Share

Bertemu yang Sudah Mati

Penulis: Arrafina
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-25 20:06:18

"Itu Mas Bagas," ucap Inara sambil berlari kecil.

Betapa terkejutnya ia melihat pria yang ada di depan matanya. Hatinya berdegup kencang seperti genderang, rasa bahagia sedih bercampur menjadi satu. Ia menatap lekat pria itu. Sampai pintu lift terbuka, Inara tidak sedikit pun melepaskan tatapannya kepada pria itu.

Inara mengikuti kemana Bagas pergi, terlihat pria itu seperti terburu-buru. Banyak sekali pertanyaan di kepala cantik Inara mengenai kecelakaan itu dan kenapa bisa Bagas masih hidup. Inara berjalan semakin cepat seperti angin tanpa menghiraukan seseorang di depannya.

Brukk!

Inara menabrak tubuh tegap. Tangannya sedikit menyentuh dada bidang seorang pria tampan di hadapannya. Langkahnya hampir saja limpung karena tak seimbang menahan berat badannya. Namun tangan kekar seseorang menarik lengannya hingga tubuh Inara kini berada di dalam dekapan pria tampan itu.

"Bisa kau lepaskan aku!"

Pria itu menggelengkan kepalanya terus menatap lekat wajah cantik Inara, "Bukankah kau yang menabrakku?"

Inara mendengkus kesal. "Maaf aku tidak sengaja. Aku sedang terburu-buru."

Pria tampan itu hanya diam. Namun, matanya terus menelisik tubuh Inara seakan sedang memindainya. Inara merasa risih. Dia mendongak, membuat mata mereka bertemu.

“Please … lepaskan aku!!”

Hanya helaan napas panjang yang terdengar dibarengi tangan pria tampan itu yang mengurai cekalannya. Inara menghela napas lega. Ia merapikan bajunya.

"Boleh aku tahu siapa namamu?" tanya pria tampan itu kemudian.

Inara tak menjawab dan pergi begitu saja, dia tidak mau kehilangan Bagas. Berbeda dengan pria tampan itu yang terus menatap punggung Inara.

"Pak Daniel!!" panggil seseorang.

Pria tampan yang bernama Daniel itu terkejut dan melihat ke arah suara. Tampak seorang pria berpenampilan rapi sedang berdiri menatapnya dengan senyum terkembang.

"Ada apa, Joe?" tanya Daniel beralasan agar tak diketahui asistennya jikalau dia tertangkap basah sedang memandangi wajah cantik Inara.

"Kita harus masuk sekarang, Pak. Meeting segera dimulai."

Daniel menghela napas panjang sambil mengangguk. Sekilas matanya beredar hanya untuk mencari sosok Inara. Sayangnya Inara sudah menghilang.

Sementara itu, Inara terus berjalan menyusuri area kantor. Ia masih penasaran dengan sosok yang dilihat mirip Bagas tadi.

"Sialan!! Gara-gara aku nabrak orang jadi kehilangan Mas Bagas, kan?"

Inara terdiam mengedarkan sepasang bola matanya ke penjuru arah namun tak juga menemukan pria yang dia cari tadi. Lagi-lagi helaan napas panjang keluar masuk dari bibirnya.

“Bukannya Mas Bagas sudah meninggal, apa mungkin yang kulihat tadi Mas Bagas?”

Inara menggelengkan kepala dengan cepat.

“Tidak!! Aku pasti berhalusinasi tadi. Bisa jadi aku masih belum terima jika Mas Bagas sudah meninggal dan berulah seperti ini.”

Inara terdiam, kemudian matanya tertuju ke jam di pergelangan tangannya.

“ASTAGA!!! Aku ada interview. Gawat, aku gak boleh telat!!”

Tanpa banyak bicara lagi, Inara langsung berjalan menuju lift. Dia baru teringat, jika kedatangannya ke kantor ini untuk interview.

Selang beberapa saat, Inara sudah berada di ruang interview. Ada beberapa orang yang sedang mewawancarainya. Semua harusnya berjalan lancar, hingga tiba-tiba pintu terbuka.

“Pak Daniel!!!” seru sang Interviewer.

Inara menoleh dan melihat pria yang tadi ditabraknya berada di ruangan ini. Daniel tersenyum berjalan masuk sambil mengedarkan tatapannya. Inara buru-buru menunduk, dia tidak mau Daniel tahu jika dia adalah wanita yang menabraknya tadi.

“Biar saya interview dia!!”

Seketika Inara terkejut, jantungnya serasa berhenti berdetak. Padahal dia sudah berharap banyak akan diterima, tapi jika Daniel tahu dia yang menabraknya tadi. Belum lagi sikap tidak sopannya yang ngeloyor pergi saat ditanya nama.

“Mati aku!!” batin Inara.

Tak berapa lama, tinggal Daniel dan Inara saja di ruangan itu. Mereka terdiam beberapa saat dan saling menatap satu sama lain. Kemudian, Inara membuang pandangannya.

Daniel duduk menyilang kaki sambil menatap tajam ke arah Inara. Sementara Inara hanya duduk diam di depannya. Ia sudah tidak menunduk, tapi tidak berani melihat ke arah Daniel.

“Siapa namamu?” Akhirnya Daniel memecahkan keheningan mereka.

"Nama saya Arradhita Subagio, Pak," jawab Inara.

Suaranya sedikit bergetar dan terlihat gugup. Sebenarnya dia tidak pernah seperti ini. Inara cukup berani dan percaya diri sebelumnya. Dia alumnus lulusan terbaik Universitas ternama di Jakarta. Meski tidak pernah bekerja sebelumnya, tapi Inara harusnya bisa melalui wawancara ini. Hanya saja, karena perubahan identitas dirinya membuat dia gugup.

Dia masih belum terbiasa dengan identitas baru ini. Atas bantuan Dokter Jordy, Inara berhasil mengubah semuanya. Termasuk ijazahnya yang berganti nama. Namun, terkadang Inara takut jika ada yang mengetahui dan mengacaukan semuanya.

"Jadi kamu sarjana akutansi?”

“Iya, Pak.”

Daniel manggut-manggut dan kembali memperhatikan Inara.

"Kamu pasti paham perpajakan dan administrasi perusahaan, bukan?”

Inara mengangguk sambil tersenyum. “Iya, saya paham, Pak.”

“Bagus!! Kalau begitu, saya terima kamu menjadi sekretaris saya.”

Inara terkejut, matanya membola saking kagetnya mendengar ucapan Daniel. Daniel hanya mengulum senyum melihat ekspresinya.

“Beneran, Pak?” Inara memastikan.

“Memang saya terlihat sedang main-main, sekarang?”

Inara tersenyum sambil menggeleng. “Terima kasih, Pak.”

Daniel mengangguk lagi sambil tersenyum.

“Baik. Kalau sudah, sekarang ikut saya!!!”

Kembali Inara terperanjat. “Ikut ke mana, Pak?”

Daniel mengernyitkan alis menatap Inara sambil mengulum senyum.

“Kamu sekretarisku, kan? Temani aku menemui klien hari ini.”

Inara lagi-lagi terkesima mendengar ucapan Daniel.

“Saya kerja mulai sekarang, Pak?”

“Iya. Masa tahun depan. Ayo, buruan!!!”

Inara tersenyum kesenangan, kemudian ia bangkit dan berjalan mengikuti Daniel. Joe yang menunggu di depan ruangan terkejut melihat Inara berjalan mengekor Daniel. Daniel seakan tahu pertanyaan Joe langsung berseru.

“Mulai hari ini Nona Dhita adalah sekretaris pribadiku, Joe. Siapkan ruangan untuknya!!”

Joe tampak terkejut, tapi tatapan tajam Daniel membuat Joe tidak berani bersuara. Takut jika sang bos akan marah maka Ia hanya mengangguk mengiyakan pernyataan bosnya.

Selang beberapa saat mereka sudah berada di sebuah ruangan. Ada Daniel, Joe, Inara dan dua orang lagi sedang duduk membelakangi mereka di sana.

“Itu klienku, nanti catat semua pembicaraan kita, ya!!” pinta Daniel.

“Baik, Pak.”

Daniel berjalan menghampiri lebih dulu.

“Maaf, Tuan, Nyonya. Anda menunggu terlalu lama,” sapa Daniel.

Pria dan wanita itu langsung berdiri menyambut Daniel. Mereka saling berjabat tangan. Inara yang berdiri di belakang Daniel sontak bergeming membisu. Matanya mengerjap menatap pria dan wanita di depannya ini.

Dua sosok itu sangat dikenal Inara, tapi rasanya tidak mungkin jika dia harus bertemu di sini.

“Ini Ditha, sekretaris saya. Biar dia yang mencatat pertemuan kita kali ini.” Daniel kembali bersuara mengenalkan Inara kepada semua orang.

Namun, Inara malah berseru dengan lancangnya sambil menuding pria di depannya.

“Kamu … masih hidup?”

Bab terkait

  • Dikhianati Suami Dinikahi CEO   Kenyataan Pahit

    "Apa maksud anda, Nona?" tanya Bagas.Ia mengernyitkan kening melihat Inara yang memanggil namanya tanpa sebutan Bapak.Melihat Bagas kaget dan tidak tahu siapa dirinya membuat Inara sadar kalau penampilannya kini telah berbeda dan Bagas tidak mengenalinya. Dia mencari alasan untuk menjawab. "Oh maaf, Pak. Saya salah orang."Ternyata klien yang ditemui Daniel adalah Bagas dan Rika. Kedatangan mereka ke kantor Daniel untuk kerja sama bisnis. Inara terdiam, entah apa rasa hatinya. Padahal beberapa minggu yang lalu hatinya remuk redam, hidupnya berantakan begitu tahu suaminya meninggal. Namun, kini dia malah melihat sosok Bagas segar bugar duduk di depannya tanpa rasa bersalah. "Ditha, kamu sudah mencatat semua?" tanya Daniel menginterupsi lamunan Inara. "Iya, sudah, Pak. Namun, sebelumnya saya izin ke toilet dulu."Kali ini Inara terpaksa bohong. Ia tidak kuasa menutupi berbagai rasa di dadanya. Ingin marah, nangis bahkan memeluk pria di depannya. Namun, apa daya ia tidak bisa melak

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-25
  • Dikhianati Suami Dinikahi CEO   Sengaja Dirahasiakan

    "Ditha!! Apa yang kamu lakukan?" seru Daniel.Inara terkejut dengan kehadiran Daniel. Dia makin kaget saat atasannya itu sudah menyambar paksa tongkat di tangannya. Inara marah, emosinya masih memuncak hingga bersikeras menarik tongkat itu kembali. Namun, Daniel menahannya bahkan ia sampai memeluk tubuh Inara agar melepaskan tongkatnya.Karena pelukan Daniel membuat Inara tidak bergerak. Tangannya dengan mudah melepaskan pegangan di tongkat itu. Inara terdiam, menatap Bagas dan Rika yang sudah berlalu menjauh dari hadapannya. Tanpa diminta Inara menangis. Tentu saja ulahnya membuat Daniel bingung.“Kamu kenapa? Kenapa mau memukul klienku?”Inara tidak menjawab, berangsur Daniel melepaskan pelukannya. Sementara Inara masih menundukkan kepala. Daniel mengeluarkan sapu tangan dari saku bajunya dan mengulurkan ke Inara.“Aku tidak tahu apa yang terjadi denganmu, tapi apa yang akan kamu lakukan hari ini membuatku mengalami masalah, Ditha.”Inara terdiam, menerima sapu tangan Daniel dan men

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-25
  • Dikhianati Suami Dinikahi CEO   Terkuaknya Rahasia Kematian Ibu Inara

    "Apa maksud anda, Dok?" tanya Inara"Sebelum ibumu meninggal, beliau berpesan agar menjagamu. Beliau juga memberikan sesuatu padaku," jawab Dokter Jody. Ia melirik Inara sembari melangkah untuk mengambil sesuatu.Inara bingung dengan sikap Dokter Jody yang pergi begitu saja. Ini membuat dirinya mulai kesal hingga dia mengikuti pria paruh baya itu. Langkah Inara seketika terhenti saat Dokter Jody menyodorkan benda pipih berwarna putih.Inara mengernyitkan dahi, ia mengenali barang tersebut adalah ponsel milik mendiang ibunya."Bukankah ini ponsel ibuku, Dok?""Iya, sebaiknya kau periksa isi di dalam ponsel ibumu."Perlahan Inara membuka layar ponselnya. Dengan hati-hati, dia membuka galeri hingga jarinya berhenti pada sebuah video. Inara sontak membekap mulutnya sendiri ketika mendapati isi di dalam ponsel tersebut. Video itu menunjukkan seseorang sedang berdiri di belakang pintu. Ia tampak sibuk melakukan percakapan di telepon. Memang Inara tidak bisa melihat siapa sosok yang berdiri

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-25
  • Dikhianati Suami Dinikahi CEO   Kabar Buruk

    Inara mendekatkan tubuhnya ke arah Daniel dan membisikkan sesuatu di telinga pria tampan itu. Entah apa yang perempuan itu katakan namun tak lama kemudian Daniel langsung mengangguk bertanda dia setuju dengan apa yang dikatakan Inara."Baiklah kalau begitu sayang," sindir Inara sambil menaikkan alisnya menatap Daniel. Daniel tersenyum geli mendengar Inara memanggilnya sayang. "Apakah kamu bilang aku sedang bercanda?" Lagi-lagi Inara tersenyum geli, "Iya, Pak. Saya juga tidak bercanda kok. Saya mau menikah dengan Bapak asal Bapak mau menyetujui syarat yang saya bilang tadi.""Baiklah jika keinginanmu begitu, aku akan menyuruh Joe membuat surat kontrak pernikahan kita." Jauh di dalam lubuk hati Daniel, dia begitu bingung dengan syarat yang diajukan Inara untuk menikah kontrak selama satu tahun saja dengannya. "Apakah diriku ini tak layak jadi suaminya? Apa aku kurang tampan?" Daniel mendengus kesal melihat kepergian Inara, dia tidak menyangka bila gadis itu akan memberi

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-22
  • Dikhianati Suami Dinikahi CEO   Mencurigakan

    "Ini Pak, aku hanya menemukan biodata Rika dan ternyata dia dan pak Bagas itu satu sekolah.""Kau tahu dari mana Bagas dan Rika itu bersekolah di tempat yang sama?" tanya Daniel heran karena Dhita baru saja bertemu dengan Bagas beberapa kali. Hal itu membuat Inara tersudut hingga perempuan itu pun mencari cara lain agar tak dicurigai, "A--ku pernah membaca informasi pak Bagas di sebuah jejaring sosial, Pak," jawab Inara sedikit terbata-bata. Daniel mengerutkan dahinya menatap Dhita nampak begitu gugup menjawab pertanyaannya hingga muncul sesuatu hal yang mencurigakan yang membuat Daniel ingin mencari tahu. Bukan satu atau dua kali ini saja, Daniel merasa sangat aneh bila Dhita bertemu dengan klien bisnisnya itu, bak ada sesuatu hal yang menakutkan."Sebenarnya ada apa di antara mereka? Kenapa aku merasa Dhita mengenal baik klienku itu." Daniel memperhatikan Dhita sambil duduk menghadap ke arah meja kerja Dhita hingga dia baru menyadari bila sejak tadi ponselnya terus saja berd

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-23
  • Dikhianati Suami Dinikahi CEO   Hampir Saja

    Inara lekas membekap mulutnya, air matanya hampir saja jatuh dan keringat dingin hampir saja membasahi seluruh wajahnya karena langkah kaki pria itu semakin lama semakin terdengar lebih dekat. Yang bisa Inara lakukan hanyalah memejamkan kedua matanya dan tak lama tangan seseorang menarik tangannya dan membawanya ke sebuah ruangan. Inara tak berani membuka matanya kali ini, dia takut apabila Bagas lah yang menemukannya dan mempertanyakan apa yang dia dengar tadi."Siapa di sana?""Pak Bagas ada telepon dari bu Rika.""Oh baiklah." Setelah memastikan Bagas sudah pergi, Daniel baru menyuruh Inara membuka matanya. "Apa yang kau lakukan di sini, Ta? Bukankah tadi aku bilang bahwa aku menunggumu di tempat parkir.""Syukurlah kalau itu kamu, pak." Inara menghapus air matanya yang hendak jatuh dan kini dia bisa bernapas lega namun ucapan Bagas tadi masih terngiang di telinga Inara."Sebenarnya kamu kenapa bersembunyi dan ada apa dengan pak Bagas?" tanya Daniel ingin tahu.

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-24
  • Dikhianati Suami Dinikahi CEO   Perselisihan Di Meja Makan

    "Tentu saja, aku sangat yakin." Setelah mengetahui hubungan Bagas dan Rika, entah kenapa takdir begitu cepat mempertemukan mereka lagi. Kebetulan sekali saat itu Daniel mengajaknya untuk makan malam bersama dengan keluarga Sebastien. Dengan penampilan yang begitu anggun, Inara sengaja ingin memancing Bagas. Namun ternyata yang malah terpancing adalah atasannya sendiri, ketika Inara berdiri menyambut kedatangan Bagas, pria itu tampak terpelongo kaget melihat Inara yang tampil begitu anggun dan cantik dengan dress panjang berwarna navy."Sepertinya pak Bagas mulai terpesona denganmu! Aku akui kau cantik malam ini," puji Daniel mengulas senyuman tipisnya."Benarkah, Anda memang sangat pandai memuji, Pak." "Bukankah aku sudah bilang panggoil aku Daniel saja," protesnya geram."Baik, El.""Seperti itu sudah lebih dari cukup," balas Daniel tersenyum tipis. Bukan hanya Bagas yang takjub melihat kecantikan Ianra, Daniel pun tak bisa berhenti menatap Inara karena begitu terpesona

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-25
  • Dikhianati Suami Dinikahi CEO   Rencana Inara dan Daniel

    "Tapi bisakah kamu berhenti membahas wanita itu sayang." Mendengar ucapan Rika tadi, dengan sekuat hati Inara berusaha untuk menahan air matanya yang hendak jatuh. Dia terus memancing Rika sampai benar-benar mendapat informasi akurat. Sementara Daniel pun melakukan hal yang sama, dia mencoba mencari surat kuasa sang ayah. Namun, dia menghentikan pergerakannya ketika melihat paman Nicholas masuk ke dalam kamar ayahnya."Apa yang kamu lakukan di sini, El?" tanyanya tampak curiga. Daniel tertegun, tetapi tetap berusaha santai seolah tak ada sesuatu hal yang terjadi."Aku sedang mencari surat peninggalan ayah." Paman Nicholas tersenyum miring, "Apa kamu mencari ini!" Pria parih baya itu menunjukkan selembar kertas ke arah Daniel."Jangan bilang kamu meragukan surat kuasa ini.""Apa maksud paman?" tanya Daniel seolah tak mengerti padahal dia tahu pertanyaan pamannya itu mengarah ke syarat surat kuasa tersebut. Pria paruh baya itu berjalan lebih dekat ke arah Daniel. "Kam

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-26

Bab terbaru

  • Dikhianati Suami Dinikahi CEO   Pesta Reuni Kanza

    Inara langsung menarik tangan Daniel dan menawarkannya segelas teh, perempuan itu tidak ingin melihat Daniel bersedih. Pria beriris mata biru itu langsung saja menghempaskan pantatnya tanpa disuruh, sesekali Daniel memandang Inara yang tengah meletakkan dua gelas teh hangat. Matanya menatap begitu lekat, kali ini pria itu telah gagal memiliki keturunan dari Inara, mulai terbesit sebuah perasaan bimbang dalam hati Daniel. Apakah pengobatan yang selama ini dijalaninya sukses ataukah gagal."Mungkin aku memang tidak akan bisa mendapatkan keturunan," keluhnya dengan mata yang berkaca-kaca."Bukankah dokter sudah menyatakan kamu sembuh, El," ucap Inara malah balik bertanya."Iya, tetapi setelah mendengar berita tentangmu yang tidak hamil, rasanya aku kecewa pada diriku sendiri dan aku mulai berkeinginan mencari seorang perempuan yang mau menikah denganku tanpa melihat kekuranganku," tandasnya langsung menyeruput teh hangat tersebut. Pria tampan itu menaruh kembali gelas tersebut, me

  • Dikhianati Suami Dinikahi CEO   Harapan Yang Asa

    "Apakah aku salah ngomong ya? Kenapa Daniel jadi cemberut gitu," ulas Inara bingung. Kanza pun ikut bangun dari duduknya karena perutnya masih saja tidak mau diajak kompromi, ia masuk ke dalam kamarnya dan terus memuntahkan isi di dalam perutnya."Apa benar aku sedang hamil!" Sejujurnya, perempuan itu merasa tidak yakin jikalau dirinya hamil, tetapi sudah fakta yang membuktikan bahwa dirinya hamil. Tubuhnya terasa lemas sekali, Inara pun langsung menuju tempat tidurnya sambil merebahkan tubuhnya di sana. Tak lama perempuan itu pun tertidur. Berbanding tebalik dengan Daniel, pria beriris mata biriitu malah tak bisa tidur. Ucapan Inara yang hanya menganggapnya sebagai sahabat sungguh menepis sebuah rasa yang kini telah mekar, seolah layu sebelum berkembang."Kenapa Tuhan menakdirkan sebuah rasa yang sangat menyesakkan dada bila akhirnya harus membuatku patah hati untuk kedua kalinya," tandas Daniel merasa galau. Daniel menarik nafasnya dalam-dalam memberikan ruang di

  • Dikhianati Suami Dinikahi CEO   Menganggap Sahabat

    Tanpa sengaja, mereka saling beradu pandangan. Inara menatap wajah tampan pria di sampingnya itu dan merasa ada sesuatu hal yang berbeda dari sebelumnya. Entah apa itu, tetapi saat ini Inara merasa jantungnya berdegup dua kali lipat dari biasanya. Ia merasa aliran darahnya mulai berdesir hebat ketika pria itu menyentuh wajahnya seraya menangkupkan wajahnya."Apa yang sedang kamu pikirkan, Ra?" tanya Daniel dengan tatapan datar."Aku hanya sedang memikirkan bayi ini," jawab Inara terbata-bata. Bagaimana tidak, Daniel begitu dekat denganya bahkan jarak mereka hanya beberapa senti. Kali ini pria itu berani mencium keningnya. "Kamu tak perlu mengkhawatirkanya karena aku akan bertanggung jawab dan melindungi kalian! Bayi itu tidak bersalah hanya saja kita yang bersalah melakukannya sebelum saling mencintai.""Tetapi aku belum siap merajut hubungan." Daniel meraih jemari Inara dengan lembut dan di situ. Pria tampan itu mengungkapkan bahwa dirinya dan Cahaya sejak dulu menginginkan

  • Dikhianati Suami Dinikahi CEO   Aku Pikir Tuhan Mengirim Inara Untukku

    Inara langsung mengatakan bahwa ia akan tetap mengasuh bayinya, tetapi untuk menjalani hubungan sakral rasanya sudah sangat sulit bagi Inara."Apa yang sedang kamu pikirkan, Ra? Bagaimana aku menjawab pertanyaan anakku nanti jika dia bertanya ke mana ibunya?" Perempuan itu tertegun mendengar pertanyaan Daniel, "Kamu hanya perlu menjawab saja bila ibunya telah tiada di saat melahirkannya.""Apakah kamu sudah tak waras, Inara?" sela Daniel geram."Iya, aku memang sedang tidak waras karena kehamilan ini!" Daniel berusaha menahan emosinya mengingat perempuan itu sedang mengandung, dia sedikit memberi nasehat pada Inara bahwa saat ini Tuhan memberikan anugerah yang terindah dengan menitipkan anugerah itu di dalam rahimnya, tetapi kenapa malah Inara, seolah tak menyukai itu."Apa yang membuatmu seperti ini, Ra? Bukankah harsnya kamu bahagia karena bisa memiliki bayi lagi?" Daniel tahu bagaimana masa lalu Inara, buah cintanya bersama Bagas harus meninggal di tangan ayahnya send

  • Dikhianati Suami Dinikahi CEO   Inara Hamil

    "Tunggulah sebentar, aku sudah menelepon Dokter jadi kamu jangan keras kepala. Aku takut kamu kenapa-kenapa.""Iya, El." Melihat Inara tak menolak tawarannya seperti biasa, membuat Daniel bingung dengan tindakannya."Sepertinya perempuan itu memang sedang sakit sehingga dia tak menolak tawaranku." Pria itu langsung bangun dari duduknya ketika mendengar sebuah mobil. Tak lama bik Ina memanggilnya."Tuan Daniel, Dojter sudah datang." Daniel langsung menyambutnya dan membawa pria paruh baya itu untuk masuk ke dalam kamar Inara."Ayo, Dok! Dia baru saja muntah-muntah tadi padahal Inara baik-baik saja sebelumnya," ujar Daniel mengerutkan dahinya. Inara langsung membenarkan posisi tidurnya lalu Dokter langsung memeriksanya dan pria itu membuat kerutan di kedua alisnya. Entah mengapa sang dokter kelihatan bingung dan berulang kali memeriksa Inara. "Apakah satu bulan ini Nona tidak menstruasi?" tanya pria itu meliriknya. Inara menoleh ke arah kalender yang ada di atas nak

  • Dikhianati Suami Dinikahi CEO   Gejala Kehamilan

    Beberapa menit kemudian, Kanza ikut bangun dari duduknya karena Daniel juga duduk dan akan mengakhiri pembicaraan mereka."Bagaimana kabar suamimu, Kanza?" tanya Daniel menoleh ke arahnya."Suami? Apakah kamu tidak tahu kalau aku sudah lama bercerai dari Rangga." Kanza menelan salivanya di saat pria di depannya itu mendengar Daniel menyebut tentang suaminya. Seolah ada luka terdalam dari binar mata Kanza, pria yang paling Kanza benci adalah Rangga. "Aku turut berduka cita atas meninggalnya paman dan juga tentang Cahaya.." Kanza sengaja menggantung kalimatnya karena tidak ingin melihat Daniel bersedih."Iya, terima kasih." "Aku tidak menyangka jika Cahaya akan berkhianat darimu, El. Mengingat begitu banyak pengorbananmu untuknya.""Mungkin dia bukan jodoh yang baik untukku. Ada sesuatu hal yang ingin aku cari tahu perihal Cahaya, apakah ddia terlibat dalam kematian ayahku.""Apakah kabar burung yang aku dengar itu benar bahwa paman meninggal karena sengaja dibunuh seseorang.

  • Dikhianati Suami Dinikahi CEO   Gegara Drama Korea

    Namun, otak pintar Inara langsung menemukan sebuah ide. Perempuan itu mengajak Daniel ke toko DVD player dan membeli kaset yang sedang populer kala itu. Kemudian, Inara mengajak pria itu pulang dan tak lupa pula menyuruh Daniel untuk membeli cemilan. Sesampai di rumah Daniel, Inara menyuruhnya untuk memutar kaset DVD player tersebut. Tidak ingin membuat Inara kecewa pria itu langsung saja menuruti keinginannya dan duduk di atas sofa sambil menonton drama Korea tersebut. Daniel terlihat biasa saja menontonnya karena dia juga sering menonton film hollywood kalau waktunya lagi senggang. Namun, menonton bukanlah hal sering dilakukan Daniel karena jadwal pekerjaan yang super padat dan waktu istirahatnya dimanfaatkan Daniel untuk bermain game menghilangkan penat yang terus menguras otaknya selama hampir seminggu. Hal itulah yang dilakukan Daniel untuk mengisi waktu liburnya."Apakah film ini tidak menarik, El?" Inara menggerucutkan bibirnya ketika mendapati Daniel biasa saja sd

  • Dikhianati Suami Dinikahi CEO   Cara Yang Berbeda

    Sejujurnya Inara sengaja meminta baju Cahaya agar Daniel bisa melupakaan kesedihannya. Bukankah meninggalkan barang-barang orang yang kita sayangi malah akan membaut kita semakin bersedih. Makanya Inara membuang kenanganya bersama Bagas dan tak ada yang tersisa. Berbeda dengan Danuel yang masih menyimpan rapi peninggalan almarhum. Pria itu terdiam sejenak dan memikirkan apa yang Inara katakan namun dia belum siap untuk memberikan kenangan sang kekasih pada orang lain. Baginya menyimpan kenangan Cahaya adalah obat rindu untuknya."Tak perlu kamu jawab karena aku tidak akan memaksamu," ucap Inara sambil menyentuh pundaknya lembut. Perempuan itu mengambil bathrobenya tadi lalu hendak pergi dari hadapan Daniel. Namun, pria itu menghentikannya seraya berkata, "Maaf, aku belum bisa memberikan baju itu untukmu!""It's ok! Tetapi aku harap kau bisa melupakan kesedihanmu, aku tahu saat ini kamu sering bersedih dalam diammu bukan?" tanya Inara menoleh ke arahnya. Daniel tertegun dan

  • Dikhianati Suami Dinikahi CEO   Cahaya Yang Dicinta

    Daniel mengangguk pelan, melihat Inara begitu nafsu makan masakannya membuatnya tersenyum senang. Bagi pria itu memakan masakannya sampai habis adalah keinginannya, justru hal itu membuat Inara bahagia."Habiskan saja bila kamu belum kenyang," tawar Daniel menyudahi makannya. Matanya terus saja menatap Inara yang tak malu makan sebanyak itu di depan seorang pria, Daniel baru menemukan perempuan yang bersikap seperti Inara, tampil adanya tanpa ditutupi."Kamu jangan heran ya bila melihatku hoby sekali makan, ini adalah kebiasaanku sejak kehilangan cinta pertamaku." "Kebiasaanmu? Maksudnya?" "Nafsu makannya bertambah sejak dia dan Bagas berpisah. Bagaimana tidak, pria yang selalu dijadikan panutan bahkan selalu aku percaya tak akan pernah berpaling darinya telah membuat hatinya hancur berkeping-keping layaknya sebuah gelas yang pecah dan pecahan gelas tersebut malah membuat kakinya juga terinjak hingga menorehkan sebuah goresan yang sulit disembuhkan." "Lukanya memang telah sembu

DMCA.com Protection Status