"Tak disangka, Kak Henny ternyata adalah kekasih Tuan Willy. Pantas saja tidak ada orang yang berani membuat keributan di sini.""Bukan tidak ada orang yang berani membuat keributan, tapi orang yang pernah membuat keributan sudah diberikan pelajaran! Beberapa waktu yang lalu, seorang konglomerat yang memiliki aset triliunan berusaha merayu Kak Henny dan akhirnya tangan dan kakinya dipotong oleh Tuan Willy. Setelah itu, mereka bahkan tidak berani mengatakan apa pun dan datang sendiri untuk meminta maaf!""Sialan! Sekejam itu?""Tentu saja. Tuan Willy adalah penguasa di wilayah selatan. Apa ada orang yang berani tidak menghormatinya?"Setelah mengetahui identitas Henny, suasana seluruh bar menjadi gempar. Ada orang yang terkejut, ada yang kagum, dan ada juga yang senang melihatnya."Gawat kali ini!"Keenan menelan ludah dan keringat dinginnya terus mengalir. Jika dia tahu bahwa Willy yang menjaga tempat ini, Keenan tidak akan berani membuat keributan."Kenapa malah bertemu dengan pembawa
Tak disangka, Willy ternyata begitu kejam. Jika tidak bisa dibicarakan baik-baik, dia akan langsung bertindak kasar. Apalagi, lawannya adalah bangsawan dari ibu kota provinsi. Tidak sia-sia Willy begitu terkenal dengan reputasinya yang mengerikan!"Kamu berani memukulku?" Carlos memegang wajahnya yang merah, dia tidak berani percaya terjadi kejadian seperti ini. Preman di wilayah kecil malah berani memukulnya? Carlos adalah Tuan Muda Keluarga Luando!"Kenapa kalau aku memukulmu? Berani-beraninya membuat kekacauan di wilayahku, masa aku tidak boleh memukulmu?" Willy tersenyum sinis."Kamu tahu, aku adalah anggota Keluarga Luando!" Ekspresi Carlos menjadi muram.Carlos adalah orang yang sangat bergengsi tinggi, tapi kini dia malah dihina di depan umum. Hal ini tentu akan menjadi aib seumur hidupnya!"Keluarga Luando? Lalu, kenapa?" Willy tertawa ketika berkata, "Apa kamu tahu orang yang sangat berkuasa pun akan kesulitan mengalahkan orang setempat? Ini adalah wilayahku, kamu harus tunduk
Ekspresi Willy menjadi muram dan menatap ke sekeliling dengan tajam. Namun, yang membalas Willy adalah beberapa botol bir lagi.Prang, prang, prang!Botol-botol bir terhempas secara berturut-turut dan berhasil menjatuhkan semua pria berotot itu ke lantai dengan sangat tepat. Satu botol bir menjatuhkan satu orang, keakuratannya benar-benar mengerikan!"Siapa yang melempar botol-botol bir ini? Kalau berani, ayo keluar!" teriak Willy dengan marah. Bisa menjatuhkan lebih puluhan orang dengan botol-botol bir ini jelas bukanlah kemampuan biasa."Tuan Willy, kita harus memaafkan dan memberi kesempatan kepada orang lain. Kenapa harus begitu kejam?" Luther perlahan-lahan berjalan keluar dari kerumunan dan langsung menarik perhatian semua orang."Siapa orang ini? Berani-beraninya menyerang anggota Tuan Willy, apa dia tidak mau hidup lagi?""Wajahnya memang tampan, tapi sepertinya otaknya bodoh berani menyinggung Tuan Willy.""Kalau aku adalah dia, aku akan kabur setelah melempar botol bir itu. K
"Kamu ... berani sekali melawanku!" Willy tertegun. Dia memegang kepalanya dengan perasaan tidak percaya dan tangannya penuh dengan darah.Sejak Willy merebut wilayah selatan beberapa tahun ini, belum pernah ada yang berani bersikap tidak hormat padanya, apalagi melemparnya dengan botol bir. Orang ini benar-benar cari mati!"Tuan Willy, dengarkan nasihatku, lupakan saja," kata Luther dengan tenang."Sialan! Kamu harus mati hari ini! Aku akan mencabik-cabikmu!" teriak Willy yang baru bereaksi terhadap kejadian ini.Namun, begitu Willy berkata demikian, sebuah pisau sudah berada di lehernya. Ujung pisau yang tajam menembus kulit Willy dan darahnya segera mengalir. Jika sayatannya lebih dalam lagi, tusukan itu akan mengenai arteri karotis.Seketika, semuanya terdiam. Suasana di bar tiba-tiba menjadi hening. Jeritan Willy berhenti, suara perdebatan orang-orang juga berhenti. Semua orang menatap Luther yang memegang pisau dengan ekspresi yang sangat terkejut.Jika menggunakan botol bir untu
Saat melihat Tuan Wirawan datang, semua orang mengira Luther pasti akan mati. Namun tidak disangka, begitu kedua orang itu bertemu, bukan hanya tidak ada perkelahian yang terjadi. Keduanya malah asyik mengobrol, seolah-olah sudah saling mengenal sebelumnya. Hal ini membuat Willy dan yang lainnya terkejut. Bahkan Ariana dan keluarganya juga tercengang."Tidak mungkin! Apa bocah ini mengenal Tuan Wirawan?""Astaga. Siapa sebenarnya orang ini? Bisa-bisanya dia bercanda dengan Tuan Wirawan!"Semua orang berbisik-bisik karena merasa sangat heran."Tuan Wirawan ... apa Anda mengenalnya?" Willy menelan ludah dan merasa gelisah."Luther ini adalah temannya Bianca. Berani-beraninya kamu menyinggungnya!" Ekspresi Darwo menjadi makin dingin."Hah? Teman Nona Bianca?" Mata Willy terus berkedut karena ketakutan.Bianca bukan hanya salah satu dari tiga tokoh besar di Jiloam. Bahkan, ada keluarga bangsawan dari ibu kota provinsi juga yang mendukungnya dari belakang. Dia adalah tokoh yang memiliki pos
"Paman Darwo, langsung bicarakan intinya saja."Setelah menyesap tehnya, Luther berkata dengan tenang, "Kamu bilang kamu sudah menemukan ginseng kelas atasnya, mana ginsengnya?""Melihatmu begitu buru-buru, aku langsung terus terang saja." Darwo tertawa sambil bertepuk tangan.Setelah mendengar suara tepukan tangan itu, muncul seorang pengawal yang membawakan sebuah kotak kayu. Darwo mengambil kotak kayu itu dan meletakkannya di atas meja, lalu membukanya.Isi kotak itu adalah ginseng dengan ukuran sebesar telapak tangan. Warnanya kuning kecoklatan, dengan akar yang sangat lebat."Benar-benar barang bagus!"Setelah memperhatikan dengan saksama, ekspresi Luther langsung menjadi gembira. Ginseng yang berumur 500 tahun ini benar-benar merupakan harta karun langka! Sekarang, setelah mendapatkan tanaman obat itu, Luther menjadi makin dekat dengan tujuannya!"Luther, bagaimana? Apa kamu puas?" Darwo tersenyum."Tentu saja puas, terima kasih Paman Darwo." Luther tersenyum dan mengulurkan tang
Pada awalnya, Darwo masih tersenyum dengan percaya diri. Namun, Darwo segera menyadari ada yang tidak beres. Kekuatan Luther jauh lebih besar daripada perkiraan Darwo. Darwo bisa merasakan dengan gelombang-gelombang kekuatan mengerikan yang mengalir deras seperti ombak. Telapak tangan Darwo pun mulai berbunyi, seolah-olah akan patah setiap saat!Ekspresi Darwo menjadi muram. Dia akhirnya tidak bisa menahan diri lagi dan meninju dengan keras, mencoba memaksa Luther untuk mundur. Namun, Luther tidak menghindar dan terpaksa menerima tinjunya.Boom! Tinju keduanya saling bertabrakan dan kursi Darwo langsung meledak!Bersamaan dengan itu, tubuh Darwo terdorong mundur oleh kekuatan besar itu, terus-menerus sampai menabrak dinding. Sementara itu, Luther tetap duduk dengan tenang tanpa bergerak sedikit pun. Jelas sekali, siapa yang menang dalam pertempuran kali ini!"Dasar bocah! Ternyata kamu masih punya trik tersembunyi, aku sudah meremehkanmu!"Darwo menyipitkan mata dan ekspresinya terliha
"Aku hanya mengingatkanmu saja, semua hal harus dipikirkan dulu baru bertindak. Jangan pikir ada yang mendukungmu, jadi bisa melakukan semuanya sesukamu."Ariana berkata dengan ekspresi yang serius, "Sebagai seorang pria, pada akhirnya tetap harus mengandalkan kekuatan sendiri. Bergantung pada orang yang berkuasa mungkin akan memberikan kejayaan sejenak, tapi tidak akan bertahan lama. Aku harap kamu akan segera menyadari hal ini."Mendengar perkataan itu, Luther merasa agak lucu. "Bagaimana kamu bisa tahu aku bergantung pada orang yang berkuasa?""Bukankah begitu? Kalau tidak memanfaatkan reputasi Nona Bianca, apa kamu pikir Willy tadi akan melepaskanmu?" Ariana sangat terus terang."Baiklah. Lagi pula, bagi kalian, aku tetap hanya orang yang tidak berguna." Luther menggelengkan kepalanya sambil tersenyum sinis.Persepsi terhadap seseorang sulit untuk diubah. Meskipun suatu hari kenyataannya ada di depan mata, orang-orang itu juga tidak akan percaya dan akan mencari alasan untuk mencob