Share

Obsession

Author: Hilmiath
last update Last Updated: 2024-12-13 12:45:31

Suara dari hiruk pikuk yang berada di rumah sakit menjadi teman dari keseharian yang harus dijalankan Erisha. Menjadi seorang dokter memang merupakan cita-cita nya sedari kecil, jadi Erisha menjalani harinya sebagai seorang dokter tanpa beban sedikitpun. 

Erisha baru saja menangani seorang pasien kejang yang baru saja di bawa kerumah sakit, saat suara ambulance yang baru datang terdengar begitu nyaring. Gadis tersebut segera membuka tirai pembatas UGD, memanggil perawat yang tidak jauh darinya. 

“Resep obat dan vitamin sudah saya tulis, setelah infus ini habis, langsung pindahkan ke ruang rawat,” perintah Erisha pada seorang perawat yang tadi di panggilnya. Perawat tersebut menganggukkan kepalanya mendengar perintah Erisha. 

“Dokter, pasien darurat!” seru seorang perawat yang menghampiri Erisha dengan terburu-buru. Sepertinya belum ada dokter yang menanganinya, mengingat kini UGD sedang begitu ramai.

Erisha segera menghampiri pasien nya  yang kini terbaring di ranjang rumah sakit, hingga tatapannya tak sengaja melihat seorang anak kecil yang tengah berjongkok sambil memegangi lutut nya sendiri, tatapannya tanpa ketakutan sambil melihat ke arah ranjang pasien di sebelah nya. Di tangan gadis kecil tersebut terlihat sebuah alat bantu dengar yang sudah hancur, tangan mungilnya memegang alat bantu dengarnya yang sudah hancur dengan begitu erat nya. 

“Apa dia datang bersama bapak ini?” tanya Erisha pada perawat yang tadi memanggilnya, perawat tersebut segera menganggukkan kepalanya. 

“Mega, periksa anak kecil ini,” ucap Erisha memberikan perintah pada perawat lain yang terlihat baru selesai dengan pasien lain. Mega dengan segera mengajak anak kecil tersebut untuk ikut dengan nya, sedangkan Erisha kini tampak focus kembali dengan pasien di depannya yang tidak sadarkan diri. 

“Apa ada gejala pada pasien?” tanya Erisha pada perawat yang kini ikut membantunya, sedangkan Erisha kini tampak focus melihat kondisi pasien. 

“Kesadarannya menurut pada GCS 7/15 dokter, pasien tadi juga mengalami nyeri kepala dan kaki, serta sulit bernafas, dan muntah darah,” jelas perawat yang menerima pasien tersebut untuk pertama kali nya. Mendengar hal tersebut dan setelah memeriksa kondisi pasien, Erisha segera menghubungi dokter senior di UGD yang saat ini tengah istirahat makan siang. 

Tak membutuhkan waktu lama dokter tersebut sudah menjawab nya. 

“Ada pasien darurat dokter! Tekanan darah rendah, 80/40 mmHg. Detak jantung 120 denyut per menit, suhu tubuh 38 derajat celcius, dengan oksigenasi darah 80 persen. Ada cedera pada kepala dan luka terbuka di dahi, pendarahan internal di dada, juga patah tulang kaki kiri pada pasien,” jelas Erisha pada seorang dokter senior di seberang sana, ia jelas tidak bisa mengambil keputusan kritikal begitu saja mengingat dia adalah dokter internship dan pasiennya datang dengan kondisi yang parah. 

Erisha juga menyebutkan gejala yang dialami oleh pasien nya tersebut, “Apa yang harus saya lakukan dokter?” tanya Erisha setelah menjelaskan semua nya. 

“Periksa vital sign dan siapkan pasien untuk operasi darurat,” tegas dokter Wahyu, yang merupakan dokter senior Erisha. Erisha hanya mengangguk lalu segera melakukan apa yang diperintahkan oleh dokter Wahyu. 

***

Rasanya hari ini begitu melelahkan untuk Erisha, ia baru saja selesai melakukan operasi darurat. Saat Dokter Wahyu menghampirinya. 

“Bagaimana dengan keluarga pasien, apa sudah datang?” tanya Dokter Wahyu yang kini berjalan di samping Erisha. 

“Belum dokter, tadi semua biaya rumah sakit ditanggung oleh keluarga pelaku yang menabraknya. Dan persetujuan operasi melalui pihak yang berwenang.  Tapi tadi dia datang bersama seorang gadis kecil yang sepertinya tuna rungu ,” jelas Erisha saat ia mengingat tentang gadis kecil tuna rungu yang di lihat nya berada di samping ranjang rumah sakit. 

“Kamu bisa menemui dia untuk menanyakan keluarga nya? Saya harus menangani pasien kritis lain,” ucap Dokter Wahyu memerintahkan Erisha yang kini menganggukkan kepalanya. 

Erisha kini menuju ke arah UGD untuk mencari keberadaan gadis kecil tadi, saat ia tidak sengaja melihat keberadaan tunangannya yang kini berjalan ke arah nya. Langkah tegas dengan tubuh tegap, dan aura dominannya seolah menguar di rumah sakit tersebut. Membuat banyak yang kini menatap ke arah laki-laki yang tak lain adalah Mahesa dengan tatapan kagum nya. 

“Belum pulang?” tanya Mahesa saat berada di depan Erisha dengan kedua tangannya yang dimasukkan ke saku celana nya. Tatapannya begitu dalam menatap gadis yang kini sudah menjadi tunangannya. 

“Belum, baru selesai operasi. Dan sekarang aku harus cari keluarga pasien,” jelas Erisha yang malah membuat Mahesa menaikkan sebelah alisnya. 

“Di UGD?” tanya Mahesa, Erisha menjawab nya dengan anggukan. Karena kini ia memang sudah sampai di depan pintu UGD. 

“Mega, dimana gadis kecil tadi?” tanya Erisha saat melihat Mega, perawat yang tadi ia minta untuk memeriksa gadis kecil tuna rungu tadi. 

“Di sebelah sana dokter,” ucap Mega sambil menunjuk salah satu tirai yang tertutup. Erisha segera menghampirinya, membuka tirai namun ternyata kosong, membuat Erisha panik karena nya. 

“Mega, anak kecil itu tidak ada,” ucap Erisha dengan panik, ia merasa khawatir pada gadis kecil tersebut. Mengingat gadis tersebut masih begitu kecil dan tuna rungu. 

“Sebaiknya kita cari bersama, aku akan bantu,” ucap Mahesa memberikan saran yang Erisha balas dengan anggukan. Mega yang tadi memeriksa gadis tersebut juga ikut dibuat panik. 

“Gadis itu rambut nya Panjang dan terurai kak, kulitnya putih, dia pakai dress warna pink, dan bawa alat bantu dengar yang sudah rusak di tangannya,” ucap Erisha memberitahukan ciri-ciri anak tersebut pada Mahesa yang memang belum pernah melihat bocah tersebut. Mahesa menganggukkan kepalanya lalu mereka segera berpencar untuk mencari gadis tersebut di rumah sakit yang begitu besar ini. 

Mahesa memutuskan untuk menuju ruang keamanan dan melihat melalui CCTV, sedangkan Erisha memutuskan untuk mencarinya di ruang operasi dan IGD takut jika diam-diam gadis tersebut mengikutinya tadi. Mega juga ikut mencari di sekitar UGD. 

Erisha mencari di sekitaran ruang operasi yang begitu besar, tapi ia tidak menemukannya. Lalu ia memutuskan untuk mencari di sekitar IGD. Hingga ia dapat melihat seorang gadis kecil yang tengah berdiri sambil menempelkan wajahnya di kaca IGD.

Erisha menghembuskan nafas nya, dan berjalan ke arah bocah tersebut. Dengan pelan Erisha menepuk Pundak nya, membuat gadis tersebut menoleh ke arah Erisha dengan wajah sedih nya. 

“Nama kamu siapa?” tanya Erisha dengan menggunakan bahasa isyarat, Erisha memang bisa menggunakan bahasa isyarat, Erisha pernah mempelajarinya karena dulu ia memiliki seorang adik yang tuna wicara, namun sayang, tuhan lebih menyayangi adiknya tersebut dan mengambilnya lebih dulu.

“Nama aku Tania,” ucap jawab Tania yang juga menggunakan bahasa isyarat. Erisha tersenyum mendengar nya, melihat bagaimana pintar dan lucunya gadis di depannya itu. 

“Nama dokter, Erihsa. Apa yang di dalam itu ayah kamu?” tanya Erisha masih menggunakan bahasa isyarat nya. Erisha jadi merasa beruntung bisa menggunakan bahasa isyarat, karena sering kali ia mendapati situasi seperti ini. 

“Iya, ayah aku gak papa kan dokter? Aku cuma punya ayah aja,” ucap nya dengan mata nya yang kini sudah berkaca-kaca. Mendengar apa yang baru dikatakan oleh gadis tersebut, Erisha merasa begitu ibah dengannya. 

“Kamu tenang saja, ayah kamu akan baik-baik saja. Kami akan menjaga nya dengan baik,” ucap Erisha dengan senyumannya, berusaha menenangkan bocah Perempuan tersebut. 

“Kamu sudah makan? Kita makan dulu yuk. Nanti Dokter bolehin kamu masuk kalau sudah makan,” tawar Erisha membuat sebuah perjanjian pada Tania yang langsung menjawab nya dengan begitu bersemangat. Erisha tersenyum melihat nya, lalu segera menggandeng tangan anak tersebut menuju kantin rumah sakit. 

Sedangkan di sisi lain, Mahesa yang melihat nya melalui CCTV, merasa bangga melihat bagaimana baiknya, gadis yang akan segera menjadi istri nya itu. 

***

Related chapters

  • Dinikahi Calon Kakak Ipar Posesif   Ucapan Mahesa

    Tatapan semua mata kini tertuju pada Mahesa setelah apa yang baru saja laki-laki tersebut sampaikan. Mereka jelas terkejut dengan pernyataan Mahesa yang begitu tiba-tiba."Sayang," panggil Anila dengan tatapan sendu pada Mahesa. Ia masih tidak percaya dengan apa yang baru saja disampaikan oleh anaknya tersebut.“Mama ingin menjadikan Erisha sebagai menantu bukan? Maka aku yang akan mewujudkannya, aku akan menikahi Erisha. Bukankah berlian tidak pantas di buang?” tanya Mahesa masih dengan wajah datarnya, wajah tegas nya masih jelas terlihat di wajah laki-laki yang kini masih duduk dengan santai di posisi nya. “Jika kamu memang serius, datanglah ke rumah kami untuk membahas masalah ini. Malam ini cukup sampai di sini, kami pergi dulu,” tegas Irawan, ia hanya tidak ingin kembali di permalukan dan di permainkan, diberikan harapan lalu di hempaskan. “Tidak. Tidak perlu datang ke rumah, jika hanya untuk sebuah tanggung jawab, aku tidak memerlukannya,” ucap Erisha dengan tegasnya, ia tidak

    Last Updated : 2024-12-13
  • Dinikahi Calon Kakak Ipar Posesif   Pertunangan

    Pagi ini Erisha bangun dengan mata nya yang sembab, bahkan rasanya Erisha kesulitan untuk membuka mata, karena saking besar mata nya saat ini. Setelah semalaman ia menangis. Dengan Langkah lelahnya gadis tersebut berjalan ke arah ruang makan, untuk sarapan. Karena bagaimanapun hari ini ia harus tetap berangkat bekerja. Saat sampai di ruang makan, Erisha tampak begitu terkejut melihat keberadaan laki-laki yang tadi malam mengatakan akan menikahi nya yang tak lain adalah Mahesa. Bahkan kini Mahesa terlihat tengah sibuk dengan makanannya, sambil berbincang santai dengan keluarga Erisha. “Sudah turun sayang? Mau ke rumah sakit hari ini?” tanya Devika, ibu Erisha yang menyambut anak bungsu nya dengan senyuman. Erisha berjalan kea rah ibu nya lalu menganggukkan kepalanya. “Iya Ma,” jawab Erisha seadanya. Gadis tersebut kini duduk di samping ibu nya untuk memakan sarapannya. Sebenarnya begitu malas rasanya hari ini Erisha untuk datang ke rumah sakit dan bekerja, namun ada tanggung jawab y

    Last Updated : 2024-12-13

Latest chapter

  • Dinikahi Calon Kakak Ipar Posesif   Obsession

    Suara dari hiruk pikuk yang berada di rumah sakit menjadi teman dari keseharian yang harus dijalankan Erisha. Menjadi seorang dokter memang merupakan cita-cita nya sedari kecil, jadi Erisha menjalani harinya sebagai seorang dokter tanpa beban sedikitpun. Erisha baru saja menangani seorang pasien kejang yang baru saja di bawa kerumah sakit, saat suara ambulance yang baru datang terdengar begitu nyaring. Gadis tersebut segera membuka tirai pembatas UGD, memanggil perawat yang tidak jauh darinya. “Resep obat dan vitamin sudah saya tulis, setelah infus ini habis, langsung pindahkan ke ruang rawat,” perintah Erisha pada seorang perawat yang tadi di panggilnya. Perawat tersebut menganggukkan kepalanya mendengar perintah Erisha. “Dokter, pasien darurat!” seru seorang perawat yang menghampiri Erisha dengan terburu-buru. Sepertinya belum ada dokter yang menanganinya, mengingat kini UGD sedang begitu ramai.Erisha segera menghampiri pasien nya yang kini terbaring di ranjang rumah sakit, hin

  • Dinikahi Calon Kakak Ipar Posesif   Pertunangan

    Pagi ini Erisha bangun dengan mata nya yang sembab, bahkan rasanya Erisha kesulitan untuk membuka mata, karena saking besar mata nya saat ini. Setelah semalaman ia menangis. Dengan Langkah lelahnya gadis tersebut berjalan ke arah ruang makan, untuk sarapan. Karena bagaimanapun hari ini ia harus tetap berangkat bekerja. Saat sampai di ruang makan, Erisha tampak begitu terkejut melihat keberadaan laki-laki yang tadi malam mengatakan akan menikahi nya yang tak lain adalah Mahesa. Bahkan kini Mahesa terlihat tengah sibuk dengan makanannya, sambil berbincang santai dengan keluarga Erisha. “Sudah turun sayang? Mau ke rumah sakit hari ini?” tanya Devika, ibu Erisha yang menyambut anak bungsu nya dengan senyuman. Erisha berjalan kea rah ibu nya lalu menganggukkan kepalanya. “Iya Ma,” jawab Erisha seadanya. Gadis tersebut kini duduk di samping ibu nya untuk memakan sarapannya. Sebenarnya begitu malas rasanya hari ini Erisha untuk datang ke rumah sakit dan bekerja, namun ada tanggung jawab y

  • Dinikahi Calon Kakak Ipar Posesif   Ucapan Mahesa

    Tatapan semua mata kini tertuju pada Mahesa setelah apa yang baru saja laki-laki tersebut sampaikan. Mereka jelas terkejut dengan pernyataan Mahesa yang begitu tiba-tiba."Sayang," panggil Anila dengan tatapan sendu pada Mahesa. Ia masih tidak percaya dengan apa yang baru saja disampaikan oleh anaknya tersebut.“Mama ingin menjadikan Erisha sebagai menantu bukan? Maka aku yang akan mewujudkannya, aku akan menikahi Erisha. Bukankah berlian tidak pantas di buang?” tanya Mahesa masih dengan wajah datarnya, wajah tegas nya masih jelas terlihat di wajah laki-laki yang kini masih duduk dengan santai di posisi nya. “Jika kamu memang serius, datanglah ke rumah kami untuk membahas masalah ini. Malam ini cukup sampai di sini, kami pergi dulu,” tegas Irawan, ia hanya tidak ingin kembali di permalukan dan di permainkan, diberikan harapan lalu di hempaskan. “Tidak. Tidak perlu datang ke rumah, jika hanya untuk sebuah tanggung jawab, aku tidak memerlukannya,” ucap Erisha dengan tegasnya, ia tidak

DMCA.com Protection Status