Share

12. Melepas Rindu

"Zein? Jadi kamu ... Hemmm nguping ya?" ucap mama tersenyum simpul sambil menatapku.

Aku nyengir kuda seraya menggaruk kepala yang tidak terasa gatal. "Ketahuan, deh."

"Dasar kamu itu. Sini duduk." Mama menepuk sofa panjang yang beliau duduki.

Aku pun segera melangkah, mendudukkan bokong tepat di samping mama sesuai perintah beliau.

Melirik sekilas, mama Rita masih memperhatikan Mas Zein dari balik layar handphone milikku.

"Dari kecil Zein tidak pernah menghadapi masalah berat seorang diri. Almarhum papanya selalu menjadi garda terdepan ketika Zein mengalami masalah. Termasuk mama pun akan ikut andil menyelesaikan masalahnya." Mama mulai bersuara.

Aku hanya diam, menunggu kalimat berikutnya yang akan mama sampaikan.

"Hal itulah yang sedikit Mama sesali sekarang. Zein tumbuh menjadi laki-laki yang sulit menyelesaikan masalahnya sendiri. Walaupun kami berhasil mendidik dia menjadi pria yang penyayang dan tidak suka kekerasan. Tapi hal itu justru sering dimanfaatkan oleh orang yang tidak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status