Share

Bab 169

Penulis: Clarissa
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-20 18:00:00
Saat Tiffany kembali ke kampus, Julie sedang bersandar di meja ruang kesehatan sambil sibuk bermain game di ponselnya. Tiffany mengernyitkan alis, lalu mengangkat tangan untuk menghalangi layar ponsel Julie. "Mana Kak Garry?"

Julie meliriknya sejenak, lalu memindahkan posisi ponselnya agar bisa tetap bermain. "Dia sudah pergi."

"Sudah pergi begitu saja?" Tiffany mengerucutkan bibir, merasa sedikit kecewa. Bagaimanapun, Garry terluka karena melindunginya dan dia belum sempat mengucapkan terima kasih.

"Kalau dia nggak pergi, itu sama saja mempermalukan diri sendiri," kata Julie sambil mengubah posisinya agar lebih nyaman di kursi. "Dia juga nggak mungkin benar-benar bisa merebut posisiku sebagai calon ibu angkat anakmu."

Tiffany mengernyitkan dahi dengan bingung. "Apa maksudnya mempermalukan diri? Ibu angkat apanya?"

Julie tampak tersentak karena baru sadar bahwa dia telah mengungkapkan pikirannya tanpa sadar. Dia berdeham kecil, lalu kembali fokus ke permainannya. "Nggak apa-apa. Kamu s
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 170

    Tiffany mengangkat tasnya dan berbalik pergi.Julie mengerutkan kening, agak kesal dengan sikap Tiffany yang menurutnya terlalu polos sampai bodoh, "Untuk apa kamu nyari dia?""Setidaknya aku mau traktir dia makan sebagai tanda terima kasih," jawab Tiffany tanpa menoleh....."Kak, Julie mungkin salah paham sama Kakak. Jangan terlalu dimasukkan ke hati." Tiffany duduk di bangku di luar lembaga penelitian tempat Garry bekerja sambil menyerahkan segelas kopi dingin padanya. "Lutut Kakak sudah nggak apa-apa, 'kan?""Sudah membaik." Garry menerima kopi itu sambil menghela napas. "Sepertinya temanmu memang salah paham sama aku. Tapi nggak masalah, lagian kami juga nggak terlalu kenal. Yang penting kamu nggak salah paham."Tiffany menggelengkan kepala, "Aku nggak akan salah paham, Kak!"Dulu, mereka bersekolah di SMA yang sama di desa. Di sekolah itu, Garry adalah seorang panutan. Nilainya, kegigihannya, dan sifat baiknya selalu menjadi teladan. Pria yang rajin dan sempurna seperti itu tidak

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-20
  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 171

    Mata bundar Tiffany yang jernih langsung berbinar. Dia menatap Garry dengan membelalak. "Kak, benar juga katamu! Selama ini, suamiku selalu berobat sama Charles dan pakai pengobatan barat. Mungkin saja pengobatan tradisional bisa ada harapan!"Melihat wajahnya yang gembira, Garry tersenyum. "Aku cuma kasih saran, nggak berarti pengobatan tradisional bisa nyembuhin. Tapi mungkin kamu bisa bawa suamimu untuk mencobanya, siapa tahu bisa berhasil?"Tiffany buru-buru mengangguk. "Oke! Kalau begitu, apa Kak Garry bisa beri aku alamat tabib itu? Biar aku bisa bawa suamiku ke sana!""Di sebuah gunung di dekat desa kita." Setelah berpikir sejenak, Garry melanjutkan, "Tapi, Tiff. Kusarankan sebaiknya kamu bawa suamimu ke sana dengan alasan untuk berlibur, sekalian berobat di tabib tua itu."Tiffany mengerutkan alisnya. "Kenapa?"Garry mulai meyakinkan Tiffany dengan lembut, "Pertama-tama, tabib tua itu ada hubungan keluarga denganku. Suamimu selalu merasa waswas padaku. Kalau kamu kasih tahu dul

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-20
  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 172 & 173

    Bahkan kepala pelayan yang berdiri di samping juga mulai mengantuk mendengarkan cerita Tiffany yang sepertinya tak akan berakhir. Mereka tidak kenal seorang pun di desa itu dan jelas tak ada yang peduli, bukan?Namun, Sean tetap mendengarkan dengan sabar sambil mengelus kepala Tiffany dengan lembut. Sesekali, dia bahkan bertanya dengan penasaran, "Lalu, apa Wenny akhirnya menikah?" atau "Apa anak pamanmu juga bisa manjat pohon?" Bahkan, dia sampai bertanya tentang usia nenek di desa yang sering diceritakan Tiffany.Rika dan Genta tak habis pikir. Apakah ini benar-benar tuan mereka? Sean yang biasanya terlalu cuek bahkan untuk mendengar gosip seputar saudaranya, kini duduk tenang mendengarkan cerita sehari-hari dari desa Tiffany?Memang benar, cinta bisa membuat orang kehilangan nalar sepenuhnya ....Tiffany yang berbaring di pangkuan Sean terus bercerita hingga akhirnya tertidur karena kelelahan. Sean menunduk dan membelai rambutnya yang hitam sambil tersenyum lembut. Lalu, dia mendong

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-21
  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 174

    "Nyonya, ada yang bisa saya bantu?" Bagaimanapun, Rika adalah pelayan yang sudah bekerja selama bertahun-tahun di sini. Begitu melihat telepon Sean, dia langsung memahami maksudnya.Tiffany mengatupkan bibirnya, lalu berkata, "Aku ingin makan mie ...."Sambil bicara, dia mendongak melihat Sean sekilas. "Ya, tiga porsi mie."Rika yang berada di lantai bawah terkejut. Tiga porsi?"Nyonya, aku sangat paham dengan nafsu makan Tuan. Selelah apa pun, dia nggak akan makan dua porsi mie."Tiffany menggenggam erat telepon itu dengan wajah tersipu. "Itu ... aku yang mau makan dua porsi."Rika terdiam.Setengah jam kemudian, Rika mengantarkan tiga mangkuk mie kuah ke lantai atas. Sean menghabiskan jatahnya dalam sekejap. Setelah itu, Sofyan datang memberitahunya bahwa ada masalah di perusahaan yang harus ditanganinya, sehingga Sean langsung bergegas ke ruang kerja setelah selesai makan.Sementara itu, Tiffany bersantai di jendela dan mendengarkan musik sambil menikmati mangkuk kedua mie. Tiba-ti

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-21
  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 175

    Ucapan Julie membuat Tiffany ragu sejenak. Dia tertawa, lalu menimpali, "Aku tetap memilih untuk percaya sama Kak Garry. Bagaimanapun, suamiku berjasa terhadap Kak Garry. Kalaupun Kak Garry nggak suka sama dia, setidaknya dia nggak akan celakain suamiku."Julie mencibir. "Semoga saja dia memang sebaik yang kamu bilang ...."Setelah mengobrol sejenak, Julie baru mengakhiri panggilan itu karena masih ada urusan mendadak yang harus diurusnya. Tiffany pun menyimpan kembali ponselnya.Meski telah banyak "berolahraga" dengan Sean tadi pagi, energi Tiffany menjadi penuh lagi setelah menghabiskan dua mangkuk mie. Saking bersemangatnya, dia tidak tahu apa yang harus dilakukannya untuk menghabiskan energi ini.Tiffany keluar dari kamar tidur. Dia samar-samar mendengar suara Sean dan Sofyan sedang berbincang di ruang kerja. Sepertinya memang banyak urusan perusahaan yang harus ditangani Sean.Karena tidak ingin mengganggu Sean dan merasa sedikit bosan, Tiffany memutuskan untuk turun ke lantai baw

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-21
  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 176

    Mark seketika basah kuyup. Ini sungguh di luar dugaannya. Selama bertahun-tahun di luar negeri, Mark selalu dijunjung tinggi oleh orang-orang ke mana pun dia pergi. Alhasil, saat bertamu ke rumah teman baiknya, dia disiram oleh pelayan menggunakan selang air!Mark mengernyit karena jengkel. Dia bertanya, "Memangnya aku kelihatannya baik-baik saja?"Tiffany merapatkan bibir sambil mengamati Mark yang basah kuyup. Sepertinya tidak baik-baik saja ...."Ada baju ganti di mobilku," kata Mark sambil melirik Tiffany dengan jengkel. Dia menyerahkan kunci mobilnya kepada Tiffany, lalu memerintahkan, "Ambilkan."Untungnya, Mark memiliki kebiasaan untuk menyimpan pakaian ganti di mobil karena sering melakukan perjalanan bisnis mendadak pada sebelumnya."Oh," sahut Tiffany sambil mengambil kunci mobil. Dia pergi mencari di kursi belakang mobil. Benar saja, dia menemukan satu set pakaian pria, lengkap dengan dalaman dan luaran.Tiffany berlari kecil sepanjang jalan untuk membawakan pakaian itu pad

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-21
  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 177

    Mark duduk di ruang tamu Keluarga Tanuwijaya. Dia minum teh sambil bertanya, "Di mana istrimu?"Sean mengernyit saat menjawab, "Mungkin sedang kuliah."Saat makan mi barusan, Sofyan memberitahukan sepertinya ada kendala di Elupa sehingga Sean pergi ke ruang kerja. Sean benar-benar melupakan Tiffany. Akan tetapi, Tiffany seharusnya pergi ke kampus. Selain bersekolah dan belajar mandiri, Tiffany sepertinya tidak punya hiburan lain."Oh, ternyata masih kuliah," kata Mark.Mark sengaja melemparkan tatapan meledek pada Sean dan berkata, "Nggak nyangka Sean yang sudah jomblo bertahun-tahun ternyata suka yang muda?"Sean menyeringai sambil menuang segelas teh dan menyeruputnya. Dia menjawab, "Seingatku, aku sudah bilang ini. Meledek bos, potong setengah gaji.""Aku nggak peduli dengan gaji darimu ini," kata Mark sambil tersenyum. Lalu, dia merenggangkan pinggang.Mark berkata lagi, "Tapi kali ini kamu panggil aku pulang dengan cara begini agar kamu dan istrimu bisa bermain beberapa hari ke d

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-22
  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 178

    Sean menjawab sambil tersenyum, "Ya. Ke mana saja kamu? Kenapa basah kuyup?"Baru pada saat itu, Tiffany sadar bahwa dirinya basah kuyup. Pakaiannya yang basah juga membasahi pakaian Sean karena pelukannya.Tiffany buru-buru mundur dan tersenyum canggung. Dia menjelaskan, "Aku nggak ada kesibukan, jadi aku pergi ke halaman dan siram tanaman. Selangnya pecah tadi, tapi sudah kuperbaiki. Aku jadi basah semua ...."Tiffany merapatkan bibir. Lalu, dia berujar, "Aku ganti pakaian dulu, sebentar saja!"Setelah itu, Tiffany berlari ke lantai atas. Sepuluh menit kemudian, Tiffany yang sudah berganti pakaian berlari menuruni tangga. Tiffany mengembalikan seragam tukang kebun ke ruang istirahat pekerja, lalu kembali ke ruang tamu dan sekali lagi melempar diri ke dalam pelukan Sean."Sudah!" seru Tiffany. Tiffany sudah berganti pakaian kering, tetapi pakaian Sean basah. Tiffany merapatkan bibir dan berkata, "Sayang, maaf. Gimana kalau kamu ganti baju juga?""Nggak usah, begini juga boleh," jawab

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-22

Bab terbaru

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 359

    Setelah Jayla selesai menari, giliran beberapa wanita lain yang tampil. Ada yang menari Latin, ada yang menari Samba, dan ada juga yang memainkan biola.Tiffany gugup hingga betisnya bergetar. Ini ... mereka semua sangat hebat! Di hadapan mereka, dia hanya seorang amatir .... Dia tidak punya keterampilan apa pun!Tidak lama kemudian, giliran Cathy. Lampu panggung padam. Kemudian, muncul kabut tebal dan seberkas cahaya sorot.Cathy muncul dengan mengenakan pakaian tradisional. Dia mengayunkan lengannya dan menari dengan anggun.Tiffany terpana. Tarian ini bahkan jauh lebih indah daripada tarian Julie. Dia hanya bisa menarik napas dalam-dalam. Hatinya dilanda rasa gugup dan putus asa. Kali ini, dia akan malu besar ....Setelah Cathy selesai menari, terdengar tepuk tangan meriah dari penonton. Bronson memuji, "Tarian Cathy semakin bagus saja, bahkan lebih memukau daripada ...."Bronson terdiam sejenak dan tidak melanjutkan kalimatnya lagi. Orang-orang di sekitar mulai berdiskusi."Tarian

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 358

    Tangan Tiffany yang menggenggam sumpit sontak membeku. Mampuslah .... Dia sudah tahu dirinya tidak mungkin lolos begitu saja!Derek tersenyum sambil membelai janggutnya. "Sepertinya memang ada hal seperti itu, 'kan?"Cathy tersenyum tipis. "Kemarin aku bersikap lancang kepadamu. Setelah merenungkan kesalahanku, aku memutuskan untuk menebusnya. Jadi, aku membangun panggung kecil di halaman belakang supaya semua orang bisa menikmatinya."Tiffany tidak bisa berkata-kata. Sementara itu, Derek tertawa terbahak-bahak. "Cathy, kamu perhatian sekali.""Seingatku, Cathy seorang penari yang hebat, 'kan?" Jayla bangkit dan tersenyum. "Sebagian besar wanita di sini juga sangat berbakat dalam bidang seni. Kami datang kemari untuk berteman, tapi rasanya nggak ada cara untuk mempererat hubungan."Jayla menatap Derek dengan mata berbinar-binar. "Karena sudah ada panggung, gimana kalau semua orang membuat pertunjukan untuk menghiburmu dan semua orang yang ada di sini? Dengan begini, kita semua bisa sem

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 357

    Setelah sarapan, Tiffany mulai merasa cemas. Dia bilang dia akan menari untuk Derek dan itu hanya sebuah candaan yang dipelajarinya dari Julie.Dulu setiap kali kaki Julie sakit, Tiffany selalu menanyakan kabarnya. Lambat laun, Julie pun merasa terganggu dan akan bilang, "Aku baik-baik saja lho! Percaya nggak kalau besok aku bisa menari di depanmu?"Dulu ibu Julie adalah seorang penari. Jadi, ketika Julie masih kecil, ayahnya mengirimnya ke sekolah tari dan dia belajar menari selama bertahun-tahun.Makanya, kalimat "percaya nggak kalau besok aku bisa menari di depanmu" menjadi kalimat yang sering dilontarkan Julie.Tadi Tiffany hanya ingin membuat Derek senang, jadi tidak sengaja mengatakan kalimat seperti itu. Namun, faktanya dia tidak bisa menari ....Setelah kembali ke kamar, Tiffany berguling-guling di ranjangnya dengan cemas. "Aku sudah salah ... mampuslah aku. Seharusnya aku bilang akan melafalkan puisi kuno. Aku sangat jago menghafal!"Tiffany masih berguling tanpa henti. "Selai

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 356

    "Kelinci yang terpojok juga bisa menggigit orang. Sepertinya peribahasa ini memang benar." Xavier menopang kepalanya dan tersenyum tipis sambil menatap Tiffany. Semakin dilihat, dia semakin merasa Tiffany sangat imut.Sementara itu, wajah Cathy tampak masam."Kamu terus mengatakan Keluarga Japardi menjunjung aturan." Sean tersenyum dingin, menuangkan air untuk Tiffany. "Tapi, apa Keluarga Japardi nggak mengajarimu untuk menilai sesuatu dari berbagai sisi? Setiap orang punya dua kaki. Bukankah itu pengetahuan umum?"Cathy menggertakkan giginya dengan geram. Bronson juga merasa sangat malu. Dia mengernyit dan menegur, "Cathy, minta maaf pada Bu Tiffany!"Cathy menarik napas dalam-dalam, lalu menggigit bibirnya dengan enggan. Kemudian, dia melirik Tiffany dan berujar, "Maafkan aku. Aku nggak seharusnya mengira kamu nggak terluka cuma karena kamu sengaja menyembunyikan satu kakimu. Aku sudah salah."Ini adalah permintaan maaf yang paling serius yang diterima Tiffany sejak memasuki rumah Ke

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 355

    Tidak lama kemudian, pelayan tadi kembali bersama Cedric, dokter pribadi Keluarga Japardi.Cedric membawa kotak obatnya, lalu berjongkok untuk memeriksa kaki Tiffany. Dia berkata dengan alis berkerut, "Kakinya sudah bengkak sampai seperti ini. Siapa pun bisa lihat kalau kakinya terkilir, untuk apa kalian butuh aku untuk mengonfirmasinya?"Ruang makan langsung heboh. Bagaimanapun, ini adalah tempat untuk makan. Tiffany tidak mungkin menunjukkan pergelangan kakinya yang bengkak di depan umum. Semua orang juga tidak enak hati untuk mendekat dan melihat kakinya.Namun, Cathy dan Jayla yang berada di dekat sana pasti bisa melihatnya dengan jelas. Orang-orang mulai berkomentar.Cedric sudah mengonfirmasinya. Jadi, apa kedua gadis itu benar-benar tidak melihat pergelangan kaki Tiffany yang bengkak atau apakah mereka hanya berpura-pura tidak melihatnya?"Cederamu lumayan serius. Aku akan memberimu salep, jangan lupa oleskan sendiri nanti," ujar Cedric pada Tiffany.Usai berkata begitu, Cedric

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 354

    "Kakiku bahkan masih bengkak sekarang!" ujar Tiffany.Sebenarnya Tiffany bukan orang yang gemar memancing belas kasihan orang lain. Namun, mereka sudah keterlaluan. Dia hanya memakai sandal, tetapi hal kecil ini sudah dianggap sebagai kesalahan besar."Terkilir?" cibir Cathy.Momen Tiffany dan Sean berjalan santai di taman kecil kemarin terbayang jelas di benak Cathy. Tiffany jelas-jelas masih begitu energik kemarin.Jadi, Cathy langsung membalas sambil mengernyit, "Alasan saja, kamu kira kami akan percaya hanya karena kamu bilang kakimu terkilir?"Cathy menarik napas dalam-dalam, lalu melambai pada pelayan dan berkata, "Panggil dokter keluarga ke sini.""Cathy! Jangan mengacau!" bentak Bronson dengan alis berkerut.Dinilai dari raut tenang Tiffany dan Sean, Bronson tahu kedua orang itu tidak berbohong. Sebagai pengamat, dia bisa melihat hal ini dengan jelas.Cathy benar-benar dibutakan oleh perasaannya. Dia masih ingin dokter datang memeriksa?Jika dokter keluarga benar-benar datang m

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 353

    "Gimana kami bisa tidur dengan nyenyak saat ada orang nggak sopan dan sombong sepertimu di sini?" ujar Jayla.Jayla sama sekali tidak merasa ucapannya kurang pantas. Sebaliknya, dia malah makin menjadi-jadi dan menambahkan, "Ini pertama kalinya aku melihat seorang tamu memakai sandal ke acara formal. Memalukan banget!"Cathy bersedekap sambil mendengus. Dia menatap Tiffany dengan angkuh dan menimpali, "Nyonya Tanuwijaya, apa kamu nggak merasa perlu kasih penjelasan pada kami?"Saat orang-orang di sekitar mulai berkomentar dan mengkritik Tiffany, Derek dan Bronson tiba.Baru saja mereka duduk, Cathy langsung mengeluh, "Ayah, Kakek. Coba lihat, Nyonya Tanuwijaya yang kalian sukai itu ternyata nggak sopan banget."Di hari ulang tahunnya, Derek bahkan tidak mengucapkan selamat ulang tahun pada Cathy. Sebagai cucu perempuan tertua Keluarga Japardi, dia jelas tidak terima melihat keluarganya memperlakukan orang luar seperti Tiffany dengan begitu baik.Kini saat memiliki kesempatan, Cathy ten

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 352

    Ketika keduanya tiba di ruang makan, beberapa orang sudah duduk di sana. Meja makan yang besar itu bisa menampung 50 hingga 60 orang.Pelayan membawa Tiffany dan Sean ke kursi yang sudah ditandai dengan nama mereka seperti kemarin. Sekali lagi, mereka menunggu cukup lama.Tiffany bersandar di lengan Sean. Sambil menguap, dia membuka ponselnya dan membaca pesan berisi keluhan-keluhan Julie.[ Tiff, aku benar-benar nggak sanggup menghadapi Zara. Dia terus memintaku buat tanya apa makanan favoritmu. Jadi, aku asal sebut kalau kamu suka makan paha ayam. ][ Kamu tahu apa yang terjadi? Dia ambil habis uang di dompet Charles dan membeli semua ayam di desa. Setelah meminta seseorang untuk sembelih ayam-ayam itu, sekarang dia lagi sibuk coba segala macam resep paha ayam. ][ Mark lagi hibur Charles sekarang. Aku juga ingin kabur. Zara suruh aku buat cicipi masakannya. Aku sudah makan 10 paha ayam hari ini dan dia masih nggak berhenti memasak. Tolong aku! ]Tiffany membalas sambil tertawa.[ Ba

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 351

    Malam itu, Tiffany kembali dengan digendong Sean. Saat tengah bermain-main, dia memukul bokong Sean dengan jahil. Setelah melakukan itu, dia segera kabur karena takut pria itu akan mengejar dan menghukumnya.Namun, Tiffany lupa bahwa dia masih mengenakan sepatu hak tinggi indah yang disiapkan Sean untuknya sejak tiba di rumah Keluarga Japardi. Alhasil ...."Aduh!" jerit Tiffany kesakitan.Sean menggeleng pasrah. Dia segera berjongkok di depannya dan berkata, "Ayo naik."Tiffany bertanya dengan mata berkaca-kaca, "Sayang, apa aku bodoh?""Kamu nggak bodoh. Kamu tahu harus kabur setelah memukulku, itu artinya kamu nggak bodoh," sahut Sean dengan geli.Tiffany berucap dengan wajah memerah, "Sayang, maafkan aku ...." Dia hanya terlalu semangat karena melihat betapa cerianya Sean hari ini. Dia terlalu gembira hingga lupa diri."Aku nggak menyalahkanmu. Aku yang salah, aku nggak seharusnya menyuruhmu pakai sepatu hak tinggi," ujar Sean sambil menggendong Tiffany dengan lembut.Tiffany buru-b

DMCA.com Protection Status