Janine tampak marah. "Kak El, bagaimana mereka boleh bicara sembarangan, mengatakan kalau kamu adalah pembunuh?"Mata Elena melengkung. Dia terkekeh. "Biarkan saja, mereka semua banyak mulut."Janine tertawa. "Kak El, punya banyak mulut itu berarti bukan manusia.""Ya, bukan manusia."Elena tidak ingin menjadi orang yang menjatuhkan orang lain.Ikut-ikutan tanpa pendirian.Bergosip, boleh. Namun, juga harus melihat hal apa yang digosipkan.Elena dan Janine mengobrol sebentar. Karena kurang enak badan, dia pun menutup panggilan telepon.Ketika Elena bertelepon dengan Janine, Nathan pergi ke dapur untuk sementara.Elena yang mendengar suara memotong dari dapur pun seketika merasa penasaran. Dia memakai sandal, lalu beranjak ke dapur.Nathan yang mengenakan jubah tidur berwarna hitam sedang memegang pisau.Dia tengah memotong iga.Masalahnya, ada sebuah penyangga ponsel di atas meja yang menopang ponsel. Ponsel tersebut sedang memutar video tutorial memasak iga."Apa yang sedang kamu laku
Ekspresi Kaedyn tampak acuh tak acuh. Dia melihat arlojinya, lalu berkata dengan nada menyesal kepada Nathan dan Elena. "Aku harus menjemput tunanganku, aku pergi dulu."Dia datang murni hanya untuk mengantarkan USB.Setelah Kaedyn pergi, Elena mengambil USB dari atas meja, lalu dia bertanya dengan bingung. "Siapa itu Tuan Adris?"Nathan menjawab, "Musuh bebuyutanku, seorang psikopat. Apakah kamu pernah mendengar tentang Keluarga Kallias yang ada di ibu kota?"...Di sisi lain, Kaedyn masuk ke dalam mobil dengan ekspresi dingin. Tatapan gelap melintas di matanya.Satu-satunya cara agar Nathan tidak curiga bahwa Kaedyn bekerja sama dengan Adris adalah dengan berpura-pura bahwa Adris yang menjual video tersebut kepadanya."Ke lokasi rekaman 'Suaraku,'" perintah Kaedyn.Dia mengatakan bahwa akan menjemput Doreen, maka dia akan melakukannya. Berakting harus totalitas....Nathan dan Elena kembali ke kamar, menyolok USB ke komputer jinjing, kemudian memutar video itu.Elena terdiam setelah
Mereka menutup panggilan telepon.Elena merasa sangat nyaman dipijat oleh Nathan. Dia menyipitkan matanya sambil mendesah dengan nyaman.Tatapan Nathan menjadi gelap, dia membungkuk untuk menatap mata Elena.Wajah cantik Elena sudah kembali sedikit cerah. "El-el, tolong bayar biaya pijat dulu."Elena benar-benar tidak ingin tertawa, tetapi dia tidak bisa menahannya.Nathan terdengar seperti gigolo.Nathan mengangkat sebelah alisnya, menatap Elena dengan intens. "Kenapa kamu tertawa? Penghasilan dari hasil kerja keras itu sangat mulia, tahu?"Jarak antara mereka terlalu dekat sehingga mereka bisa merasakan napas satu sama lain.Nathan akhirnya menyerah lebih dulu, dia duduk tegak.Jika dia terus menggoda, dialah yang akan menderita.Elena sengaja mengulurkan jarinya untuk mengangkat dagu Nathan.Nathan tak bisa berkata-kata....Vila De Gaia.Briana yang selesai bertelepon dengan Bourne pun menelepon Brandon.Dia berkata dengan ragu-ragu sekaligus tak berdaya. "Kak, perutku terasa nggak
Brandon bertanya, "Kamu ingin menikah dengan Nathan atau hanya ingin Keluarga Ransford mengakui anak ini?"Pilihan kedua masih ada sedikit harapan, sedangkan pilihan pertama agak sulit untuk dikabulkan."Aku mencintainya." Briana tampak bingung. "Kak, sebenarnya apa yang ingin kamu katakan?"Brandon telah melihat segala jenis wanita cantik di dunia ini.Beberapa wanita juga mengatakan bahwa mereka mencintai Brandon. Jika Brandon tidak kaya, mereka mungkin tidak akan menyukai pria yang suka bersenang-senang seperti Brandon.Briana adalah putri dari Keluarga Edkins, dia tidak kekurangan uang.Namun, sebenarnya sangat sulit bila dia ingin mendapatkan cinta dari Nathan.Brandon tidak ingin menyakiti Briana dengan melontarkan fakta tersebut.Brandon lanjut berujar, "Kalau kamu memilih untuk melahirkan anak ini secara diam-diam, dia akan nggak punya ayah. Kamu bisa membesarkannya sendiri, toh Keluarga Edkins sanggup melakukannya. Aku akan meminta ayahku untuk bicara dengan orang tuamu."Bran
Elena bangun pagi-pagi sekali, lalu mendengar sebuah kabar buruk.Nathan ingin membawanya pergi menemui dokter pengobatan tradisional."Aku nggak mau pergi. Aku nggak suka minum obat herbal. Baunya nggak enak, rasanya sungguh nggak tertahankan."Elena duduk di sofa sambil memeluk bantal.Dia mengenakan piama sutra berwarna kulit, pinggangnya ramping nan montok.Dia tidak mau mengganti pakaiannya.Nathan belum pernah bertemu orang yang begitu anti pergi berobat. "Setelah minum obat, kamu bisa makan permen.""Aku nggak mau. Mencium baunya saja, aku sudah nggak bisa meminumnya," kata Elena, kemudian menambahkan. "Setelah minum obat baru makan permen, apakah kamu mengira aku ini anak berusia tiga tahun yang mudah ditipu?""Aku nggak suka makan pahit dulu baru makan manis."Elena tampak tak bisa diganggu-gugat.Manik gelap Nathan menatap Elena.Dia biasa menuruti Elena dalam segala hal, tetapi dalam hal pengobatan tradisional dia menunjukkan dominasi yang tidak biasanya.Nathan sama sekali
Namun, saat itu Elena tidak langsung menanyakannya.Janine makan sebutir anggur, kemudian tersenyum sembari mengedikkan bahunya. "Orang tuaku mengancamku untuk kembali ke ibu kota, melahirkan anak. Mereka mengincar properti Keluarga Ransford."Saat Janine berbicara, dia pun tidak tahan lagi. Dia memeluk Elena sambil menangis dengan keras.Mengapa dia memiliki orang tua seperti itu?Elena tidak menyangka ternyata terjadi hal seperti ini. Dia memeluk Janine sembari menghiburnya. "Jangan dengarkan mereka, teruslah tinggal di Kota Burgan.""Aku nggak berpikir untuk kembali, aku hanya merasa nggak nyaman."Janine tahu bahwa orang tuanya menyukai uang.Tipe orang yang terobsesi dengan uang."Ayo ganti baju. Aku akan membawamu pergi bermain. Pakailah pakaian kasual."Sebenarnya, menstruasi Elena belum berhenti dan dia masih sedikit tidak nyaman. Akan tetapi, dia bisa menahannya selama dia tidak melakukan olahraga berat.Janine tidak tahu bahwa Elena sedang tidak enak badan saat ini.Mereka be
Perumahan Clurkin.Tengah malam.Kamar tidur tuan dan nyonya rumah itu terang benderang.Kaedyn menahan keinginannya untuk mendorong orang itu dari kasur. Dia mengerutkan kening sembari berkata dengan nada dingin. "Turun dari tubuhku.""Nggak mau."Setelah Kaedyn tertidur, Doreen melepas gaun tidurnya, kemudian naik ke atas tubuh suaminya itu."Biar aku coba. Kalau nggak berhasil, kita bisa berobat, kamu akan sembuh."Mereka sama-sama tidak mau mengalah. Keras kepala.Kaedyn hanya merasa sakit kepala. Dia adalah pria normal, tidak benar-benar impoten.Begitu dipancing ....Dia bisa mengendalikan dirinya sendiri, tetapi tidak bisa mengendalikan reaksi biologisnya.Melihat Doreen akan berhasil, Kaedyn mengangkat Doreen, kemudian menindih wanita itu.Matanya tertuju pada wajah Doreen.Dia berkata dengan penuh penekanan. "Dokter sudah bilang nggak mungkin, kenapa kamu harus mempermalukanku seperti ini?"Pupil Doreen mengecil.Hening beberapa saat.Doreen berujar, "Aku hanya mencoba. Apakah
"Doreen, Elena yang kamu tanyakan sebelumnya telah masuk kantor polisi lagi. Kali ini dia tersangka membunuh seorang wanita bernama Luna."Ketika Doreen melihat pesan ini, dia membuka bibir merahnya saking terkejutnya, kemudian di tertawa terbahak-bahak.Wendy yang mendengar tawa Doreen pun bertanya dengan bingung. "Kenapa kamu tiba-tiba tertawa?"Doreen langsung menahan tawanya. Dia menyeka air matanya yang meluap dengan ujung jarinya. Ekspresinya dingin. "Aku tertawa karena nasib seseorang memang buruk."Doreen berujar lagi dengan nada yang tenang. "Kak Wendy, apakah menurutmu netizen suka membaca gosip tentang mantan istri konglomerat?""Seharusnya suka, aku saja suka."Doreen mengangguk. "Mari kita berikan gosip tentang mantan istri konglomerat kepada media secara gratis."Wendy mengerutkan kening. "Siapa?""Elena.""Dia punya pendukung, kenapa kamu harus terus melawannya? Sekarang kamu adalah nyonya Burchan."Bujukan Wendy sangat relevan. Entah kenapa Doreen terus mencari masalah