Share

Pertunangan

Penulis: Hilmiath
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-13 10:11:57

Pagi ini Erisha bangun dengan mata nya yang sembab, bahkan rasanya Erisha kesulitan untuk membuka mata, karena saking besar mata nya saat ini. Setelah semalaman ia menangis. Dengan Langkah lelahnya gadis tersebut berjalan ke arah ruang makan, untuk sarapan. Karena bagaimanapun hari ini ia harus tetap berangkat bekerja. 

Saat sampai di ruang makan, Erisha tampak begitu terkejut melihat keberadaan laki-laki yang tadi malam mengatakan akan menikahi nya yang tak lain adalah Mahesa. Bahkan kini Mahesa terlihat tengah sibuk dengan makanannya, sambil berbincang santai dengan keluarga Erisha. 

“Sudah turun sayang? Mau ke rumah sakit hari ini?” tanya Devika, ibu Erisha yang menyambut anak bungsu nya dengan senyuman. Erisha berjalan kea rah ibu nya lalu menganggukkan kepalanya. 

“Iya Ma,” jawab Erisha seadanya. Gadis tersebut kini duduk di samping ibu nya untuk memakan sarapannya. Sebenarnya begitu malas rasanya hari ini Erisha untuk datang ke rumah sakit dan bekerja, namun ada tanggung jawab yang ia miliki sehingga Erisha tidak bisa meliburkan diri begitu saja. 

“Biar Mahesa yang anter kamu, Mama khawatir kalau kamu bawa mobil sendiri,” ucap Devika pada anaknya yang kali ini menghembuskan nafasnya kasar. Erisha jelas mengerti maksud dari ibunya meminta agar dia pergi bersama dengan Mahesa, namun rasanya untuk saat ini ia tidak memiliki tenaga untuk menolak dan berdebat dengan ibunya jadilah untuk kali ini ia hanya bisa menurutinya saja. 

Setelah selesai dengan sarapannya Erisha segera berpamitan pada kedua orang tuanya juga kakak nya, begitu juga dengan Mahesa yang ikut berpamitan pada keluarga Erisha. 

Kini mereka sudah berada di dalam mobil yang melaju dengan kecepatan sedang, membelah jalanan menuju rumah sakit tempat Erisha bekerja. 

“Aku serius dengan ucapanku tadi malam,” ucap Mahesa tiba-tiba, membuka pembicaraan, setelah mereka hanya saling terdiam dalam waktu lama. 

Mendengar ucapan Mahesa, Erisha menoleh ke arah sampingnya di mana kini Mahesa tengah mengemudi.

“Aku belum ingin menikah atau memulai hubungan baru, aku gak pengen kecewa lagi,” tolak Erisha begitu saja, ia bahkan tak habis pikir dengan Mahesa, bagaimana bisa laki-laki tersebut mengajaknya menikah padahal ia baru saja merasakan sakit hati karena adik laki-laki itu sendiri. 

“Apa kamu tidak ingin membalas kekecewaanmu pada Sagara? Kamu hanya ingin menjadi orang yang terlihat menyedihkan karena menangisi laki-laki sepertinya?” sinis Mahesa dengan nada bicara nya yang begitu mengejek, seolah ingin untuk memanasi Erisha agar ia mau untuk menerima dirinya. Mahesa pastikan, dengan cara apapun ia akan mendapatkan Erisha. 

“Mereka sedang mempersiapkan pernikahan mereka sekarang, kamu yakin tidak ingin membalas apa yang sudah mereka lakukan?” tanya Mahesa dengan menaikkan sebelah alisnya melihat ke arah Erisha sejenak yang kini juga melihat ke arah nya dengan tatapan yang sulit untuk diartikan. 

“Aku akan membantumu untuk membalaskan dendam mu, jika kamu mau menikah dengan ku,” tawar Mahesa dengan senyuman sinisnya. 

Erisha yang mendengar penawaran yang baru saja disampaikan oleh Mahesa tampak terdiam, memikirkan apa ia harus menyetujui tawaran Mahesa atau tidak. Apa lagi setelah mendengar jika Sagara akan menikahi wanita tersebut, dan sedang mempersiapkan pernikahan nya dengan gadis yang sudah ia hamili tersebut.

Janji nya yang akan menikahi Erisha justru ia lupakan dan kini ia malah menikahi wanita lain. Sakit yang Erisha rasakana kini rasanya begitu tidak adil, bagaimana bisa kini Erisha begitu hancur dengan apa yang dilakukan oleh Sagara, justru sang pelaku kini malah tengah berbahagia karena akan menikahi selingkuhannya. 

Erisha masih terdiam memikirkan tentang jawaban untuk Mahesa, hingga tanpa terasa mereka kini sudah sampai di rumah sakit tempat Erisha magang. Erisha dengan segera keluar dari mobil milik Mahesa, belum ia menutup pintu mobil. Gadis tersebut berbalik dan melihat ke arah Mahesa. 

“Kakak bisa dateng sama keluarga kakak ke rumah aku nanti malam, itupun kalau kakak serius dengan ucapan kakak, dan kakak harus menepati janji kakak untuk membantu aku membalaskan dendamku,” ucap Erisha masih dengan wajah datar nya, tanpa menunggu jawaban dari Mahesa. Erisha segera menutup pintu mobil laki-laki tersebut. 

Mahesa yang mendengar ucapan Erisha tampak tersenyum senang, senyuman yang belum pernah ia perlihatkan pada siapapun sebelumnya. 

“Sudah aku katakana, kamu pasti akan menjadi milikku,” ucap Mahesa dengan senyuman sinis nya. Setelah nya ia memilih untuk segera pergi dari sana, setelah memastikan Erisha masuk ke rumah sakit tersebut dengan aman. 

***

“Kamu sudah yakin kan  dengan keputusan kamu? Papa tidak ingin malu untuk kedua kali didepan  keluarga Bimasena,” peringat Rajeindra saat mereka saat ini akan menuju ke rumah Erisha. Memastikan pada anaknya itu sekali lagi agar tidak membuat nya kecewa dan mempermalukan keluarga mereka lagi. 

“Aku yakin Pa,” ucap Mahesa dengan tegasnya. Rajeindra akhirnya hanya bisa mengangguk mendengar ketegasan dari anaknya itu. Ia jelas mengenal anak nya, dan bagaimana sikap mereka. Mahesa benar-benar duplikatnya, jika sudah berkata tidak bisa digoyahkan lagi.

“Jangan sakitin Erisha ya Bang, kasian dia,” ucap Anila yang kini ikut angkat suara. Anila memang sudah begitu dekat dengan Erisha. Ia sudah menganggap Erisha sebagai anaknya sendiri. Karena memang di antara semua anaknya, hanya Sagara yang pernah membawa kekasih nya ke rumah. 

Sedangkan Mahesa, kedua orang tuanya tidak pernah melihat anaknya yang satu itu dekat dengan gadis manapun. Hingga membuat kedua orang tuanya kaget saat mendengar Mahesa ingin menikahi Erisha. 

Tak terasa kini mereka akhirnya sampai di depan rumah milik keluarga Bimasena. Mahesa malam ini hanya datang dengan kedua orang tuanya. Mereka pun segera menuju ke arah rumah tersebut, yang sudah terlihat Devika yang menunggu mereka di depan pintu. 

Mereka pun saling bersalaman dan satu sama lain, tak lupa keluarga Mahesa juga meminta maaf atas apa yang sudah terjadi sebelumnya. 

“Sudah tidak perlu dipikirkan lagi, mungkin ini memang yang terbaik untuk anak-anak kita saat ini,” ucap Devika berusaha untuk dewasa dan memaafkan yang sudah terjadi. 

“Mari duduk, saya akan memanggil Erisha,” ucap Devika saat mereka sudah berada di ruang tamu. Di mana kini keluarga mereka sudah berkumpul. 

Tidak begitu lama akhirnya yang ditunggu datang juga. Malam ini Erisha tampak begitu cantik dengan dress selutut nya, dan riasan make up tipis yang menambah kecantikan di wajah nya. 

Acara pun di mulai, dengan Mahesa yang menyampaikan maksudnya datang malam ini, “Maksud kedatangan saya dan keluarga saya malam ini, untuk melamar Erisha sebagai istri saya,” ucap Mahesa menyampaikan maksud kedatangannya. 

“Semua Keputusan kami serahkan pada Erisha, bagaimana nak? Kamu menerima lamaran ini?” tanya Irawan pada anaknya yang kini duduk di samping nya sambil menundukkan kepala nya dan memainkan jari-jari nya. 

Erisha tampak terdiam sejenak sebelum akhirnya ia menganggukkan kepalanya, “Dengan restu Mama dan Papa, juga Kakak. Erisha menerima lamaran Kak Mahesa,” ucap Erisha setelah memikirkan kembali pembicaraan nya dengan Mahesa pagi tadi. Senyuman tipis terlihat wajah Mahesa. Hanya sebuah senyuman tipis, yang jelas tidak di sadari oleh siapapun. Laki-laki tersebut memang begitu pintar menyembunyikan ekspresi nya. 

Bahkan siapapun tidak akan tahu, jika apa yang terjadi saat ini, ada campur tangan Mahesa di dalam nya. 

***

Bab terkait

  • Dinikahi Calon Kakak Ipar Posesif   Obsession

    Suara dari hiruk pikuk yang berada di rumah sakit menjadi teman dari keseharian yang harus dijalankan Erisha. Menjadi seorang dokter memang merupakan cita-cita nya sedari kecil, jadi Erisha menjalani harinya sebagai seorang dokter tanpa beban sedikitpun. Erisha baru saja menangani seorang pasien kejang yang baru saja di bawa kerumah sakit, saat suara ambulance yang baru datang terdengar begitu nyaring. Gadis tersebut segera membuka tirai pembatas UGD, memanggil perawat yang tidak jauh darinya. “Resep obat dan vitamin sudah saya tulis, setelah infus ini habis, langsung pindahkan ke ruang rawat,” perintah Erisha pada seorang perawat yang tadi di panggilnya. Perawat tersebut menganggukkan kepalanya mendengar perintah Erisha. “Dokter, pasien darurat!” seru seorang perawat yang menghampiri Erisha dengan terburu-buru. Sepertinya belum ada dokter yang menanganinya, mengingat kini UGD sedang begitu ramai.Erisha segera menghampiri pasien nya yang kini terbaring di ranjang rumah sakit, hin

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13
  • Dinikahi Calon Kakak Ipar Posesif   Ucapan Mahesa

    Tatapan semua mata kini tertuju pada Mahesa setelah apa yang baru saja laki-laki tersebut sampaikan. Mereka jelas terkejut dengan pernyataan Mahesa yang begitu tiba-tiba."Sayang," panggil Anila dengan tatapan sendu pada Mahesa. Ia masih tidak percaya dengan apa yang baru saja disampaikan oleh anaknya tersebut.“Mama ingin menjadikan Erisha sebagai menantu bukan? Maka aku yang akan mewujudkannya, aku akan menikahi Erisha. Bukankah berlian tidak pantas di buang?” tanya Mahesa masih dengan wajah datarnya, wajah tegas nya masih jelas terlihat di wajah laki-laki yang kini masih duduk dengan santai di posisi nya. “Jika kamu memang serius, datanglah ke rumah kami untuk membahas masalah ini. Malam ini cukup sampai di sini, kami pergi dulu,” tegas Irawan, ia hanya tidak ingin kembali di permalukan dan di permainkan, diberikan harapan lalu di hempaskan. “Tidak. Tidak perlu datang ke rumah, jika hanya untuk sebuah tanggung jawab, aku tidak memerlukannya,” ucap Erisha dengan tegasnya, ia tidak

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-13

Bab terbaru

  • Dinikahi Calon Kakak Ipar Posesif   Obsession

    Suara dari hiruk pikuk yang berada di rumah sakit menjadi teman dari keseharian yang harus dijalankan Erisha. Menjadi seorang dokter memang merupakan cita-cita nya sedari kecil, jadi Erisha menjalani harinya sebagai seorang dokter tanpa beban sedikitpun. Erisha baru saja menangani seorang pasien kejang yang baru saja di bawa kerumah sakit, saat suara ambulance yang baru datang terdengar begitu nyaring. Gadis tersebut segera membuka tirai pembatas UGD, memanggil perawat yang tidak jauh darinya. “Resep obat dan vitamin sudah saya tulis, setelah infus ini habis, langsung pindahkan ke ruang rawat,” perintah Erisha pada seorang perawat yang tadi di panggilnya. Perawat tersebut menganggukkan kepalanya mendengar perintah Erisha. “Dokter, pasien darurat!” seru seorang perawat yang menghampiri Erisha dengan terburu-buru. Sepertinya belum ada dokter yang menanganinya, mengingat kini UGD sedang begitu ramai.Erisha segera menghampiri pasien nya yang kini terbaring di ranjang rumah sakit, hin

  • Dinikahi Calon Kakak Ipar Posesif   Pertunangan

    Pagi ini Erisha bangun dengan mata nya yang sembab, bahkan rasanya Erisha kesulitan untuk membuka mata, karena saking besar mata nya saat ini. Setelah semalaman ia menangis. Dengan Langkah lelahnya gadis tersebut berjalan ke arah ruang makan, untuk sarapan. Karena bagaimanapun hari ini ia harus tetap berangkat bekerja. Saat sampai di ruang makan, Erisha tampak begitu terkejut melihat keberadaan laki-laki yang tadi malam mengatakan akan menikahi nya yang tak lain adalah Mahesa. Bahkan kini Mahesa terlihat tengah sibuk dengan makanannya, sambil berbincang santai dengan keluarga Erisha. “Sudah turun sayang? Mau ke rumah sakit hari ini?” tanya Devika, ibu Erisha yang menyambut anak bungsu nya dengan senyuman. Erisha berjalan kea rah ibu nya lalu menganggukkan kepalanya. “Iya Ma,” jawab Erisha seadanya. Gadis tersebut kini duduk di samping ibu nya untuk memakan sarapannya. Sebenarnya begitu malas rasanya hari ini Erisha untuk datang ke rumah sakit dan bekerja, namun ada tanggung jawab y

  • Dinikahi Calon Kakak Ipar Posesif   Ucapan Mahesa

    Tatapan semua mata kini tertuju pada Mahesa setelah apa yang baru saja laki-laki tersebut sampaikan. Mereka jelas terkejut dengan pernyataan Mahesa yang begitu tiba-tiba."Sayang," panggil Anila dengan tatapan sendu pada Mahesa. Ia masih tidak percaya dengan apa yang baru saja disampaikan oleh anaknya tersebut.“Mama ingin menjadikan Erisha sebagai menantu bukan? Maka aku yang akan mewujudkannya, aku akan menikahi Erisha. Bukankah berlian tidak pantas di buang?” tanya Mahesa masih dengan wajah datarnya, wajah tegas nya masih jelas terlihat di wajah laki-laki yang kini masih duduk dengan santai di posisi nya. “Jika kamu memang serius, datanglah ke rumah kami untuk membahas masalah ini. Malam ini cukup sampai di sini, kami pergi dulu,” tegas Irawan, ia hanya tidak ingin kembali di permalukan dan di permainkan, diberikan harapan lalu di hempaskan. “Tidak. Tidak perlu datang ke rumah, jika hanya untuk sebuah tanggung jawab, aku tidak memerlukannya,” ucap Erisha dengan tegasnya, ia tidak

DMCA.com Protection Status