Elena memegang perutnya dengan mata terpejam.Wajahnya sedikit pucat.Perutnya sakit.Dia menstruasi.Menstruasinya datang di waktu yang tak tepat.Haid Elena selalu tidak teratur.Polisi wanita dengan baik hati memberi roti dan secangkir teh panas untuk Elena.Pengacara yang dibayar oleh Nathan adalah pengacara top.Elena dapat dibebaskan dengan jaminan sambil menunggu persidangan. Nathan sedang menunggu Elena di luar kantor polisi.Jika dibebaskan dengan jaminan sambil menunggu persidangan, Elena tetap harus hadir kapan dipanggil.Elena masih menjadi tersangka.Elena memegang perutnya sambil berterima kasih kepada pengacara dengan wajah pucat. Dia mengikuti pengacara keluar dari kantor polisi.Ketika dia keluar dari kantor polisi, Nathan melihat Elena yang tampak tak baik-baik saja.Dia melangkah mendekat lalu memegang tangan Elena. Jari-jari Elena terasa dingin.Nathan menggendong Elena, memasukkannya ke dalam mobil, kemudian memasangkan sabuk pengaman. "El-el, kamu menstruasi?"Nat
"Tuan Adris sudah pergi ke luar negeri."Saat Leon selesai berbicara, Nathan merasa seperti tercekik.Adris pada dasarnya adalah orang yang kejam.Dia berbuat sesuka hati. Selain itu, poin terpenting adalah dia sulit ditangkap layaknya belut.Sangat menjengkelkan.Nathan duduk di sofa, kemudian bertanya dengan suara dingin. "Sudah mengumpulkan rekaman CCTV di sekitar Victoria Residence?"Dia membungkuk untuk mengambil kotak rokok dari meja.Namun mengingat Elena, Nathan meletakkan kotak rokok lagi."Ada video yang menunjukkan Paul memarkir mobil di tempat parkir dekat jalan.""Dia berjalan ke Victoria Residence, masuk gang, kemudian nggak muncul lagi. Sedangkan kamera di jalur masuk ke Victoria Residence sudah nggak berfungsi dua hari lalu.""Saat ini kami hanya tahu polisi menemukan senjata di selokan dan seorang saksi. Saksi itu merokok di balkon tengah malam. Dia melihat seorang perempuan berambut pendek berjalan ke dalam gang. Dia hanya melihat punggung perempuan itu, seperti Nona
Dia meminta Martin untuk memundurkan jadwal yang tidak penting, menutup telepon lalu berkata kepada Doreen. "Boleh."Doreen naik ke lantai atas dengan Kaedyn, dia lupa mengambil ponselnya.Namun ponselnya diletakkan di ruang tamu, tidak ada yang berani mengambilnya.Pengasuh membawa Freya ke ruang tamu.Freya, yang melihat casing ponsel cantik di atas meja, ingin menyentuhnya.Pengasuh membujuknya dengan lembut. "Ini ponsel Ibu. Jangan ya."Freya bergumam sambil mengulurkan tangannya yang gemuk.Pengasuh menggendong Freya, lalu membungkuk, membiarkan Freya menyentuh casing ponsel.Ketika tidak ada yang memperhatikan, dia membalikkan ponsel ke depan. Ponsel Doreen terkunci, memerlukan sidik jari untuk membukanya.Dia membalikkan ponsel lagi."Freya, jangan nakal ya. Pegang sebentar saja. Ayo kita lihat bunga."Pengasuh membawa Freya ke taman belakang untuk melihat bunga.Tidak lama kemudian, Doreen turun untuk mengambil ponselnya, kemudian mencari vas.Kaedyn keluar dari kamar mandi, ke
Dalam waktu singkat.Doreen bahkan tidak mendengar jawaban Kaedyn.Hatinya sedikit mencelos, suaranya bergetar. "Apakah pertanyaan ini sulit dijawab? Kalau ya, katakan saja."Air mata Doreen mengalir.Kaedyn berbalik, memandang Doreen, kemudian berkata dengan tenang. "Aku impoten.""?"Wajah Doreen yang sedih, menangis bercampur marah tiba-tiba menjadi kaku.Lalu dia tiba-tiba tertawa. "Kamu nggak perlu membohongiku dengan alasan seperti itu."Bagaimana mungkin Kaedyn tiba-tiba impoten?Siapa yang Kaedyn coba bohongi?Ekspresi Kaedyn acuh tak acuh. Dia hanya menatap Doreen. "Maaf."Doreen menatap mata Kaedyn, mencoba menemukan tanda-tanda kebohongan."Kamu serius?""Hm."Kaedyn hendak mandi, tetapi dia mengurungkan niatnya untuk sementara. Dia pergi mengambil korek api, kemudian menyalakan rokok dengan sedikit frustrasi. "Serius."Dia merokok, lalu berkata dengan nada dingin. "Kita baru bertunangan, kamu masih punya waktu untuk berubah pikiran."Begitu ucapan Kaedyn terlontar.Mata Dor
Doreen mengangguk, dia juga punya rencana ini.Staf mengetuk pintu ruang ganti, memberi tahu Doreen untuk merekam acara....Jam makan siang di Jepson"Alasan Bu Elena mengambil cuti ternyata karena dia ditangkap. Dia nggak terlihat seperti orang yang kejam."Seseorang bertanya dengan rasa ingin tahu. "Apa yang kalian bicarakan? Apakah kalian lupa pengumuman perusahaan? Jangan menggosipkan masalah pribadi rekan kerja."Misha menutup mulutnya, tertawa. "Aku sudah mau mengundurkan diri dari Jepson. Nggak perlu takut. Dengar-dengar, Elena ditangkap karena membunuh orang.""Hah? Benarkah? Siapa yang dibunuh? Menakutkan sekali.""Dengar-dengar, dia membunuh seorang pria tua." Misha mengerutkan bibirnya lalu berkata, "Hanya kalian yang berpikir kalau Elena adalah orang yang baik. Dia saja cukup kejam untuk menjebloskan ibunya sendiri ke penjara. "Beberapa rekan mendengarkan dengan penuh perhatian.Berpikir bahwa mereka memiliki rekan kerja pembunuh membuat mereka bergidik.Setelah Misha sel
Janine tampak marah. "Kak El, bagaimana mereka boleh bicara sembarangan, mengatakan kalau kamu adalah pembunuh?"Mata Elena melengkung. Dia terkekeh. "Biarkan saja, mereka semua banyak mulut."Janine tertawa. "Kak El, punya banyak mulut itu berarti bukan manusia.""Ya, bukan manusia."Elena tidak ingin menjadi orang yang menjatuhkan orang lain.Ikut-ikutan tanpa pendirian.Bergosip, boleh. Namun, juga harus melihat hal apa yang digosipkan.Elena dan Janine mengobrol sebentar. Karena kurang enak badan, dia pun menutup panggilan telepon.Ketika Elena bertelepon dengan Janine, Nathan pergi ke dapur untuk sementara.Elena yang mendengar suara memotong dari dapur pun seketika merasa penasaran. Dia memakai sandal, lalu beranjak ke dapur.Nathan yang mengenakan jubah tidur berwarna hitam sedang memegang pisau.Dia tengah memotong iga.Masalahnya, ada sebuah penyangga ponsel di atas meja yang menopang ponsel. Ponsel tersebut sedang memutar video tutorial memasak iga."Apa yang sedang kamu laku
Ekspresi Kaedyn tampak acuh tak acuh. Dia melihat arlojinya, lalu berkata dengan nada menyesal kepada Nathan dan Elena. "Aku harus menjemput tunanganku, aku pergi dulu."Dia datang murni hanya untuk mengantarkan USB.Setelah Kaedyn pergi, Elena mengambil USB dari atas meja, lalu dia bertanya dengan bingung. "Siapa itu Tuan Adris?"Nathan menjawab, "Musuh bebuyutanku, seorang psikopat. Apakah kamu pernah mendengar tentang Keluarga Kallias yang ada di ibu kota?"...Di sisi lain, Kaedyn masuk ke dalam mobil dengan ekspresi dingin. Tatapan gelap melintas di matanya.Satu-satunya cara agar Nathan tidak curiga bahwa Kaedyn bekerja sama dengan Adris adalah dengan berpura-pura bahwa Adris yang menjual video tersebut kepadanya."Ke lokasi rekaman 'Suaraku,'" perintah Kaedyn.Dia mengatakan bahwa akan menjemput Doreen, maka dia akan melakukannya. Berakting harus totalitas....Nathan dan Elena kembali ke kamar, menyolok USB ke komputer jinjing, kemudian memutar video itu.Elena terdiam setelah
Mereka menutup panggilan telepon.Elena merasa sangat nyaman dipijat oleh Nathan. Dia menyipitkan matanya sambil mendesah dengan nyaman.Tatapan Nathan menjadi gelap, dia membungkuk untuk menatap mata Elena.Wajah cantik Elena sudah kembali sedikit cerah. "El-el, tolong bayar biaya pijat dulu."Elena benar-benar tidak ingin tertawa, tetapi dia tidak bisa menahannya.Nathan terdengar seperti gigolo.Nathan mengangkat sebelah alisnya, menatap Elena dengan intens. "Kenapa kamu tertawa? Penghasilan dari hasil kerja keras itu sangat mulia, tahu?"Jarak antara mereka terlalu dekat sehingga mereka bisa merasakan napas satu sama lain.Nathan akhirnya menyerah lebih dulu, dia duduk tegak.Jika dia terus menggoda, dialah yang akan menderita.Elena sengaja mengulurkan jarinya untuk mengangkat dagu Nathan.Nathan tak bisa berkata-kata....Vila De Gaia.Briana yang selesai bertelepon dengan Bourne pun menelepon Brandon.Dia berkata dengan ragu-ragu sekaligus tak berdaya. "Kak, perutku terasa nggak