Share

Dinikahi Setelah Malam Pertama
Dinikahi Setelah Malam Pertama
Author: repetition

Layani Aku dengan Baik, Lusi!

"Nona Mirna! Tolong! Lepaskan aku dari sini!"

Lusi berteriak sebisa mungkin untuk meminta pertolongan.

Selama ini, dia tidak pernah pacaran.

Menyentuh laki-laki saja dia tidak berani. Tapi, malam ini dia mendadak harus memberikan keperawanannya kepada seorang lelaki tak dikenal setelah sang paman yang selama ini merawat Lusi---tega menjual dirinya ke Madam Mirna?

Lusi jelas ketakutan.

Sayangnya, upayanya itu tak menghasilkan apapun.

Tak ada pertolongan dari luar untuknya.

"Mau sampai kapan Kau begitu?"

Deg!

Suara bariton dari belakang membuat Lusi terkesiap. 

Dengan wajah berlinang air mata, ia lantas menatap "klien pertamanya" itu.

"Izinkan aku keluar, Tuan. Aku mohon!" mohonnya.

Sayangnya, Lusi tak sadar bahwa tangisannya itu justru membuat sesuatu dalam diri Lion bangkit.

Tanpa basa-basi, pria yang tengah di bawah pengaruh alkohol itu, langsung mendorong tubuhnya ke dinding bagian belakang.

"Akh...." Lusi  mengerang kesakitan. Meski begitu, dia masih berusaha kabur.

Hal ini membuat Lion habis kesabarannya.

Pria bertubuh tinggi itu langsung berjalan ke arah Lusi. Kedua tangannya bergerilya untuk merobek baju gadis itu.

Satu per satu, lekuk tubuh Lusi terlihat. 

"Tuan! Jangan lakukan itu!" teriak Lusi, berusaha melindungi dirinya.

Tapi, Lion yang libidonya sudah naik, seolah menulikan telinganya.

Pria itu malah melonggarkan pakaiannya dan melepas dasi yang dari tadi melekat di lehernya,

"Tuan..." Mulut Lusi terbuka untuk kembali memberontak kala Lion mengikat kedua tangannya.

Sayangnya, Lion justru memanfaatkan situasi itu dengan membungkam Lusi dengan mulutnya. .

"Mmpph!"

Sekuat tenaga, Lusi menjauhkan mulutnya. Namun, ia kalah juga.

Lion bahkan dengan cepat menguasai seluruh tubuh Lusi, termasuk di tempat-tempat yang sebelumnya tak pernah disentuh orang lain.

"Arrghh....Kau nikmat sekali," bisik Lion sembari terus bergerak di atas tubuh Lusi--berusaha menemukan gelombang kenikmatan yang tak pernah Lion rasakan sebelumnya.

Terus begitu sepanjang malam.

Lusi sendiri hanya bisa pasrah. Namun, satu hal yang pasti, ia hancur karena telah kehilangan kesuciannya.

*********

"Aaaaaaaa!"

Lusi berteriak kencang ketika melihat dirinya dalam keadaan tanpa busana.

Tubuhnya masih saja gemetar, dan air mata terus saja menetes dari wajahnya kala teringat malam itu.

Gadis itu tidak bisa mengampuni dirinya sendiri atas kejadian semalam

"Lusi! Ada apa denganmu, Sayang?! Cepat bangun dan kemari! Aku akan memberimu tips untuk semalam!" Madam Mirna membuka pintu ruangan dengan kunci cadangan yang dia miliki.

Wanita itu melihat tubuh polos Lusi yang berusaha dilindungi dengan selimut. Lusi yang melihatnya, menundukkan kepala karena merasa malu.

Namun, Madam Mirna malah tertawa. "Wah, Sayang. Gimana semalem? Enak, ya? Oh iya, ngomong-ngomong, Tuan Lion ganteng, kan? Hahaha. Dia itu kaya, loh! Tuan Lion itu berasal dari pebisnis terkenal di kota ini! Jadi, harusnya kamu seneng! Karena kamu udah bisa nyicipin dia! Hahaha!" ungkapnya panjang lebar.

Lusi hanya bisa menundukkan kepala.

Kembali dia teringat moment di mana tubuhnya dijadikan sebagai alat pemuas lelaki kejam seperti Lion.

"Cukup, Madam! Aku mau pulang!" marah Lusi sembari menangis.

Dia tak tahan dengan ucapan Madam Mirna yang menunjukkan bahwa dirinya adalah seorang perempuan hina. 

Jadi, gadis itu pun turun dari kasurnya dan mengemasi pakaiannya yang tak karuan.

Meski begitu, Madam Mirna malah menertawakan Lusi sambil melempar sebuah amplop berisikan uang di dalamnya.

Tak berhenti di situ, Madam Mirna menjambak rambut Lusi dan menegaskan kembali siapa dirinya.

"Dengar, Lusi! Jangan bertingkah sok di hadapanku! Mau makan apa kamu kalo nggak ada aku?! Harusnya kamu bersyukur! Paman kamu yang baik hati itu menjual kamu ke aku! Jadi, kamu sama Paman kamu bisa makan sehari-hari gara-gara aku!"

Nyut!

Jantung Lusi mencelos. Ia merasa jijik ketika dirinya mendengar kalimat dari Madam Mirna tadi.

"Tuhan lebih tahu kalo aku nggak mau jadi pelacur, Madam! Aku melakukan ini semua karena terpaksa! Andai aja Paman nggak gila harta dan bisa menghargai kodratku sebagai seorang wanita! Dia nggak akan menjual aku ke Madam!" ucapnya membela diri.

Namun, responnya itu membuat Madam Miran tak puas.

Plak!


Ditamparnya pipi Lusi kencang, lalu berkata, "Aku nggak peduli sama kalimat kamu, Lusi! Dan aku tegaskan lagi sama kamu! Status kamu di sini itu karyawan! Jadi, mau nggak mau! Kamu harus nurut sama aku, karena aku Bosmu! Kalo bukan aku yang paduli sama kamu?! Terus, siapa lagi?! Seenggaknya! Kamu harus tahu diri! Benerin tuh, tingkah laku kamu!"

Madam Mirna tampak membuat gadis itu tunduk terhadapnya.

Karena dia tahu, Lusi adalah salah satu calon anak emas untuknya.

Terlebih, ketika Lion memberikan uang tips tambahan setelah berhubungan dengan Lusi.

Sudah pasti itu akan menjadikannya kaya!

Wanita itu seakan lupa jika Lion menyaksikan itu semua dari layar yang terhubung CCTV.

"Bagaimana, Bos? Apa kau masih ingin tahu, apa yang akan dilakukan Lusi setelah dia pergi dari kamar itu?" tanya sang petugas pada Lion.

"Tidak. Sudah cukup, langkah selanjutnya yang harus kau lakukan adalah menculiknya! Bawa dia ke tempat biasanya!"

Setelah mengucapkan perintah, Lion langsung menuju ke mobil Alphard miliknya dan melaju ke jalanan sambil tersenyum dengan wajah licik.

"Gadis unik itu harus jadi milikku!" gumamnya kala mengingat wajah Lusi yang sangat mirip dengan seseorang....

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status