Sebenarnya Elena sudah menghapus nomor telepon Kaedyn sebelumnya.Jadi nama yang tertera di layar adalah 11 digit angka.Namun, Elena tahu ini adalah nomor telepon Kaedyn.Elena melihat senyum Nathan.Seharusnya Nathan juga tahu bahwa itu nomor telepon Kaedyn."Angkat saja, nggak perlu takut aku cemburu.""..."Pria ini berpikir terlalu banyak.Elena tidak takut Nathan akan cemburu, dia takut dengan senyum yang muncul di bibir Nathan.Menakutkan.Elena langsung menekan tombol jawab, juga menekan tombol speaker. Dia tidak takut apa-apa."Elena."Suara Kaedyn terdengar kurang sadar.Dia berkata, "Kepalaku sakit."Wajah cantik Elena menjadi muram. "Sinting. Kalau sakit kepala, cari dokter."Kemudian dia menutup panggilan telepon.Dulu, Kaedyn selalu sakit kepala setiap kali pergi minum bersama klien.Saat itu, Elena akan memberinya obat sakit kepala, bahkan memijat kepalanya.Tatapan Nathan seperti pisau. Saat dia melihat Elena, Nathan terkekeh. Dia memijat keningnya sambil berujar, "Elen
Kali ini Elena angkat bicara, suaranya serak. "Tunggu sebentar, untuk apa kamu membawa koper ke sini?"Nathan meminta orang di ujung telepon untuk menunggu. Dia berjalan ke ruang tamu dari balkon. "Jadi pacar tentu harus tinggal bersama."Pernyataan yang wajar.Elena, "?"Siapa yang menetapkannya?Nathan mengabaikan protes Elena. Mereka sudah berstatus sebagai pacar.Dia tidak ingin tinggal terpisah dengan Elena.Pada saat ini, sifat dominan Nathan muncul.Leon samar-samar mendengar percakapan antara bosnya dan Elena. Dia tak bisa berkata-kata.Setelah Nathan menelepon, dia pergi ke dapur, mengambil sebotol madu, kemudian membuat secangkir air madu untuk Elena guna melembabkan tenggorokannya.Saat Nathan membawa air madu keluar, Elena membungkuk untuk memungut pena yang jatuh ke lantai.Saat Elena membungkuk, leher bajunya jatuh ke bawah.Cupang di lehernya terlihat jelas.Itu adalah mahakarya Nathan.Jari Nathan menyentuh cupang itu, Elena menciutkan lehernya. "Apa yang kamu lakukan?"
Setelah Elena mengirim pesan ke Nathan.Dia tersenyum.Joshua sudah selesai memasak mie.Mereka masing-masing makan semangkuk mie daging tomat, kemudian mulai mendiskusikan apa yang ingin mereka lakukan ke depannya.Kak El, aku ingin nyanyi siaran langsung."Joshua menyimpulkan kondisi fisiknya. Satu-satunya keunggulannya adalah suaranya yang bagus secara alami."Oke, aku bertanggung jawab membantumu menulis lagu." Elena ingin membuka kedai teh susu yang tidak perlu terlalu besar, dipenuhi dengan tanaman hijau, yang cocok untuk orang bersantai. "Aku berencana membuka kedai teh susu."Mereka memutuskan apa yang ingin mereka lakukan, kemudian mulai mengambil tindakan praktis.Siaran langsung perlu melakukan pendaftaran akun dan pengaturan, sedangkan Elena perlu mencari tempat yang cocok.Elena menelepon Janine, memintanya untuk pergi bersama.Ketiga orang itu pergi ke mal untuk membeli peralatan.Peralatan selesai dibeli.Elena pergi ke toilet, sementara Joshua dan Janine menunggu di lua
Semua salah Elena!Ekspresi Elena acuh tak acuh. Dia tahu bahwa Glenna yang picik telah menaruh dendam padanya lagi."Kak El, ayo pergi." Janine mengetahui masalah antara Elena dan Doreen dari internet.Ketika dia melihat Doreen secara langsung, Janine menilainya sambil berpikir, 'Tubuhnya lebih datar dari Kak El.'Kaedyn adalah pria dengan selera buruk.Doreen memeluk lengan Kaedyn sambil berkata dengan lembut. "Kae, aku akan memeriksa kehamilan. Apakah kamu punya waktu luang untuk menemaniku?"Ketika Doreen mengatakan ini, Elena dan Janine baru saja berdiri dari kursi, hendak pergi.Elena mengangkat sebelah alisnya, kemudian mengangkat sudut bibirnya.Kaedyn melihat perut Doreen lalu berkata, "Oke.""Elena."Doreen tiba-tiba menghentikannya.Elena menganggap tidak mendengarnya.Kata-kata Doreen terdengar dari belakang. "Elena, maaf."Maaf untuk apa?Masalah perasaan tidak perlu dipaksa.Doreen melihat punggung Elena keluar dari kedai kopi, kemudian menatap Kaedyn sambil tersenyum. "A
Delapan bulan telah berlalu sejak kecelakaan itu terjadi.Elena tidak hanya kehilangan ingatannya sejak dia siuman.Kepribadiannya juga berubah.Kepribadian sebelumnya adalah wanita yang sangat dingin, dewasa dan menawan.Kini dia begitu panas seperti cabai.Rasa cabainya cukup pedas."Kak El, kamu mau keluar?"Janine sekarang telah tinggal bersama Elena. Dia mengkhawatirkan Elena.Elena tidak mengingat Janine juga ketika dia siuman.Tidak ingat Joshua.Janine melihat Elena berubah menjadi orang yang berbeda. Hanya Kaedyn yang Elena perhatikan.Melihat Elena seperti ini, terkadang Janine tidak tahu apakah dia harus merasa sedih atau senang. Setidaknya Elena melupakan penderitaannya.Elena meletakkan kaki kanannya di tepi kasur, kemudian membungkuk untuk mengikatkan seutas tali merah ke pergelangan kaki kanannya.Pergelangan kakinya begitu putih.Pinggulnya ....Dia mengenakan bandeau top berwarna hitam, memperlihatkan pinggang rampingnya, serta rok super pendek. Kedua kakinya yang ramp
Brandon diam-diam melirik Nathan yang memejamkan matanya. Kemudian dia melajukan mobil.Elena merasa AC di dalam mobil agak dingin. Dia memakai pakaian yang sangat minim hari ini, kulitnya yang terbuka merinding.Dia menggosok lengannya.Elena menunduk, bandeau top-nya sedikit melorot.Elena mengangkat bandeau top hitamnya. Terlalu besar memang cukup mengganggu."AC-nya terlalu dingin."Suara serak seperti orang baru bangun tidur tiba-tiba terdengar.Brandon mengangkat alisnya, kemudian mengatur suhu AC. Kedua pria dewasa itu kepanasan.Brandon melihat kaca spion untuk melihat ekspresi Nathan.Sayangnya dia tidak melihat apa pun.Elena menoleh, menatap pria yang ada di sampingnya.Pria itu kebetulan sedang melihatnya juga.Tatapan pria itu dalam, tetapi juga datar.Tatapan Nathan menyapu wajah, tubuh, lalu kaki Elena.Elena merapatkan kakinya.Setelah Nathan melihat penampilan seksi Elena, dia membuang muka, lalu memejamkan mata.Mobil menjadi sunyi.Elena menunduk, mengeluarkan ponsel
Elena menunggu beberapa detik sebelum Kaedyn menjawab, "Makan di mana?"Pria ini memandang Elena dengan tatapan aneh.Kaedyn seperti sedang menahan sesuatu.Namun, Elena tidak mencari tahu lebih lanjut karena itu tidak penting.Dia tersenyum manis ketika mendengar jawaban pria itu.Bibir wanita itu dilapisi dengan lipstik cerah. Saat dia tersenyum, bibir merahnya penuh.Pipinya merah merona.Kaedyn membuang muka dengan ekspresi tenang. Hanya dia yang tahu bahwa dia sempat tersentuh.Hanya sebentar.Saat Elena mengalami kecelakaan, dia sangat sedih, tetapi Kaedyn merasa bahwa itu karena mereka sudah bersama selama empat tahun.Hanya masalah terbiasa.Kaedyn berjalan di depan, langkahnya lebar.Elena mengenakan sepatu hak tinggi, tidak nyaman baginya untuk melangkah.Langkah Kaedyn melambat.Elena menyusul pria yang berjalan di depan itu, kemudian tersenyum cerah. "Aku memesan tim obat di Dapur Lezat Sehat. Lambungmu nggak sehat, makanan di sana sehat untuk lambung."Setelah selesai berb
Kaedyn terdiam. "Nggak perlu dibuang."Elena terdiam sejenak "Benar juga."Dia mengenakan jas itu lagi. Tatapan Kaedyn berubah.Saat keluar dari Dapur Lezat Sehat, Elena berkata, "Kalian pergi dulu saja. Aku masih ada urusan. Besok aku baru mengambil mobil yang kutinggalkan di perusahaan.""Hati-hati, kalau ada apa-apa, telepon aku," kata Martin.Elena mengangguk.Kaedyn duduk di dalam mobil sambil melihat Elena yang ceria dan energik. Dia mengatupkan bibirnya, kemudian membuang muka."Ke Perumahan Clurkin."Elena menunggu Kaedyn pergi, lalu mengambil foto selfie dirinya yang mengenakan jas Kaedyn.Dia mengunggah di status WhatsApp dengan tulisan: "Pakaian hari ini terlalu minim, agak dingin."Doreen, kamu harus menikmati hadiah yang kuberikan kepadamu,' batin Elena.Perumahan Clurkin.Doreen sedang memulihkan diri setelah persalinan. Dia mengambil putrinya dari pengasuh, kemudian belajar memberi susu kepada bayinya."Apakah Kae sudah kembali?" Doreen bertanya sambil menatap putrinya d