Share

Bab 92 Kecerdikan Presdir

Author: Syakia
"Kebetulan sekali. Aku baru kembali, tapi kamu malah nggak ada di sini." Suara di ujung telepon terdengar nakal.

"Ngapain kamu kembali?" Dahi Chris yang baru saja mengendur kembali berkerut.

"Kudengar saat longsor, kamu rela mempertaruhkan nyawamu untuk melindunginya. Kamu sudah kena guna-guna wanita itu? Seharusnya kamu biarkan saja dia ditimpa batu dan mati!" Suara itu menjadi dingin dan suram.

"Kamu tega membiarkan dia mati?" balas Chris dengan nada dingin. "Dia satu-satunya penghubung antara Aida dan dunia ini!"

"Aida adalah Aida, dia adalah dia! Dia yang menyebabkan Aida kehilangan nyawanya! Kenapa aku harus membiarkannya hidup?" Orang di seberang menjadi semakin emosional, suaranya penuh amarah.

Chris mengabaikan kemarahan itu dan segera menenangkan diri sendiri. "Sepertinya tujuan kita memang nggak pernah sama. Aku hanya ingin kebenaran terungkap dan memastikan semua orang yang terlibat menanggung konsekuensinya."

"Hehe!" Orang di ujung sana tertawa dingin. "Tak kusangka, Chris
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 93 Membalikkan Strategi Lawan

    Melihat Levis yang duduk di barisan pertama dengan ekspresi penuh kemenangan, Milla langsung tahu bahwa pria itu pasti akan mencoba menjebaknya nanti.Namun, situasinya tidak menguntungkan. Musuh bergerak dalam bayangan. Jadi, satu-satunya cara adalah tetap waspada dan berhati-hati.Saat Milla sedang dalam kewaspadaan tinggi, tiba-tiba sebuah suara ceria terdengar di sampingnya. "Milla! Kamu sedang pikirin apa?"Milla menoleh dan terkejut. "Agnez? Kenapa kamu ada di sini?""Aku dengar kamu akan naik ke panggung untuk berpidato, jadi aku datang untuk menyaksikan keseruannya!" Agnez melihat ke sekeliling sebelum melanjutkan, "Kalau butuh bantuan, bilang saja. Aku nggak datang sendirian hari ini."Agnez menunjuk ke arah belakang, di mana beberapa pria berbaju hitam berdiri dengan postur tegap. Mereka tampak seperti pengawal yang terlatih.Milla tersenyum tipis. "Sepertinya kamu benar-benar bisa membantuku hari ini.""Bagus dong!" Agnez tampak bersemangat.Milla merasa tidak berdaya. Apa g

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 94 Mempermalukan Diri Sendiri

    Ketua Asosiasi Industri Parfum, Marcel, telah menyiapkan pidato panjang. Namun, tanpa bantuan telepromter, bagaimana dia bisa berpidato?Meskipun beberapa bagian bisa diimprovisasi, ada begitu banyak mitra bisnis yang hadir hari ini. Dia harus menyebutkan nama mereka satu per satu. Bagaimana mungkin dia mengingat semua nama perusahaan itu?Grup Bakhtiar ...! Beberapa hari lalu, Presdir Grup Bakhtiar secara pribadi menemuinya dan meminta kesempatan kedua untuk perusahaannya. Dia akhirnya luluh, tetapi siapa sangka Grup Bakhtiar bisa sebodoh ini! Tugas sesederhana ini pun tidak bisa mereka tangani dengan baik!Marcel merasa canggung sekaligus marah, wajahnya menegang. Saat ini, Milla berdiri di sampingnya dan berkata dengan tenang, "Ketua, silakan ikut aku ke podium untuk menyampaikan pidato!"Marcel menatapnya dengan penuh bingung dan gugup. Ketika melihat senyuman penuh keyakinan dari Milla, dia hanya bisa mengikutinya.Saat mereka tiba di podium, Marcel akhirnya melihat bahwa pidatony

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 95 Melempar Tanggung Jawab

    Marcel menekankan kata "terima kasih", lalu berbalik menatap Levis dengan marah dan membentak, "Pak Levis, kalau mau mencari kambing hitam, apa kamu bisa lebih pintar sedikit?""Pak, mak ... maksudnya gimana?" Levis yang dimarahi merasa bingung. Ini tidak sesuai dengan skenario yang dibayangkan."Maksudku?" Marcel hampir meledak karena marah. "Sebelum acara dimulai, sekretarisku sudah berkali-kali menegaskan kepadamu kalau pidatoku sangat penting.""Ini menyangkut para sponsor dan mitra luar negeri yang telah mendukung kita selama bertahun-tahun! Tapi, lihat apa yang terjadi. Di saat paling penting, telepromter malah nggak menampilkan apa-apa! Begini hasil sempurna yang kamu janjikan?""Nggak mungkin." Levis panik. Dia menoleh ke kiri kanan sambil berkata, "Telepromternya sudah diperbaiki sebelum kamu naik ke panggung!”"Jadi, kamu mengakui kamu tahu telepromter rusak saat aku sedang di atas panggung?" Milla langsung memotong ucapannya.Levis sontak terdiam, merasa dirinya baru saja ma

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 96 Penggemar Berat

    Beberapa hari yang lalu, Donny tiba di Kota Jelu. Setelah kehilangan posisinya di Grup Jauhari dan gagal mendapatkan dukungan dari Keluarga Bakhtiar, dia harus mencari jalan lain. Dia ingin menemui Yoshi, tetapi sama sekali tidak menemukan kesempatan.Akhirnya, Donny mengeluarkan banyak uang untuk membeli undangan ke sebuah acara kelas atas di Kota Jelu. Di sana, dia akhirnya bertemu dengan Yoshi. Dia sempat menyapa Yoshi sebentar dan menyerahkan kartu namanya, hanya itu saja."Kebetulan sekali, kamu bisa langsung bicara di depan ayahku dan lihat sendiri apa konsekuensi yang harus kamu tanggung!" Agnez tersenyum sinis.Gerakan Donny seketika membeku, ekspresinya dipenuhi keterkejutan. Dia sama sekali tidak menyangka bahwa gadis mungil ini ternyata adalah putri Yoshi!Sebelum sempat menerima kenyataan itu, para pengawal Keluarga Ruhian sudah menangkap Donny dan menyeretnya pergi.Melihat Donny tertangkap, Levis buru-buru melempar semua kesalahan kepadanya. "Pak, lihatlah. Donny ini suda

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 97 Pacar Skandal

    Keesokan harinya, Milla kembali ke Kota Huari bersama ibunya.Iklan ambasador kuartal pertama Yoan resmi memulai syuting. Milla sudah lebih dulu berkomunikasi dengan tim manajemen Yoan dan memastikan semuanya baik-baik saja. Dia mengutus dua staf dari divisi parfum untuk mengawasi. Sementara itu, dia tetap berada di kantornya untuk mempersiapkan kompetisi peracikan parfum.Menjelang sore, pelayan dari Grand Amary menelepon. "Nyonya, malam ini makan di rumah nggak?"Milla berpikir sejenak sebelum bertanya, "Apa Om Chris ada di rumah?""Ya, Tuan Chris sudah pulang. Kalau kamu pulang untuk makan, dia akan menunggumu," jawab pelayan itu segera.Hati Milla bergetar. Sudah lama sekali sejak terakhir kali ada seseorang yang menunggunya untuk makan bersama di rumah.Perasaan aneh ini menggelitik hatinya. Dia teringat pada tiara yang diberikan kepada ibunya, lalu akhirnya memutuskan untuk pulang serta mengucapkan terima kasih secara langsung."Aku akan segera pulang," ucap Milla.Begitu telepon

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 98 Istri Sah

    "Kamu sedang menyindirku?" Laura merasa terhina dan mulai bertingkah tidak masuk akal."Nggak, aku cuma bicara berdasarkan fakta." Milla menjawab dengan tenang, "Rencana ini sudah disetujui sebelum kontrak ditandatangani, tapi sekarang tiba-tiba ada masalah saat syuting. Itu berarti, bukan urusan kami lagi."Laura meliriknya dengan tatapan sinis. "Kamu mau menekanku dengan kontrak?""Kalau kamu bahkan nggak menganggap penting kontrak, itu berarti kita memang nggak bisa kerja sama." Milla sama sekali tidak takut dengan ancamannya."Kalau begitu, aku nggak mau syuting!" Laura berseru dengan suara tajam dan manja, "Yang rugi kalian, bukan aku!"Melihat Laura begitu keras kepala, Kerry dan beberapa staf Grup Jauhari mulai panik. Namun, Milla memberi isyarat agar mereka tidak terpancing emosi karena dia punya cara sendiri."Kalau kamu nggak syuting, yang rugi bukan cuma kami, tapi juga Yoan," ujar Milla dengan tenang."Jangan pakai nama Yoan untuk menekanku! Aku dan Yoan adalah rekan satu a

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 99 Wanita Pendendam

    Jantung Milla tiba-tiba berhenti berdetak. Berani sekali Chris menggoda dirinya di depan umum!Namun, orang-orang di sekitar tidak mendengar jelas ucapan Chris barusan. Mereka semua mengira Chris sedang mengancam Milla. Karena hanya dengan satu kalimat, Milla langsung menunduk seperti ketakutan.Chris menyunggingkan senyuman samar yang nyaris tak terlihat, lalu menoleh ke arah para staf yang hadir. Dalam sekejap, sorot matanya berubah dingin. "Apa yang terjadi?""Pak, begini ... aku hanya merasa konsep iklan ini masih kurang sempurna, jadi ... aku mengajukan sedikit saran ...." Di depan Chris, Laura berbicara dengan hati-hati, memilih kata-kata dengan sangat cermat.Chris meliriknya dengan dingin. Nada suaranya tidak menunjukkan kesabaran, "Siapa kamu?"Semua orang bertatapan dengan kaget. Chris tidak mengenal Laura? Lantas, bagaimana dengan semua omongannya tentang artis andalan perusahaan dan pacar skandal Chris? Ini terlalu berlebihan, 'kan?Laura menahan rasa malu, berpura-pura tid

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 100 Terlalu Menggoda

    "Milla, kita ketemu lagi." Orang pertama yang membuka suara adalah Rafael.Grace segera menyusul dengan nada mengejek, "Ya, bertemu lagi. Benar-benar takdir ya."Milla menggerakkan sudut bibirnya. "Takdir atau bukan, kamu lebih tahu daripada aku."Di dalam mobil, sutradara dan asisten produser sibuk membahas alur rekaman. Milla pun ikut berdiskusi dengan tim produksi.Rafael ingin menyela pembicaraan, tetapi tidak menemukan celah, sementara Grace terus mengedipkan mata untuk memberi isyarat. Namun, Milla sama sekali tidak peduli."Bu Milla, awalnya kamu yang ditunjuk sebagai pemandu wisata untuk perjalanan ini. Tapi, karena Grace ikut, jadi mungkin sebagian tugas pemanduan di situs budaya harus dibagi dengannya."Produser berkata dengan nada sedikit pasrah, "Naskah panduan sudah kami siapkan. Tenang saja, kamu bisa memilih destinasi populer terlebih dahulu."Milla hanya tersenyum santai dan mengangguk. Dia tidak terlalu peduli soal prioritas. Baginya, proyek video promosi kota dalam ac

Latest chapter

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 272 Menemukan Taser

    "Kamu sedang menyindir aku dan Pak Khavin adalah pelakunya?" Kali ini, Kepala Keluarga Sudarso, Hilman, menyipitkan mata dan berdiri sambil menatap tajam ke arah Milla."Aku nggak bicara begitu." Milla sudah menduga akan ada reaksi seperti ini. Dia menanggapinya dengan tenang, "Kebenaran dari kejadian ini tetap harus menunggu pemeriksaan lebih lanjut dari polisi dan tim forensik. Ini juga menyangkut perbedaan durasi setrum dan pelacakan asal senjata. Aku cuma menganalisis salah satu kemungkinan saja.""Tapi, jelas-jelas kamu membela Keluarga Yunanda dan Keluarga Dolken, sementara Keluarga Sudarso dan Keluarga Domani malah diseret ke dalam masalah ini!"Hilman tetap tidak terima dan terus menyudutkan Milla. "Kalau nggak, kenapa hanya kamu saja yang sibuk bicara di sini, sementara orang lain diam saja? Kamu murid Graham. Hari ini kamu juga mewakili Keluarga Yunanda memenangkan dua ronde pertandingan!""Pasti kamu punya kepentingan pribadi! Jangan-jangan kamu ini kaki tangan dari pelaku u

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 271 Pelaku Ada Dua Orang

    Di atas panggung, Graham terbaring di tandu darurat yang baru saja dibawa masuk. Dia perlahan mulai memulihkan kembali kontrol atas otot-ototnya. Milla dan asistennya setia berjaga di sisinya.Milla merasa seluruh bulu kuduknya meremang. Dia tahu bahwa membawa senjata di negara ini memang legal, tetapi dia tidak menyangka akan menyaksikan langsung kasus yang menyebabkan kematian. Lebih mengerikan lagi, pelakunya sempat berdiri sangat dekat dengan dirinya dan Graham!Mata bening Milla sedikit terangkat, menelusuri seisi panggung dengan tajam.Alfie duduk tegak di kursi rodanya, sama sekali tidak bergerak sejak awal. Maalih sudah meninggal dan tubuhnya telah dibawa turun oleh pelayan keluarganya.Dua keluarga lain di atas panggung adalah Keluarga Sudarso yang bergerak di bidang baja dan Keluarga Domani yang berawal dari bisnis farmasi. Kedua kepala keluarga itu kini berdiri dengan ekspresi bingung, merasa tertekan di bawah tatapan tajam kepala pelayan Maalih."Kami sudah melapor ke polis

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 270 Pembunuhan

    Milla buru-buru menyembunyikan rasa cemasnya dan menenangkan Graham, "Guru, jangan khawatir. Kali ini benar-benar cuma mati lampu biasa."Sekitar satu menit kemudian, lampu di aula jamuan kembali menyala.Manajer aula menjelaskan dengan malu, "Mohon maaf sebesar-besarnya, tadi terjadi pemadaman listrik yang tak terduga. Sistem kami sudah otomatis menyalakan genset cadangan dan dipastikan nggak akan terjadi lagi. Silakan dilanjutkan.""Kita lanjutkan saja," ujar Alfie yang statusnya paling tinggi di antara para kepala keluarga yang hadir di atas panggung.Namun, begitu mereka saling menoleh, ekspresi masing-masing berubah kaget."Maalih!""Guru?""Apa yang terjadi?"Milla, Alfie, dan dua kepala keluarga lainnya berseru bersamaan.Milla segera memeluk tubuh Graham dan memeriksanya. Dia melihat tubuh pria tua itu lemas dan kaku di kursinya, bahkan sudut bibirnya tampak sedikit berkedut."Cepat panggil dokter!" teriak Milla sambil memegangi tubuh Graham. Asisten Graham yang duduk di bawah

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 269 Mimpi Buruk Terulang

    "Mm ...."Belum sempat mendapat jawaban, yang datang malah sebuah ciuman yang begitu mendominasi. Milla terkejut sejenak, tubuhnya menegang. Dia buru-buru mendorong pria di atasnya.Gerakan Chris pun sedikit terhenti, tetapi dia tetap menatap mata jernih Milla dari jarak yang begitu dekat. Dengan napas yang cepat dan kuat, dia berucap, "Maaf."Penolakan yang hendak Milla ucapkan seketika tertelan oleh kata itu dan tatapan penuh perasaan milik Chris. Tanpa sadar, dia membiarkan dirinya dicium. Tubuh mereka perlahan bergerak ke arah sofa di dalam ruangan."Ini cuma ruang istirahat ...." Milla menyuarakan kekhawatirannya di sela ciuman."Wilson jaga di luar," balas Chris dengan tenang, menjawab keraguannya.Mereka akhirnya sampai di sofa. Namun, dari luar tiba-tiba terdengar suara Wilson yang berjaga di depan pintu."Pak Chris, pihak Keluarga Yunanda mengirim undangan makan malam. Mereka ingin tahu apa Pak Chris akan hadir malam ini?"Gerakan Chris sempat terhenti, satu tangan besarnya ma

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 268 Diam-Diam Menukar

    Chris menutup pintu pelan-pelan, lalu duduk di ruang istirahat sebelah.Beberapa saat kemudian, Wilson kembali melapor, "Pak, dugaanmu benar. Pelayan itu keluar dari ruang istirahat dan langsung menemui Pak Alfie. Setelah itu, kepala pelayan Keluarga Yunanda mengirim orang ke rumah sakit untuk melakukan tes DNA.""Tapi, seluruh proses dilakukan mereka sendiri tanpa campur tangan orang luar. Barang yang pelayan itu ambil dari tubuh Nyonya di ruang istirahat nggak sempat kutukar. Jadi, aku langsung atur orang di pusat. Rencananya dia akan mengambil tindakan di tahap akhir."Chris mengangguk. "Yang penting hasil yang Keluarga Yunanda terima bukan hasil yang mereka inginkan. Kamu boleh pakai cara apa pun.""Baik, Pak." Wilson menerima perintah, lalu bertanya lagi, "Kenapa Pak Chris nggak masuk?""Jarang-jarang dia bisa tidur dengan tenang." Chris menjawab, bibirnya melengkung membentuk senyuman tipis."Pak, Keluarga Yunanda tahu soal kedatanganmu. Mereka ingin mengundangmu ke paviliun atas

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 267 Jawaban di dalam Hati

    "Kenapa kamu nggak bilang dari awal?" Wilson melihat ekspresi Chris yang sangat suram, tak kuasa untuk menegur.Pengawal itu merasa sangat tertekan, tetapi tak berani menjawab. Wilson segera berbalik ke arah Chris. "Pak, ini semua kesalahanku. Aku pikir akan lebih mudah kalau menggunakan wajah baru supaya urusan lebih lancar. Dia baru bergabung dengan perusahaan, jadi nggak tahu identitas Bu Milla."Chris tetap diam, pikirannya berputar dengan cepat. Tadi dia melihat sendiri pertandingan kedua, juga menyadari bahwa wanita itu tampak tidak enak badan. Kalau tidak, dengan kemampuannya, membedakan 20 jenis aroma itu sangatlah mudah. Bagaimana bisa salah dua?Selain itu, kenapa neneknya memintanya untuk melindungi wanita itu? Apa yang salah dengan kunjungan Milla ke Keluarga Yunanda?Dia teringat akan momen ketika Tessa dan Nayla minum kopi bersama. Apa mungkin itu adalah permintaan pribadi dari ibu Milla?Ada berbagai pertanyaan di benak Chris. Dia segera menghubungi Tessa dan langsung be

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 266 Yang Kulindungi Memang Bu Milla

    Juri sudah naik ke panggung, meminta kedua peserta untuk bersiap.Milla tampak agak pasrah saat melangkah ke atas panggung. Kedua peserta memberi isyarat bahwa mereka sudah siap. Suara penanda dimulainya waktu pun terdengar seketika.Tak lama kemudian, Milla menyelesaikan lebih dulu. Tak sampai satu menit kemudian, genius yang memiliki penciuman tajam dari Melasa juga menyelesaikan tantangannya.Juri berjalan menuju kartu jawaban mereka, memeriksa satu per satu, lalu mengumumkan, "Peserta pria salah mengidentifikasi tiga aroma, peserta wanita salah dua. Hasil akhirnya, Bu Milla tetap menang!""Selamat, Pak Graham! Muridmu benar-benar luar biasa!" puji juri tak bisa menahan kekagumannya.Graham pun naik ke panggung, berdiri di samping Milla, dan berkata sambil tersenyum, "Penciuman muridku ini lebih cocok untuk mengenali herbal, soal rempah-rempah dia masih kurang ahli. Mohon dimaklumi ya."Milla mengedipkan mata indahnya, tatapannya tanpa sadar tertuju ke arah Keluarga Yunanda yang dud

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 265 Tanaman Obat Terakhir

    Di dunia bisnis Negara Melasa, Graham punya pengaruh yang cukup besar. Apalagi, dia dengan sengaja menggiring tantangan yang dibawa Maalih menjadi pertandingan antara warga lokal dan orang asing. Dengan begitu, siapa pun yang menjadi perwakilannya, apakah itu anggota Keluarga Angle atau bukan juga tidak lagi menjadi masalah.Begitu Graham menyatakan sikapnya, para tamu langsung mendukung. Maalih pun tak bisa berkata apa-apa. Milla juga tak punya pilihan lain selain maju dengan nekat.Supaya adil, 20 jenis bahan obat yang akan diuji padanya tetap dipilih oleh lima orang perantara tadi. Graham sendiri mengambil posisi terakhir dan memasukkan bahan pilihannya ke empat kotak paling akhir, lalu menutupnya rapat."Setelah semua diperiksa, silakan Nona Milla mulai proses identifikasi!" seru salah satu juri internasional.Milla berdiri di depan kotak pertama. Dia terdiam sejenak dan menarik napas dalam-dalam, lalu mulai berkonsentrasi penuh. Untungnya, semua memori masa kecilnya saat di rumah

  • Dikhianati Tunangan, Dimanja Presdir Miliarder   Bab 264 Memberi Surat Tantangan

    Milla tidur sangat nyenyak di rumah Keluarga Dolken.Para pelayan di rumah itu juga sangat perhatian. Segala keperluan di kamarnya, mulai dari makanan, pakaian, hingga perlengkapan mandi, semua sudah disiapkan dengan rapi dan mudah dijangkau.Keesokan siangnya, Graham mengajak Milla menghadiri perayaan 100 tahun Keluarga Angle. Di dalam mobil, Graham bertanya, "Dengar-dengar, kakekmu itu ahli pengobatan?""Kenapa Guru bisa tahu sampai itu juga?" Milla terlihat terkejut."Benar, Kakekku memang tabib yang cukup terkenal di daerah kami. Di rumahnya ada halaman yang sangat besar, penuh dengan berbagai jenis tanaman obat. Waktu kecil aku sering main di sana, bahkan pernah bantu Kakek menjemur ramuan.""Hmm ...." Graham mengangguk dalam-dalam. "Dengan keberadaan kakekmu, meskipun ada anggota keluargamu yang sakit-sakitan, sama saja seperti punya senjata pemungkas di tangan ...."Milla tidak begitu paham maksudnya, tapi Graham juga tidak berencana menjelaskan lebih lanjut. "Hari ini di acara

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status