kira ide menikah dengan Sofia lah yang paling menggelikan, tidak tahunya cara menerima usulan ide tersebut lah yang paling tidak masuk akal hingga berhasil membuatnya ingin marah juga tertawa dalam saat bersamaan. Bagaimana bisa adu panco dijadikan acuan untuk sebuah pernikahan. "Bagaimana, apa jawabanmu?" Desak Sofia yang terlihat seolah ia memang ingin menjadi nyonya Amstrong. Aland berani mempertaruhkan apa pun bahwa Sofia sama sekali tidak tertarik padanya. Aland mendongak, matanya menyipit memandangi tubuh ramping di balik baju yang begitu longgar. Lalu, tatapan Aland jatuh pada tangan femininnya yang lentur. Tatapan Aland kembali naik ke atas. Ke wajah Sofia yang minim akan polesan. Bahkan bibir Sofia sedikit pucat, pertanda gadis itu tidak mengenakan kosmetik sama sekali."Kau sungguh ingin menikah denganku?" Aland hanya bertanya basa basi. "Ya, jika aku menang."Dan Sofia yakin ia akan menang 100 persen. Dalam keadaan normal, jika pri

  • Dinikahi Tuan Muda Lumpuh   18. Kesepakatan

    Aland berbaring hanya mengenakan celena pendek ketat berwarna hitam. Sementara Abel mulai memberikan pijatan ditubuhnya. Pijatan Abel mungkin tidak semenyiksa pijatan Sofia, tapi Aland benar-benar tidak nyaman dengan sentuhan wanita itu. "Pijat lah di titik yang seperlunya saja," ucapnya dengan dingin meski ia sendiri tidak yakin apa memang ada titik-titik tertentu.Abel tertawa renyah, tidak ambil hati dengan ucapan dingin yang dilontarkan Aland. "Aku lah terapisnya, Aland. Kau tinggal menikmati, maksudku tinggal menunggu hasil." Pijatan Abel naik ke betis, terus maju ke paha bagian dalam, tangannya terus saja bergerak, bukannya memberi pijatan tapi wanita itu justru dengan sengaja berusaha untuk merangsangnya. Aland merasa mual dan jijik, belum lagi tatapan Abel yang fokus pada organ bagian intimnya. Celana renang super ketat yang ia kenakan tentulah akan dengan mudah mempertontonkan reaksi atas sentuhan Abel. Organ intimnya tetap saja tidur dengan nyaman, tidak memberikan reaksi

  • Dinikahi Tuan Muda Lumpuh   17. Dia Terapis Hebat

    Setelah dipecat, setelah pertikaian antara dirinya dan Aland yang tidak berkesudahan, Sofia pergi mengunjungi ibunya di panti. Ia juga menginap di sana selama satu minggu. Selama satu minggu tersebut, Mr. Amstrong datang mengunjungi mereka, membujuk agar Sofia bersedia pulang meski bukan sebagai terapis Aland lagi. Entah ini kabar baik atau buruk, Aland bersedia mendapat perawatan dari terapis lain. "Apa yang akan kulakukan di sana, Uncle?" Tanya Sofia saat Mr. Amstrong kembali datang dan mengajaknya pulang."Banyak hal yang bisa kau lakukan di sana," sahut pria itu dengan tatapan hangat khas kebapakan. "Itu adalah rumahmu. Bukankah kau putriku?"Benar, Sofia juga sangat menghormati pria tua di hadapannya ini. Orang yang memiliki kontribusi atas pencapaian yang ia dapatkan sekarang. Ia sangat menghormati Mr. Amstrong juga menyayangi pria itu. Sejujurnya, Sofia tidak akan sanggup menolak apa pun permintaan Mr. Amsrtong. Sambil tersenyum, dia menganggukkan kepala. "Ya, aku akan sela

  • Dinikahi Tuan Muda Lumpuh   16. Tidak Sudi Menikah Denganmu

    "Daddy sudah melamar Sofia untukmu."Hening untuk beberapa detik lamanya. Kemudian Aland mengerjap, tidak percaya dengan pendengarannya sama sekali. Namun, begitu melihat wajah serius ayahhya dan juga wajah Sofia yang mendadak tegang dan pucat, ia sadar bahwa tidak ada yang salah dengan pendengarannya. Telinganya masih berfungsi bagaimana semestinya.Tiba-tiba tawanya meledak, memecah keheningan. Tawannya tidak tertular sama sekali baik terhadap Mr. Amstrong atau pun pada Sofia. Bahkan Sofia justru terlihat semakin pucat."Oh Tuhan, ini lelucon paling menggelikan yang pernah kudengar setelah sekian tahun," ucapnya di sela tawanya."Ini bukan lelucon," sahut Ayahnya dengan tenang.Aland mengerutkan bibir, tampak berpikir keras mencerna tiga kata yang baru terlontar dari mulut sang ayah. "Apa jawabanmu?" Ekspresinya berubah dingin."Aku...""Atau justru kaulah yang mengusulkan ide gila tersebut?" Aland menyela sebelum Sofia selesai menjawab pertanyaannya."Sofia tidak mengatakan apa-a

  • Dinikahi Tuan Muda Lumpuh   15. Menikahlah Dengannya

    "Sialan kau, Sofia!"Makian Aland tidak dihiraukan Sofia. Ia sama marahnya dengan pria itu. Ingin rasanya Sofia menendang tulang kering pria itu atau mungkin mencekik lehernya agar Aland sadar bahwa pria itu tidak seharusnya terpuruk begitu dalam. Sebenarnya apa yang membuat Sofia begitu marah? Apa karena ketidakberdayaan Aland atau karena mengetahui fakta bahwa Aland sepertinya masih begitu mencintai Julia?Pertanyaan itu membuat Sofia tersentak. Ia bahkan sampai berhenti dan bersandar di dinding. Deru napasnya memburu, amarahnya semakin menjadi dengan bisikan pertanyaan yang tidak ia tahu berasal dari mana. Dan ia tidak ingin repot-repot memikirkan jawabannya."Apa yang terjadi?"Sofia kembali tersentak kaget. Mr. Amstrong sudah berdiri di sana. Menatapnya dengan raut bingung bercampur cemas. "Aland melakukan sesuatu yang buruk padamu, Sofia?"Sofia menggeleng lemah. "Aku mendengarnya berteriak dan memaki, juga debuman pintu. Aku yakin kau lah yang membanting pintu itu, bukan Alan

  • Dinikahi Tuan Muda Lumpuh   14. Kau Dipecat!

    "Aku impoten!"Pernyataan tersebut berhasil membuat Sofia tersentak kaget. Ini di luar perkiraannya. Bahkan tidak pernah menduganya sama sekali.Suasana di dalam kamar mendadak mencekam. Keheningan ini benar-benar membuat tidak nyaman. Tapi lidah Sofia terasa kelu untuk berkomentar. Lagi pula apa yang akan ia katakan? Melontarkan hiburan? Hiburan macam apa? Wajah Aland terlihat begitu terluka dan Sofia merasakan hatinya tercubit sakit. Kali ini, Aland tidak menyembunyikan kerapuhannya sama sekali. Seketika Sofia menyesal karena sudah mendorong Aland untuk bersikap terbuka kepadanya. Seperti yang dipertanyakan Aland, bagaimana ia akan mengatasi ini. Bagi seorang pria, terlebih pria yang sangat menjunjung tinggi harga diri seperti Aland, menjadi seorang impoten di usia yang masih muda, tentu saja merupakan suatu kutukan. Kini, Sofia tahu alasan kenapa Aland lebih memilih kematian. Hidup tanpa berhasrat sama saja mati, bukan?Gelak tawa Aland akhirnya memecahkan keheningan. Tawa getir

DMCA.com Protection Status