Nathan merapikan seprai.Elena juga dimandikan oleh Nathan, kemudian diganti pakaian bersih.Elena memaksa Nathan untuk melilit pinggangnya dengan selimut kecil.Selimut bunga-bunga kecil.Mereka berdua duduk di sofa.Elena memaki Nathan dengan banyak kata di benaknya. Akhirnya yang keluar hanya satu kalimat. "Sebenarnya apa isi otakmu?"Mana ada orang yang begitu pulang negeri, bertemu dan langsung melakukannya.Apakah Nathan tidak kelelahan?Nathan hanya terkekeh melihat Elena marah karena malu. "Tentu saja isinya kamu.""Nggak ada wanita lain."Nathan menambahkan dengan suara serak.Elena, "..."Pria itu merokok, kemudian menyodorkan ponselnya ke hadapan Elena.Sombong sekali."Bayar."Elena sangat terkejut. Apakah urat malu Nathan sudah putus?"Nggak mau, seharusnya kamu yang membayarku."Bukan Elena yang mengajak Nathan melakukan itu.Nathan menyipitkan matanya, lalu berkata dengan suara serak. "Kalau begitu aku yang menafkahimu."Kali ini Elena terdiam."Apa maksudnya?" tanya Ele
Karena Kaedyn akan melindungi Doreen, tetapi sekarang kehamilannya telah terungkap di internet.Doreen dikatai sebagai pelakor yang merusak hubungan orang lain, merebut posisi Elena dengan kehamilannya.Doreen tampak kesal. Elena telah disetubuhi oleh pria lain, Doreen merusak dari mana?Jika bukan karena Nathan tidak boleh disinggung, Doreen pasti sudah mengunggah video tersebut ke internet agar semua orang tahu bahwa Elena ditiduri oleh pria lain sebelum dia bercerai.Doreen hanya berani memikirkannya. Bagaimanapun, dialah yang menjebak Elena saat itu.Dia juga takut ketahuan.Doreen pergi ke Grup Burchan untuk mencari Kaedyn."Kae, pasti Elena yang mengungkapkan kehamilanku untuk membersihkan namanya sendiri."Kaedyn berhenti bekerja. Proyek perusahaan tidak berjalan dengan baik belakangan ini.Dia tahu ada seseorang di baliknya.Kemungkinan orang itu adalah Nathan.Sekarang rumahnya terus ada masalah.Kaedyn benar-benar kewalahan.Dia baru mengetahui tentang masalah Elena dan keham
"Oke, aku akan meminta mereka pergi ke rumahmu sekarang." Janine menyebut Glenna lagi. "Glenna terus datang untuk minta maaf kepadaku, tapi aku nggak pernah menemuinya. Dengar-dengar, sekarang dia dikurung di rumah."Elena mengangkat alisnya dan tersenyum. "Cukup bagus."Glenna dikurung agar tidak berulah.Janine menutup telepon, berdecak, kemudian menelepon Nathan untuk pamer.Nathan sibuk memeriksa pasien, tidak punya waktu untuk mengangkat telepon.Ketika dia menyelesaikan pekerjaannya dan menelepon Janine kembali, dia baru mengetahui bahwa Elena meminjam beberapa pengawal dari Janine.Janine tidak tahu untuk apa Elena meminjam pengawalnya.Nathan menutup telepon. Dia tidak berniat meminta siapa pun mencari tahu ke mana Elena pergi dengan pengawal Janine.Bagaimanapun, bukan Elena yang akan dirugikan.Nathan tidak menghubungi Elena selama beberapa hari terakhir, demikian juga sebaliknya.Elena masih bisa menjalani kehidupan dengan sangat nyaman.Nathan hanya meluangkan waktu untuk m
Dulu, setiap kali Luna menangis, Zahra akan memukul Elena.Zahra sangat marah. "Elena, apakah kamu gila? Ribut apa kamu di sini?"Elena menoleh untuk melihat Zahra, kemudian tersenyum. "Bu, aku nggak gila. Aku belum melupakan rumor yang menyebar di internet dari Kediaman Henzel selama beberapa hari terakhir."Zahra juga mengetahui hal ini. Dia merasa sangat malu dan berharap tidak ada yang tahu bahwa Elena adalah putrinya."Masalah ini nggak ada hubungannya dengan adikmu. Adikmu bukanlah tipe orang yang menyebarkan desas-desus di belakang orang. Kamu seperti nggak tahu kerabat Keluarga Henzel saja. Mereka yang menyebar rumor, apa kaitannya dengan adikmu?""Lagi pula, bukankah kamu baik-baik saja sekarang? Berita di internet akan hilang dalam beberapa hari. Siapa yang akan mengingat hal seperti itu?"Pernyataan enteng Zahra membuat Elena tidak bisa menahan tawanya.Wajah Zahra menjadi muram ketika dia melihat Elena tertawa. "Elena.""Bu, cepat suruh Kakak lepaskan aku. Aku benar-benar n
Tempat lama yang Elena maksud adalah taman hiburan anak-anak yang sudah rusak.Dulu taman ini cukup ramai.Dia dan Joshua menjual mainan anak-anak di luar taman bermain anak-anak.Joshua mengenakan kemeja putih, celana bahan hitam sambil memegang sebuket mawar.Dia menggunakan kruk, lalu berjalan perlahan menuju wanita yang berdiri di komidi putar.Joshua bertemu Elena yang berusia delapan tahun di panti asuhan ketika dia berusia tujuh tahun.Elena yang mengenakan gaun merah pudar, memandang wanita yang meninggalkannya di panti asuhan.Sedangkan Joshua yang memegang tas lama menatap Elena.Mereka sama-sama anak yang ditelantarkan oleh orang tua.Panti asuhan itu bukanlah tempat baik untuk mengasuh anak-anak.Joshua dan Elena pernah mendengar percakapan antara pria tua pengelola panti asuhan dan seorang lelaki.Pria itu mengatakan bahwa seseorang ingin membeli kornea mata.Keesokan harinya, pria itu membawa pergi seorang anak cantik yang memiliki mata yang indah.Joshua dan Elena sama-s
Jalan ini sepi, bebas kemacetan.Nathan mengemudi sendiri hari ini.Dia mengendalikan setir dengan satu tangan sembari menyandarkan siku tangan lain di jendela.Kecepatan mobil perlahan meningkat.Angin di luar jendela mobil bertiup masuk, menerpa wajah tampan Nathan.Ekspresinya agak dingin.Dia tiba-tiba merasa kesal, bagaimana ini?Bayangan wanita yang duduk di atas kuda kayu itu memeluk pria lain berputar di benaknya.Nathan memarkir mobil di depan Kelab Fantasi.Sambil melemparkan kunci ke valet, Nathan langsung masuk.Kelab Fantasi tidak buka pada siang hari.Ketika Brandon datang, Nathan sedang duduk menyilangkan kaki sambil memegang sebatang rokok. Dia menyaksikan pertunjukan pria macho di atas panggung.Dia adalah satu-satunya pria dewasa di antara penonton.Brandon langsung syok."Bukannya menonton striptis, kamu malah menonton pria macho. Apakah kamu baik-baik saja?"Nathan melihat Brandon sekilas, kemudian lanjut menonton pertunjukan.Lengan bajunya digulung ke siku, dia de
Malam makin gelap.Mobil melaju ke hotel.Brandon minum sedikit anggur.Nathan juga minum sedikit anggur.Mereka hanya minum sedikit.Namun setelah minum, sifat playboy Brandon menjadi lebih terlihat, dia lebih banyak bicara.Brandon mencuci otak Nathan dengan semangat. "Pengalamanmu terhadap wanita terlalu sedikit sehingga sulit berpaling dari wanita pertama.""Setelah lebih banyak mencoba, kamu akan tahu."Nathan memejamkan mata untuk mengistirahatkan pikirannya. Dia membiarkan Brandon mencuci otaknya.Namun, dia masih memikirkan Elena.Memikirkan karet gelang kupu-kupu merah yang mengikat betis Elena.Kaki Elena berayun.Tangan Nathan memegangnya, terlihat indah.Lima belas menit kemudian, di kamar hotel.Brandon meminta sepuluh wanita untuk masuk.Dari yang centil, lugu, manis, datar, montok, semuanya ada.Semuanya berkulit putih dan cantik."Pak Nathan, pilihlah. Lebih dari satu juga nggak apa-apa," rekomendasi Brandon.Nathan duduk malas di sofa. Dia melihat dengan datar. "Sepert
"Aku menunggumu di bawah.""Aku nggak bisa turun, sibuk.""Celana dalam kartunmu aku tempel di depan pintu.""..."Cara ini benar-benar ampuh."Jangan lupa mengambilnya."Nathan menutup telepon. Elena tampak ragu sejenak. Nathan memang akan melakukan hal seperti itu.Elena takut besok seseorang melewati rumah dan melihat celana dalam kartun itu.Dia akan malu sekali.Seharusnya Nathan ada di lantai bawah, bukan di depan pintu rumahnya.Elena ragu sejenak.Nathan berdiri di depan pintu rumah Elena.Dia seperti seorang pemburu yang sedang berburu.Tunggu dengan sabar hingga mangsanya membuka pintu.Nathan datang untuk menanyakan apakah Elena benar-benar menerima lamaran pria itu.Dia mendengar suara pintu terbukaElena membuka pintu, kemudian melihat Nathan berdiri di depan pintu."..."Keduanya saling menatap.Nathan terkekeh.Tepat ketika Elena hendak menutup pintu, pria itu mengulurkan tangannya.Tangan kanan Elena dipegang oleh Nathan.Telapak tangan pria itu terasa panas. Dia mencek