"Aku menunggumu di bawah.""Aku nggak bisa turun, sibuk.""Celana dalam kartunmu aku tempel di depan pintu.""..."Cara ini benar-benar ampuh."Jangan lupa mengambilnya."Nathan menutup telepon. Elena tampak ragu sejenak. Nathan memang akan melakukan hal seperti itu.Elena takut besok seseorang melewati rumah dan melihat celana dalam kartun itu.Dia akan malu sekali.Seharusnya Nathan ada di lantai bawah, bukan di depan pintu rumahnya.Elena ragu sejenak.Nathan berdiri di depan pintu rumah Elena.Dia seperti seorang pemburu yang sedang berburu.Tunggu dengan sabar hingga mangsanya membuka pintu.Nathan datang untuk menanyakan apakah Elena benar-benar menerima lamaran pria itu.Dia mendengar suara pintu terbukaElena membuka pintu, kemudian melihat Nathan berdiri di depan pintu."..."Keduanya saling menatap.Nathan terkekeh.Tepat ketika Elena hendak menutup pintu, pria itu mengulurkan tangannya.Tangan kanan Elena dipegang oleh Nathan.Telapak tangan pria itu terasa panas. Dia mencek
Sebenarnya Elena sudah menghapus nomor telepon Kaedyn sebelumnya.Jadi nama yang tertera di layar adalah 11 digit angka.Namun, Elena tahu ini adalah nomor telepon Kaedyn.Elena melihat senyum Nathan.Seharusnya Nathan juga tahu bahwa itu nomor telepon Kaedyn."Angkat saja, nggak perlu takut aku cemburu.""..."Pria ini berpikir terlalu banyak.Elena tidak takut Nathan akan cemburu, dia takut dengan senyum yang muncul di bibir Nathan.Menakutkan.Elena langsung menekan tombol jawab, juga menekan tombol speaker. Dia tidak takut apa-apa."Elena."Suara Kaedyn terdengar kurang sadar.Dia berkata, "Kepalaku sakit."Wajah cantik Elena menjadi muram. "Sinting. Kalau sakit kepala, cari dokter."Kemudian dia menutup panggilan telepon.Dulu, Kaedyn selalu sakit kepala setiap kali pergi minum bersama klien.Saat itu, Elena akan memberinya obat sakit kepala, bahkan memijat kepalanya.Tatapan Nathan seperti pisau. Saat dia melihat Elena, Nathan terkekeh. Dia memijat keningnya sambil berujar, "Elen
Kali ini Elena angkat bicara, suaranya serak. "Tunggu sebentar, untuk apa kamu membawa koper ke sini?"Nathan meminta orang di ujung telepon untuk menunggu. Dia berjalan ke ruang tamu dari balkon. "Jadi pacar tentu harus tinggal bersama."Pernyataan yang wajar.Elena, "?"Siapa yang menetapkannya?Nathan mengabaikan protes Elena. Mereka sudah berstatus sebagai pacar.Dia tidak ingin tinggal terpisah dengan Elena.Pada saat ini, sifat dominan Nathan muncul.Leon samar-samar mendengar percakapan antara bosnya dan Elena. Dia tak bisa berkata-kata.Setelah Nathan menelepon, dia pergi ke dapur, mengambil sebotol madu, kemudian membuat secangkir air madu untuk Elena guna melembabkan tenggorokannya.Saat Nathan membawa air madu keluar, Elena membungkuk untuk memungut pena yang jatuh ke lantai.Saat Elena membungkuk, leher bajunya jatuh ke bawah.Cupang di lehernya terlihat jelas.Itu adalah mahakarya Nathan.Jari Nathan menyentuh cupang itu, Elena menciutkan lehernya. "Apa yang kamu lakukan?"
Setelah Elena mengirim pesan ke Nathan.Dia tersenyum.Joshua sudah selesai memasak mie.Mereka masing-masing makan semangkuk mie daging tomat, kemudian mulai mendiskusikan apa yang ingin mereka lakukan ke depannya.Kak El, aku ingin nyanyi siaran langsung."Joshua menyimpulkan kondisi fisiknya. Satu-satunya keunggulannya adalah suaranya yang bagus secara alami."Oke, aku bertanggung jawab membantumu menulis lagu." Elena ingin membuka kedai teh susu yang tidak perlu terlalu besar, dipenuhi dengan tanaman hijau, yang cocok untuk orang bersantai. "Aku berencana membuka kedai teh susu."Mereka memutuskan apa yang ingin mereka lakukan, kemudian mulai mengambil tindakan praktis.Siaran langsung perlu melakukan pendaftaran akun dan pengaturan, sedangkan Elena perlu mencari tempat yang cocok.Elena menelepon Janine, memintanya untuk pergi bersama.Ketiga orang itu pergi ke mal untuk membeli peralatan.Peralatan selesai dibeli.Elena pergi ke toilet, sementara Joshua dan Janine menunggu di lua
Semua salah Elena!Ekspresi Elena acuh tak acuh. Dia tahu bahwa Glenna yang picik telah menaruh dendam padanya lagi."Kak El, ayo pergi." Janine mengetahui masalah antara Elena dan Doreen dari internet.Ketika dia melihat Doreen secara langsung, Janine menilainya sambil berpikir, 'Tubuhnya lebih datar dari Kak El.'Kaedyn adalah pria dengan selera buruk.Doreen memeluk lengan Kaedyn sambil berkata dengan lembut. "Kae, aku akan memeriksa kehamilan. Apakah kamu punya waktu luang untuk menemaniku?"Ketika Doreen mengatakan ini, Elena dan Janine baru saja berdiri dari kursi, hendak pergi.Elena mengangkat sebelah alisnya, kemudian mengangkat sudut bibirnya.Kaedyn melihat perut Doreen lalu berkata, "Oke.""Elena."Doreen tiba-tiba menghentikannya.Elena menganggap tidak mendengarnya.Kata-kata Doreen terdengar dari belakang. "Elena, maaf."Maaf untuk apa?Masalah perasaan tidak perlu dipaksa.Doreen melihat punggung Elena keluar dari kedai kopi, kemudian menatap Kaedyn sambil tersenyum. "A
Delapan bulan telah berlalu sejak kecelakaan itu terjadi.Elena tidak hanya kehilangan ingatannya sejak dia siuman.Kepribadiannya juga berubah.Kepribadian sebelumnya adalah wanita yang sangat dingin, dewasa dan menawan.Kini dia begitu panas seperti cabai.Rasa cabainya cukup pedas."Kak El, kamu mau keluar?"Janine sekarang telah tinggal bersama Elena. Dia mengkhawatirkan Elena.Elena tidak mengingat Janine juga ketika dia siuman.Tidak ingat Joshua.Janine melihat Elena berubah menjadi orang yang berbeda. Hanya Kaedyn yang Elena perhatikan.Melihat Elena seperti ini, terkadang Janine tidak tahu apakah dia harus merasa sedih atau senang. Setidaknya Elena melupakan penderitaannya.Elena meletakkan kaki kanannya di tepi kasur, kemudian membungkuk untuk mengikatkan seutas tali merah ke pergelangan kaki kanannya.Pergelangan kakinya begitu putih.Pinggulnya ....Dia mengenakan bandeau top berwarna hitam, memperlihatkan pinggang rampingnya, serta rok super pendek. Kedua kakinya yang ramp
Brandon diam-diam melirik Nathan yang memejamkan matanya. Kemudian dia melajukan mobil.Elena merasa AC di dalam mobil agak dingin. Dia memakai pakaian yang sangat minim hari ini, kulitnya yang terbuka merinding.Dia menggosok lengannya.Elena menunduk, bandeau top-nya sedikit melorot.Elena mengangkat bandeau top hitamnya. Terlalu besar memang cukup mengganggu."AC-nya terlalu dingin."Suara serak seperti orang baru bangun tidur tiba-tiba terdengar.Brandon mengangkat alisnya, kemudian mengatur suhu AC. Kedua pria dewasa itu kepanasan.Brandon melihat kaca spion untuk melihat ekspresi Nathan.Sayangnya dia tidak melihat apa pun.Elena menoleh, menatap pria yang ada di sampingnya.Pria itu kebetulan sedang melihatnya juga.Tatapan pria itu dalam, tetapi juga datar.Tatapan Nathan menyapu wajah, tubuh, lalu kaki Elena.Elena merapatkan kakinya.Setelah Nathan melihat penampilan seksi Elena, dia membuang muka, lalu memejamkan mata.Mobil menjadi sunyi.Elena menunduk, mengeluarkan ponsel
Elena menunggu beberapa detik sebelum Kaedyn menjawab, "Makan di mana?"Pria ini memandang Elena dengan tatapan aneh.Kaedyn seperti sedang menahan sesuatu.Namun, Elena tidak mencari tahu lebih lanjut karena itu tidak penting.Dia tersenyum manis ketika mendengar jawaban pria itu.Bibir wanita itu dilapisi dengan lipstik cerah. Saat dia tersenyum, bibir merahnya penuh.Pipinya merah merona.Kaedyn membuang muka dengan ekspresi tenang. Hanya dia yang tahu bahwa dia sempat tersentuh.Hanya sebentar.Saat Elena mengalami kecelakaan, dia sangat sedih, tetapi Kaedyn merasa bahwa itu karena mereka sudah bersama selama empat tahun.Hanya masalah terbiasa.Kaedyn berjalan di depan, langkahnya lebar.Elena mengenakan sepatu hak tinggi, tidak nyaman baginya untuk melangkah.Langkah Kaedyn melambat.Elena menyusul pria yang berjalan di depan itu, kemudian tersenyum cerah. "Aku memesan tim obat di Dapur Lezat Sehat. Lambungmu nggak sehat, makanan di sana sehat untuk lambung."Setelah selesai berb
"Besok atur pengacara datang. Aku ingin mengubah surat wasiat," kata Hugo dengan dingin.Dia memutuskan untuk meninggalkan semua hartanya untuk Aaron dan Aurora.Pada saat ini, Stella membuka pintu ruang kerja sambil memegang segelas susu.Dia kebetulan mendengar ucapan Hugo, tangannya sedikit gemetar, hatinya sangat gembira.Dia mencoba untuk tetap tenang, kemudian berjalan mendekat. Begitu meletakkan susu, dia berkata dengan lembut. "Hugo, cepat tidur, sudah sangat larut."Hugo mengangkat tatapannya, menatap Stella sekilas. "Hm, kamu tidur dulu, aku sebentar lagi."Stella mengangguk, lalu kembali ke kamar dengan tatapan gembira.Keesokan harinya.Calvin membawa pengacara ke Kediaman Ransford.Hugo menjelaskan niatnya untuk mengubah surat wasiat, pengacara mencatatnya serta menyiapkan dokumen surat wasiat baru.Hugo menandatangani surat wasiat baru.Dia secara resmi menyerahkan hartanya kepada Aaron dan Aurora....Kediaman Bronwyn.Roman dan Sherlly juga sangat sibuk selama ini. Untu
Elena duduk di sofa, mendengarkan laporan Hardy."Pada hari pertama Emmett menjabat sebagai CEO, dia menggunakan rencanamu untuk menangani karam kapal dan penyelundupan Silicon Express. Saat ini, harga saham Grup Kallias sudah stabil," lapor Hardy.Elena mengangguk. Seperti yang diharapkan. "Apakah sumber barang selundupan itu sudah ditemukan?"Hardy menjawab, "Sudah ada petunjuk awal."Elena mengangguk. "Atur tim untuk meningkatkan penyelidikan. Sampaikan kepada wanitanya Emmett kalau aku bisa membantunya."Hardy mengangguk.Nathan tidak ada di rumah hari ini. Dia pergi mencari orang tua Evelyn dan yang lainnya.Hardy pergi setelah melaporkan pekerjaan.Janine menelepon Elena, lalu mengetahui bahwa Elena di rumah sendirian. Jadi, dia diam-diam keluar untuk mencari Elena saat Edwin mandi.Kedua wanita itu duduk di sofa, masing-masing memegang sepotong semangka, memakannya sambil menikmati waktu senggang yang langka."Hmm, enak sekali," kata Janine dengan puas."Hmm, aku juga merasa beg
Mereka tiba di area perkemahan. Edwin dan Janine sudah menyiapkan bahan untuk barbekyu.Bunyi bakar terdengar dari atas panggangan, aroma barbekyu memenuhi udara.Melihat mereka datang, Janine pun menyapa mereka. "Camila, sini, cicipi daging panggangan Tante."Nathan menurunkan Camila, membiarkannya menghampiri Janine. Dia menarik Elena untuk duduk.Ketika Edwin melihat Janine hendak menyuapi Camila beberapa tusuk daging panggang, dia segera menghentikannya, kemudian menyerahkan daging yang dia panggang. "Biar Camila makan daging yang aku panggang. Daging yang kamu panggang mungkin nggak enak."Janine memelototi Edwin, tetapi dia juga khawatir kalau daging yang dia panggang tidak enak. Akhirnya, dia menerima daging Edwin untuk menyuapi Camila.Sedangkan Edwin langsung mengambil daging yang Janine panggang, kemudian memakannya. Dia mengernyit. "Janine Sayang, bumbunya terlalu banyak. Untung Camila nggak makan, rasanya terlalu kuat."Janine mencibir, "Memangnya aku menyuruhmu untuk makan
"Kenapa? Kenapa kamu nggak menelepon? Kami semua menunggu." Evelyn melihat Elena menelepon, tetapi sepertinya panggilan teleponnya tidak diangkat. Tak lama kemudian, Elena menutup telepon, kemudian melihat sesuatu, tidak lanjut menelepon.Evelyn mencibir.Berpura-puralah.Angelo menyeka keringat di dahinya, lalu berkata, "Kalau kalian nggak mau pergi, aku pergi dulu."Evelyn memelototinya. "Pergi ke mana? Semuanya tinggal untuk tertawakan dia!"Tadi Elena membaca pesan dari Roman. Ayahnya mengatakan bahwa tanggal pernikahan telah ditentukan, yaitu Jumat depan.Dia membalas pesan ayahnya terlebih dahulu.Saat Elena ingin menghubungi Nathan lagi, Nathan sudah menelepon lebih dulu.Suara Nathan terdengar dari ujung telepon. "Apakah masih ada barang yang ingin diambil, El-el?"Elena berujar dengan tenang. "Ada yang menindas anak dan istrimu."Nathan mengerutkan kening, nada suaranya langsung berubah dingin. "Aku akan segera ke sana."Setelah menutup telepon, Elena memandang Evelyn dan yang
Beberapa orang itu kebetulan mengingat situasi saat itu. Elena sepertinya adalah simpanan Nathan saat itu.Mengingat apa yang terjadi lima tahun lalu, tatapan mereka terhadap Elena pun berubah.Nasib yang tak terduga. Putri Keluarga Bronwyn pernah bercerai, kemudian menjadi simpanan orang, akhirnya dia masih bisa menikah dengan Adris, serta memperoleh saham Grup Kallias.Wanita ini sungguh hebat.Ada yang salah dengan cara mereka memandang Elena, ada campuran rasa takut dan mengejek.Kemarin, berita baru menyiarkan bahwa Elena dicopot dari jabatan CEO. Tak disangka Elena masih punya suasana hati untuk jalan-jalan.Aubrey berkata, "Ayo kita pergi."Elena sekarang adalah anggota Keluarga Bronwyn. Sedangkan Aubrey ingin menikah dengan Luther sehingga dia menengahi.Namun, sebelum mereka pergi jauh, Evelyn tiba-tiba teringat sesuatu, lalu dia berkata dengan terkejut. "Aku masih ingat Briana mengatakan sesuatu saat itu ...."Dia tidak meneruskan kata-katanya.Gadis lain menyambungkannya. Di
"Kami berencana mengajak Camila bermain di kebun buah," ujar Elena sambil tersenyum tipis.Mendengar hal itu, Sherlly tertegun sejenak, lalu tersenyum, "Begitu ya, baiklah. Udara di kebun buah bagus, baik untuk anak-anak. Kalau begitu selamat bersenang-senang. Kalau ada waktu, aku baru membawanya pergi menonton sirkus."Elena mengangguk. "Oke."Sherlly berpesan beberapa hal, dia menyuruh Elena untuk menjaga dirinya sendiri, jangan terlalu lelah, lalu mengembalikan ponsel kepada Roman.Roman juga dengan cemas menyuruh Elena untuk menjaga dirinya sendiri sebelum menutup telepon.Sherlly menghela napas dengan sedikit muram. "El masih belum memanggilku ibu sampai sekarang, padahal aku sudah berusaha untuk mendekatinya."Roman hanya bisa menghiburnya. "Tunggulah, mungkin sebentar lagi."Sherlly mengangguk, tetapi kesedihan di wajahnya tidak hilang. Dia dengan tak berdaya mengubah topik pembicaraan. "Nyonya Nora membahas Luther hari ini. Putrinya, Aubrey, tampak cukup cocok. Luther hanya tah
Pakaian berserakan di lantai.Elena meninju dada Nathan dengan berpura-pura marah, jadi tidak menggunakan tenaga, hanya dibuat-buat. "Kamu lupa, Janine dan Edwin masih menunggu kita di bawah.""Mereka bukan anak-anak," cibir Nathan. Dia membisikkan kata-kata ambigu di telinga Elena. "Bukankah kamu menginginkannya juga?"Mereka selalu sejalan dalam hal ini.Elena sangat sibuk selama ini sehingga mereka sudah lama tidak melakukan hal itu.Pipi Elena pun memerah.Nathan tersenyum.Elena melingkarkan lengannya di leher Nathan, kemudian memejamkan matanya.Kehangatan Nathan menyelimuti leher Elena, terus ke bawah. Elena mendesah beberapa kali sambil memasukkan jari-jarinya ke sela-sela rambut Nathan.Di lantai bawah.Janine melihat waktu, Elena dan Nathan telah berada di atas selama dua jam. Kenapa mereka belum turun juga? Dia mengambil remote TV untuk mengganti saluran TV. "Kenapa mereka naik begitu lama?"Edwin mengupas sebuah apel, kemudian menyodorkannya kepada Janine. Mendengar pertany
Janine berbalik tanpa melihat ke arah Edwin. "Aku mau pergi melihat Kak El."Ketika dia melihat berita tersebut, dia merasa marah memikirkan berbagai komentar sinis tentang Elena dalam video-video tersebut.Elena sama sekali tidak sudi menjadi CEO!Edwin menutup laptop, berjalan mendekat, lalu duduk di sebelah Janine. Dia mencondongkan tubuh ke dekat Janine. "Bangun, makan. Setelah makan baru pergi."Bibir Edwin mendarat di leher Janine.Napas hangat menerpa lehernya, Janine tidak tahan dengan Edwin yang mencium sembarangan.Dia berteriak dengan marah. "Apakah kamu saudaranya anjing?"Edwin menunjukkan senyuman sopan. "Guk, guk."Janine, "..."Edwin berdiri, kemudian bertanya, "Bangunlah, kamu mau makan apa?""Ikan gurame goreng, bebek panggang, kerang rebus dan ikan kakap asam manis. Itu saja." Janine bangun lalu menghela napas. "Jual diri untuk sekali makan, sangat nggak gampang."Edwin mengangkat alisnya, kemudian dia lanjut bekerja.Janine pergi ke kamar mandi untuk menyikat gigi.
Catherine mengangguk setuju. "Benar, meskipun horoskopnya cocok, akhirnya tetap tergantung apakah dua orang ini berjodoh."Mendengarkan kata-kata ini, Aubrey pun tersenyum malu-malu. Dia berbisik, "Ibu, jangan membahas ini lagi. Aku merasa canggung sekali."Nora tersenyum, kemudian menepuk tangan putrinya. "Oke, oke, nggak bahas lagi."Catherine tertawa lalu berkata, "Aubrey sangat bagus. Nyonya Sherlly bisa menjadi mak comblang, membiarkan mereka berdua coba kencan buta."Sherlly tersenyum sembari mengangguk. "Aku akan menanyakan pendapat Luther malam ini."Pada saat ini, seseorang di meja sebelah mereka sedang menonton berita, kebetulan beritanya tentang pemecatan Elena."Wanita bernama Elena ini sangat hebat. Dia menjadi CEO di usia yang sangat muda. Sayangnya dia nggak memiliki kemampuan.""Dia sangat cantik.""Cantik nggak ada hubungannya dengan kemampuan."Sherlly bingung saat mendengar nama Elena disebut.Aubrey menyerahkan ponsel kepada Sherlly. "Tante Sherlly."Sherlly melihat