Share

Dinikahi Calon Kakak Ipar Posesif
Dinikahi Calon Kakak Ipar Posesif
Penulis: Hilmiath

Ucapan Mahesa

Penulis: Hilmiath
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-13 09:55:45

Tatapan semua mata kini tertuju pada Mahesa setelah apa yang baru saja laki-laki tersebut sampaikan. Mereka jelas terkejut dengan pernyataan Mahesa yang begitu tiba-tiba.

"Sayang," panggil Anila dengan tatapan sendu pada Mahesa. Ia masih tidak percaya dengan apa yang baru saja disampaikan oleh anaknya tersebut.

“Mama ingin menjadikan Erisha sebagai menantu bukan? Maka aku yang akan mewujudkannya, aku akan menikahi Erisha. Bukankah berlian tidak pantas di buang?” tanya Mahesa masih dengan wajah datarnya, wajah tegas nya masih jelas terlihat di wajah laki-laki yang kini masih duduk dengan santai di posisi nya. 

“Jika kamu memang serius, datanglah ke rumah kami untuk membahas masalah ini. Malam ini cukup sampai di sini, kami pergi dulu,” tegas Irawan, ia hanya tidak ingin kembali di permalukan dan di permainkan, diberikan harapan lalu di hempaskan. 

“Tidak. Tidak perlu datang ke rumah, jika hanya untuk sebuah tanggung jawab, aku tidak memerlukannya,” ucap Erisha dengan tegasnya, ia tidak ingin menikah dengan laki-laki yang tidak ia cintai dan laki-laki yang tidak mencintainya. Setelah mengatakan hal tersebut tanpa mengatakan apapun lagi dan tanpa bersalaman, mereka segera pergi dari kediaman besar milik keluarga Barata.

Malam ini rasanya sudah cukup mereka dipermalukan. Hatinya Erisha pun sudah terasa begitu sakit setelah apa yang baru saja dialami nya. 

Sedangkan disisi lain, keluarga Barata masih berada di ruang tamu dengan saling terdiam satu sama lain. 

“Bela, Anala. Masuk ke kamar kalian,” ucap Rajeindra dengan begitu tegas nya pada kedua anak Perempuan nya yang segera menuruti perintah ayah nya tanpa mau membantah. Walau kini Bela masih tidak tega meninggalkan kakak nya berada di antara keluarga yang saat ini sudah tidak menganggap kakaknya keluarga lagi. 

Namun ia juga tidak berani membantah, seolah tahu dimana posisi nya saat ini. Dengan Langkah berat nya kini ia berjalan menuju kamar nya. Namun sejenak ia melihat kearah kakak nya yang kini tampak tersenyum dan menganggukkan kepalanya melihat adik nya yang masih menangis melihat nya. 

“Dimana kamu mengenal gadis desa itu?” tanya Rajeindra dengan tatapan datar dan meremehkan, menatap kearah anak kedua nya yang masih berdiri sambil dibantu oleh gadis yang Sagara bawa. Rejeindra bisa menebak jadi gadis tersebut berasal dari desa jika dilihat dari penampilannya, sangat jauh berbeda dengan Erisha.

“Namanya Kiran Pa, aku ketemu sama Kiran di tempat aku bertugas. Dia anak pemilik warung makan tempat biasa aku membeli makan saat turun kapal,” jelas Sagara sambil menundukkan kepalanya. Ia sama sekali tidak berani melihat ke arah ayah nya. Tangannya masih setia mengelus tangan Kiran, berusaha memberikan ketenangan untuk wanita tersebut agar tidak merasa takut. 

“Ternyata lo balik ke asal lo ya Gar, emang cocok sih sama lo. Kak Erisha emang terlalu tinggi buat lo yang juga anak orang desa,” ucap Zeev dengan tawanya, anak ketiga dari keluarga Barata yang memang terkenal nakal nya. Laki-laki yang sedari tadi hanya diam tersebut kini akhirnya membuka suara nya, walau hanya sekedar untuk menghina. 

“Zeev,” tegas Anila pada anak nya tersebut. Ia jelas tidak mau anak nya menjadi anak yang nakal dengan tidak bisa menjaga ucapannya. 

“Bener kan Ma? Mana sama-sama jadi anak haram lagi, bapak dan anak pertama nya sama-sama anak haram, kedua orang tuanya sama-sama berasal dari desa. Cocok Ma,” ucap Zeev dengan tawa mengejek nya pada Sagara yang kini hanya diam sambil mengepalkan tangannya, berusaha menahan amarah nya saat mendengar hinaan dari Zeev. Ini memang bukan yang pertama kali Zeev menghina nya. Laki-laki tersebut memang tidak pernah menyukai nya dan juga adiknya, Bela. Atau malah begitu membenci mereka.

“Hentikan Zeev, kembali ke kamar mu,” tegas Rajeindra pada anak ketiga nya tersebut yang kini malah berdecak lalu segera pergi dari sana, sejenak ia melihat ke arah Sagara yang kini tengah melihat nya. Dengan ekspresi mengejek nya Zeev masih sempat-sempat nya mengacungkan jari tengah nya. 

“Buah jatuh nyangkut di pohonnya,” ucap Anila dengan kekehannya. 

“Selama ini aku sudah menganggap mu sebegai anak ku sendiri, aku menerimamu. Walau kamu dan Mamamu adalah sumber dari luka yang aku rasain. Aku merawatmu dan menyayangi kamu seperti anakku sendiri, tapi kamu justru mempermalukan ku, dan mengecewakan ku,” ucap Anila yang sudah tidak bisa lagi menahan kekecewaan nya pada Sagara. 

Sagara menang bukanlah anak kandung nya. Sagara anak dari perselingkuhan suaminya dengan seorang anak petani di desa, saat suaminya melakukan perjalanan bisnis. Bukan hanya berselingkuh dari nya, suaminya malah menikahi wanita tersebut. 

Hingga wanita tersebut meninggal saat melahirkan Bela. Bela juga bukan anak kandung Anila, tapi ia sudah menganggap mereka seperti anak nya sendiri. Walau ia tidak pernah menyukai istri kedua suaminya tersebut. 

Mereka dulu memang masih tinggal di desa walau Rajeindra sudah menikahi wanita tersebut, karena Anila tidak ingin suaminya membawa istri keduanya itu ke rumah mereka. Dan mereka baru bisa tinggal di rumah tersebut saat ibu mereka meninggal. 

“Kamu urus anakmu itu. Aku tidak ingin melihat nya lagi di rumah ini,” tegas Anila lalu segera pergi dari sana menuju kamarnya berada. 

Melihat hal tersebut Mahesa segera mengikuti ibu nya, Ia tahu saat ini ibu nya tengah begitu hancur. Kenangan buruk yang selama ini berusaha ia kubur dalam-dalam seolah kembali. 

Rajeindra menghembuskan nafas nya kasar melihat anak nya tersebut sambil menggelengkan kepalanya. 

“Segera. bereskan barang-barang mu. Dan keluar dari rumah ini. Papa benar-benar kecewa sama kamu,” ucap Rajeindra yang kini rasanya sudah begitu pusing dengan apa yang terjadi. Kini ia seolah merasakan apa yang dirasakan kedua orang tuanya saat ia membawa gadis lain sebagai istri nya. Dan ia begitu menyesalinya. 

“Satu lagi. Kamu, Papa keluarkan dari keluarga Barata. Jangan menggunakan Barata di dalam nama mu lagi, besok Papa akan meminta asisten papa untuk mengurus nya. Sekarang segera bereskan pakaian kamu, besok papa mau, kamu sudah tidak ada di rumah ini lagi,” tegas Rajeindra lalu segera pergi dari ruang tamu. Tujuannya saat ini adalah kamar nya untuk melihat keadaan istri nya. 

Sagara yang sedari tadi hanya diam kini tampak melampiaskan amarahnya dengan memukul tembok yang berada di samping nya. Ia tidak tahu jika apa yang ia lakukan akan berakibat fatal seperti ini. 

***

Bab terkait

  • Dinikahi Calon Kakak Ipar Posesif   Pertunangan

    Pagi ini Erisha bangun dengan mata nya yang sembab, bahkan rasanya Erisha kesulitan untuk membuka mata, karena saking besar mata nya saat ini. Setelah semalaman ia menangis. Dengan Langkah lelahnya gadis tersebut berjalan ke arah ruang makan, untuk sarapan. Karena bagaimanapun hari ini ia harus tetap berangkat bekerja. Saat sampai di ruang makan, Erisha tampak begitu terkejut melihat keberadaan laki-laki yang tadi malam mengatakan akan menikahi nya yang tak lain adalah Mahesa. Bahkan kini Mahesa terlihat tengah sibuk dengan makanannya, sambil berbincang santai dengan keluarga Erisha. “Sudah turun sayang? Mau ke rumah sakit hari ini?” tanya Devika, ibu Erisha yang menyambut anak bungsu nya dengan senyuman. Erisha berjalan kea rah ibu nya lalu menganggukkan kepalanya. “Iya Ma,” jawab Erisha seadanya. Gadis tersebut kini duduk di samping ibu nya untuk memakan sarapannya. Sebenarnya begitu malas rasanya hari ini Erisha untuk datang ke rumah sakit dan bekerja, namun ada tanggung jawab y

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13
  • Dinikahi Calon Kakak Ipar Posesif   Obsession

    Suara dari hiruk pikuk yang berada di rumah sakit menjadi teman dari keseharian yang harus dijalankan Erisha. Menjadi seorang dokter memang merupakan cita-cita nya sedari kecil, jadi Erisha menjalani harinya sebagai seorang dokter tanpa beban sedikitpun. Erisha baru saja menangani seorang pasien kejang yang baru saja di bawa kerumah sakit, saat suara ambulance yang baru datang terdengar begitu nyaring. Gadis tersebut segera membuka tirai pembatas UGD, memanggil perawat yang tidak jauh darinya. “Resep obat dan vitamin sudah saya tulis, setelah infus ini habis, langsung pindahkan ke ruang rawat,” perintah Erisha pada seorang perawat yang tadi di panggilnya. Perawat tersebut menganggukkan kepalanya mendengar perintah Erisha. “Dokter, pasien darurat!” seru seorang perawat yang menghampiri Erisha dengan terburu-buru. Sepertinya belum ada dokter yang menanganinya, mengingat kini UGD sedang begitu ramai.Erisha segera menghampiri pasien nya yang kini terbaring di ranjang rumah sakit, hin

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13

Bab terbaru

  • Dinikahi Calon Kakak Ipar Posesif   Obsession

    Suara dari hiruk pikuk yang berada di rumah sakit menjadi teman dari keseharian yang harus dijalankan Erisha. Menjadi seorang dokter memang merupakan cita-cita nya sedari kecil, jadi Erisha menjalani harinya sebagai seorang dokter tanpa beban sedikitpun. Erisha baru saja menangani seorang pasien kejang yang baru saja di bawa kerumah sakit, saat suara ambulance yang baru datang terdengar begitu nyaring. Gadis tersebut segera membuka tirai pembatas UGD, memanggil perawat yang tidak jauh darinya. “Resep obat dan vitamin sudah saya tulis, setelah infus ini habis, langsung pindahkan ke ruang rawat,” perintah Erisha pada seorang perawat yang tadi di panggilnya. Perawat tersebut menganggukkan kepalanya mendengar perintah Erisha. “Dokter, pasien darurat!” seru seorang perawat yang menghampiri Erisha dengan terburu-buru. Sepertinya belum ada dokter yang menanganinya, mengingat kini UGD sedang begitu ramai.Erisha segera menghampiri pasien nya yang kini terbaring di ranjang rumah sakit, hin

  • Dinikahi Calon Kakak Ipar Posesif   Pertunangan

    Pagi ini Erisha bangun dengan mata nya yang sembab, bahkan rasanya Erisha kesulitan untuk membuka mata, karena saking besar mata nya saat ini. Setelah semalaman ia menangis. Dengan Langkah lelahnya gadis tersebut berjalan ke arah ruang makan, untuk sarapan. Karena bagaimanapun hari ini ia harus tetap berangkat bekerja. Saat sampai di ruang makan, Erisha tampak begitu terkejut melihat keberadaan laki-laki yang tadi malam mengatakan akan menikahi nya yang tak lain adalah Mahesa. Bahkan kini Mahesa terlihat tengah sibuk dengan makanannya, sambil berbincang santai dengan keluarga Erisha. “Sudah turun sayang? Mau ke rumah sakit hari ini?” tanya Devika, ibu Erisha yang menyambut anak bungsu nya dengan senyuman. Erisha berjalan kea rah ibu nya lalu menganggukkan kepalanya. “Iya Ma,” jawab Erisha seadanya. Gadis tersebut kini duduk di samping ibu nya untuk memakan sarapannya. Sebenarnya begitu malas rasanya hari ini Erisha untuk datang ke rumah sakit dan bekerja, namun ada tanggung jawab y

  • Dinikahi Calon Kakak Ipar Posesif   Ucapan Mahesa

    Tatapan semua mata kini tertuju pada Mahesa setelah apa yang baru saja laki-laki tersebut sampaikan. Mereka jelas terkejut dengan pernyataan Mahesa yang begitu tiba-tiba."Sayang," panggil Anila dengan tatapan sendu pada Mahesa. Ia masih tidak percaya dengan apa yang baru saja disampaikan oleh anaknya tersebut.“Mama ingin menjadikan Erisha sebagai menantu bukan? Maka aku yang akan mewujudkannya, aku akan menikahi Erisha. Bukankah berlian tidak pantas di buang?” tanya Mahesa masih dengan wajah datarnya, wajah tegas nya masih jelas terlihat di wajah laki-laki yang kini masih duduk dengan santai di posisi nya. “Jika kamu memang serius, datanglah ke rumah kami untuk membahas masalah ini. Malam ini cukup sampai di sini, kami pergi dulu,” tegas Irawan, ia hanya tidak ingin kembali di permalukan dan di permainkan, diberikan harapan lalu di hempaskan. “Tidak. Tidak perlu datang ke rumah, jika hanya untuk sebuah tanggung jawab, aku tidak memerlukannya,” ucap Erisha dengan tegasnya, ia tidak

DMCA.com Protection Status