Share

Bab 168

Author: Clarissa
"Nggak kusangka kita ketemu lagi secepat ini."

Tiffany mengatupkan bibirnya. Dia tidak punya kesan baik terhadap Valerie, jadi dia hanya tersenyum tipis. "Aku juga nggak nyangka kamu yang akan datang. Kukira orang yang akan datang mengantarkan bukti itu adalah manajer semalam."

Tiffany menatap Valerie tanpa maksud mengejek, dia benar-benar berpikir demikian. Namun bagi Valerie, kata-kata Tiffany terdengar seperti sindiran.

Tentu saja, Valerie memang sengaja melakukan hal ini, tetapi dia tetap memasang senyum pura-pura. "Tentu saja, Pak Sean adalah bos besar kami. Jadi tentu saja aku harus berusaha melayani Bu Tiffany sebaik mungkin."

Tiffany mengangkat alis. "Jadi, kamu bilang Sean itu bos besar kalian?"

Valerie menyipitkan mata sambil tersenyum puas. "Betul sekali, apa Bu Tiffany baru tahu?"

"Suamiku memang hebat," ujar Tiffany tanpa ragu.

Valerie tertegun. Reaksi Tiffany ini tidak sesuai dugaannya. Sebelum dia sempat menanggapi, Tiffany sudah lanjut berbicara, "Kemarin kamu bilang su
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Zidan Kasan
kalau kamu pengen aman maka mulai dari sekarang jauhkan niat burukmu dari Tiffany, kalau kamu gak pengen punya nasib buruk seperti Leslie bahkan mungkin akan lebih buruk karena kamu punya niat untuk menyingkirkan Tiffany dari sisi Sean dan kamu mendambakan posisi Tiffany
goodnovel comment avatar
Fenty Izzi
surat itu merupakan peringatan buatmu Valery...jika kamu berani menyentuh tiffany sedikit sama ..maka nasibmu g akan jauh beda dengan yang Leslie alami...jadi jangan coba²...
goodnovel comment avatar
Ros Dianie
Apa hubungan lesli sm Valery yaa
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 169

    Saat Tiffany kembali ke kampus, Julie sedang bersandar di meja ruang kesehatan sambil sibuk bermain game di ponselnya. Tiffany mengernyitkan alis, lalu mengangkat tangan untuk menghalangi layar ponsel Julie. "Mana Kak Garry?"Julie meliriknya sejenak, lalu memindahkan posisi ponselnya agar bisa tetap bermain. "Dia sudah pergi.""Sudah pergi begitu saja?" Tiffany mengerucutkan bibir, merasa sedikit kecewa. Bagaimanapun, Garry terluka karena melindunginya dan dia belum sempat mengucapkan terima kasih."Kalau dia nggak pergi, itu sama saja mempermalukan diri sendiri," kata Julie sambil mengubah posisinya agar lebih nyaman di kursi. "Dia juga nggak mungkin benar-benar bisa merebut posisiku sebagai calon ibu angkat anakmu."Tiffany mengernyitkan dahi dengan bingung. "Apa maksudnya mempermalukan diri? Ibu angkat apanya?"Julie tampak tersentak karena baru sadar bahwa dia telah mengungkapkan pikirannya tanpa sadar. Dia berdeham kecil, lalu kembali fokus ke permainannya. "Nggak apa-apa. Kamu s

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 170

    Tiffany mengangkat tasnya dan berbalik pergi.Julie mengerutkan kening, agak kesal dengan sikap Tiffany yang menurutnya terlalu polos sampai bodoh, "Untuk apa kamu nyari dia?""Setidaknya aku mau traktir dia makan sebagai tanda terima kasih," jawab Tiffany tanpa menoleh....."Kak, Julie mungkin salah paham sama Kakak. Jangan terlalu dimasukkan ke hati." Tiffany duduk di bangku di luar lembaga penelitian tempat Garry bekerja sambil menyerahkan segelas kopi dingin padanya. "Lutut Kakak sudah nggak apa-apa, 'kan?""Sudah membaik." Garry menerima kopi itu sambil menghela napas. "Sepertinya temanmu memang salah paham sama aku. Tapi nggak masalah, lagian kami juga nggak terlalu kenal. Yang penting kamu nggak salah paham."Tiffany menggelengkan kepala, "Aku nggak akan salah paham, Kak!"Dulu, mereka bersekolah di SMA yang sama di desa. Di sekolah itu, Garry adalah seorang panutan. Nilainya, kegigihannya, dan sifat baiknya selalu menjadi teladan. Pria yang rajin dan sempurna seperti itu tidak

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 171

    Mata bundar Tiffany yang jernih langsung berbinar. Dia menatap Garry dengan membelalak. "Kak, benar juga katamu! Selama ini, suamiku selalu berobat sama Charles dan pakai pengobatan barat. Mungkin saja pengobatan tradisional bisa ada harapan!"Melihat wajahnya yang gembira, Garry tersenyum. "Aku cuma kasih saran, nggak berarti pengobatan tradisional bisa nyembuhin. Tapi mungkin kamu bisa bawa suamimu untuk mencobanya, siapa tahu bisa berhasil?"Tiffany buru-buru mengangguk. "Oke! Kalau begitu, apa Kak Garry bisa beri aku alamat tabib itu? Biar aku bisa bawa suamiku ke sana!""Di sebuah gunung di dekat desa kita." Setelah berpikir sejenak, Garry melanjutkan, "Tapi, Tiff. Kusarankan sebaiknya kamu bawa suamimu ke sana dengan alasan untuk berlibur, sekalian berobat di tabib tua itu."Tiffany mengerutkan alisnya. "Kenapa?"Garry mulai meyakinkan Tiffany dengan lembut, "Pertama-tama, tabib tua itu ada hubungan keluarga denganku. Suamimu selalu merasa waswas padaku. Kalau kamu kasih tahu dul

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 172 & 173

    Bahkan kepala pelayan yang berdiri di samping juga mulai mengantuk mendengarkan cerita Tiffany yang sepertinya tak akan berakhir. Mereka tidak kenal seorang pun di desa itu dan jelas tak ada yang peduli, bukan?Namun, Sean tetap mendengarkan dengan sabar sambil mengelus kepala Tiffany dengan lembut. Sesekali, dia bahkan bertanya dengan penasaran, "Lalu, apa Wenny akhirnya menikah?" atau "Apa anak pamanmu juga bisa manjat pohon?" Bahkan, dia sampai bertanya tentang usia nenek di desa yang sering diceritakan Tiffany.Rika dan Genta tak habis pikir. Apakah ini benar-benar tuan mereka? Sean yang biasanya terlalu cuek bahkan untuk mendengar gosip seputar saudaranya, kini duduk tenang mendengarkan cerita sehari-hari dari desa Tiffany?Memang benar, cinta bisa membuat orang kehilangan nalar sepenuhnya ....Tiffany yang berbaring di pangkuan Sean terus bercerita hingga akhirnya tertidur karena kelelahan. Sean menunduk dan membelai rambutnya yang hitam sambil tersenyum lembut. Lalu, dia mendong

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 174

    "Nyonya, ada yang bisa saya bantu?" Bagaimanapun, Rika adalah pelayan yang sudah bekerja selama bertahun-tahun di sini. Begitu melihat telepon Sean, dia langsung memahami maksudnya.Tiffany mengatupkan bibirnya, lalu berkata, "Aku ingin makan mie ...."Sambil bicara, dia mendongak melihat Sean sekilas. "Ya, tiga porsi mie."Rika yang berada di lantai bawah terkejut. Tiga porsi?"Nyonya, aku sangat paham dengan nafsu makan Tuan. Selelah apa pun, dia nggak akan makan dua porsi mie."Tiffany menggenggam erat telepon itu dengan wajah tersipu. "Itu ... aku yang mau makan dua porsi."Rika terdiam.Setengah jam kemudian, Rika mengantarkan tiga mangkuk mie kuah ke lantai atas. Sean menghabiskan jatahnya dalam sekejap. Setelah itu, Sofyan datang memberitahunya bahwa ada masalah di perusahaan yang harus ditanganinya, sehingga Sean langsung bergegas ke ruang kerja setelah selesai makan.Sementara itu, Tiffany bersantai di jendela dan mendengarkan musik sambil menikmati mangkuk kedua mie. Tiba-ti

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 175

    Ucapan Julie membuat Tiffany ragu sejenak. Dia tertawa, lalu menimpali, "Aku tetap memilih untuk percaya sama Kak Garry. Bagaimanapun, suamiku berjasa terhadap Kak Garry. Kalaupun Kak Garry nggak suka sama dia, setidaknya dia nggak akan celakain suamiku."Julie mencibir. "Semoga saja dia memang sebaik yang kamu bilang ...."Setelah mengobrol sejenak, Julie baru mengakhiri panggilan itu karena masih ada urusan mendadak yang harus diurusnya. Tiffany pun menyimpan kembali ponselnya.Meski telah banyak "berolahraga" dengan Sean tadi pagi, energi Tiffany menjadi penuh lagi setelah menghabiskan dua mangkuk mie. Saking bersemangatnya, dia tidak tahu apa yang harus dilakukannya untuk menghabiskan energi ini.Tiffany keluar dari kamar tidur. Dia samar-samar mendengar suara Sean dan Sofyan sedang berbincang di ruang kerja. Sepertinya memang banyak urusan perusahaan yang harus ditangani Sean.Karena tidak ingin mengganggu Sean dan merasa sedikit bosan, Tiffany memutuskan untuk turun ke lantai baw

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 176

    Mark seketika basah kuyup. Ini sungguh di luar dugaannya. Selama bertahun-tahun di luar negeri, Mark selalu dijunjung tinggi oleh orang-orang ke mana pun dia pergi. Alhasil, saat bertamu ke rumah teman baiknya, dia disiram oleh pelayan menggunakan selang air!Mark mengernyit karena jengkel. Dia bertanya, "Memangnya aku kelihatannya baik-baik saja?"Tiffany merapatkan bibir sambil mengamati Mark yang basah kuyup. Sepertinya tidak baik-baik saja ...."Ada baju ganti di mobilku," kata Mark sambil melirik Tiffany dengan jengkel. Dia menyerahkan kunci mobilnya kepada Tiffany, lalu memerintahkan, "Ambilkan."Untungnya, Mark memiliki kebiasaan untuk menyimpan pakaian ganti di mobil karena sering melakukan perjalanan bisnis mendadak pada sebelumnya."Oh," sahut Tiffany sambil mengambil kunci mobil. Dia pergi mencari di kursi belakang mobil. Benar saja, dia menemukan satu set pakaian pria, lengkap dengan dalaman dan luaran.Tiffany berlari kecil sepanjang jalan untuk membawakan pakaian itu pad

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 177

    Mark duduk di ruang tamu Keluarga Tanuwijaya. Dia minum teh sambil bertanya, "Di mana istrimu?"Sean mengernyit saat menjawab, "Mungkin sedang kuliah."Saat makan mi barusan, Sofyan memberitahukan sepertinya ada kendala di Elupa sehingga Sean pergi ke ruang kerja. Sean benar-benar melupakan Tiffany. Akan tetapi, Tiffany seharusnya pergi ke kampus. Selain bersekolah dan belajar mandiri, Tiffany sepertinya tidak punya hiburan lain."Oh, ternyata masih kuliah," kata Mark.Mark sengaja melemparkan tatapan meledek pada Sean dan berkata, "Nggak nyangka Sean yang sudah jomblo bertahun-tahun ternyata suka yang muda?"Sean menyeringai sambil menuang segelas teh dan menyeruputnya. Dia menjawab, "Seingatku, aku sudah bilang ini. Meledek bos, potong setengah gaji.""Aku nggak peduli dengan gaji darimu ini," kata Mark sambil tersenyum. Lalu, dia merenggangkan pinggang.Mark berkata lagi, "Tapi kali ini kamu panggil aku pulang dengan cara begini agar kamu dan istrimu bisa bermain beberapa hari ke d

Latest chapter

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 605

    Menghadapi tuduhan tak berdasar dari Quinn, Tiffany tersenyum dingin. Tak ada lagi kelembutan di matanya seperti sebelumnya.Tiffany tahu bahwa bersikap terlalu baik hanya akan membuat seseorang dimanfaatkan dan dirugikan.Dia menatap Quinn dengan tatapan dingin. "Aku bermain dengan banyak orang? Aku bahkan nggak ingat aku pernah 'bermain' denganmu. Apa aku perlu membuktikan dengan fakta bahwa aku sudah punya anak untuk memberitahumu aku ini bukan lesbian?"Kata-kata Tiffany membuat seluruh ruangan kelas tiba-tiba sunyi. Sesaat kemudian, para mahasiswa mulai tertawa terbahak-bahak.Quinn tertegun, mungkin dia tidak menyangka Tiffany akan menanggapinya dengan kalimat seperti itu.Namun, dia segera tersenyum sinis, menatap Tiffany dengan dingin. "Akhirnya kamu menunjukkan sisi aslimu. Aku sudah berkali-kali bilang pada Kak Zion kalau kamu ini munafik, tapi dia nggak percaya!""Sekarang akhirnya kamu memperlihatkan wajah aslimu, 'kan? Kamu sama sekali nggak baik, nggak manis, dan cuma wan

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 604

    Namun, tak pernah sekali pun Xavier mengirimkan mawar, apalagi buket sebesar ini.Selain itu, sejak setahun yang lalu, setelah Tiffany meminta Xavier untuk tidak lagi mengirimkan bunga, dia memang tidak pernah lagi menerima bunga dari Xavier."Bu, ini dari suamimu ya?" Seorang mahasiswi di barisan terdepan tersenyum menatap Tiffany. "Kamu beruntung sekali!"Tiffany tertawa dengan canggung. Karena dia memiliki dua anak, banyak orang sering bertanya tentang ayah dari anak-anaknya.Akhirnya, Tiffany dan Xavier sepakat bahwa di depan orang lain, mereka akan mengaku sebagai pasangan suami istri. Dengan begitu, Tiffany bisa menolak para pria yang mencoba mendekati, sekaligus menghindari pertanyaan tentang mengapa dia menjadi ibu tunggal.Jadi, di mata banyak orang, Xavier memang adalah suaminya. Hanya beberapa orang yang tahu bahwa hubungan mereka sebenarnya lebih seperti saudara."Cih." Mahasiswi yang tadi bertanya, Quinn, tersenyum mencela. Di tengah kerumunan yang merasa iri terhadap Tiff

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 603

    Sore itu, Tiffany memiliki kelas di Universitas Kedokteran Kintan. Seperti biasa, dia mempersiapkan materi sesuai dengan kebiasaan mahasiswa dan memulai kelas tepat pukul 2 siang.Sebagai dokter bedah jantung terbaik di Kota Kintan, Tiffany sangat percaya diri bahwa dia bisa memberikan materi dengan baik.Namun, di kelas sore itu, dia bertemu dengan seorang mahasiswi yang sengaja mencari gara-gara. "Bu."Saat sesi tanya jawab, seorang mahasiswi berdiri dan menatap Tiffany. "Apakah semua penyakit jantung bisa disembuhkan?"Tiffany mengangguk. "Secara teori, kalau jantungnya nggak hancur total, dengan kemajuan medis saat ini, semua penyakit jantung dapat diobati."Mahasiswi itu menyipitkan matanya. "Tapi, kalau sejak awal sebuah jantung sudah rusak, apakah jantung itu bisa diperbaiki dengan keahlianmu?"Tiffany segera menyadari bahwa yang dimaksud oleh mahasiswi itu bukan "jantung" yang sedang dibahas dalam kelas.Namun, dia tetap tersenyum lembut. "Nggak ada jantung yang sejak awal rusa

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 602

    Tiffany mengernyit, keluarga Sanny?"Maksudmu Conan?" Dia mengerutkan kening dan hendak membuka data rawat inap Sanny. "Kenapa? Perlu menghubungi keluarganya untuk pembayaran? Kenapa nggak langsung ke bangsalnya saja?""Bukan, bukan!" Suster muda itu buru-buru menggeleng, wajahnya memerah karena gugup.Suster lain tersenyum penuh arti ke arah Tiffany. "Kami bukan membicarakan suaminya! Tapi ... adiknya. Kudengar adiknya masih lajang lho!"Tiffany tertegun. "Adiknya?" Sean?"Ya." Para suster mulai saling mendorong dengan wajah memerah. "Dia ganteng banget!""Kudengar dia juga kaya raya. Uang itu nomor dua, yang penting itu wajahnya! Apalagi, auranya begitu luar biasa. Setiap gerak-geriknya buat orang jatuh hati ...."Setelah bergosip panjang lebar, mereka akhirnya memandang Tiffany dengan penuh harapan. "Dok Tiff, kamu 'kan sudah nikah. Kamu pasti nggak ngerti perasaan kami para jomblo saat melihat pria berkualitas tinggi ....""Kami sudah berdiskusi lama dan akhirnya memutuskan untuk m

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 601

    "Karena aku bukan bagian dari Keluarga Tanuwijaya. Aku tahu kapan harus bersikap profesional."Tiffany tersenyum menatap Conan dengan tatapan sedingin es. "Jangan berpikir terlalu jauh. Aku bersedia mengoperasi Sanny bukan karena ingin berdamai dengan Keluarga Tanuwijaya, juga bukan karena aku memilih untuk memaafkan.""Pertama, aku adalah seorang dokter dan dia adalah pasien. Tugas seorang dokter adalah merawat pasien. Karena kalian datang ke rumah sakit kami, sudah menjadi kewajibanku untuk memberikan yang terbaik.""Kedua, penyakitnya hampir sama dengan yang dialami ibuku dulu. Aku mengoperasinya karena penyakit ini sangat langka dan aku telah meneliti kasus ini selama hampir lima tahun. Aku butuh praktik."Setelah mengatakannya, Tiffany mendongak menatap Conan. "Masih ada pertanyaan?"Conan membuka mulutnya, tetapi tidak bisa berbicara. Sesaat kemudian, dia menarik napas dalam-dalam. "Kalau begitu, karena penyakit istriku sama seperti yang dialami ibumu, ke depannya ...."Tiffany m

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 600

    "Nggak terlalu lama." Tiffany tersenyum tipis, memeluk mapnya, dan melangkah masuk dengan tenang. "Apa kabarmu hari ini?""Cukup baik." Wajah Sanny agak merah. "Tiff, aku baru tahu dari suster beberapa hari ini. Ternyata aku pasien pertama yang kamu operasi sendiri."Sanny tahu tentang kejadian di hari pernikahan Tiffany dulu, ketika tangan kanannya ditikam oleh Shani. Saat itu, Sanny mengira itu hanya luka kecil, tetapi ternyata tikaman itu melukai tendon di tangan Tiffany.Cedera itu membuat tangannya gemetar setiap kali memegang pisau bedah untuk waktu yang lama."Mm." Berbeda dengan mata Sanny yang penuh emosi, Tiffany tampak jauh lebih tenang. Sambil menulis sesuatu di rekam medis, dia berkata dengan nada datar, "Yang penting kamu nggak keberatan dengan keahlianku.""Mana mungkin aku keberatan!" Sanny bersemangat hingga duduk tegak. "Tiff, sebenarnya ... aku ingin mengatakan banyak hal padamu. Tahun itu ....""Masa lalu sudah berlalu." Tiffany membalik halaman rekam medis yang ber

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 599

    Setelah rapat pagi yang panjang dan membosankan, Tiffany memeluk buku catatannya dan kembali ke mejanya tanpa semangat.Julie melambaikan tangan di depan wajahnya. "Lagi ada pikiran?""Nggak ada." Tiffany menggeleng dan mulai membuka buku catatannya.Meskipun ada banyak tulisan di sana, tidak satu pun kata bisa dicerna. Akhirnya, dia menutup buku itu dan melemparkannya ke samping dengan kesal.Melihat reaksinya, jelas Julie tidak akan percaya bahwa Tiffany baik-baik saja. Dia lantas menopang dagu di depan Tiffany dan bertanya, "Sean belum mencarimu?""Sudah." Tiffany menggigit bibirnya. "Dia sudah pindah ke rumah seberang selama dua hari. Selama beberapa hari ini, dia berhasil membujuk Arlene sampai hampir berpihak padanya.""Pagi ini, aku sampai harus berusaha keras meyakinkan si bocah kalau dia itu orang asing yang nggak ada hubungannya sama kita, jadi jangan terlalu dekat dengannya.""Bagus sekali!" Julie mengacungkan jempol, memberi dukungan penuh. "Memang harus begitu! Biar dia ta

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 598

    Berbeda dengan Arlo yang justru sedang dalam suasana hati yang baik. Anak kecil itu tersenyum ceria sambil menatap Tiffany. "Mama, semalam tidurnya nyenyak?"Tangan Tiffany yang sedang memegang setir mobil membeku sesaat. "Lumayan.""Tapi, semalam waktu aku bangun dan ke toilet, aku lihat Mama nggak di rumah." Arlo mengejapkan mata, menatap Tiffany melalui kaca spion. "Mama ke mana?"Tatapan serius yang penuh rasa ingin tahu itu membuat alis Tiffany agak berkerut. Dia menarik napas dalam-dalam, lalu bertanya, "Arlene, kamu sadar kalau kamu salah?"Arlene yang sedang duduk di kursi belakang langsung meringkukkan tubuhnya, bersandar di sudut kursi dengan wajah penuh rasa bersalah. "Aku nggak salah ....""Masih bilang nggak salah?" Tiffany mengernyit. "Beberapa hari ini kamu nggak makan dengan baik, 'kan? Ini karena kamu pergi ke rumah orang lain buat makan enak, 'kan?""Mama sudah pernah bilang, kamu nggak boleh sembarangan makan makanan dari orang lain. Kamu juga nggak boleh sembarangan

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 597

    Tiffany kembali ke rumah, menyiapkan saus sesuai dengan selera yang dulu disukai Sean. Setelah itu, dia membawa piring itu keluar.Saat tiba di depan pintu rumah Sean, Tiffany mendengar suara telepon berdering. Sean meletakkan garpunya dengan elegan, lalu mengangkat tangan dan menjawab telepon."Hm, aku di sini." Tiffany yang berdiri di luar pintu bisa mendengar suara lembut pria itu. Tiba-tiba, langkahnya terhenti."Aku baru bisa pulang dalam beberapa hari lagi." Sean menarik napas dalam-dalam dan mengernyit. Tatapannya menunjukkan sedikit ketidaksabaran. "Sudah kubilang, aku nggak akan pulang secepat itu.""Jangan pikir yang aneh-aneh. Hubunganku dan mantan istriku nggak akan memengaruhi hubungan kita.""Ya sudah, jangan berpikir terlalu jauh. Kamu seharusnya tidur jam segini. Hm, dengarkan aku."Tiffany berdiri terpaku di tempatnya, terdiam mendengar suara penuh kasih sayang Sean, tidak bisa mengeluarkan sepatah kata pun.Suara ini, nada ini ... dia hanya pernah mendengar Sean berbi

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status